Anda di halaman 1dari 3

BAB I Pendahuluan

I.I Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan endemis di sebagian kabupaten/kota di Indonesia. Hampir setiap tahun terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) di beberapa daerah yang biasanya terjadi pada musim penghujan, namun sejak awal tahun 2012 ini sampai bulan Agustus 2012 tercatat jumlah kasus relative menurun sebagaimana tampak pada grafik di bawah. DBD pertama kali dilaporkan pada tahun 1968 di Jakarta dan Surabaya, dengan 48 penderita dan angka kematian (CFR) sebesar 41,3%. Dewasa ini DBD telah tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Program pencegahan dan pemberantasan DBD telah berlangsung lebih kurang 43 tahun dan berhasil menurunkan angka kematian dari 41,3% pada tahun 1968 menjadi 0,87 % pada tahun 2012, tetapi belum berhasil menurunkan angka kesakitan. Jumlah penderita cenderung meningkat, penyebarannya semakin luas, menyerang tidak hanya anak-anak tetapi juga golongan umur yang lebih tua. Pada tahun 2012 tercatat 24.362 kasus dengan 196 kematian (CFR: 0,80 %) Sebagai daerah yang endemis Demam Berdarah Dengue, wilayah kerja Puskesmas Ambacang senantiasa waspada terhadap kemungkinan kembalinya Endemis DBD pada tahun 2012 kasus DBD yang dapat terpantau sebanyak 56 kasus yang terjadi wilayah kerja Puskesmas Ambacang. Terdapat peningkatan kasus ( 20 kasus ) dibanding tahun 2011 ( 36 kasus ), oleh itu kita harus waspada akan peningkatan kejadian DBD di tahun 2013 ini. Perilaku dan lingkungan dengan sanitasi yang buruk juga sangat berpotensi dalam berjangkitnya penyakit demam Berdarah Dengue (DBD).

DBD merupakan masalah kita bersama, kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Puskesmas yang sejalan antar masing-masing program, baik P2M, surveilans, kesehatang lingkungan, promosi kesehatan dan lain-lainnya perlu bekerjasama. Selain itu, bukan hanya sektor kesehatan semata. Sektor kesehatan bertanggung jawab penuh pada perawatan penderita di Puskesmas/ Rumah Sakit dalam rangka menurunkan angka kematian. Namun mengingat begitu kompleksnya masalah penularan DBD, maka perlu peran berbagai sektor dan masyarakat sendiri untuk memberantas penyakit DBD melalui pemberantasan nyamuk dan jentiknya. I.2 Tujuan penulisan a. Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai faktor faktor apa saja yang menyebabkan tingginya angka kasus DBD wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji pada tahun 2012 serta pemecahan masalah dan alternatif untuk menurunkan kasus DBD

b. Tujuan Khusus

Mengetahui dan memahami tahap kesedaran masyarakat tentang masalah DBD, cara menditeksi dan pengobatan yang cepat dan tepat. Mengetahui dan memahami kegiatan routine PSN DBD di Desa/Kelurahan Ambacang Kuranji dan keberhasilannya. Mengetahui dan memahami program program PSN DBD dalam upaya penanggulangan kasus DBD. Mengetahui dan memahami pelaksananaan kerja sama lintas sektor dan lintas program untuk kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji

Mengetahui dan memahami cara efisien untuk mengubah perilaku dan pengatahuan masyarakat tentang masalah DBD

I.3 Batasan Masalah


Makalah ini membahas tentang faktor faktor apa saja yang menyebabkan tingginya angka kasus DBD wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji pada tahun 2012 serta pemecahan masalah dan alternatif untuk menurunkan kasus DBD dan menekan angka kematian akibat DBD di wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranj

I.4 Metode Penulisan Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk pada berbagai literatur.

Anda mungkin juga menyukai