Anda di halaman 1dari 7

PEDOMAN PRAKTIS PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROPINSI/KABUPATEN/KOTA PERATURAN DAERAH PROPINSI/KABUPATEN/KOTA NOMOR : .TAHUN.

. TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUSAHAAN MINYAK DAN GAS BUMI GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ..

Menimbang : a. Bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 6 dan Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Otonomi Daerah, perlu menetapkan Penyelenggaraan tugas Pemerintahan di bidang pengusahaan Minyak dan Gas Bumi b. Bahwa sebagai penyelenggaraan tugas pemerintahan dimaksud huruf a perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah

Mengingat 1. Undang-undang Nomor --- Tahun .. tentang Pembentukan Propinsi/Kabupaten/Kota 2. Undang-undang No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah 3. Undang-undang No 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi 4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai daerah Otonom 5. Peraturan Pemerintah Nomor .. 6. Peraturan Pemerintah Nomor . 7. Keputusan Presiden Nomor 31 tahun 1997 tanggal 31 Juli 1997 tentang Pembangunan dan Pengusahaan Kilang Minyak dan Gas Bumi oleh Badan Usaha Swasta. 8. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1454 K/30/MEM/2000 tentang pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan di Bidang Minyak dan Gas Bumi 9. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1457.K/28/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Lingkungan di Bidang Pertambangan dan Energi 10. Perda Propinsi/Kabupaten/Kota.. No.Tahun

11. Perda. 12. Perda.

DENGAN PERSETUJUAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI/KABUPATEN/KOTA .. Memutuskan : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUSAHAAN MINYAK DAN GAS BUMI YANG MENJADI KEWENANGAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Propinsi/Kabupaten/Kota adalah Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota 2. Menteri adalah Menteri yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi kegiatan usaha minyak dan gas bumi 3. Gubernur/Bupati/Walikota adalah Gubernur/Bupati/Walikota .. 4. Direkut Jenderal adalah Direktur Jenderal Minyakl dan Gas Bumi 5. Dinas Pertambangan adalah Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi/Kabupaten/kota. 6. Depot adalah tempat penimbunan atau alat menimbun bahan baker umum dan bahan baker khusus yang letaknya bias didarat atau dilaut. 7. Penyelenggaraaan Pengusahaan Minyak dan Gas Bumi adalah kewenangan untuk menyelenggarakan kegiatan pengusahaan Minyak dan Gas Bumi yang dilakukan Menteri, Gubernur dan Bupati/Walikota sesuai lingkup kewenangan masing-masaing. 8. Izin adalah kewenangan yang diberikan kepada Badan Usaha (BU) atau Bentuk Usaha Tetap (BUT)untuk melaksanakan kegiatan tertentu dibidang minyak gas bumi. 9. Persetujuan adalah pernyataan setuju yang diberikan secara tertulis kepada badan usaha untuk melaksanakan kegiatan tertentu di bidang minyak gas bumi 10. Rekomendasi adalah keterangan yang diberikan kepada Badan Usaha sebagai syarat untuk mendapatkan izin.

11. Badan Usaha adalah setiap Badan Hukum yang menjalankan jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan sesuai dengan Peraturan Peundang-udangan yang berlaku dan bekerja, berkedudukan dalam Wilayah Negara Republik Indonesia. 12. Bentuk Usaha Tetap adalah Badan Usaha yang didirikan dan berbandan hukum di luar Wilayah Negara Republik Indonesia dan melakukan kegiatan di Wilayah Republic Indonesia. 13. Perusahaan Jasa Penunjang adalah Badan Usaha yang melakukan kegiatan usaha jasa penunjang di Bidang Minyak dan Gas Bumi. 14. Wilayah Kuasa Pertambangan atau Wilayah Kerja Kontraktor adalah daerah tertentu dalam Wilayah Hukum Pertambangan Indonesia untuk melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi Minyak dan Gas Bumi. 15. Bahan Bakar Umum adalah bahan baker minyak hasil olahan minyak bumi yang bersifat cair, yang jenis dsan spesifikasinya ditentukan oleh Ditjen. Migas 16. Bahan Bakar Khusus adalah bahan bakar

Pasal 2 JENIS USAHA 1. Jenis Usaha bidang Minyak dan Gas Bumi yang menjadi kewenangan Gubernur/Bupati/ Walikota adalah : (1). Izin Pendirian dan penggunaan gudang bahan peledak di daerah operasi daratan dan di daerah operasi 12 (dua belas) mil laut. (2). Izin Pembukaan Kantor Perwakilan Perusahaan di Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi (3). Izin Pendirian Depot Lokal. (4). Izin Pendirian Stasiun Pengisian Bahan Bakar Untuk Umum (SPBU). (5). Izin Pemasaran Jenis-jenis bahan baker Khusu (BBK) untuk mesin 2 (dua) langkah (6). Izin Pengumpulan dan penyaluran pelumas bekas. (7). Persetujuan Penggunaan Penggunaan Wilayah Kuasa Pertambangan atau Wilayah Kerja Kontraktor untuk kegiatan lain di luar kegiatan Minyak dan Gas Bumi (8). Persetujuan Surat Keterangan Terdaftar Perusahaan Jasa Penunjang, kecuali yang bergerak di bidang Fabrikasi, Konstruksi, Manufaktur, Konsultan dan Teknologi Tinggi (9). Rekomendasi Penggunaan Kawasan Hutan untuk kepentingan kegiatan Minyak dan Gas Bumi (10). Rekomendasi Lokasi Pendirian Kilang.

