1 Abstrak Pada praktikum mata kuliah Instalasi Listrik Gedung di semester 5 praktikan diberikan salah satu contoh rancangan penanganan air limbah yaitu Waste Water Pump Station yang berfungsi untuk memindahkan limbah dari kolam penampungan pertama ke kolam penampungan berikutnya secara otomatis untuk menjalani proses pengolahan air limbah selanjutnya. Pada system ini mempunyai tiga buah sensor untuk mengukur tingkat ketinggian limbah pada tangki penampungan sekaligus memberikan sinyal, pompa mana dan berapa pompa yang harus bekerja. Pada system ini juga dilengkapi dengan indikasi gangguan yaitu No Flow (apabila tidak ada aliran air), Over Load pompa (apabila terjadi beban lebih pada pompa). Selain mempunyai indikasi gangguan, system ini juga memiliki indikasi jika Volume limbah lebih besar dari tangki penampungan (indikasi Level Over Limit). 1.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut : 1. Setelah melaksanakan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat merancang dan merangkai rangkaian kontrol pengolahan limbah yang ada di industri. 2. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan penelusuran atau menganalisa jika pada sistem terjadi gangguan (mampu melakukan Trouble Shooting). 1.3 Ruang Lingkup Dalam praktikum ini dititikberatkan pada control panel, dimulai dari menentukan ukuran panel, membuat Bill of Quantity, penempatan komponen serta simulasi yang mendekati kondisi real di lapangan, cara membaca gambar rangkaian, pengawatan, dan Labelling.
BAB II KOMPONEN DAN KEGUNAANNYA Pada pembuatan instalasi pengolahan limbah ini terdiri dari beberapa komponen yang saling bekerja sama antara satu dengan yang lainnya baik itu komponen utama maupun komponen sebagai simulasi. Adapun komponen dan fungsi untuk pengoperasian pengolahan air limbah ini adalah : 1. Sakelar utama (main switch), berfungsi sebagai pemutus aliran listrik dari sumber PLN ke panel. 2. MCB tiga fasa, digunakan sebagai pengaman arus hubung singkat dan beban lebih. 3. Kontaktor, berfungsi sebagai penghubung antara sumber dengan motor. 4. Thermal Over Load Relay (TOLR), digunakan sebagai pengaman motor dari gangguan beban lebih. 5. Buzzer atau alarm, berfungsi untuk memberikan peringatan kepada operator bahwa pada sistem sedang terjadi gangguan. 6. sakelar impuls, difungsikan sebagai change over, artinya pada saat terjadi pasang surut pada tertentu sakelar impuls akan mngendalikan pompa supaya dapat bekerja secara bergantian. 7. Flow controller, sensor yang bekerja secara mekanik yang mendeteksi adanya aliran air atau tidak didalam pipa. 8. Non Return Valve, difungsikan agar air dalam pompa dan pipa tidak kosong sehingga pompa dapat bekerja setiap saat. 9. Floating Switch, sensor yang bekerja dengan memanfaatkan tinggi rendahnya permukaan air yang digunakan untuk mendeteksi volume air. 10. Hour Counter, menunjukan lamanya pompa beroperasi dalam satuan jam. 11. Dioda, berfungsi sebagai penyearah, tetapi dalam hal ini difungsikan sebagai pemblock arus (Blocking Current). 12. Relay, merupakan sakelar yang bekerja secara elektromagnetik.
Bill of Quantity No
1
Nama Barang
Kontaktor Vkontak Vcoil Ikontak NO NC
Spesifikasi
= 380 V = 220 V 12 =2 =1 Fuse Complete Irating Iframe Vfuse holder =6 = = 48 A AF V A
Satuan / Unit
Pcs
Jumlah
2
Fuse
Set
Set
Vfuse holder = 220 V 3 Switch Rotary switch Vkontak Ikontak Pole 4 MCB Vkontak Ikontak Pole BC 5 Impuls Vkontak Vcoil Ikontak NO NC = 380 V = 25 =3 A pole Pcs Pcs 2 2 Pcs 3
Pcs
Timer
Set
Set
Relay
Set
Set
TOLR
set
9 10 11 12 13 14
Hour Meter Pilot Lamp Dioda Transformator Non Return Valve Push Button
2 7 7 1 2 3
15
Kabel
V Jenis
= 220 = NYAF
secukup nya
2,5 mm2 , 6 mm2 Kode warna = Merah, Kuning, Hitam, Biru Jenis = NYY 3x1,5mm2 Kode warna = Hitam
16
Kabel
= 48 = NYAF
secukup nya
17 18 19
Vkontak
= 220 V
3 2 4
21 22
V kerja = 220 V, 1,5 mm2 V kerja = 220 V, 1,5 mm2 , 2,5 mm2
Set Set
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama Barang Obeng Plus Besar Obeng Plus Sedang Obeng Minus Besar Obeng Minus Sedang Obeng Minus Kecil Tang Kombinasi Tang Kupas AVO Meter Gunting
Jumlah (buah) 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3.1 Deskripsi Umum Waste Water Pumping Station Sistem pengolahan limbah dibagi kedalam tiga level yang menyatakan ketinggian limbah, dimana setiap level mempunyai perlakuan respon yang berbeda dari system ini. Apabila limbah telah mencapai Level 1, maka salah satu pompa (pompa 1 atau pompa 2) akan bekerja. Jika limbah tersebut pasang-surut/ berada pada daerah Level 1 maka kedua pompa tersebut akan bekerja secara bergantian. Apabila volume limbah yang dikeluarkan bertambah banyak sehingga limbah telah mencapai Level 2, maka kedua buah pompa akan bekerja secara bersamaan untuk mempercepat proses pemompaan ke tangki selanjutnya. Jika volume air telah berkurang maka pompa yang bekerja terakhir akan berhenti bekerja, sedangkan pompa yang satunya tetap bekerja untuk terus mengurangi volume air hingga habis. Jika limbah tersebut pasang-surut pada daerah Level 2, maka pompa yang terakhir bekerja yang beroperasi jika volume mencapai level 2 dan berhenti beroperasi jika volume telah berkurang dari Level 2. Pada saat volume limbah sangat banyak hingga mencapai level 3 (Level Over Limit) maka selain kedua pompa tetap terus bekerja memompakan limbah ke tangki penampungan lainnya, system akan memberi informasi kepada operator secara otomatis untuk segera membuka pintu cadangan agar limbah tidak meluap keluar dari tangki penampungan. Untuk memetikan alarm cukup dengan menekan tombol alarm off pada panel.
3.2 Cara Kerja Rangkaian Untuk mengoperasikan rangkaian ini posisi dari sakelar utama harus dalam keadaan ON. Kemudian untuk masing-masing pompa di cek apakah tegangan sudah masuk ke rangkaian, yaitu dengan memutar hand impuls
menunjuk pada posisi jump, jika rangkaian bekerja berarti tegangan sudah masuk ke rangkaian. Selanjutnya kedua hand impuls untuk pompa satu dan dua putar menunjuk posisi Auto. Ini berarti kedua pompa sudah siap bekerja (stand By). Apabila air dalam penampungan volumenya bertambah dan mencapai floating switch 1 (Level 1) yang disimulsikan dengan sakelar tunggal, maka salah satu pompa akan bekerja. Jika terjadi pasang surut pada limit 1 maka pompa akan bekerja secara bergantian, yang dikendalikan oleh sakelar impuls (d14). Apabila volume air dalam penampungan terus bertambah dan mencapai Floating switch 2 (Level 2) yang disimulasikan dengan sakelar tunggal, maka pompa lain yang tidak bekerja akan bekerja, sehingga pada level ini kedua pompa akan bekerja bersamasama. Apabila pada level ini volume air berkurang, maka pompa yang terakhir bekerja akan dimatikan kembali. Apabila volume air masiih terus bertambah dan mencapai batas over limit yang disimulasikan oleh push button, maka alarm 1 dan lampu indicator pada panel akan bekerja, yang mengindikasikan bahwa air di dalam penampungan mencapai over limit untuk segera dilakukan tindakan selanjutnya. 3.2.1 Keadaan Normal Pada kondisi normal, pompa akan tetap bekerja meskipun timer d11 untuk pompa 1 dan timer d16 untuk pompa 2 seting waktunya telah habis. Untuk mengoperasikan agar rangkaian bekerja keadaan normal, maka timer d11 dan d16 harus di seting lebih besar dari setting timer On Delay (flow controller) pada papan simulasi sehingga arus yang masuk ke koil kontaktor C21 dan C23 sekarang melewati flow controller tidak lagi melewati timer d11 dan d16.
