Anda di halaman 1dari 6

Anatomi Jalan Lahir Organ organ yang terlibat dalam proses lahirnya janin adalah Uterus, Vagina, dan

n Vulva Uterus Uterus adalah organ tunggal muscular dan berongga. Hasil pembuahan antara Sperma dan Ovum, akan ditanam dalam Endometrium Uterus setelah mencapai stadium Blastula, yaitu sekitar 3 minggu setelah terjadinya fertilisasi. Uterus terletak dalam rongga pelvis dan di bagian depannya berbatasan dengan Vesica Urinaria, dan dibagian belakangnya berbatasan dengan Rectum. Umumnya, Uterus terfleksi ke arah depan dan teranteversi, sehingga letaknya hamper horizontal dengan Vesica Urinaria Uterus ditopang oleh lipatan peritoneal, ligament besar yang melekatkan Uterus pada dinding pelvis. Ligament Cardinal dan Uterosacral juga ikut menopang letak Uterus di rongga pelvis. Struktur Uterus : - Dinding Uterus terdiri atas 3 lapis o Perimetrium Lapisan terluar, merupakan lapisan serosa o o Miometrium Lapisan tengah, merupakan kumpulan sel sel otot polos Endometrium Lapisan terdalam, memiiliki 2 lapisan lagi

Superficialis Mengalami perubahan selama masa menstruasi, dibentuk oleh lapisan basal. Meluruh bersama dengan darah menstruasi saat fase sekresi. Memiliki respon terhadap hormone gonadotropin seperti Estrogen dan Progesteron. Hasil implantasi berupa Blastula, akan ditanam pada lapisan ini Basalis Lapisan dasar Endometrium. Tetap dan tidak berubah selama masa menstruasi. Membentuk lapisan superficial selama fase proliferasi dari siklus menstruasi Fundus Uterus Bagian paling atas dari Uterus, berbentuk bundar. Aktif melakukan kontraksi saat partus, yang disebut sebagai His Uterus. Berbatasan dengan 2 Isthmus dari Tuba Uterina di sisi dan kanan Corpus Uterus Bagian luas berdinding tebal, menutupi rongga uterus. Membesar dan membengkak saat masa kehamilan Cervix Suatu bagian sempit di paling bawah Uterus yang membatasi antara Uterus dan Vagina. Mensekresi getah cervix, dan jika didapati gambaran daun pakis pada pemeriksaan mikroskopis getah tersebut, maka itu adalah penanda terjadinya ovulasi. Di dekat Cervix, terdapat suatu bagian yang disebut Squamo-Columnar Junction dimana sel sel epitel Squamous Vagina berubah secara mendadak ke sel sel Columnar Uterus, dan pada bagian ini, mudah terjadi metaplasia, sehingga mengakibatkan Kanker Serviks

Portio Vaginalis Bagian Cervix yang menonjol ke dalam ujung atas Vagina. Dapat digunakan untuk meramalkan posisi janin dalam kandungan, dan penurunan janin terhadap jalan lahir (system Hodge)

Uterus mendapat suplai darah dari Arteri Iliaka Interna, yang kemudian bercabang menjadi arteri uterus, lalu di dinding uterus , menjadi Arteri Arkuata.

