DESAIN JABATAN
1. Elemen-Elemen Organisasional
Elemen-elemen organisasional merupakan elemen yang harus diperhatikan suatu organisasi
dalam pembentukan atau desain perkerjaan. Elemen-elemen organisasional pada desain
pekerjaan bersangkutan efisiensi. Efisiensi merupakan suatu pencapaian tujuan sesuai dengan
pendanaan-pendanaan yang ditetapkan oleh perusahaan. Pekerjaan-pekerjaan yang dirancang
secara efisien mendorong pegawai yang mampu dan termotivasi untuk mencapai keluaran
(output) yang maksimal. Perhatian akan efisiensi ini telah dimulai sejak munculnya manajemen
ilmiah.
Para ahli mencurahkan risetnya untuk menemukan cara-cara terbaik dalam merancang
pekerjaan yang efisien. Studi gerak dan waktu membeberkan sesuatu disiplin baru, yaitu teknik
industri. Berbagai upaya tersebut menunjukkan bahwa spesialisasi adalah elemen kunci dalam
desain pekerjaan. Bila para pegawai bekerja mengerjakan suatu pekerjaan secara berulang-ulang
kali hingga sampai batas tertentu, maka akan meningkatkan tingkat keluaran (output) yang lebih
tinggi. Penemuan-penemuan para peneliti ini dapat diterapkan dalam era komputerisasi sekarang.
5
Berikut ini adalah elemen-elemen organisasi dalam desain pekerjaan menurut Handoko
(2001:35):
a. Pendekatan Mekanistik
Pendekatan mekanistik berusaha untuk mengindentifikasikan setiap tugas dalam suatu
pekerjaan agar tugas-tugas dapat diatur untuk menimbulkan waktu dan tenaga para pegawai.
Setelah identifikasi tugas selesai, sejumlah tugas dikelompokkan menjadi satu perkejaan.
Hasilnya adalah spesialisasi. Pendekatan ini mendekatkan efisiensi waktu, tenaga, biaya tenaga
kerja, latihan dan pengembangan. Teknik ini masih secara luas digunakan dalam operasi-operasi
perakitan, dan terutama efektif bila para pegawai kurang berpendidikan atau kurang mempunyai
pengalaman.
b. Aliran kerja
Aliran kerja dalam suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh sifat produk atau jasa.
Produk atau jasa biasanya menentukan urutan dan keseimbangan pekerjaan-pekerjaan sehingga
dibutuhkan aliran kerja dari suatu kegiatan.
c. Praktek-praktek kerja
Praktek-praktek kerja merupakan cara-cara bagaimana pelaksanaan kerja yang
ditetapkan. Metode praktek kerja ini bisanya terbentuk dari tradisi atau kesempatan kolektif para
pegawai atau bagian kontrak (perjanjian) kerja dari serikat buruh. Hal ini mengurangi
fleksibilitas departemen personalia dalam merancang pekerjaan-perkerjaan.
2. Elemen-Elemen Lingkungan
Elemen-elemen lingkungan merupakan aspek kedua dalam desain perkerjaan. Para
perancang pekerjaan tidak dapat mengabaikan pengaruh lingkungan eksternal. Elemen-elemen
lingkungan pokok dalam desain pekerjaan adalah kemampuan dan tersedianya para pegawai
potensial serta pengharapan-pengharapan sosial. Pertimbangan efisiensi harus diselaraskan
dengan kemampuan dan tersedianya pegawai yang akan melaksanakan pekerjaan. Misalnya
banyak lowongan kerja yang kadang-kadang sulit untuk diisi karena tidak tersedianya calon
pegawai yang mempunyai kemepuan tertentu. Selain itu desain pekerjaan juga dipengaruhi oleh
pengharapan masyarakat. Misalnya masyarakat di lokasi perusahaan, meskipun tidak mempunyai
keterampilan, namun kenyataannya sering menuntut langan kerja. Disamping itu masyarakat
6
yang mempunyai keterampilan mempunyai pengharapan yang lebih tinggi dalam hal kualitas
kehidupan kerja. Meskipun aliran dan praktek-praktek kerja mungkin menyarankan suatu desain
perkerjaan tertentu, namun pekerjaan harus memenuhi harapan-harapan para pegawai dan
masyarakat.
3. Elemen-Elemen Keperilakuan
Handoko (2001:36) elemen-elemen keperilakuan perlu mempertimbangkan beberapa aspek
dalam desain pekerjaan, yaitu:
a. Otonomi
Otonomi mempunyai pengertian bahwa dalam melaksanakan tugas-tugas dan
tanggung jawab atas pekerjaan. Seorang pegawai diberikan wewenang untuk mengambil
keputusan yang dibutuhkan dalam bidang tugasnya. Dengan diberikannya wewenang
pengambilan keputusan maka berarti akan bertambahnya tanggung jawab, sehingga akan
cenderung meningkatkan perasaan dipercaya dan dihargai. Kurangnya otonomi akan
menyebabkan pegawai menjadi apatis atau menurun prestasi kerjanya. Hal ini akan
mengakibatkan turunnya kepuasan kerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya.
b. Variasi
Variasi pekerjaan sangat dibutuhkan oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya.
Dengan variasi pekerjaan yang baik maka tingkat kebosanan dalam melaksanakan tugas akan
dapat ditekan. Apabila seseorang pegawai telah merasa bosan maka timbul rasa lelah. Kelelahan
yang berlanjut akan mengakibatkan kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan tugas. Dengan
adanya kesalahan-kesalahan ini maka seorang pegawai akan ditegur oleh atasannya. Dengan
tguran ini maka soerang pegawai dapat merasa tidak senang dan tidak puas dalam melaksanakan
tugasnya.
c. Indentitas tugas
Identitas pekerjaan merupakan ciri-ciri, jenjang atau tingkatan dan klasifikasi dari
suatu pekerjaan. Bila pekerjaan tidak mempunyai identitas yang jelas, maka para pegawai akan
kurang merasa bertanggung jawab atas pekerjaannya. Hal ini berarti bahwa kontribusi
(sumbangan-sumbangan atau hasil pekerjaan) para pegawai tidak tampak dengan jelas, sehingga
kepuasan kerja dapat menurun.
d. Umpan balik
7
2. Rotasi pekerjaan
Teknik desain pekerjaan dengan memungkinkan adanya rotasi pekerjaan akan membuat
seorang pegawai secara sistematis berpindah dari satu posisi ke posisi atau pekerjaan yang
lainnya di dalam organisasi. Dengan teknik ini akan membuat pegawai tidak merasa bosan dan
banyak bidang pekerjaan yang akan diketahuinya. Namun tingkat produktivitas akan rendah, hal
9
ini disebabkan karena para pegawai yang baru pindah ke pekerjaannya yang baru akan terlebih
dahulu menyesuaikan diri dan memahami pekerjaannya.
3. Pemekaran pekerjaan
Pemekaran pekerjaan merupakan suatu teknik desain pekerjaan dengan mengadakan
perluasan kerja. Perluasan kerja merupakan kebalikan dari simplikasi pekerjaan. Pekerjaan
diperluas sampai pada tingkat dimana bagian-bagian yang berkaitan erat dan saling mendukung
diselesaikan oleh seorang pegawai atau bagian. Hal ini sangat mengurangi tingkat kebosanan dan
akan meningkatkan kepuasan kerja. Tingkat kebosanan yang turun dan meningkatkan kepuasan
kerja disebabkan banyaknya variasi pekerjaan bagi pegawai yang akan menambah arti dan
tanggung jawab pekerjaan. Pemekaran pekerjaan bersifat horizontal, maksudnya pemekaran
pekerjaan ditujukan kepada pekerjaan-pekerjaan yang sederajat yang masih mempunyai
kesamaan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya.
4. Pemerkayaan Pekerjaan
Pemerkayaan pekerjaan merupakan penambahan tugas dan tanggung jawab dari para
pegawai. Pemerkayaan pekerjaan dirancang untuk mengurangi kebosanan yang sering menjadi
masalah dalam pekerjaan yang berulang-ulang. Program ini memberikan lebih banyak otorisasi
untuk melaksanakan pekerjaan dan pengambilan keputusan dan meningkatkan tanggung jawab.
Pemerkayaan pekerjaan bersifat vertikal, maksudnya pemerkayaan pekerjaan ditujukan kepada
pekerjaan-pekerjaan yang berada di atasnya yang masih mempunyai fungsi yang bersamaan.
Perbedaan yang mencolok dari teknik-teknik tersebut adalah pada teknik pertama ada 4 cara,
sedangkan pada teknik kedua hanya 2 cara. Teknik desain pekerjaan dengan simplikasi pekerjaan
adalah merupakan teknik mempersempit ruang lingkup pekerjaan dari seorang pegawai.
Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Sedangkan perluasan pekerjaan
merupakan teknik-teknik desain pekerjaan yang memperluas pekerjaan dari seorang pegawai
10
atau bagian. Cara kedua dalam teknik kedua yaitu perluasan pekerjan termasuk kedalam
pengertian rotasi pekerjaan, pemekaran pekerjaan (perluasan pekerjaan secara horizontal) dan
pemerkayaan pekerjaan (perluasan pekerjaan secara vertikal). Dengan adanya teknik-teknik
desain pekerjaan ini, para desainer atau perancang pekerjaan dapat merancang pekerjaan dengan
sebaik mungkin dan dapat menyesuaikan pekerjaan dengan kehendak-kehendak pegawai dan
sesuai dengan jenis dan tujuan perusahaan. Desain pekerjaan yang telah sesuai dengan kehendak
pegawai dan sesuai dengan jenis dan tujuan perusahaan maka besar kemungkinan dapat
memuaskan pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas atas pekerjaannya.
Deskripsi Jabatan
Hasil pertama yang segera diperoleh dari analisa jabatan adalah deskripsi jabatan.
Deskripsi jabatan merupakan suatu statement yang teratur dari berbagai tugas dan kewajiban
suatu jabatan tertentu. Deskripsi jabatan adalah penjelasan tentang suatu jabatan, tugas-tugas,
tanggungjawab, wewenang dan sebagainya.
Penyusunan statement ini hendaknya bisa mudah dipahami. Cara seperti ini mungkin bisa
dipergunakan:
a. Identifikasi jabatan
b. Ringkasan jabatan
c. Tugas yang dilaksanakan
d. Pengawasan yang diberikan dan yang diterima
e. Hubungan dengan jabatan-jabatan lain
f. Bahan-bahan, alat-alat dan mesin-mesin yang dipergunakan
g. Kondisi kerja
h. Penjelasan istilah-istilah yang tidak lazim
i. Komentar tambahan untuk melengkapi penjelasan diatas.
Didalam pembuatan deskripsi jabatan bagian terpenting adalah menuliskan atau membuat
tugas-tugas yang harus dilaksanakan untuk jabatan tersebut. Untuk itu kita bisa mulai
menyusunnya dengan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan “apa” dan “mengapa” kita
melaksanakannya. Sewaktu penyusunannya lebih baik dimulai dengan kata kerja.
11
Analisa Jabatan
Analisa jabatan merupakan suatu proses untuk mempelajari dan mengumpulkan berbagai
informasi yang berhubungan dengan berbagai operasi dan kewajiban suatu jabatan. Dengan
demikian analisa jabatan akan mencoba mengupas suatu jabatan, dengan memberi jawaban atas
suatu pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana menjalankannya, mengapa
pekerjaan tersebut harus dilakukan. Hasil dari analisa jabatan adalah deskripsi jabatan dan
spesifikasi jabatan. Proses analisa jabatan sendiri sebenarnya merupakan suatu pengumpulan
data.
Berbagai pendekatan dapat dipergunakan untuk melakukan studi terhadap suatu jabatan, dan
apa yang bisa dipergunakan adalah:
a. Kuesioner.
Dengan mengunakan angket, yang bersangkutan diminta untuk memberikan data-data mengenai
jabatannya dangan kata-kata sendiri. Analis meminta karyawan mengisi kuisioner untuk
menggambarkan tugas-tugas yang berkaitan dengan jabatan dan tanggung jawab mereka.
Keuntungan utama dari metode kuisioner angket adalah informasi atas sejumlah pekerjaan dapat
dikumpulkan secara murah dan dalam waktu yang relatif singkat. Sebaliknya, metode angket
memerlukan waktu yang lama untuk menguji kuisioner tersebut.
b. Menuliskan cerita singkat (written narrative).
c. Pengamatan (observasi).
Metode observasi adalah metode yang digunakan dalam mengumpulkan informasi
dengan mengamati individu yang melakukan pekerjaan itu dan mencatatnya untuk menguraikan
tugas dan kewajiban yang dilakukannya. Metode observasi sangat tepat jika dilakukan pada jenis
pekerjaan yang bersifat pengulangan. Penggunaan metode observasi memungkinkan analisis
dilakukan dekat dengan suasana pekerjaan dilapangan. Walaupun sifatnya pengamatan, namun
tidak seharusnya analis mengamati secara kontinyu perkembangan dari waktu ke waktu.
Penggunaan work sampling dan employee diary/log.
d. Wawancara (interview).
Pekerja diseleksi dan diwawancara secara langsung ditempat pekerjaannya atau yang
terkait langsung dengan pekerjaan yang dianalisis. Tiga jenis wawancara dapat digunakan untuk
mengumpulkan data analisis jabatan, yaitu wawancara individual, wawancara kelompok, dan
12
wawancara penyelia (Dessler: 1997). Dalam beberapa keadaan, seperti pekerjaan yang diarahkan
oleh tim, dapat juga digunakan wawancara kelompok. Salah satu kelemahan metode wawancara
adalah sangat memakan waktu, khususnya jika pewawancara berbicara dengan dua atau tiga
pegawai yang melakukan setiap pekerjaan.
Pendekatan yang paling sering digunakan adalah interview dan biasa dipergunakan baik
untuk pekerja harian maupun bulanan. Berikutnya yang sering dipergunakan adalah observasi,
terutama untuk pekerja-pekerja harian. Walaupun demikian harus disadari bahwa masing-masing
teknik mempunyai kelemahan dan kebaikan sendiri-sendiri. Kelemahan teknik kuesioner dan
written narrative terletak pada data yang diperoleh seringkali tidak lengkap tidak teratur dan
tidak kompak. Tetapi kebaikannya adalah bisa dipergunakan sebagai latar belakang pengetahuan
untuk melakukan interview terhadap pemangku-pemangku jabatan. Sedangkan metode ketiga
dan keempat terutama memberikan data yang lebih lengkap, lebih teliti dan penggunaan waktu
yang lebih baik. Jika pelaksanaan tugas merupakan pekerjaan yang sederhana dan berulang-
ulang maka teknik observasilah yang biasa digunakan.
Spesifikasi Jabatan
Sesudah membaca deskripsi jabatan yang dibuat, maka akan timbul pertanyaan yang
selanjutnya. Misalnya, siapa yang memangku jabatan tersebut, karyawan-karyawan bagaimana
yang akan memenuhi persyaratan-persyaratan bagi jabatan tersebut, apakah jabatan tersebut bisa
dipegang oleh lulusan SD, SMP, SMA, S1, S2 dan lain sebagainya. Jawaban-jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan tersebut disusun menjadi apa yang disebut dengan spesifikasi jabatan.
Dengan kata lain spesifikasi jabatan adalah suatu informasi tentang syarat-syarat yang diperlukan
bagi setiap karyawan atau pegawai agar dapat memangku suatu jabatan dengan baik. Spesifikasi
jabatan merupan suatu statement dari kualitas minimum karyawan yang harus diterima agar
dapat menjalankan suatu jabatan dengan baik. Pada umumnya isi dari suatu spesifikasi jabatan
terdiri dari:
a. Identifikasi jabatan
b. Persyaratan kerja
13
memudahkan dalam menentukan kompensasi yang harus diberikan oleh manajer sumber daya
manusia kepada karyawannya.
d. Penilaian Prestasi
Untuk menentukan apakah suatu pekerjaan bisa diselesaikan dengan baik, maka deskripsi
jabatan akan sangat membantu dalam penentuan sasaran pekerjaannya. Kinerja seorang
karyawan akan berimbas pada keefektifan kegiatan sebuah perusahaan. Dengan adanya analisis
ini, perusahaan akan mampu untuk memeriksa apakah tujuan dan juga sasaran yang ada pada
karyawan sudah tercapai. Hal tersebut biasanya dikarenakan job analysis membantu dalam
menentukan standar suatu pekerjaan. Tentunya seluruh kinerja karyawan akan lebih mudah
diukur dan juga dinilai sesuai dengan standar yang ada.
e. Promosi dan Transfer
Informasi jabatan akan sangat membantu dalam menentukan salinan promosi ataupun
transfer.
Sebuah perusahaan tentu harus diatur sedemikian rupa agar mampu berjalan secara efektif.
Sebuah proses manajerial juga merupakan langkah yang harus dilakukan secara tepat. Untuk bisa
mencapai hal tersebut, membutuhkan yang namanya analisis akan jabatan. Hal ini agar mampu
melakukan proses secara tepat. Proses manajerial ini memerlukan sebuah tahap yang menjadikan
seorang manajer harus jeli dalam memahami karyawannya. Dengan analisis ini, seseorang akan
dengan mudah ditempatkan pada posisi yang sesuai.
f. Organisasi dalam Rangka Peningkatan Produktivitas
Informasi jabatan yang diperoleh dari analisa jabatan seringkali menghasilkan petunjuk
bahwa organisasi yang ada perlu diperbaiki. Hal yang paling penting bagi sebuah perusahaan
ketika menerapkan analisis jabatan ini yaitu kemampuan produktivitas yang meningkat. Hal ini
tentunya berimbas pada pendapatan perusahaan itu sendiri. Ketika sebuah produktivitas
perusahaan mampu berjalan dengan baik, kecil kemungkinan perusahaan tersebut mengalami
kemunduran. Peluang perusahaan untuk berkembang justru lebih banyak.
g. Induksi
Untuk pegawai baru deskripsi jabatan sangat berguna untuk maksud atau tujuan orientasi.
Deskripsi jabatan ini akan memberikan gambaran tentang pekerjaan yang akan dilakukan oleh
pegawai baru tersebut.
15
Jenis Analisis Pekerjaan
c. Standards, ini berhubungan dengan performansi suatu pekerjaan baik dilihat dari
segi standar kuantitas, standar kualitas, dan standar waktu dikaitkan dengan tujuan
organisasi;
d. SKAs (Skills, Knowledge, Abilities), yang mana dibutuhkan kriteria kecakapan,
pengetahuan dan kemampuan yang standar minimal layak untuk diterima;
e. Qualifications, yang berkaitan dengan kualifikasi pendidikan, kualifikasi
pengalaman,dan kualifikasi tambahan yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan.
19
SPESIFIKASI JABATAN
Untuk pria
1. Rambut tidak menutupi wajah/mata
2. Telinga terlihat
3. Panjang rambut tidak melebihi kerah baju
4. Bersihkan telinga
Untuk wanita
1. Tata rambut disesuaikan dengan bentuk wajah bagi yang tidak berjilbab
20
Gaji Staff Costumer service : Rata-rata mencapai Rp. 3.500.000 , minimal mencapai Rp.
2.900.000 dan maksimal mencapai Rp. 4.250.000
DESKRIPSI PEKERJAAN :
Dalam praktiknya fungsi Customer service adalah sebagai berikut (Kasmir, 2005 : 182):
– Sebagai Resepsionis, Artinya sebagai penerima tamu yang datang ke Bank. Tamu yang
dimaksud adalah nasabah yang datang ke bank. Fungsinya dalam hal melayani
pertanyaan yang diajukan nasabah dan memberikan informasi yang diinginkan selengkap
mungkin.
– Sebagai Deskman, artinya sebagai orang yang melayani berbagai macam aplikasi yang
diajukan nasabah atau calon nasabah.
– Sebagai Salesman, artinya sebagai orang yang menjual produk perbankan, maksudnya
menawarkan produk bank kepada setiap calon nasabah yang datang ke bank.
– Sebagai Customer Relation Officer, yaitu sebagai seseorang yang dapat membina
hubungan baik dengan seluruh nasabah, termasuk merayu atau membujuk agar nasabah
tetap bertahan tidak lari dari bank yang bersangkutan.
21
DESKRIPSI PEKERJAAN
TELLER BANK :
Teller adalah karyawan bank yang bertanggung jawab terhadap lalu lintas uang tunai. Teller
disebut juga kuasa kas terbatas karena dalam jumlah uang terbatas karyawan bank tersebut dapat
bertindak secara langsung untuk melakukan transaksi.
Jenis jabatan Teller :
Head Teller.
Assisten Head Teller.
Teller.
Teller kliring.
Teller khusus.
Teller Tabungan.
Petugas stop payment.
23
SPESIFIKASI JABATAN :
PENERIMAAN CALON PEGAWAI BARU PT BANK TABUNGAN NEGARA POSISI
TELLER STAF WILAYAH REIKRUTMEN JABODETABEK
Kualifikasi umum :
1. WNI
2. Laki-laki / perempuan
3. Usia max 24 tahun (belum berulang tahun ke 25 per 31 desember 2015)
4. Belum menikah
5. Tinggi badan laki-laki min 160cm dan perempuan min 155cm
6. Berpenampilan menarik
7. Ramah dan sopan
Gaji Teller Bank perbulan rata-rata mencapai Rp. 3.100.000, paling rendah mencapai Rp.
2.500.000 dan paling tinggi Rp. 12.500.000 . Gaji tersebut belim termasuk tunjangan lainnya.