Anda di halaman 1dari 2

Apa Susahnya Pacaran Tanpa Seks? Apa Susahnya Pacaran Tanpa Seks?

Kehamilan yang tidak diinginkan, AIDS, penyakit kelamin, dan seabreg masalah lai nnya memang bisa timbul dari hubungan seks pra-nikah. Herannya, masalah kayak gini ini tetap saja sering dialami para remaja yang sedang 'semangat-semangat'nya berpacaran. Memangnya, su sah ya pacaran nggak pakai 'acara' itu? Banyak faktor pendorong terjadinya seks pra-nikah. Perasaan cinta yang terlalu d alam, pengikat hubungan dan rencana pernikahan dalam waktu dekat, bisa menjadi alasan. Termasuk pula pengaruh kebudayaan dan informasi global. Mungkin untuk mereka yan g sudah kecemplung melakukannya, ada kiat-kiat untuk menghindari bahaya-bahaya sep erti di atas. Namun, untuk mereka yang belum, sangat perlu buat melengkapi diri dengan 'jurusjurus' jitu. Definisi De Guzman& Diaz(1999) menyebutkan bahwa, pacaran adalah wujud kedekatan dua orang yang jatuh cinta, yang juga melibatkan hubungan seksual. Dan, ini waja r adanya. Tapi, kalau tanpa komitmen, hal ini malah bisa menjadi bumerang yang lebih dari sekadar merepotkan. Lebih dari itu, seks pra-nikah membutuhkan kesiapan, mental, material, dan fisik . Menurut penelitian dari PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia), seperti yang dituliskan Laily Hanifah (Benarkah Pacaran Faktor Utama Hubungan Se ksual Pra Nikah Remaja?) dalam Jurnal Jender dan Kesehatan edisi Maret 2001, hubungan intim semasa pacaran lebih disebabkan keinginan pihak pria. Nah, si pria yang diasumsikan secara general lebih aktif, dominan dan banyak mau nya, mendorong si wanita dengan berbagai usaha untuk setuju ber'intim'-ria. Gayung pu n bersambut, wanita dengan segala kepasrahannya akhirnya tersudut untuk 'membuktikan' cintany a cintanya dengan menyerahkan 'tahta'nya. Tampaknya memang jender sekali, tapi begitulah ha sil penelitian itu menyebutkan. Berani bilang 'tidak' Lebih jauh, pacaran sebenarnya adalah tahap penjajakan yang belum tentu berakhir dengan pernikahan. Dalam fase tersebut, tidak menyertakan ke'intiman' dengan ala san moral ataupun risiko kesehatan adalah salah satu tanda sehatnya hubungan pacaran . Untuk mengantisipasinya, komitmen adalah hal yang utama. Kalau dari awal jadian pasangan tersebut menyetujui tidak akan neko-neko dan 'macem-macem', salah satu

pihak bisa komplain kalau di kemudian hari ada yang melanggar 'aturan main'. Dari hasil penelitian, ternyata jurus bilang 'tidak' dengan alasan 'itu dosa' cu kup ampuh. Soalnya, bilang takut hamil kan sudah ada kondom. Bilang takut terkena pe nyakit, kan sudah ada kondom, dan sebagainya. Biasanya, pria bakal berpikir dua-tiga kal i untuk mengajak pasangannya berasyik-masyukkalau diingatkan akan dosa. Memang, sebenarnya masih banyak yang bisa digali dan dipertanyakan mengenai keab sahan penelitian tersebut. Namun, untuk satu hal kita sepakat bahwa ke'intiman' dalam pacaran haruslah dibatasi untuk mencegah hal yang tidak diingini. Tapi, kalau memang sudah merasa 'terlanjur', berhati-hatilah dalam melakukannya. Mau yang terbaik? Kawin aja, deh! Banyak orang bilang ternyata yang halal jauh l ebih enak dari yang haram.

Anda mungkin juga menyukai