Vagina Vagina adalah tuba fibromuskular yang dapat berdistensi. Organ ini merupakan organ kopulasi wanita, dan merupakan jalan lahir janin saat persalinan Vagina memiliki panjang sekitar 8 10 cm, dan berbatasan dengan Urethra pada bagian anterior, dan Rectum pada bagian posterior Vagina tersusun atas lapisan adventitia, satu lapis otot polos, dan lapisan otot Squamous non keratinisasi/lapisan vaginal. Sel sel pada lapisan vaginal memiliki reseptor estrogen pada membrannya. Vagina dilembabkan oleh cairan secret dari kelenjar kelenjar di serviks. Suasana Vagina pada dasarnya adalah asam (PH < 7). Suasana asam ini berfungsi sebagai pertahanan untuk mencegah infeksi pada vagina, dan merupakan barrier seleksi Sperma yang paling awal. Flora normal yang sering ditemukan pada Vagina adalah Lactobacillus sp, bakteri ini membantu menjaga proses keasaman Vagina. Jika keberadaan flora normal tersebut terganggu akibat penggunaan kortikosteroid ataupun antibiotic spectrum luas yang berlebihan dalam waktu lama, ataupun karena menurunnya secret cairan asam dari Cervix, maka Vagina dapat terinfeksi oleh bakteri pathogen, ataupun virus Vulva Vulva adalah Genitalia eksterna wanita. Beberapa alat yang terdapat pada Vulva adalah : - Mons Pubis Bantalan jaringan lemak dan kulit yang terletak di atas simfisis pubis. Bagian ini tertutup rambut setelah mencapai usia pubertas - Labia Mayora Dua lipatan kulit longitudinal yang merentang ke bawah Mons Pubis dan menyatu di posterior Perineum (kulit antara pertemuan dua lipatan Labia Mayora dengan Anus). Labia Mayora homolog dengan Skrotum pada laki laki - Labia Minora Dua lipatan kulit di antara Labia Mayora, tidak berambut, dan memiliki beberapa kelenjar keringat dan sebasea. - Klitoris Homolog dengan Penis pada laki laki, memiliki 2 batang, 1 akar, dan Gland Clitors yang mengandung banyak ujung serabut saraf dan sangat sensitive - Vestibula Area yang dikelilingi Labia Minora. Menutupi mulut Urethra, mulut Vagina, dan duktus kelenjar Bartholin - Orifisium Urethra Ujung urethra, tempat keluarnya air seni dari saluran kemih - Mulut Vagina Terletak di bawah Orifisium Urethra. Mempunyai Himen/Selaput dara

Persalinan Normal Persalinan Normal dibagi menjadi 4 kala : Kala I : Pembukaan Serviks Kala II : Kelahiran Kala III : Pengeluaran Plasenta Kala IV : Hingga satu jam setelah Plasenta Lahir Kala I Kala pembukaan serviks. Pada primigravida, terdiri dari beberapa fase, yaitu : - Fase laten Berlangsung selama 8 jam sampai pembukaan 3 cm. His masih lemah dan jarang - Fase akselerasi Lamanya 2 jam, dengan pembukaan 2 3 cm - Fase dilatasi maksimal Lamanya 2 jam, dengan pembukaan 4 9 cm - Fase deselerasi Lamanya 2 jam, pembukaan lebih dari 9 cm sampai pembukaan lengkap. His tiap 3 4 menit selama 45 detik. Pada multigravida, proses ini berlangsung lebih cepat Kala II Kala pengeluaran. Setelah Serviks membuka lengkap, janin akan keluar. His terjadi tiap 2 3 menit, lamanya 60 90 detik. His sempurna dan efektif bila ada koordinasi gelombang kontraksi, sehingga kontraksi simetris, dan di dominasi oleh Fundus Uterus. Otot otot pada bagian bawah Uterus relaksasi dan Cervix membuka agar janin dapat terdorong keluar. Pada Primigravida, proses ini berlangsung sekitar satu setengah jam, sedangkan pada multigravida, proses ini

berlangsung sekitar setengah jam. Pemotongan Plasenta dapat dilakukan setelah janin keluar lengkap, dan sebelum masuk Kala III Kala III Kala pengeluaran Plasenta. Setelah Janin keluar lengkap, dan Plasenta dipotong, maka Plasenta akan lepas dari Plasenta Bed-nya di Endometrium Uterus disaat sang ibu mengedan. Kala ini berlangsung hingga 15 menit setelah Janin keluar lengkap atau setelah pemotongan Plasenta. Pada kasus Plasenta Adhesiva (Perkreta, Inkreta, Akreta), Retensio Plasenta, ataupun Plasenta Bed yang luas, maka kala ini akan memanjang, dan membahayakan nyawa sang ibu karena Plasenta akan menetap di dalam Uterus sehingga saat terlepas dari tempatnya, akan menimbulkan banyak perdarahan, dan dapat membuat sang ibu jatuh dalam keadaan Shock, yang dapat berakhir pada kematian Kala IV Kala Involusi organ ke kondisi sebelum hamil. Berlangsung sekitar sampai satu jam setelah Plasenta keluar. Kala ini penting untuk memeriksa kemungkinan tertinggalnya benda benda sisa sisa kehamilan, atau kontraksi uterus yang berlebihan. Pemanjangan kala ini dapat membuat rasa tidak nyaman pada sang ibu, ataupun perdarahan dan infeksi akibat tersisanya sisa sisa kehamilan dalam Uterus.

Daftar Pustaka Sloanne Ethel.2004.Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula.EGC.Jakarta Mansjoer Arif dkk.2006.Kapita Selekta Kedokteran.Media Aesculapius.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai