Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang mempunyai penduduk terbanyak ke-5.

Banyaknya penduduk Indonesia tidak dibarengi dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang memadai. Dalam suatu negara yang padat penduduk haruslah dibarengi dengan tingkat kesetaraan dalam kesejahteraan. Salah satu kendala saat ini untuk menjadikan Indonesia menjadi negara maju adalah tingkat kesejahteraan rakyat yang rendah yang berimbas pada tingkat kemiskinan yang tinggi pula. Selama beberapa tahun seharusnya inilah PR yang harus dibenahi oleh mereka yang mempunyai hak untuk memutuskan sesuatu. Banyak pihak yang menuding bahwa Indonesia adalah negara tanpa jaminan sosial kemasyarakatan. Tentunya ini bukan sebuah opini yang dianggap angin lalu tetapi juga opini yang pantas kita cermati dan kita fikirkan. Negara ini bisa menjadi negara yang besar apabila sudah memperhatikan aspek yang terkecil sekalipun seperti jaminan sosial masyarakat . Di indonesia telah lam beroperasi jaminan sosial yang telah lama dijalankan oleh badan penyelenggara seprti : PT. ASKES, PT. JAMASOSTEK, PT. TASPEN, PT. ASABRI,BAPEL JPKM berbagai macam badan penyelenggara lainnya,tetapi cakupannya masih sangat rendah dan terbatas hanya bagi pelaku-pelaku pada sector formal saja. Artinya jamina sosial itu hanya bisa dirasakan bagi orang-orang yang bekerja atau terdaftar sebgai penerima jamina sosial tersebut dan selain yang terdaftar di badan penyelenggara tersebut tidak dapat bagian untuk menikmati jaminan sosial tersebut. Badan-badan penyelenggara tersebut beroperasi secara parsial menurut undang-undang dan peraturan yang terpisah,tumpang tindih,tidak konsisten,dan kurang tegas. Sementara itu manfaat yang dirasakan masyarkat itu tidak menyeluruh sehingga masyarakat tidak terlindungi secara optimal.

Barulah pada tanggal 19 Oktober 2004 saat negara in dipimpin oleh Presiden Megawati Soekarnoputri Rancangan Undang-Undang mengenai system jaminan sosial nasional ini disahkan melalui UU No. 40/2004. Ini merupakan angin segar bagi masyarakat Indonesia yang masih banyak hidup tidak berkecukupan. Menkokesra saat itu Jusuf Kalla juga turut berpatisipasi daalam menginisiasi terlaksananya RUU SJSN. Sistem Jaminan Sosial Nasional bertujuan memberi kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia seumur hidup. Melalui program ini, setiap penduduk diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak apabila terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan hilang atau berkurangnya pendapatannya, karena menderita sakit, mengalami kecelakaan,kehilangan pekerjaan,memasuki

usia lanjut, atau pensiun. Permaslahannya sekarang,apa pada saat ini di tahun 2011 SJSN itu sudah terlaksana secara menyeluruh dan manfaaatnya sudah dirasakan bagi rakyat indonesia yang membutuhkannya! Menurut saya belum karena saat ini masih ada rumah sakit masih ada yang menolak pasien dari keluarga miskin untuk ditangani akibat ketidakmampuan secara finasial. Dimana keadilan yang dijanjikan negara ini sejak negara in berdiri yang diatur dalam pembukaan UUD 1945,Negara yang Berkeadilan,bersatu,berdaulat adil dan makmur. Saat ini di indonesia keadilan yang sesuai diharapkan oleh rakyat sudah tidak ada lagi. Maka mau dibawa kemana bangsa in kedepan!. Untuk itu inilah PR bagi penerus generasi bangsa untuk bersemangat memperjuangkan hak rakyat demi terciptanya negara keadilan. Sebenarnya semangat mahasiswa sangat dibutuhkan dalam mengatasi semua

permasalahan dinegeri ini,termasuk masalah UU. No 40/2004. Sedikit mengilas balik bahwa ada 2 hal yang harus diketahui dalam menyelesaikan masalah bangsa ini. Yang pertama yaitu Kegiatan mahasiswa dan yang kedua yaitu aksi mahasiswa. Kegiatan mahasiswa ini adalah awal dari bangkitnya mahasiswa. Kegiatan mahasiswa ini berfungsi untuk menyadarkan masyarakat , dan bisa juga untuk menyadarkan para birokrasi negara. Nah beda hal nya dengan aksi mahasiswa. Aksi mahasiswa adalah sebuah perencanaan mahasiswa untuk melakukan revolusi perubahan seutuhnya untuk mengembalikan kepentingan rakyat. Ketika eksekutif lumpuh, yudikatif impoten, dan legislative bocor maka tidak ada yang bisa dipercaya lagi di negeri ini disanalah peran mahasiswa untuk membawa perubahan bagi negara Indonesia ini. Aksi mahasiswa merupakan gerakan hati seluruh mahasiswa untuk mengembalikan harkat dan martabat bangsa yang seutuhnya ada di tangan rakyat Indonesia. Coba kita kembali ke alur SJSN. Kita lihat bahwa SJSN ini mengundang banyak Tanya tentang mengapa SJSN tidak ada kejelasan sosial. Kita lihat saja masih banyak gelandangan dan rakyat miskin mengalami kendala dalam hal jaminan sosial. Bukankah di UUD 1945 telah dijelaskan bahwa fakir miskin dipelihara oleh negara. Lalu apa gerangan saat ini, negara begitu sepele dan menganggap remeh rakyat miskin sehingga masih banyak rakyat miskin yang tidak diberi izin masuk rumah sakit. Jangankan untuk meminta pertolongan kepada paramedis memasuki rimahsakit saja kadang kala mereka ditolak oleh aparat setempat. Jaminan sosial sebenarnya sudah diatur oleh lembaga dunia yaitu PBB dalam deklarasi PBB tentang HAM tahun 1948 dan Konvensi ILO NO. 102 tahun 1952. Ternyata kita tidak melihat bahwasannya PBB sudah menyerukan tentang system jaminan sosial dan saya yakin bahwa seruan PBB ini diharapkan bukanlah sebuah bualan yang bisa

dijadikan alat untuk permainan oleh para petinggi birokrasi untuk malah menyengsarakan rakyat Indonesia yang saya piker keadaanny sudah sangat buruk seklai. RUU SJSN ini sudah sejak lama diteriakkan oleh rakyat kurang mampu sebagai limpahan bagi mereka yang hidupnya saat ini sangat sengsara. Bukannya sedikit rakyat kurang mampu yang meninggal sia-sia akibat tidak adanya biaya untuk menolong. Sungguh suatu harga yang harus di bayar mahal oleh negara ini,negara yang subur permai dengan kekayaan alam yang melimpah dan banyak menghasilkan uang yang setidaknya cukup untuk memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa semua manusia di Indonesia berhak untuk sehat. Sebenernya apabila tidak ada kepentingan yang mengganggu didalam birokrasi Indonesia tugas ini sangatlah mudah. Jika para Stake holder berfikir seutuhnya untuk kepentingan rakyat maka yakin dan percayalah seluruh rakyat Indonesia pasti dalam keadaan sehat walafiat. Saat ini seluruh rakyat miskin Indonesia sudah pasrah sehingga tidak banyak dari mereka tahu apa itu sjsn dan bpjs. Jadi sangatlah gampang bagi pemerintah untuk melakukaan pembodohan masal bagi masyarakat yang tidak mampu. Sampai saat ini sosialisasi mengenai sjsn itu tidaklah ada.Lalu apa yang terjadi pada negri kita ini. Siapa yang sebenarnya tuli aspirasi ? Presiden, anggota DPR RI atau kesalahn kita sebagai mahasiswa kedokteran yang baru membahas itu saat ini ?.

ISI Sistem Jaminan Sosial Nasional merupakan langkah awal yang baik jika kita memperhitungkan berapa banyak orang yang akan diuntungkan apabila program in benar-benar memenuhi proporsi bagi orang-orang yang membutuhkannya. UU No.40/2004 adalah sebuah inisiatif walaupun ada sedikit berbau keterpaksaan. UU ini sudah jelas di sah kan oleh DPR atas izin presiden. Jadi seharusnya dalam pelaksanaanya harus lah menjunjung tinggi nilai-nilai hak bagi orang yang tidak mampu. Baru baru ini ada sebuah fenomena lumrah di jember yaitu seorang ibu-ibu diagnose Diabetes parah di tolak dan diusir dari rumah sakit akibat tidak mampu membayar uang untuk pengobatan. Nah, melalui SJSN diharapkan kejadian ini akan diminimalisir ataupun dihilangkan. Sistem jaminan sosial nasional tidak berarti apa-apa tanpa ada pihak atau instansi yang bertanggung jawab untuk menjalankannya sebaik mungkin. Dalam menjalankan SJSN ini banyak juga menimbulkan polemik. Seperti kita ketahui ada 4 BUMN yang sebelumnya pernah melksanakn tugas serupa , yaitu : Jamsostek, Askes , Taspen dan Asabri. Tetapi mereka menjalani ini secara komersial artinya tidak menyeluruh terhadap rakyat Indonesia. Nah SJSN ini sendiri berpolemik artinya pemerintah dirasa bimbang apakah setelah disahkannya UU SJSN ini terjadi likuiditas terhadap Instansi penyelenggara jaminan sosial komersial. Saat ini tengah berlangsung silang pendapat antara DPR dan Pemerintah mengenai RUU Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Nah setelah UU SJSN di sahkan maka proses penyelenggaraan yang dipenuhi oleh polemik inilah yang menghambat akselerasi dari pelaksanaan SJSN. Sangat disayngkan tetapi sebagai bangsa Indonesia kita sudah lumrah atas penanganan suatu masalah yang begitu lambat dari pemerintah. Setelah 7 tahun di sahkan belum ada pihak yang berani menjalankan kegiatan SJSN secara proporsional dan menyeluruh. RUU BPJS ini mengundang banyak polemic dari pihak pemerintah tentang siapa yang akan membiayai dan bagaimanaproses pembiayaan SjSN. 7 menteri duduk bersama guna membahas bagaimana selanjutnya SJSN ini agar bisa berlangsung dengan baik. Dan parahnya BPJS hanya sekedar RUU setelajh 7 tahun UU SJSN di sah kan. Rakyat saat ini sudah banyak tertipu oleh ulah pemerintah. Terjadi impotensi terhadapa kejelasan BPJS. Lebih banyak lagi menurut pemberitaan yang ada bahwa RUU BPJS ini sering mengundang perdebatan alot antara

pemerintah dan DPR. Sering juga terjadi deadlock dalam membicarakan RUU BPJS. Ini lah

yang merupakan hambatan utama bagi Indonesia dalam merealisasikan sistem jaminan sosial sepenuhnya. Sangat disayangkan bukan, dinegeri yang permai dan indah ini banyak rakyat yang masih tertindas dalam ketidakadilan. Kalau ada UU BPJS ini terealisasi sempurna, dipastikan nanti siapapun warga negara republik indonesia akan mendapatkan perlindungan negara, karena dia mempunyai akses untuk kesehatan, pendidikan, kebutuhan dasar. DPR sendiri telah membentuk pansus untuk BPJS. Pansus ini akan bekerja untuk melakukan pembahasan dengan pihak kementrian. Tapi ada suatu kejanggalan yaitu para mentri terkesan gamang dan ragu untuk memutuskan mengenai hal BPJS. Padahal BPJS adalah hal yang dinanti bagi ribuan orang miskin yang terganggu kesehatannya dan ribuan anak yang putus sekolah. Memang tingkah pemerintah saat ini terkesan mengada-ada dengan ketidakseriusan menyelesaikan

permasalahnBPJS dengan DPR RI. Pemerintah dan DPR RI sekarang berkutat pada permasalahan pasal demi pasal yang diajukan serta rekomendasi Daftar isian masalah dimana masalah tersebut/pasal nantinya bisa dihapus ,revisi atau dipertimbangkan. Inilah yang kadang membuat lama lahirnya UU BPJS. Saling tarik ulur antara DPR dan pemerintah membuat kondisi lahirnya BPJS juga semakin lama. Di undang-undang tersebut nantinya ada gambaran bahwa seluruh rakyat Indonesia harus mengikuti jaminan sosial dan membayar iuran. Dengan demikian masyarakat berhak memperoleh asuransi kesehatan, kematian, kecelakaan dan pensiun. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan dana pembentukan awal Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) berasal dari dana pemerintah. Namun bentuk dana BPJS ini terdiri dari dua bagian yaitu dana jaminan sosial dan dana korporasi. Dana korporasi diperuntukkan sebagai dana operasional institusi. Awal pembentukan menggunakan dana pemerintah. Selanjutnya menggunakan dana imbal jasa dari dana jaminan sosial bila ada dana lebih maka akan dikembalikan ke dana jaminan sosial. BPJS bertugas menyelenggarakan program penjaminan sosial. BPJS berfungsi mengumpulkan iuran, mengelola dan

