Anda di halaman 1dari 14

Faktor-Faktor Kecelakaan Kerja

Nurul Faizatul Amira Bt Ab Mutalib (102009298) Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Alamat korespondensi: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta 11510 Email: aizami90@gmail.com

Pendahuluan
Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak diharapkan dan tidak direncanakan yang dapat mengakibatkan cedera. Kecelakaan akibat kerja asalah suatu kejadian yang berhubung dengan hubungan kerja pada perusahaan, kecelakaan yang terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau terjadi pada waktu tenaga kerja melakukan pekerjaan. Faktor- faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja adalah faktor manusia, faktor material dan bahan, faktor instalasi, faktor lingkungan kerja, faktor fasilitas kerja dan manajemen. Kecelakaan kerja pada umumnya sebagian besar diakibatkan oleh faktor manusia. Pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja haruslah ditujukan untuk mengenal dan menemukan sebab-sebabnya bukan gejala-gejalanya untuk kemudian sedapat mungkin dikurangi atau dihilangkan. Setelah ditentukan sebab-sebab terjadinya kecelakaan atau kekurangan-kekurangan dalam sistem atau proses produksi, sehingga dapat disusun rekomendasi cara pengendalian yang tepat

Pembahasan

Definisi
Menurut ILO tahun 1989, kecelakaan merupakan kejadian yang tidak diharapkan dan tidak direncanakan yang dapat mengakibatkan cedera. Kecelakaan akibat kerja asalah suatu kejadian yang berhubung dengan hubungan kerja pada perusahaan, kecelakaan yang terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau terjadi pada waktu tenaga kerja melakukan pekerjaan.1 Menurut teori domino oleh Heinrich, suatu kecelakaan bukanlah suatu peristiwa tunggal tetapi kecelakaan ini merupakan hasil dari serangkaian penyebab yang saling berkaitan. Domino yang menggambarkan rangkaian penyebab tersebut (kejadian atau situasi) yang mengawali kecelakaan yang menimbulkan cedera atau kerusakan. Jika satu domino jatuh maka domino ini akan menimpa domino-domino lainnya hingga domino yang terakhir pun jatuh, artinya, kecelakaan. Jika salah satu domino (sebabsebab) itu dihilangkan, misalnya, kita melakukan tindakan keselamatan kerja yang benar, maka tidak aka nada kecelakaan.2 Faktor- faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja adalah faktor manusia, faktor material dan bahan, faktor instalasi, faktor lingkungan kerja, faktor fasilitas kerja dan manajemen.

Manusia
Kecelakaan kerja pada umumnya sebagian besar diakibatkan oleh faktor manusia. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa 80-85% kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia seperti: a. Perilaku
2

Kurang pengetahuan: Menggunakan mesin secara tidak benar, meggunakan metode pendukung yang tidak aman, serta metode transportasi yang tidak benar.
Menggunakan peralatan yang tidak tepat atau tidak memenuhi

spesifikasi atau rusak sewaktu bekerja.3 Sikap: Malu untuk bertanya tentang cara menggunakan alat/mesin tersebut dengan benar. Melakukan tindakan bahaya tanpa memberitahu orang lain seperti menghidupkan mesin atau kenderaan mendadak. Lalai: meninggalkan tempat kerja pada saat mesin sedang beroperasi atau menempatkan mesin atau bahan di tempat yang tidak aman. Bermain-main sewaktu bekerja dan mengganggu rakan kerja.
Tidak mematuhi peraturan - peraturan keselamatan kerja,

seperti tidak memakai baju kerja, tidak mengenakan sarung tangan, tidak memakai kacamata, dan lain-lain.3 Kurang trampil: pekerja tidak mampu mengoperasikan mesin disebabkan ia belum terlatih. Untuk mencegah dari terjadinya kecelakaan, karyawan tidak saja harus menghindari perilaku yang tidak aman di tempat kerja malah ia juga bertanggungjawab memberi tahu karyawan lain.3

b. Tidak patuh terhadap SOP (Standar Operasi dan Prosedur)

Sebelum bekerja: Persiapan dan pemakaian pelengkapan keselamatan kerja untuk si pekerja yakni; pakaian kerja, sepatu kerja, helm, sarung tangan dan lain-lain.
Pemeriksaan alat-alat dan perlengkapan yang digunakan seperti

memeriksaan kondisi tangga.


Pemeriksaan terhadap bahan yang akan dipekerjakan. Lingkungan tempat bekerja juga perlu diperhatikan, sebab

lingkungan kerja yang aman dapat memberikan motivasi terhadap si pekerja untuk bekerja. Sewaktu bekerja Perhatikan keselamatan kerja sewaktu bekerja perlu mendapat perhatian yang serius, sebab biasanya kecelakaan yang sering terjadi adalah sewaktu melaksanakan pekerjaan. Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menghindari atau mengurangi terjadinya kecelakaan dapat ditempuh dengan jalan berikut: Menggunakan peralatan yang sesuai. Jangan coba-coba mengoperasikan mesin tanpa mengetahui prinsip-prinsip kerja yang benar. Si pekerja harus menguasai pengetahuan keselamatan kerja. Konsentrasi penuh dalam bekerja. Selesai bekerja

Setelah selesai bekerja, mesin dan peralatan yang telah dipakai harus dibersihkan dan disimpan dalam lemari untuk mencegah kerusakan pada alat atau mesin tersebut. Selain itu, jangan lupa untuk mematikan panel kontrol listrik karena hal ini sangat membahayakan bagi pekerja lainnya yang tidak mengetahui seperti tanpa sengaja menekan tombol mesin atau terpijak kabel arus listrik dan sebagainya.4

c. Stres Antara contoh stress yang dihadapi oleh pekerja adalah: Stres mental Emosi berlebihan Beban mental berlebihan Pendiam dan tertutup Problem dengan suatu yang tidak dipahami Frustrasi Sakit mental Stres fisik Beban tugas berlebihan Kurang istirahat Kelelahan sensori Terpapar bahan berbahaya Terpapar panas yang tinggi Kekurangan oksigen
5

Gerakan terganggu
Gula darah menurun.3

Karyawan dapat mencegah dan mengelola stres pekerjaan dalam cara berikut: Terapkan gaya hidup yang sehat dan diet seimbang. Kembangkan kesejahteraan psikologis dan nilai-nilai positif. Bersikap optimis dan mempelajari cara menghadapi kesuksesan dan kegagalan, dan menghindari mengejar materi secara berlebihan. Sampaikan pendapat anda kepada manajemen, hilangkan atau kurangi sumber tekanan, dan bahas bersama atasan serta rakan kerja bagaimana memecahkan masalah. Rencanakan pekerjaan anda dan tetapkan prioritas, kemudian perbaiki manajemen waktu anda. Relaks, tenang dan luangkan waktu untuk rehat sejenak jika mungkin. Bina hubungan yang baik dengan rakan kerja, anggota keluarga dan teman, kemudian buatlah jaringan dukungan social. Apabila terkena masalah atau bingung, ungkapkan perasaan anda kepada orang yang anda percayai, atau cari konseling profesional.

Jika anda memiliki gejala kecemasan dan depresi, segera cari bantuan medis.5

Material dan Bahan


Semua tangga harus terbuat dari bahan yang baik dan memiliki kekuatan yang tepat ditinjau dari sudut beban dan tekanan yang dihadapinya. Tangga untuk keperluan sehari-hari biasa terbuat dari kayu atau bambu. Bila kayu yang dipakai, ukurannya
6

harus cukup besar. Jika dipakai kayu borneo yang baik, ukurannya kira-kira sebagai berikut: a. Jika tinggi tangga tidak lebih dari 3 meter, kayu tegak hendaknya berukuran 5 x 7 cm dan anak tangga 2 x 7 cm. b. Jika tingginya lebih dari 3 meter, kayu tegak hendaknya berukuran 3 x 10 cm dan anak tangga 2,5 x 7 cm. Bagian-bagian kayu yang dipergunakan untuk tangga harus terbuat dari bahan dengan kwalitas baik, harus memiliki serat-serat yang panjang, harus berada dalam keadaan yang baik, dan tidak boleh dicat atau dibuat sedemikian sehingga cacat-cacatnya tidak kelihatan. Teras atau bentuk-bentuk tak teratur lainnya pada serat-serat kayu mungkin menjadi sebab terjadinya patah, jika beban relatif besar ditempatkan pada tangga atau jika tangga tersebut terkena perubahan beban yang besar. Tempat-tempat lemah tangga mudah disembunyikan dengan pengecatan. Maka dari itu, pengecatan tidak diperbolehkan. Penggunaan pernis diperbolehkan, asal tembus cahaya sehingga kwalitas kayu mudah diperiksa.6

Instalasi peralatan
1. Hal-hal yang perlu diperhatikan sewaktu menggunakan tangga adalah:

Setiap tangga yang dipakai untuk naik dan turun harus memiliki panjang sekurang-kurangnya 1 meter di atas tempat yang tertinggi yang akan dicapai oleh setiap orang yang menggunakannya atau satu dari sis tegaknya mempunyai panjang 1 meter lebih untuk digunakan sebagai pengangan.