3.2.2 Keadaan Tidak Normal Pada kondisi tidak normal, pompa akan mati bersamaan dengan habisnya setting waktu pada timer d11 untuk pompa 1 dan d16 untuk pompa 2. Kondisi ini terjadi karena setting waktu timer d11 dan d16 lebih kecil dari timer On Delay
pada papan simulasi sehingga pada saat setting waktu timer d11 dan d16 habis arus yang mengalir ke koil kontaktor C21 dan C23 terputus, karena kontak flow controller belum menutup, Pada keadaan ini maka alarm 1 dan lampu indicator No Flow pada panel akan bekerja. Untuk mematikan alarm ini dengan memutar Hand Impuls menunjuk angka 0. Pada kenyataan di lapangan keadaan ini diartikan bahwa pada pada pipa pompa tidak ada aliran. 3.2.3 Keadaan Over Load Keadaan Over Load terjadi apabila pada motor pompa terjadi beban lebih, artinya arus yang mengalir ke kumparan motor lebih besar, melebihi seting TOLR yang telah ditentukan maka motor akan berhenti bekerja dan alarm 1 dan lampu indicator Over Load pada panel akan bekerja. Untuk mematikan alarm ini sama dengan keadaan no flow. Karena kemungkinan letak antara motor dengan pompa jauh, untuk mengetahui pompa bekerja atau tidak, maka dilengkapi dengan rangkaian tes lampu sebagai indicator pompa 1 dan pompa 2 bekerja atau tidak, yaitu dengan menggunakan off delay, dengan menekan tombol Test Run Pump berupa Push Button On maka lampu indicator akan menyala jika pompa bekerja, dan akan mati kembali sesuai setting pada timer off delay-nya.
Setelah melaksanakan praktikum Waste Water Pumping Station praktikan menemukan permasalahan yang tentunya harus dapat ditelusuri lalu diperbaiki. Adapun masalah yang terjadi selama melaksanakan praktikum antara lain : NO 1 PERMASALAHAN Sekunder trafo diberi 2 buah fuse Untuk SOLUSI pengaman trafo supaya
apabila terjadi short circuit, lilitan trafo tidak terbakar. Karena disisi sekunder, 2 maka fuse yang digunakan harus kedua-duanya. Pada saat tombol test lamp di Memeriksa kabel pada rangkaian, tekan, tidak semua lampu indicator apakah sudah tersambung dengan menyala 3 benar atau belum, dan apakah dioda yang terpasang sudah betul. Pada saat floating switch (SW 11) Periksa kembali rangkaian ditekan, proses kerja rangkaian kontrolnya, apakah pemasangannya control pump 1 dan pump 2 tidak sudah sesuai dengan job sheet tidak bekerja. ataukah belum, karena biasanya kesalahan pemasangan NO/NC pada relay mengakibatkan pompa 4 Alarm over limit tidak beroperasi tidak bekerja. Cek kembali rangkaiannya, apakah telah sesuai dengan job sheet atau belum.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan system pemompaan air limbah ini terdapat tiga kondisi penting yaitu : 1. Keadaan normal, pada kondisi ini semua pompa bekerja secara normal. 2. Keadaan tidak normal, dimana pompa akan mati setelah bekerja terlebih dahulu beberapa saat. Pada kondisi ini diartikan bahwa pada pipa pompa tidak ada aliran. 3. Keadaan Over Load, pompa akan berhenti bekerja karena pada pompa terjadi beban lebih. 5.2 Saran 1. Sebelum melakukan pemasangan komponen dan pengawatan, sebaiknya dilakukan pemeriksaan dulu komponen-komponenya, apakah masih baik ataukah sudah rusak. 2. Pada proses merangkai panel control, sambungan antara tiap komponen harus kencang, karena ini berpengaruh terhadap kerja system. Labelling pada kabel control harus benar agar pada saat terjadi masalah mudak untuk diperbaiki.
505 mm 220 mm
220 mm 450 mm
440 mm
Run P1 Over Load P 1 Over Load P 2 Run P 2
No Flow P 1
Over Limit
No Flow P 2
hour
HourMeter P1
hour
Hour Meter P2
Light Test
Alarm OFF
Test Pump
Main Switch
365 mm
Gambar 2 dimensi
220 mm
505 mm
450 mm
No Flow P 1
Over Limit
No Flow P 2
hour
HourMeter P1
hour
Hour Meter P2
Light Test
Alarm OFF
Test Pump
Main Switch
365 mm
Gambar 3 dimensi
2. Rangkaian Simulator
530 mm
792 mm
840 mm
440 mm
530 mm
792 mm
840 mm
17 15
10
14
U2 17
15
U1 11 12
2 3
11
10 9
FLOW CONTROLLER 1
4 5 6 7 8
NRV 2
NRV 1
2 3
11
10 9
FLOW CONTROLLER 2
4 5 6 7 8
PUMP 2
PUMP 1
ALARM 1
3. Rangkaian Kontrol
0 a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0
9 48 V
220 V FUSE
E 04 MCB 10 A
E 05 MCB 10 A
MO7 220/ 48 V 50 VA K 21 B 01 25 A F 21 F 23 F 71 2A K 23
R S T N
P E
U VWE
U VW E
10 a 48 V b c d e f g h i j k l m n o p
13 2 1 2 b 10 1,3 4 7
19 48 V 220 V
220 V
3 SW 4 8 7 SW
5 6 3 1
Impul tangan
automatis
2 b 15 1,3
Impul tangan
automatis
q r s t u v w x y z
14
a1 d 11
2 d 12 10 h 13
a1
2 Path 23
a1 d 16
2 d 17 10 h 18
48 V 220 V
Path 21
a2
a2 d 14 10 d 15
a2
48 V 220 V
NO NC 10 11
NO NC 13 34
NO NC 14 NO NC 11 16
NO NC 15 16 16
NO NC 18 35
20 a 48 V b c d e
95
29 48 V 220 V
220 V
95 f 21 f 23 96
f
96
98 f 21 97
g h i j k l m n
28 30 32 34 53 k 21 54 54 53 k 23 84 83 k 21 3 6 d 22 84 83 k 23 3 6 d 30
o p q
27 29 31 33 n 25 n 26 n 28 n 29
r
a1 15 h d 22 k 23 a2 18 a1 17 h d 24 h 25 h 26 10 2 d 27 h 29 h 18
s t
48 V 220 V
k 21 a2
16
48 V 220 V
u v w x y z 0
NO NC 4 4 4 22 25 27 21
NO NC 5 5 5 24 17 28 P 1 kerja 30 23
NO NC 18 35
P 2 kerja 8
30 a 48 V b c d e
98
39 48 V 220 V
220 V
b 38 Alarm off
11
f
97
6 k 23 b 31 b 31 d 32 b 37 3 d 37
4 d 37 1
g
12
h i j k
35 36 n 39
l m n o
4 4 d 12 1 1 d 17 1 4 d 27 1 4 d 30 3 6 d 35 11 5 d 37 9 13
p q
10
14
r
A
s t
d 32
2 d 35 10
2 d 37 10 h 39
48 V 220 V
48 V 220 V
u v w
NO NC 36 17
NO NC 34
NO NC 36
NO NC 2x38 39
Level tertinggi
y z
Pemilih alarm
Lampu pengetesan
x Beban lebih
40 a b c d e f g h i j k l m 15 n o p q r s t u v w x y z 0 16 36 37 38 10 11 4 4 1 Bagian
49
Ukuran
Nomor group
2,5
2,5
1,5
d 12 h 13
Terminal No. R S T N PE U V W PE U V W PE 1 2 PE 3 4 PE 5 6 PE 7 8 PE 9 10 11 12 13 14 15 16 PE 17 18 PE 19 20 21 22 23 24
SUPLAI
M1
POMPA 1
M2
POMPA 2 b.10.1 Tidak ada aliran b.11 Saklar pelampung 1 b.15.1 Tidak ada aliran b.16 Saklar pelampung 2
Laporan ada kesalahan b.37 Laporan ada kesalahan Katup untuk air yang telah terpompa 1 Katup untuk air yang telah terpompa 2 N T C pompa 1 d.11 N T C pompa 2 d.16
40 a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 Bagian
49
Ukuran
Nomor group
d 17 h 18 k 21 h 25 d 27 h 26 d 28 h 23 d 30 h 29 d 37 h 39 LK
Terminal No. 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36