mengembangkan dana jaminan sosial serta dana peserta, pemberian informasi penyelenggaraan program. Sedangkan BPJS mempunyai wewenang antara lain menagih iuran, menginvestasikan dana jaminan sosial, pengawasan dan pemeriksaan, memungut imbal jasa penyelenggaraan program. Sekarang yang dibutuhkan bagi rakyat Indonesia untuk membangun masa depannya sendiri secerah-cerahnya adalah jaminan dari pemerintah dalam hal kesehatan, pendidikan dan hari tua itu utamanya. Seharusnya uang pemerintah yang lari ke tangan para koruptor bisa membiayai sekitar 3 sistem apapun itu untuk kesejahteraan rakyat. Lihatlah apa yang terjadi saat

ini, untuk membangun suatu system yang selaknya ada didalm setiap negara yanitu jaminan sosial pemerintah RI membutuhkan waktu sekitar 7 tahun dalam mempersiapkan system dan belum ditambah lagi waktu untuk melaksanakn program ini secara baik dan sesuai dengan harapan masyarakat Indonesia. Seandainya saja pemerintah lebih PRO kepada rakyat miskin dan DPR RI tidak buta akan aspirasi masyarakat Indonesia maka permasalahan ini bisa diselesaikan sesegera mungkin agar tidak ada lagi rakyat miskin yang mati karena penyakit tak terobati. Ironis memang ditengah penghasilan para birokrasi bangsa dan begitu banyaknya program Indonesia untuk membangun negeri dengan dana yang digelontorkansampai ratusan miliar rupiah tetapi tak satu program itu yang menjamin kebahagiaan masyarakat miskin yang meliputi aspek pendidikan,kesehatan dan hari tua secara menyeluruh tanpa terkecuali. Untuk itu semestinya pemerintah dan lembaga terkait sadar akan hal yang dapat membuat bangsa ini menjadi terpuruk kembali pada zaman penjajahan. Secara tidak langsung banyak rakyat miskin merasa bahwa ini lah penjajahan yang dilakukan oleh negeri mereka sendiri. Negeri yang dahulu dibentuk dan diperjuangkan dengan tetesan darah oleh para pahlawan hingga akhirnya merdeka secara status tetapi tidak merdeka secara hakiki. SJSN merupakan program terobosan yang seharusnya bisa dijadikan tombak bagi para rakyat miskin untuk kembali memabangun masa depan mereka menuju masa depan sebagai rakyat yang sudah berada pada negeri merdeka. Mendaptkan pendidikan seutuhnya , mendapatkan kesehatn dan menjamin hari tua bagi seluruh rakyat Indonesia. SJSN saat ini adalah sebuah angin surga yang ditiupkan negara untuk memberikan kabar gembira bagi rakyat miskin tetapi merupaka kebohongan yang masih berlanjut. Kita semua pasti berharap keributan serta sialng pendapat yang terjadi dalam rapat RUU BPJS tidak membuat SJSN hanya tinggal nama tetapi kejelasannya belum ada. Dan pastinya juga kita berharap bahwa apabila sjsn ini nantinya bisa lahir, sjsn bisa melindungi segenap bangsa Indonesia dari keadaan serta kesulitan sosial. Semoga saja.

PENUTUP

Suatu terobosan baru berupa system jamina sosial nasional sedang diperbincangkan oleh stakeholder. Yakinlah rakyat miskin diluar sana tidak akan mengerti mengenai sjsn ini, bagaimana konflik yang a lot mengenai sjsn. Betapa tidak jelasnya sjsn juga rakyat miskin juga tidak tahu. Kita mahasiswa kedokteran, Ikatan dokter Indonesia dan pihak-pihak yang terkait

yang tahu akan hal ini. Sungguh merupakan hal yang buruk apabila kita tahu akan hal ini tetapi tidak bertindak sama sekali. Mahasiswa kedokteran sebagai makhluk intelektual yang tahu akan masalah ini bisa mendesak dan terus mendesak pemerintah dan DPR untuk mempercepat realisasi dari Badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS). Mungkin itu adalah solusi yang bisa kita berikan kepada rakyat miskin agar mereka bisa hidup tenang. Desakan tersebut diharapkan bisa didengar oleh pemerintah. Alangkah indahnya Indonesia bersih dari kemiskinan ditengah kekyaan alam ini.

Anda mungkin juga menyukai