Tangga tidak boleh berdiri di atas bata-bata atau barang lain yang goyah, tetapi harus berdiri pada dataran yang kokoh.

Setiap tangga harus diletakkan sedemikian sehingga di atas dan di bawah tidak mungkin bergerak. Jika di atas tidak dapat dikokohkan letaknya, bagian bawah harus kuat kedudukannya terhadap lantai. Jika kedudukan di lantai juga tidak dijamin kekokohannya, orang lain harus memegangi tangga di bawah.

Cara kerja harus menjamin agar tangga tidak bergerak ke samping. Tangga yang sangat panjang harus dikokohkan kedudukannya terhadap penunjang.

Tangga-tangga harus ditunjang secara sama dan tepat pada kedua sisinya. Jika suatu tangga menghubungkan beberapa lantai, tangga harus dilengkapi pasangan perancah dan suatu tempat untuk singgah ke lantai yang bersangkutan dengan lobang yang sekecil mungkin.6

2. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, perlu diikuti pedoman-pedoman berikut: Tangga harus selalu dipelihara dalam kondisi yang sebaik-baiknya dan harus diperiksa oleh orang-orang yang kompeten. Anak-anak tangga yang hilang atau cacat tidak boleh dikeluarkan untuk dipakai atau diterima untuk dipergunakan. Tangga yang kurang sempurna harus segera diperbaiki. Tangga harus dilengkapi landasan penguat yang tidak selip, jika landasan tersebut membantu mengurangi bahaya selip. Tenaga kerja yang bertugas untuk pekerjaan perbaikan dan memerlukan tangga atau dataran kerja harus menelaah bahwa tangga dan dataran kerja cocok untuk pekerjaannya. Tegaknya tangga harus sedemikian sehingga jarak landasan terhadap dinding tegak adalah seperempat dari panjang bersandarnya tangga. Beramai-ramai naik tangga tidak dibenarkan.

Tangga jangan sekali-kali ditempatkan di depan pintu terkecuali pintu dikunci atau dijamin tidak akan terbuka dan menyebabkan tergelincirnya tangga.

Tangga-tangga tidak boleh ditempatkan saling bersandar satu dengan yang lain sehingga timbul kerusakan padanya.

Tangga tidak boleh dipakai untuk keperluan lain dari pada maksud pembuatannya.

Tangga harus disimpan sehingga:

Mudah diambil untuk pemakaiannya. Mudah dicapai tempatnya. Tidak dipengaruhi cuaca seperti panas dan kelembaban. Tempatnya cukup aliran udara. Jika diletakkan mendatar, harus dipakai penyangga agar tidak lengkung.6

Lingkungan kerja
1. Faktor-faktor keadaan lingkungan kerja yang penting dalam kecelakaan kerja terdiri dari:

Cara menyimpan bahan baku dan alat kerja tidak pada tempatnya Lantai yang kotor dan licin Ventilasi yang tidak sempurna sehingga ruangan kerja terdapat debu. Keadaan lembab yang tinggi sehingga orang merasa tidak enak kerja.

Pencahayaan yang tidak sempurna misalnya ruangan gelap, terdapat kesilauan dan tidak ada pencahayaan setempat.7

2. Tindakan yang perlu dilakukan untuk memperoleh lingkungan kerja yang aman dan sehat adalah: Ventilasi: tempat kerja harus mempunyai kandungan udara yang segar yang dimurnikan dalam jumlah yang cukup Memiliki ventilasi alami yang baik. Jendela haruslah dapat dibuka-tutup. Menerapkan aturan dilarang merokok di area kerja. Menggunakan pengkondisi udara atau kipas.

Pencahayaan Harus cukup terang untuk bekerja tanpa menimbulkan ketegangan mata. Jalur pejalan kaki harus cukup terang. Pekerjaan halus diberi penerangan setempat. Tidak ada cahaya terpusat yang menyilaukan. Menyediakan tirai untuk menahan silau. Menggunakan cahaya alami jika memungkinkan.

Kebersihan Area kerja harus dibersihkan dengan teratur. Sampah harus dibuang ke tempatnya yang sesuai.

Tempat kerja haruslah tidak terlalu sesak.


10

Pastikan setiap orang memiliki volume ruang kerja 11m3. Perhitungkan ruang yang ditempati oleh peralatan berukuran besar.2

Manajemen
1. Faktor manajemen yang dapat menyebabkan kecelakaan adalah:

Standar kerja yang kurang baik. Standar perencanaan yang kurang tepat. Standar perawatan yang kurang tepat. Standar pembelian peralatan yang kurang tepat.8

2. Pencegahan kecelakaan dapat dilakukan dengan adanya sistem kerja yang aman.

Prosedur umum untuk mengembangkan sistem kerja yang aman adalah sebagai berikut:

Mengidentifikasi bahaya dari energi, material, peralatan dan tempattempat berbahaya.

