Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM KIMIA

OLEH : Yohanes Frans Boli Tobi

D III FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN PERMATA INDONESIA YOGYAKARTA 2012

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rizki serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan baik. Akhirnya dengan segala kerendahan hati izinkanlah saya untuk menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berjasa memberikan motivasi dalam rangka menyelesaikan laporan ini. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Sumantry M., Sc., Apt, sebagai pengampuh mata kuliah kimia farmasi 1 yang senantiasa memberikan pengarahan kepada kami dan membimbing kami dalam praktek 2. Ibu Rahma Aliya, S. Farm.,Apt, yang membimbing kami dalam praktikum 3. Orang tua kami yang telah memberikan bantuan berupa doa dan materi. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait, yang telah membantu saya dalam menyelesaikan laporan ini. Akhir kata, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam laporan ini, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya harapkan.

Yogyakarta, 30 Oktober 2012

Yohanes Frans Boli Tobi

PERCBAAN 1 PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM KIMIA

I.

TUJUAN PRAKTIKUM Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan untuk dapat mengenal alat-alat dalam laboratorium kimia dan cara penggunaannya. Percobaan ini sebagai pendahuluan bagi percobaan-percobaan berikutnya.

II.

DASAR TEORI Berikut ini akan dibicarakan beberapa alat yang akan di pakai seperti : 1. Tabung reksi Tebuat dari gelas ayau plastik. Dipakai untuk mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah sedikit. 2. Penjepit Terbuat dari kayu atau kawat. Gunanya untuk memegang tabung reaksi pada waktu pemasan. 3. Pengaduk Digunakan untuk mengaduk suatu campuran atau larutan zat-zat kimia pada waktu malakukan reaksi-reaksi kimia. Dipakai juga untuk menolong pada waktu menuangkan cairan dalam proses penyaringan. 4. Corong Biasanya terbuat dari gelas. Gunanya untuk menolong pada waktu memasukan cairan kedalam suatu tempat yang sempit mulutnya, seperti : botol, labu ukur, buret, dan lain-lain. 5. Gelas arloji Terbuat dari gelas. Gunanya untuk meninbang zat yang berbentuk kristal. 6. Gelas ukur Dipakai untuk mengatur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini mempunyai skala dan terdiri dari berbagai macam ukuran. Jangan digunakan untuk mengukur larutan/pelarut yang panas. 7. Gelas piala (beaker gelas) Alat ini merupakan alat pengukur volume. Digunakan sebagi tempat larutan dan juga dapat memanaskan larutan zat-zat kimia.

8. Erlenmeyer Alat ini juga bukan merupakan alat pengukur volume. Dipakai untuk tempat untuk zat yang kan dititrasi. Kadang-kadang boleh juga unutk memanaskan larutan. 9. Labu ukur Terbuat dari gelas. Mempunyai beramacam-macam ukuran. Digunakan untuk membuat larutan standar dengan volume setepat-tepatnya, sering juga dipakai dalam pengecekan sampai volume tertentu. Jangan digunakan untuk mengukur larutan/pelarut yang panas. 10. Cawan porselin Terbuat dari porselen. Digunakan untuk menguapkan atau

memekatkansuatu zat. Bisa pula digunakan untuk pengarangan. 11. Pipet gondok/pipet volum Dibagian tengah dari pipet ini ada bagian yang membesar (gondok). Ujungnya runcing. Digunakan untuk mengambilkarutan dengan volume tertentu dan dengan tepat. Alat ini lebih tepat dari gelas ukur. Ukuranya juga bermacammacam. 12. Pipet ukur Berbeda dengan pipet gondok, pipet ini semua bagiannya sama, digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu, mempunyai ukuran berbeda. 13. Pipet pastur (pipet tetes) Digunakan untuk mengambil larutan dalam jumlah kecil. 14. Buret Terbuat dari gelas, mempunyai skala dan kran. Digunakan untuk malakukan titrasi. Zat yang di pakai untuk menitrasi (tirtasi) di tempatkan dalam buret dan dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui kran. Volume dari zat yang dipakai dapat dilihat pada skala.

III.

ALAT DAN BAHAN 1. Bahan Larutan amonium klorida Larutan NaOH 0,1 N dan !)% Larutan HCl 0,1 N - larutan Pb asetat - larutan H2SO4 pekat - lakmus biru dan merah

2. Alat Tabung reaksi Penjepi Pengaduk Corong Erlenmeyer Labu ukur 50 ml Pipet gondok 25 ml - pipet ukur 10 ml - pipet tetes - buret dan klem - ball pipete - lampu spitus - kaki tiga dan kassa

IV.

PERCOBAAN DAN CARA KERJA Untuk dapat mengerti tentang alat-alat dan cara penggunaanya, pada praktik kali ini kami melakukan beberapa percobaan yaitu : titrasi dan penyaringan. Yang di perhatikan dalam praktikum ini adalah bagaimana cara menggunakan alat-alat dengan baik. 1. Titrasi Titrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengetahui dan menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi merupakan metode analisis kimia yang cepat dan akurat. Langkah kerja: Buret dicuci dengan larutan pencuci, kemudian dibilas dengan larutan NaOH 0,1 N NaOH 0,1 N diisi dalam buret sampai skala 0 Diambil 10 ml larutan HCl 0,1 N menggunakan pipet gondok dan dimasukan dalam erlenmeyer lalu tambahkan 3 tetes indikator fenolftalein Titrasi dihentikan ketika penambahan setetes NaOH memberikan warna merah sangat muda yang tak mau hilng pada saat penggoyangan. pada di tunjukan angka 8.30. Di ulang 2 kali lagi dan memberikan hasil : 8.00 dan 8,00 Menghitung normalitas.

2. Penyaringan Menyaring adalah cara untuk memisahkan suatu endapan dari suatu larutan. Dalam percobaan ini akan disaring PbSO4 yang dibuat dengan mereaksikan H2SO4 dengan Pb asetat. Langkah kerja sistematis 5 ml larutan Pb asetat dimasukan dalam tabung reaksi + H2SO4 - terjadi endapan berwarna putih Kertas saring dilipat menjadi lipatan. Di masukan kedalam corong dan dibasahi dengan air suling hingga melekat pada dinding gelas. Corong tersebut dipasang di atas erlenmeyer. Larutan PbSO4 melalui corong berkertas saring lingkaran, kemudian dilipat lagi 3 kali

V.

DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Dari percobaan diatas di dapatkan data-data pengatan, yaitu: 1. Titrasi Titrasi di lakukan sebanyak 3 kali dan hasilnya berbeda. Dari hasil 3 kali titrasi tersebut di dapatkan data: Tirtasi I Titrasi ke-II = 8.30 ml = 8.00 ml

Titrasi ke-III = 8.00 ml Dari data di atas dihitung normalitas untuk setiap hasil titrasi yang didapatkan. Perhitungan ini menggunakan rumus:

Tirtasi I

8.30 ml

N = 0.00120482

Titrasi ke-II

8.00 ml

N= N = 0.00125

Titrasi ke-III N= N= N = 0.00125

8.00 ml

Dari hasil di atas dapat di tentukan Nrata-rata : Nrata-raata = =

Nrata-raata = 0.00123494 Jadi nilai normalitas zat yangdititrasi, yaitu HCl di atas adalah 0.00123494

2. Penyaringan PbCH3 + H2SO4 PbSO4 + H2CH3 Menghasilkan endapan warna putih

VI.

KESIMPULAN Semua alat-alat dalam laboratorium digunakan sesuai fungsi dan kegunaannya masing-masing Bentuk dan ukuran alat-alat dalam laboratorium juga disesuaikan dengan kegunaannya. Seperti erlenmeyer yang mempunyai lingkar mulut lebih kecil dari lingkar dasar untuk memudahakan saat melakukan titrasi. Bentuk tersebut mengurasngi resiko tumpahnya bahan yang dititrasi. Contoh lainya seperti pipet gondok yang mempunyai volume 50 ml, hanya di gunakan untuk mengambil suatu larutan dengan volume 50 ml. Alat-alat dalam laboratorium digunakan dengan hati-hati karna banyak alat yang terbuat dari kaca dan mudah pecah.

VII.

DAFTAR PUSTAKA

http://dzali.noiaenterprise.com/pengertian-titrasi/ di akses tanggal 26 November 2012 http://kamusq.blogspot.com/2012/04/titrasi-dan-prinsip-dasar-titrasi.html tanggal 26 November 2012. di akses

Anda mungkin juga menyukai