Anda di halaman 1dari 12

MENGATASI konflik SECARA konstruktif

Konflik melibatkan perasaan,pemikiran dan lain-lain [sifatnya fisik dan non fisik]

1. The invisible conflict


Konflik yang terjadi masih pada batin saja, jadi tidak nampak. Pada saat ini tidak nampak dalam komunikasi, ucapan, sikap atau tindakan Biasanya masih dalam taraf tidak menyinggung masalahnya apabila bertemu dalam satu bidang atau waktu.

2. The Perceived/experienced conflict


Konflik yang terjadi pada tingkatan ini adalah konflik yang sudah diketahui, dialami, atau sudah tampak. Ketidak cocokan dengan lawan sudah ditampakkan dengan perlawananperlawanan. Dari masalah pendapat,motif, tuntutan, tindakan, dan bentuknya adalah perlawanan mulut atau sikap

3. The Fighting
Sudah berubah dalam bentuk perlawanan fisik,baku hantam [agresif] Kondisinya sudah tidak dapat ditahan dengan hanya berucap saja, namun sudah dengan tindakan Apabila dalam pembicaraan sudah dengan emosi

Penyebab konflik
Merasa tidak dihargai, didiskreditkan terutama pada momen2 yang sensitif. Manajemen gagal mendefinisikan peranan dan tugas masing2 anggota secara jelas. Terjadi overlap tugas. Komunikasi yang lemah. Kaitannya dengan keputusan yang tidak jelas atau sosialisasi yang tidak jelas.

Kegagalan mengendalikan diri atau kehilangan kendali [loosing control/ temperament] A personality clash dengan bentuk macam2. Orang yang tidak suka dengan gaya kepemimpinan/gaya kerja individu tertentu akan menimbulkan konflik. Kurang pengalaman dalam menduduki posisi/jabatan tertentu, biasanya akan menimbulkan konflik.

Konflik dapat menjadi positif


Secara teori, konflik bersifat jelek. Perspektif yang perlu dimunculkan bukan semata-mata bahwa itu jelek atau tidak. Kenyataan, bahwa konflik sulit dihindari walau kita tidak menghendaki. Karena merupakan konsekuensi komunikasi Jadi yang perlu dimunculkan adalah perspektif positif apabila memang benar-benar tidak mampu dihindari

Tujuan perspektif positif, agar kita tetap menjadi lebih positif menghadapi hal2 yang tidak positif Kita tidak terlalu terbawa keadaan yang tidak sehat Efek negatif akan terbawa dalam kinerja kita.

Mengelola konflik agar dapat memacu produktivitas kerja


Fokuskan konflik pada kepentingan,kebutuhan atau prestasi Menggunakan cara-cara yang terbuka, dengan tujuan memacu diri dalam mencapai sasaran yang diinginkan Ciptakan cara yang kreatif agar dapat menghasilkan yang maksimal

Tanda-tanda konflik yang destruktif


Pada dasarnya bentuk konflik memang destruktif atau kontra produktif Terjadi apabila fokus konflik adalah individu.Terutama semua merasa benar. Ketika semua tindakan individu dianggap selalu salah , padahal salah adalah bagian dari tindakan. Ketika hanya keinginan pribadi yang muncul, bukan keinginan bersama

Ketika tidak ada usaha untuk mengkomunikasikan konflik pada individunya Ketika problem terus bertambah, dan dibiarkan. Semua tergantung bagaimana kita dapat mengatur diri.

Cara mengontrol emosi


1. Catch, sadar emosi kita sedang bermasalah 2. Change,berusaha mengganti dengan yang lebih positif 3. Create, menciptakan pespektif , tindakan yang tidak memperkeruh suasana.

Anda mungkin juga menyukai