2. Jenis Usaha seperti yang disebutkan pada ayat 1 pasal ini yang menjadi Kewenangan Gubernur adalah usaha di bidang Minyak dan Gas Bumi yang beroperasi atau bersifat lintas Kabupaten/Kota 3. Jenis Usaha seperti yang disebutkan pada ayat 1 pasal ini yang menjadi Kewenangan Bupati/Walikota adalah usaha di bidang Minyak dan Gas Bumi beroperasi atau bersifat tidak melintas Kabupaten/Kota

BAB II TATA CARA PERMOHONAN DAN PEMBERIAN PERIZINAN Pasal 3 (1). Setiap Pengusahaan bidang minyak dan gas bumi yang menjadi kewenangan Gubernur/Bupati/ Walikota seperti disebutkan dalam pasal 2 ayat (1) sampai dengan (10) harus mendapat izin, persetujuan dan rekomendasi dari Gubernur/Bupati/Walikota. (2). Izin sebagiamana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah : a) Izin Pendirian .. b) Izin . c) Izin d) Izin .. e) Izin f) Izin Pengumpulan .. (3). Persetujuan sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah Persetujuan Penggunaan .. Persetujuan Surat .. (4). Rekomendasi sebagimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah Rekomendasi . Rekomendasi . (5). Persyaratan administrative permohonan adalah : a.. b. (6). Persyaratan teknis permohonan adalah : a. . b.

a. b. a. b.

Pasal 4 (1). Permohonan izin sebagimana dimaksud Pasal 3 ayat (1) diajukan tertulis kepada Gubernur/Bupati/Walikota melalui Dinas Pertambangan dengan melampirkan persyaratan administratip dan persyaratan teknis seperti disebutkan ayat (5) dan ayat (6) Pasal 3

(2). Sebelum mengeluarkan izin dilakukan pemeriksaan lapangan oleh Petugas yang ditunjuk oleh Dinas untuk mengetahui keadaan lingkungan dan hal yang berkaitan dengan permohonan (3). Gubernur memberikan jawaban tertulis apabila ada kekurangan ataupun permohonan ditolak, disertai dengan alasan penolakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB III PELAPORAN Pasal 5 (1). Perusahaan melaporkan secara berkala setiap bulan mengenai kegiatan sehubungan dengan pemberian perizinan, sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku BAB IV PENGAWASAN Pasal 6 (1). Dinas melakukan pengawasan administratip dan teknis secara berkala sesuai pedoman dan ketentuan yang berlaku BAB V KETENTUAN PIDANA Pasal 7 (1). (2). (3). Ketentuan jenis pidana pelanggaran, Ketentuan sanksi kurungan dan . Ketentuan denda uang ..

BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 8 Ketentuan peralihan terhadap persetujuan, izin yang telah dikeluarkan sebelum berlakunya Perda, masih tetap dinyatakan berlaku sampai berakhir masa izin yang dimiliki/diberikan

BAB VII PENYIDIKAN Pasal 9 Ketentuan dan pejabat penyidik yang berwenang melakukan penyidikan BAB VIII PENUTUP Pasal 10 Pengaturan teknis yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota, dan mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku Ditetapkan di pada tanggal . GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA

(.)

Persetujuan DPRD Propinsi/Kabupaten/Kota Nomor .Tahun Tanggal. Ketua DPRD Propinsi/Kabupaten/Kota..

()

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH NOMORTAHUN TANGGAL .TAHUN.. PEDOMAN PERIZINAN, PELAPORAN DAN PENGAWASAN BIDANG MIGAS YANG MENJADI KEWENANGAN GUBERNUR A. PERIZINAN Pedoman, tata cara, pemberian izin/persetujuan/rekomendasi : 1) Pendirian 2) Pembukaan 3) Pendirian 4) Pendirian 5) Pemasaran 6) Pengumpulan 7) Penggunaan 8) Surat Ketrangan Terdaftar 9) Rekomendasi 10)Rekomendasi B. PELAPORAN 1) Adminsitratif 2) Teknis C. PENGAWASAN 1) Adminsitratif 2) Teknis

Anda mungkin juga menyukai