Anda di halaman 1dari 2

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu disiplin ilmu yang berhubungan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, sehingga dapat membantu peserta didik memperoleh pengalaman langsung dan pemahaman untuk mengembangkan kopetensinya agar dapat menjelajahi dan memahami alat sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA pada pelaksanaannya haruslah diupayakan dalam kondisi pembelajaran yang kondusif dalam arti pembelajaran itu harus bersifat aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan maka dari iru peranan dan fungsi guru dalam pembelajaran harus dapat memberikan warna dan bentuk terhadap proses pembelajaran dan menciptakan situasi yang kondusif, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal.

Belajar kooperatif dapat dimaknai anak-anak belajar dalam kelompok kecil, dan setiap anak dapat berpartisipasi dalam tugas-tugas bersama yang telah ditentukan dengan jelas, dan supervisi diarahkan oleh guru Belajar kooperatif mencakup semua jenis kerja kelompok, termasuk bentuk-bentuk kerja kelompok yang lebih dipimpin oleh guru atau di arahkan oleh guru Belajar kooperatif juga melibatkan anak untuk berbagi tanggung jawab antara guru dan anak untuk mencapai tujuan pendidikan. Peran guru adalah mendukung anak untuk belajar bersamasama, sedangkan anak-anak melakukan tugas dan berperan sebagai teman sejawat dan tutor bagi anak-anak lainnya. belajar kooperatif memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut: a) semua anggota bertanggung jawab untuk belajar dari dirinya sendiri dan belajar dari orang lain; b) anak-anak memberikan konstribusi terhadap anak lainnya dengan cara membantu, memberikan dorongan, mengkritik dan menghargai pekerjaan orang lain; c) setiap individu bertanggung jawab untuk mencapai hasil kelompok. Kegiatan dibangun sesdemikian rupa sehingga setiap anak berbagi tanggung jawab untuk mencapai tujuan. Umpan balik diberikan kepada individu dan kelompok secara keseluruhan; dan d) anak-anak harus mempunyai kesempatan untuk menggambarkan kerja kelompoknya. Dengan menggunakan metode belajar kooperatif pada pendidikan prasekolah diharapkan guru dapat: a) mengembangkan perasaan dan harga diri positif serta meningkatkan ketrampilan anak; b) meningkatkan kemampuan anak dalam mengerjakan tugas; c) meningkatkan toleransi di antara anak; dan d) meningkatkan kemampuan anak berbicara, mengambil prakarsa, membuat pilihan, dan secara umum mengembangkan kebiasaan belajar sepanjang hayat. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah.

Belajar kooperatif juga melibatkan anak untuk berbagi tanggung jawab antara guru dan anak untuk mencapai tujuan pendidikan. Peran guru adalah mendukung anak untuk belajar bersamasama, sedangkan anak-anak melakukan tugas dan berperan sebagai teman sejawat dan tutor bagi anak-anak lainnya. Model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor merupakan model pembelajaran yang lebih mengedepankan aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas. Dari artikel yang saya baca metode ini membantu siswa lebih siap dalam pembelajaran karena mereka harus mencari jawaban sesuai dengan nomor yang dimilikinya. Berkaitan dengan kesiapan ini, maka buku paket atau buku panduan sangat diperlukan. Daerah terpencil yang kekurangan sarana dan media akan kesulitan mempraktekan strategi ini. Ada kecendrungan siswa lebih mudah belajar dengan tutor sebaya. Dengan melakukan diskusi secara sungguh-sungguh, siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai karena setiap anggota harus memastikan anggota kelompoknya memahami dan mengetahui materi atau persoalan yang mereka bahas, sehingga tidak terdapat siswa yang mendominasi dalam kelompok dan interaksi sosial peserta didik berkembang lebih baik. Karena siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok diskusi, waktu yang diperlukan menjadi cukup lama. Guru dituntut untuk mengelola kelas dengan cermat. Jika tidak, ada kemungkinan beberapa siswa tidak memperoleh kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya karena waktunya habis. Penilaian dalam pembelajaran ini hendaknya berupa penilaian hasil dan proses. Untuk penilaian proses, guru dituntut menjadi observer yang teliti dan fasilitator yang baik agar semua siswa betul-betul terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan penilaiannya menjadi penilaian yang otentik.

Anda mungkin juga menyukai