Menyingkirkan bahaya dengan mengubah proses atau materialnya. Menyediakan pelindung i. Pengaman ii. Alat pelindung diri (APD) Alat pelindung kepala Alat ini untuk melindungi kepala dari bahaya terbentur dan terpukul yang dapat menyebabkan luka, juga melindungi kepala dari panas, radiasi, api, dan bahan11

bahan kimia berbahaya, serta melindungi agar rambut tidak terjepit dalam mesin yang berputar. Macamnya antara lain topi dan helm. Alat pelindung telinga Alat ini untuk mengurangi intensitas suara yang masuk ke dalam telinga. Macamnya adalah sumbat telinga (ear plug) dan tutup telinga (ear muff). Alat pelindung mata Alat ini untuk melindungi mata dari kemungkinan kontak bahaya karena percikan atau kemasukan debu, gas, uap cairan korosif, partikel melayang maupun radiasi gelombang elektromagnetis. Macamnya antara lain kacamata dengan ataupun tanpa pelindung samping, tameng muka. Alat pelindung pernafasan Alat ini untuk melindungi pernafasan terhadap gas, uap, debu, atau udara yang terkontaminasi di tempat kerja yang bersifat racun, korosif maupun rangsangan. Macamnya antara lain masker, respirator. Alat pelindung tangan Alat ini digunakan untuk melindungi tangan dari bendabenda tajam atau cedera waktu bekerja, bahaya terpapar bahan-bahan yang bersifat korosif, panas, panas, dingin, tajam ataupun kasar. Macamnya adalah sarung tangan.1 Mengembangkan sistem kerja yang aman Menyediakan pelatihan yang sesuai Menyediakan perlengkapan khusus
12

Memantau apakah sistem tersebut telah diikuti.2

Kesimpulan
Pada kasus yang diberikan, seorang teknisi memanjat tangga dan menginjak bagian yang cacat dan tidak mengenakan sabuk pengaman tersebut jatuh. Pengawas gudang sudah mengetahui bahwa tangga tersebut cacat tetapi ia lupa memasang tanda peringatan atau member perintah agar tangga tersebut segera diperbaiki. Bedasarkan kasus ini, faktor manusia merupakan penyebab utama kecelakaan kerja yaitu kelalaian dalam pengawasan dan proses pekerjaan. Sikap lalai ini perlu dihindari pada masa akan dating untuk mencegah kecelakaan seperti ini berulang lagi. Sistem kerja perlu diperbaiki supaya dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi pekerja-pekerja. Hal ini dapat menurunkan absensi akibat kecelakaan dan seterusnya meningkatkan produktivitas kerja.

13

Daftar pustaka
1. Kadarwati R. Beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian kecelakaan

kerja. 2010. Diunduh dari: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimusgdl-rinikadarw-5201-3-bab2.pdf, 12 Oktober 2012. 2. Ridley J. Ikhtisar kesehatan dan keselamatan kerja. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Erlangga.
3. Hermanto D. Analisis pengaruh kecelakaan kerja terhadap produktivitas di PT

Perisai Abadi Guna Bandung. 2011. Diunduh dari: http://elib.unikom.ac.id/files/ disk1/494/jbptunikompp-gdl-dodiherman-24667-4-bab2, 13 Oktober 2012.
4. Buchari.

Penanggulangan

kecelakaan.

2007.

Diunduh

dari:

http://library.usu.ac.id /download/ft/07002747.pdf, 13 Oktober 2012.


5. Occupational Safety and Health Council. Buku panduan keselamatan dan

kesehatan kerja. 2010. Diunduh dari: http://www.oshc.org.hk/others/bookshelf/ cb1301o.pdf, 14 Oktober 2012.


6. Sumamur. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Diunduh dari:

http://www.artikelk3.com/syarat-syarat-keselamatan-tangga.html, 2012.
7. Kecelakaan

14

Oktober dari:

kerja.

Diunduh

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789 /17569/4/Chapter%20II.pdf, 14 Oktober 2012.


8. Sutanto

H.

Analisis

faktor-faktor

penyebab

kecelakaan

kerja

pada

pembangunan gedung perkantoran dan perkuliahan. 2010. Diunduh dari: http://digilib.its. ac.id/public/14745-paperpdf.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai