Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN

I. Latar belakang
Seiring dengan kebutuhan komponen dan suu cadang otomotif, perusahaan dituntut untuk terus melakukan pembenahan kemampuan SDM. Salah satunya melalui peningkatan keterampilan karyawan di bidang pengelasan. Pengelasan merupakan salah satu proses dari proses manufaktur, dimana fungsi dari dasar pengelasan adalah menggabungkan bagian satu dan bagian lainnya dengan menggunakan energi panas. Selain itu setiap jenis logam memiliki struktur yang berbeda-beda, karena itu sifat tiap jenis logam pun berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini sangat mempengaruhi metode proses pengelasan itu sendiri. Semaikn baik sistem dan hasil pengelasan yang dibuat, akan semakin kuat sambungan komponen yang dihasilkan. Beberapa aspek lain seperti peralatan dan kualitas pengelasan juga perlu diketahui operator las perusahaan yang semuanya merupakan faktor penting dalam pekerjaan pengelasan

II. Tujuan pratikum


1.

Memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang pengelasaan. 2. Memberikan pengetahuan kepada peserta tentang penentuan metode pengelasan logam. 3. Meningkatkan ketrampilan mahasiwa untuk melaksanakan proses pengelasan dasar dengan baik dan benar. 4. Agar mahasiwa dapat membedakan tingkat kesulitan dalam mengelas.

III. Manfaat Manfaat yang dapat di ambil dari praktek pengelasan ini adalah mahasiwa memilki skill dan pengetahuan tentang las.

IV. Keselamtan kerja Keselamatan kerja dalam proses pengelasan harus diperhatikan agar terhindar dari kecelakaan kerja yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain, keselamtan kerja yang harus deperhatikan diantaranya ; a. Memakai pakaian praktek dan alat pelindung diri b. Menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya c. Lakukan praktek dengan serius d. Letakan peralatan sesuai dengan tempatnya e. Dalam melakukan pengelasan usakan diruangan atau tempat yang berventilasi cukup

BAB II TEORI DASAR

Pengelasan adalah proses penyambungan material dengan menggunakan energy panas sehingga menjadi satu dengan atau tanpa tekanan. Pengelasan dapat dilakukan dengan : - pemanasan tanpa tekanan, - pemanasan dengan tekanan, dan - tekanan tanpa memberikan panas dari luar (panas diperoleh dari dalam material itu sendiri). Disamping itu pengelasan dapat dilakukan : - tanpa logam pengisi, dan - dengan logam pengisi. Pengelasan pada umumnya dilakukan dalam penyambungan logam, tetapi juga sering digunakan untuk menyambung pelastik. Dalam pembahasan ini akan difokuskan pada penyambungan logam. Pengelasan merupakan proses yang penting baik ditinjau secara komersial maupun teknologi, karena : Pengelasan merupakan penyambungan yang permanen; Sambungan las dapat lebih kuat daripada logam induknya, bila digunakan logam pengisi yang memiliki kekuatan lebih besar dari pada logam induknya; Pengelasan merupakan cara yang paling ekonomis dilihat dari segi penggunaan material dan biaya fabrikasi. Metode perakitan mekanik yang lain memerlukan pekerjaan tambahan (misalnya, penggurdian lubang) dan pengencang sambungan (misalnya, rivet dan baut); Pengelasan dapat dilakukan dalam pabrik atau dilapangan.

Walupun demikian pengelasan juga memiliki keterbatasan dan kekurangan : Kebanyakan operasi pengelasan dilakukan secara manual dengan upah tenaga kerja yang mahal; Kebanyakan proses pengelasan berbahaya karena menggunakan energi yang besar; Pengelasan merupakan sambungan permanen sehingga rakitannya tidak dapat dilepas. Jadi metode pengelasan tidak cocok digunakan untuk produk yang memerlukan pelepasan rakitan (misalnya untuk perbaikan atau perawatan);

Sambungan las dapat menimbulkan bahaya akibat adanya cacat yang sulit dideteksi. Cacat ini dapat mengurangi kekuatan sambungannya. Sambungan Las Sambungan las adalah pertemuan dua tepi atau permukaan benda yang disambung dengan proses pengelasan.

Jenis sambungan Terdapat lima jenis sambungan yang biasa digunakan untuk menyatukan dua bagian benda logam, seperti dapat dilihat dalam gambar 12.2.

Gambar 12.2 Lima jenis sambungan yang biasa digunakan dalam proses pengelasan

(a) Sambungan tumpu (butt joint); kedua bagian benda yang akan disambung diletakkan pada bidang datar yang sama dan disambung pada kedua ujungnya; (b) Sambungan sudut (corner joint); kedua bagian benda yang akan disambung membentuk sudut siku-siku dan disambung pada ujung sudut tersebut; (c) Sambungan tumpang (lap joint); bagian benda yang akan disambung saling menumpang (overlapping) satu sama lainnya; (d) Sambungan T (tee joint); satu bagian diletakkan tegak lurus pada bagian yang lain dan membentuk huruf T yang terbalik; (e) Sambungan tekuk (edge joint); sisi-sisi yang ditekuk dari ke dua bagian yang akan disambung sejajar, dan sambungan dibuat pada kedua ujung bagian tekukan yang sejajar tersebut.

Jenis las-an Setiap jenis sambungan yang disebutkan di atas dapat dibuat dengan pengelasan. Proses penyambungan yang lain dapat juga digunakan, tetapi pengelasan merupakan metode penyambungan yang paling universal. Berdasarkan geometrinya, las-an dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Las-an jalur (fillet weld); digunakan untuk mengisi tepi pelat pada sambungan sudut, sambungan tumpang, dan sambungan T dalam gambar 12.3. Logam pengisi digunakan untuk menyambung sisi melintang bagian yang membentuk segitiga siku-siku;

Gambar 12.3 Beberapa bentuk las-an jalur

Las-an alur (groove welds); ujung bagian yang akan disambung dibuat alur dalam bentuk persegi, serong (bevel), V, U, dan J pada sisi tunggal atau ganda, seperti dapat dilihat dalam gambar 12.4. Logam pengisi digunakan untuk mengisi sambungan, yang biasanya dilakukan dengan pengelasan busur dan pengelasan gas;

Gambar 12.4 Beberapa bentuk las-an alur

Las-an sumbat dan las-an slot (plug and slot welds); digunakan untuk menyambung pelat datar seperti dapat dilihat dalam gambar 12.5, dengan membuat satu lubang atau lebih atau slot pada bagian pelat yang diletakkan paling atas, dan kemudian mengisi lubang tersebut dengan logam pengisi sehingga kedua bagian pelat melumer menjadi satu;

Gambar 12.5 (a) Las-an sumbat dan (b) las-an slot

Las-an titik dan las-an kampuh (spot and seam welds); digunakan untuk sambungan tumpang seperti dapat dilihat dalam gambar 12.6. Las-an titik adalah manik las yang kecil antara permukaan lembaran atau pelat. Las-an titik diperoleh dari hasil pengelasan resistansi listrik. Las-an kampuh hampir sama dengan las-an titik, tetapi las-an kampuh lebih kontinu dibandingkan dengan las-an titik.

Gambar 12.6 (a) Las-an titik dan (b) las-an kampuh

Las-an lekuk dan las-an rata (flange and surfacing welds); ditunjukkan dalam gambar 12.7. Las-an lekuk dibuat pada ujung dua atau lebih bagian yang akan disambung, biasanya merupakan lembaran logam atau pelat tipis, paling sedikit satu bagian ditekuk (gambar 12.7a). Las-an datar tidak digunakan untuk menyambung bagian benda, tetapi merupakan lapisan penyakang (ganjal) logam pada permukaan bagian dasar.

Gambar 12.7 (a) Las-an lekuk dan (b) las-an rata

Anda mungkin juga menyukai