Anda di halaman 1dari 3

PEMBAHASAN A. Q.

S Luqman Ayat 17

nad kiab gnay nakajregnem )aisunam( halhurus nad talahs halnakiriD ,ukkana iaH cegahlah )mereka( dari perbuatan yang mungkar dan tersabarlah terhadap apa yang hal yang di ajibkan -hal menimpa kamu. aesungguhnya yang demikian itu termasuk oleh lllah(.o(
B. Arti Kata Sulit

: : : : : :

Wahai anakku Dirikanlah Dan perintahkanlah (manusia) Dengan kebaikan (taat kepada Allah) Dan bersabarlah Apa yang menimpamu (ketika memerintah dan mencegah) Perkara yang ditentukan dan penting

C. Tafsir Kata Kunci Pertama: Firman Allah

SWT, (

shalat." Leqman berwasiat kepada anaknya dengan ketaatan ketaatan paling besar, yaitu shalat, menyuruh kepada yang makraf dan melarang dari yang mungkar. Tentu saja maksudnya setelah dia sendiri melaksanakannya dan menjauhi yang mungkar. Inilah ketaatan dan keutamaan paling utama. Kedua: Firman Allah SWT, (

") Hai

anakku,

dirikanlah

menimpa kamu," mengandung anjuran untuk merubah kemungkaran sekalipun Anda mendapatkan kemudharatan. ini mengisyaratkan bahwa orang yang merubah terkadang akan disakiti. Ini semua hanya sebatas kemampuan dan kekuatan sempurna hanya milik Allah SWT. Ketiga: Firman Allah SWT, (

) Dan bersabarlah terhadap apa yang

yang diwajibkan (oleh Allah)." Ibnu Abbas RA berkata, "Di antara hakikat keimanan adalah bersabar atas segala yang tidak diinginkan." Ada yang berpendapat bahwa mendirikan shalat, menyuruh kepada yang makruf dan melarang dari yang mungkar termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Demikian pendapat

) yang demikian itu termasuk hal-hal

yang dikatakan oleh Ibnu Juraij. Bisa juga maksudnya adalah termasuk akhlak mulia dan hal-hal yang mesti dilakukan oleh orang-orang yang menjalani lorong keselamatan. Namun perkataan Ibnu Juraij lebih tepat.[1] D. Tafsir Keseluruhan Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Luqrnan as. melanjutkan nasihatnya kepada anaknya nasihat yang dapat menjamin kesinambungan Tauhid serta kehadiran Ilahi dalam kalbu sang anak. Beliau berkata sambil tetap memanggilnya dengan panggilan mesra: Wahai anakku sayang, laksanakanlah shalat dengan sempurna syarat, rukun dan sunnah-sunnahnya. Dan di samping engkau memperhatikan dirimu dan membentenginya dari kekejian dan kemungkaran, anjurkan pula orang lain berlaku serupa. Karena itu, perintahkanlah secara baik-baik siapa pun yang mampu engkau ajak men,gejakanjan ma'ruf dan cegahlah mereka Darikemungkaran. Memang, engkau akan mengalami banyak tantangan dan rintangan dalam melaksanakan tuntunan Allah, karena itu tabah dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu dalam melaksanakan aneka tugasmu. Sesungguhnya yang demikian itu yang sangat tinggi kedudukannya dan jauh tingkatnya dalam kebaikan yakni shalat, amr. ma'ruf dan nahi munkar atau dan kesabarantermasuk hal-hal yang dipermtah Allah agar diutamakan, sehingga tidak ada alasan untuk mengabaikannya Nasihat Luqrnan di atas menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan amal-amal saleh yang puncaknya adalah shalat, serta amal-amal kebaaikan yang tecermin dalam amr marruf dan nahi munkar, juga nasihat berupa perisai yang membentengi seseorang dari kegagalan yaitu sabar dan tabah. Menyuruh mengerjakan ma'ruf, mengandung pesan untuk mengerjakannya, karena tidaklah wajar menyuruh sebelum diri sendiri mengerjakannya. Demikian juga melarang kemungkaran, menuntut agar yang melarang terlebih dahulu mencegah dirinya. Itu agaknya yang menjadi sebab mengapa Luqman tidak memerintahkan anaknya melaksanakan ma'ruf dan menjauhi mungkar, tetapi memerintahkan, menyuruh dan mencegah. Di sisi lain membiasakan anak melaksanakan tuntunan ini membuat dalam dirinya jiwa kepemimpinan serta kepeduhan sosial.[2] Ibn Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa pertama, perintah melaksanakan sholat yang terdapat dalam ayat ketujuh belas surah Luqman mencakup ketentuan-ketentuan, syarat-syarat dan ketepatan waktunya. Kedua, perintah amr maruf nahimunkar berarti perintah melakukan kebajikan dan melarang dari setiap perbuatan buruk. Ketiga, bersabar atas segala gangguan dan rintangan yang datang menghadang pada saat kita hendak melaksanakan amr maruf nahi munkar. Karena menurut beliau, setiap orang yang hendak mengerjakan amr maruf nahi munkar pasti akan mendapat rintangan, cobaan atau halangan, dan pada saat itulah

dibutuhkan kesabaran. Imam Mujahid dalam tafsirnya menjelaskan yang dimaksud dengan amr maruf nahi munkar pada ayat ini adalah siapa yang mengajak orang untuk beriman kepada Allah SWT dan mencegah orang untuk menyembah kepada selain-Nya, maka itu dinamakan amr maruf nahi munkar.[3] Ma'ruf adalah "Yang baik menurut pandangan umum suatu masyarakat dan telah mereka kenal luas", selama sejalan dengan al-khair (kebajikan), yaitu nilai-nilal Ilahi.Mungkar adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh mereka serta bertentangan dengan nilai-nilai Ilahi. Karena itu, QS. Al-Imran [3]: 104 menekankan: 104. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung. [217] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.[4] E. Kesimpulan Qs. Luqman ayat 17 menerangkan mengenai kewajian mengerjakan shalat karena shalat merupakan hal yang utama serta di wajibkan untuk mengerjakan yang baik serta mencegah dari perbuatan yang mungkar dan diserukan untuk bersabar ketika menghadapi sesuatau yang menimpa dirinya (anak Luqman) dan dari ketika tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwasannya itu adalah wajib untuk dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai