Anda di halaman 1dari 46

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya


12/1/2008
Suwardjono2002 Transi 1

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Tujuan Pembelajaran
Mencapai kemampuan dan kompetensi peserta untuk: Menunjukkan dan memberi contoh artikulasi statemen Menyebut dan menjelaskan konsep-konsep dasar akuntansi serta menjelaskan implikasinya bagi sistem akuntansi Menganalisis transaksi dan menunjukkan pengaruhnya terhadap posisi keuangan Mencatat transaksi keuangan dalam sistem embrionik Menganalisis penyebab perubahan modal Menjelaskan pengertian persamaan akuntansi dan kaitannya dengan artikulasi statemen keuangan Mencatat transaksi sampai menyusun statemen keuangan dengan sistem akuntansi sederhana
12/1/2008
Suwardjono2002 Transi 2

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya


Fotokopi CEMERLANG Statemen Laba-Rugi Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2001

Artikulasi SK Fotokopi CEMERLANG

Pendapatan jasa fotokopi Biaya: Gaji karyawan Reparasi Pemakaian bahan habis pakai Depresiasi Laba

Rp950.000
Rp100.000 50.000 90.000 50.000

290.000 Rp660.000

Fotokopi CEMERLANG Statemen Perubahan Modal Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2001 Modal, 1 Januari 2001 Laba tahun ini Setoran Rp3.500.000 660.000 Rp4.160.000 145.000 Rp4.305.000 25.000 Rp4.280.000

Prive Modal, 31 Desember 2001

Fotokopi CEMERLANG Neraca, 31 Desember 2001

Aset Kas Piutang usaha Bahan habis pakai Perlengkapan kios Mesin f otokopi

Kewajiban & Ekuitas


Rp1.225.000

Rp1.745.000 250.000 60.000 985.000 2.465.000 Rp5.505.000

Utang

Mengapa Berartikulasi?

Modal, Hariman

4.280.000 Rp5.505.000

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 3

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Mengapa bentuk, isi, dan susunan statemen keuangan seperti yang ditunjukkan Fotokopi CEMERLANG?
Hal demikian terjadi karena perekayasa akuntansi menerapkan beberapa konsep dasar dalam mengembangkan sistem akuntansi.

Konsep dasar adalah konsep atau asumsi yang dianut dalam akuntansi tanpa pembuktian kebenarannya.
Konsep dasar dianut karena manfaatnya dan validitasnya dalam menentukan cara yang terbaik untuk mencapai tujuan.
12/1/2008
Suwardjono2002 Transi 4

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Konsep Dasar Penting untuk Pengembangan Sistem Kesatuan usaha Kos historis Kontinuitas usaha Perioda Substansi di atas bentuk

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 5

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Konsep Kesatuan Usaha


Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan merupakan:

badan atau orang yang berdiri sendiri,


yang bertindak atas namanya sendiri, dan

yangterpisah dari pemilik.

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 6

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Fotokopi Cemerlang

Pemilik

terpisah

Akuntan

Visualisasi Konsep Kesatuan Usaha


12/1/2008
Suwardjono2002 Transi 7

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Implikasi Konsep Kesatuan Usaha Pemisahan manajemen dan pemilikan sehingga hubungan keduanya merupakan hubungan bisnis (utang-piutang) Perusahaan menjadi subjek pelaporan Sistem berpasangan Ekuitas atau modal merupakan utang perusahaan kepada pemilik Perlunya pertanggungjawaban
12/1/2008
Suwardjono2002 Transi 8

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Arti dan Impikasi Hubungan Bisnis


Unit Usaha (perusahaan)
Kas atau aset lain Utang

Aset = Utang + Ekuitas Hubungan bisnis menghendaki adanya pertanggungjawaban keuangan dalam bentuk statemen keuangan

Kreditor, Pemilik, Pihak lain

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 9

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Konsep Kos Historis


Konsep ini menyatakan bahwa dalam pelaporan keuangan, elemen-elemen statemen keuangan dinilai (dilekati jumlah rupiah) atas dasar kos bukan nilai jual, nilai likuidasi, atau harga pasar. Jadi, kos sebagai data dasar akuntansi digunakan untuk mengukur elemen statemen keuangan yang dilaporkan.

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 10

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Konsep Kontinuitas Usaha


Konsep ini menyatakan bahwa pada saat atau tanggal pelaporan, perusahaan dianggap akan berlangsung terus dan tidak akan dilikuidasi.

Alasan akuntansi memilih konsep ini:

Harapan umum orang mendirikan perusahaan adalah kelangsungan hidup dan berkembangknya perusahaan bukan likuidasi atau kebankrutan.

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 11

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Implikasi Konsep Kontinuitas Usaha

Taksiran dimungkinkan

Kos historis sebagai dasar penilaian Perioda waktu sebagai takaran laba Penerapan asas akrual

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 12

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Konsep Perioda
Konsep ini menyatakan bahwa pengukuran kinerja (laba) dalam akuntansi dilakukan dengan perioda sebagai takarannya.
Akuntansi berkepentingan dengan laba dalam suatu perioda bukan laba untuk separtai barang yang terjual. Akuntansi akan bertanya:
Berapa laba perusahaan untuk enam bulan? bukan

Berapa laba 100 unit barang tertentu?


12/1/2008
Suwardjono2002 Transi 13

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Implikasi Konsep Perioda


Perlunya penandingan yang tepat antara pendapatan dan biaya agar laba yang tepat dapat ditentukan (matching concept) Penerapan asas akrual
Asas akrual:
Pendapatan diakui bukan pada saat kas diterima tetapi pada saat hak menerima kas atau aset timbul akibat suatu transaksi (misalnya penjualan).

Biaya diakui bukan pada saat kas dibayarkan tetapi pada saat kewajiban membayar timbul akibat suatu transaksi (misalnya pajak terhutang).
12/1/2008
Suwardjono2002 Transi 14

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Konsep Perioda
Konsep ini menyatakan bahwa akuntansi lebih menekankan aspek substantif suatu kejadian daripada aspek yuridis atau legal.
Substansi ekonomik suatu transaksi lebih penting daripada aspek yuridis.
Contoh: Untuk mengakui suatu objek sebagai aset, akuntansi tidak mensyaratkan pemilikan (aspek yuridis) tetapi lebih mementingkan penguasaan (aspek ekonomik) terhadap aset.
12/1/2008
Suwardjono2002 Transi 15

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Proses Terbentuknya Statemen Keuangan


Sistem akuntansi yang dikenal sekarang ini berkembang dari sistem sederhana (embrionik) atas dasar penerapan konsep dasar tertentu.

Kasus Fotokopi CEMERLANG dijadikan contoh tentang bagaimana sistem akuntansi dikembagkan dari sistem ingatan sampai sistem komputerisasian.

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 16

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Kapan Fotokopi CEMERLANG berdiri?

Pada saat Hariman berminat mendirikan perusahaan.

Fotokopi CEMERLANG

terpisah

Manajer (Hariman)

Pemilik (Hariman)

Visualisasi berdirinya FK CEMERLANG


12/1/2008
Suwardjono2002 Transi 17

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Hariman menanamkan uang Rp2.500.000.


Fotokopi CEMERLANG

Uang Rp2.500.000 Kas Rp2.500.000

Utang Rp2.500.000 Utang Rp2.500.000

Pemilik (Hariman)

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 18

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Fotokopi CEMERLANG

Bagaimana posisi keuangan setelah transaksi?


Uang Rp2.500.000

Kas Rp2.500.000

Utang Rp2.500.000 Utang Rp2.500.000

Pemilik (Hariman)
Posisi Keuangan Sumber daya Sumber dana

Kas

Rp2.500.000

Utang , Hariman

Rp2.500.000

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 19

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Laporan Formal
Utang kepada pemilik disebut Modal.
Fotokopi CEMERLANG Neraca, 20 Desember 2000

Aset Kas Rp2.500.000

Kewajiban dan Ekuitas Modal , Hariman Rp2.500.000

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 20

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Analisis transaksi persiapan dan neraca awal.


Fotokopi CEMERLANG
Kas Rp2.500.000 Utang Rp2.500.000 Kas Rp800.000 Utang Rp800.000 Perlengkapan kios Rp500.000 Kas Rp500.000 Modal Rp1.000.000

Bank

Pemilik
Fotokopi CEMERLANG Neraca, 30 Desember 2000
Aset
Kas Perlengkapan kios Rp3.800.000 500.000 Rp4.300.000

Kewajiban dan Ekuitas


Utang Modal , Hariman Rp 800.000 3.500.000 Rp4.300.000

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 21

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Sistem Embrionik
Aset Kas Perlengkapan kios

Fotokopi CEMERLANG Neraca, 1 Januari 2001


Kewajiban dan Ekuitas Rp3.800.000 500.000 Rp4.300.000 Utang Modal , Hariman Rp 800.000 3.500.000 Rp4.300.000

Tgl. Jan 1

Kas 3.800.000

Piutang Usaha

Bhn. Habis Pakai

Perlengkp. Kios

Mesin Fotokopi

Utang Usaha

Modal 3.500.000

Keterangan Perubahan Modal

500.000

800.000

Saldo awal

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 22

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Interpretasi Transaksi Lebih Lanjut


Transaksi a
Fotokopi CEMERLANG

Kas Rp2.500.000

Mesin Fotokopi Rp2.500.000

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 23

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Transaksi b

Fotokopi CEMERLANG
Perlengkapan kios Rp500.000

Utang Rp500.000

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 24

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Transaksi d

Fotokopi CEMERLANG

Kas Rp300.000 Utang kepada pemilik (modal) bertambah Rp300.000 berasal dari pendapatan

Simpulan: Pendapatan menambah Modal


Transi 25

12/1/2008

Suwardjono2002

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Transaksi e

Fotokopi CEMERLANG

Kas Rp100.000 Utang kepada pemilik (modal) berkurang Rp100.000 untuk menanggung biaya gaji.

Simpulan: Biaya mengurangi Modal


Transi 26

12/1/2008

Suwardjono2002

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Transaksi i
Fotokopi CEMERLANG

Kas Rp25.000 Utang kepada pemilik (modal) berkurang Rp25.000 untuk keperluan pribadi pemilik (prive)

Simpulan: Pengambilan oleh pemilik dapat dipandang sebagai pelunasan utang kepada pemilik. Jadi, modal berkurang.
12/1/2008
Suwardjono2002 Transi 27

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Transaksi j
Fotokopi CEMERLANG
Piutang Usaha Rp400.000 Utang kepada pemilik (modal) bertambah Rp400.000 berasal dari pendapatan

Simpulan: Asas akrual menghendaki pengakuan pendapatan pada saat hak timbul. Utang kepada pemilik (modal) langsung bertambah tanpa menunggu pelunasan piutang. Pelunasan piutang dipandang semata-mata perubahan dari aset yang satu menjadi aset yang lain sehingga tidak mempengaruhi posisi keuangan.
12/1/2008
Suwardjono2002 Transi 28

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Transaksi m
Fotokopi CEMERLANG

Bahan habis pakai Rp90.000


Utang kepada pemilik (modal) berkurang Rp90.000 untuk menanggung biaya pemakaian bahan habis pakai

Simpulan: Alasan kepraktisan mengharuskan pencatatan pemakaian bahan habis pakai dilakukan sekaligus pada akhir perioda. Transaksi semacam ini nantinya disebut dengan transaksi penyesuaian (adjustment).
12/1/2008
Suwardjono2002 Transi 29

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Transaksi n
Fotokopi CEMERLANG

Mesin Rp35.000
Utang kepada pemilik (modal) berkurang Rp35.000 untuk menanggung biaya depresiasi mesin

Simpulan: Alasan kepraktisan mengharuskan pencatatan depresiasi dilakukan sekaligus pada akhir perioda. Transaksi semacam ini nantinya disebut dengan transaksi penyesuaian (adjustment).
12/1/2008
Suwardjono2002 Transi 30

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Pengertian Depresiasi
Bagian kos aset tetap berwujud yang telah diperhitungkan sebagai biaya karena pemakaian atau penyerapan manfaat (potensi jasa) aset.

Depresiasi merupakan biaya sehingga berakibat berkurangnya modal.


Untuk kekayaan tambang disebut deplesi sedangkan untuk aset tak berujud disebut amortisasi.
12/1/2008
Transi 31

Suwardjono2002

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Neraca Setelah Transaksi


Lihat hasil akhir pencatatan pada Gambar 4-6 di halaman 110.
Fotokopi CEMERLANG Neraca, 31 Januari 2001
Aset

Kewajiban dan Ekuitas Rp1.745.000 250.000 60.000 985.000 2.465.000 Rp5.505.000 Utang Rp1.225.000

Kas Piutang usaha Bahan habis pakai Perlengkapan kios Mesin fotokopi

Modal , Hariman

4.280.000 Rp5.505.000

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 32

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Kelemahan Sistem Embrionik


Jumlah rupiah yang tidak terpengaruh transaksi harus ditulis kembali sehingga pencatatan tidak efisien. Sistem akun dapat mengatasi kelemahan tersebut. Dengan sistem akun, disediakan tempat mencatat sendiri dan terpisah untuk tiap pos. Tempat mencatat tiap pos disebut akun (account) atau rekening. Bentuk akun belum standar dan hanya memuat informasi yang penting untuk penyusunan statemen keuangan.
12/1/2008
Suwardjono2002 Transi 33

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Sistem Akun Fotokopi CEMERLANG


Kas Tg 1 a c
d

e f g h
i

k
l

Jumlah 3.800.000 2.500.000 1.300.000 150.000 1.150.000 +300.000 1.450.000 100.000 1.350.000 50.000 1.300.000 +250.000 1.550.000 75.000 1.475.000 25.000 1.450.000 +150.000 1.600.000 +145.000 1.745.000

Piutang Usaha Tg Jumlah j +400.000 k 150.000 250.000

Utang Usaha Tg 1 b h Jumlah 800.000 +500.000 1.300.000 75.000 1.225.000 Tg 1 d e


f

Modal Jumlah 3.500.000 +300.000 3.800.000 100.000 3.700.000 50.000 3.650.000 +250.000 3.900.000 25.000 3.875.000 +400.000 4.275.000 +145.000 4.420.000 90.000 4.330.000 50.000 4.280.000

Keterangan Saldo awal pendapatan jasa FK biaya gaji pegawai


biaya reparasi

B. Habis Pakai Tg Jumlah c +150.000 m 90.000 60.000

g i
j

pendapatan jasa FK prive (pengambilan)


pendapatan jasa FK

Perlkp. Kios Tg 1 b n Jumlah 500.000 +500.000 1.000.000 15.000 985.000 l


m

setoran pemilik
biaya b. habis pakai

biaya depresiasi Saldo akhir

Mesin Fotokoi Tg Jumlah a +2.500.000 n 35.000 2.465.000

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 34

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Kelemahan Sistem Akun Sederhana


Hanya neraca dapat disusun Harus dilakukan analisis perubahan modal untuk dapat menyusun statemen laba-rugi Statemen laba-rugi dan perubahan modal hanya berfungsi sebagai lampiran Kelemahan dapat diatasi dengan menyediakan akun-akun terpisah untuk pos-pos penyebab perubahan modal (sistem akun penuh)

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 35

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Analisis Perubahan Modal Fotokopi CEMERLANG Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2001 Perubahan akibat transaksi operasi: Yang menambah: Pendapatan jasa fotokopi

Pendapatan total Yang mengurangi: Biaya Gaji Biaya reparasi Biaya bahan habis pakai Biaya depresiasi Biaya total Transaksi operasi neto (laba)

Rp200.000 250.000 400.000 Rp950.000

Rp100.000 50.000 90.000 50.000 290.000 Rp660.000

Perubahan akibat transaksi modal: Yang menambah: Setoran/investasi oleh pemilik Rp145.000 Yang mengurangi Prive (pengambilan) oleh pemilik 25.000 120.000 Transaksi modal neto Rp780.000 Kenaikan modal
12/1/2008
Suwardjono2002 Transi 36

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Sistem Akun Penuh


Sistem Akun Sederhana Penyebab Perubahan Modal Digabungkan Sistem Akun Penuh Penyebab Perubahan Modal Dipisahkan

Modal Tg 1 d Jumlah 3.500.000 +300.000 3.800.000 e 100.000 3.700.000 f 50.000 3.650.000 g +250.000 3.900.000 i 25.000 3.875.000 j +400.000 4.275.000 l +145.000 4.420.000 m 90.000 4.330.000 n 50.000 4.280.000

Keterangan
Saldo awal pendapatan jasa FK biaya gaji pegawai Modal Pendapatan

MODAL
B. Gaji Peg. Setoran Prive

Tg 1

Jumlah 3.500.000

Tg d g j

biaya reparasi
pendapatan jasa FK prive (pengambilan)

Jumlah +300.000 +250.000 550.000 400.000 950.000

Tg e

Jumlah +100.000

Tg l

Jumlah +145.000

Tg i

Jumlah +25.000

B. Reparasi Tg f Jumlah +50.000

pendapatan jasa FK
setoran pemilik biaya b. habis pakai Biaya BHP Tg Jumlah m 90.000

biaya depresiasi Saldo akhir B. Depresiasi Tg n Jumlah +50.000

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 37

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Konsekuensi Sistem Akun Penuh


Statemen laba-rugi harus disusun dahulu Kemudian statemen perubahan modal disusun Barulah neraca disusun Statemen laba-rugi dan perubahan modal bukan lagi berfungsi sebagai lampiran tetapi menjadi komponen utama seperangkat statemen keuangan Kedudukan pendapatan, biaya, setoran, dan prive tetap sama yaitu menjadi bagian dari modal

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 38

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Persamaan Akuntansi
Hubungan fungsional antarakun sebagai akibat konsep kesatuan usaha
Keterpisahan antara manajemen dan pemilik menuntut adanya pertanggungjawaban Pertanggungjawaban yang menghendaki bahwa kekayaan yang dipercayakan kepada manajemen ditunjukkan sumber atau asalnya Pelaporan keuangan harus mengikuti hubungan tersebut Agar statemen dapat disusun dengan cepat tempat mencatat harus mengikuti persamaan akuntansi

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 39

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Notasi Persamaan Akuntansi


Dengan Sistem Sederhana: Status awal: Selama perioda: A =U+M A* = U* + M*

Status akhir:

A* = U* + M*

Dengan Sistem Pemisahan Penyebab Perubahan Modal: Status awal:


Selama perioda: Status akhir:
K = pengambilan (prive)

A =U+M
A* = U* + M + P - B + S - K A* = U* + M*

Awas: Persamaam akuntansi bukan persamaan aljabar!


12/1/2008
Suwardjono2002 Transi 40

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Persamaan Buku Besar


A = K + E + P B

Buku Besar ASET

Buku Besar KEWAJIBAN

Buku Besar EKUITAS

Buku Besar PENDAPATAN

Buku Besar BIAYA

Kumpulan akun-akun yang berfungsi sama sebagai elemen statemen tertentu disebut dengan buku besar (ledger).

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 41

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Persamaan Akuntansi dan Artikulasi


Status awal:

A =U + M
transaksi

Neraca awal

Statemen laba-rugi

Statemen transaksi modal

Selama perioda:

A* = U* + M +

P-B +

S-K
Statemen perubahan modal

Ditutup ke M

M* = M + Laba + Transaksi modal

Status akhir:

A* = U* + M*

Neraca awal

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 42

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Kontra-Akun
Salah satu bentuk penyempurnaan sistem.

Tanpa kontraakun:

Mesin Fkopi Tg Jumlah a +2.500.000 n 35.000 2.465.000

Biaya Depr. Ms Tg Jumlah n +35.000

Perlkp. Kios Tg 1 b Jumlah 500.000 +500.000 1.000.000 15.000 985.000

Biaya Depr. Plk Tg Jumlah n +15.000

Seksi aset dalam neraca

Kas Piutang Usaha Bahan Habis Pakai Perlengkapan Kios Mesin Fotokopi Aset total

Rp1.745.000 250.000 60.000 985.000 2.465.000 Rp5.505.000

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 43

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Dengan kontraakun:

Mesin Fkopi Tg Jumlah a +2.500.000

Biaya Depr. Ms Tg Jumlah n +35.000

Perlkp. Kios Tg 1 b Jumlah 500.000 +500.000 1.000.000

Biaya Depr. Plk Tg Jumlah n +15.000

Depr. Akm. Ms Tg Jumlah n +35.000

Depr. Akm. Plk Tg Jumlah n +15.000

Seksi aset dalam neraca

Kas Piutang Usaha Bahan Habis Pakai Perlengkapan Kios Depresiasi Akumulasian Plk. Mesin Fotokopi Depresiasi Akumulasian Mesin Aset total

Rp1.745.000 250.000 60.000


Rp1.000.000 15.000 Rp2.500.000 35.000 985.000

2.465.000 Rp5.505.000

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 44

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Metoda Pencatatan Depresiasi


Metoda langsung:
Jumlah depresiasi langsung dikurangkan terhadap aset yang didepresiasi. Di neraca langsung tampak jumlah neto (nilai buku)

Metoda akumulasi:
Jumlah depresiasi dicatat terpisah dalam akun depresiasi akumulasian (accumulated depreciation)
Pengurangan ditampakkan di neraca sehingga penyajian lebih informatif.

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 45

Bab 4

Sistem Akuntansi dan Pengembangannya

Jangan lupa mengerjakan:


Tugas, pertanyaan diskusi, dan latihan/soal.

Jangan terlalu ambisius!

12/1/2008

Suwardjono2002

Transi 46

Anda mungkin juga menyukai