Anda di halaman 1dari 28

PERLENGKAPAN INSTALASI LISTRIK

Bagi masyarakat modern, energi listrik merupakan kebutuhan primer. Hal ini bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari energi listrik bermanfaat untuk kebutuhan rumah tangga, antara lain penerangan lampu, pompa air, pendingin lemari es / freezer, pengkondisi udara dingin, kompor listrik, mesin kopi panas, dispenser, setrika listrik, TV, dan sebagainya. Hampir setiap bangunan membutuhkan energi listrik seperti sekolah / kampus, perkantoran, rumah sakit, hotel, restoran, mall, supermarket, terminal, stasiun, pelabuhan, bandara, stadion, Industri, dan sebagainya. Di Indonesia, penyedia energi listrik dikelola pengusaha ketenagalistrikan (PT. PLN), dan pelaksana instalasinya dikerjakan oleh instalatir. Energi listrik dari pembangkit sampai ke pemakai / konsumen listrik disalurkan melalui saluran transmisi dan distribusi yang disebut instalasi penyedia listrik. Sedangkan saluran dari alat pembatas dan pengukur (APP) sampai ke beban disebut instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

Berikut ini diagram penyaluran energi listrik dari pembangkit ke pemkai

Keterangan : G : Generator GI : Gardu Induk GH : Gardu Hubung GD : Gardu Distribusi

TT : Jaringan tegangan tinggi TM : Jaringan tegangan menengah TR : Jaringan tegangan rendah APP : Alat pembatas dan pengukur

Konsumen listrik di Indonesia dengan sumber dari PLN atau perusahaan swasta lainnya dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Konsumen Rumah Tangga Kebutuhan daya listrik untuk rumah tangga antara 450VA s.d. 4400VA, secara umum mnggunakan sistem 1 fasa dengan tegangan rendah 220V / 380V dan jumlahnya sangat banyak. 2. Penerangan Jalan Umum (PJU) Pada kota-kota besar penerangan jalan umum sangat diperlukan oleh karena bebannya berupa lampu dengan masing-masing daya tiap lampu/tiang antara 50VA s.d. 250VA bergantung pada jenis jalan yang diterangi, maka sistem yang digunakan 1 fasa dengan tegangan rendah 220V / 380V. 3. Konsumen Pabrik Jumlahnya tidak sebanyak konsumen rumah tangga, tetapi masing-masing pabrik dayanya dalam orde kVA. Penggunaannya untuk pabrik yang kecil masih menggunakan sistem 1 fasa tegangan rendah (220V / 380V), namun untuk pabrik-pabrik yang besar menggunakan sistem 3 fasa dan saluran masuknya dengan jaringan tegangan menengah 20kV. 4. Konsumen Komersial Yang dimaksud konsumen komersial antara lain stasiun, terminal, KRL (Kereta Rel Listrik), hotel-hotel berbintang, rumah sakit besar, kampus, stadion olahraga, mall, hypermarket, apartemen. Rata-rata menggunakan sistem 3 fasa, untuk yang kapasitasnya kecil dengan tegangan rendah, sedangkan yang berkapasitas besar dengan tegangan menengah.

Alat Pengukur dan Pembatas (APP)


Untuk mengetahui besarnya tenaga listrik yang digunakan oleh pemakai / pelanggan listrik (untuk keperluan rumah tangga, sosial, usaha/bangunan komersial, gedung pemerintah dan instansi), maka perlu dilakukan pengukuran dan pembatasan daya listrik. APP merupakan bagian dari pekerjaan dan tanggung jawab pengusaha ketenagalistrikan (PT. PLN), sebagai dasar dalam pembuatan rekening listrik. Pada sambungan tenaga listrik tegangan rendah, letak penempatan APP dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Keterangan: GD : Gardu Distribusi TR : Jaringan tegangan Rendah SLP : Sambungan Luar Pelayanan SMP : Sambungan Masuk Pelayanan SLTR : Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah APP : Alat Pengukur dan Pembatas PHB : Papan Hubung Bagi IP : Instalasi Pelanggan Seperti telah dijelaskan dimuka bahwa pengukuran yang dimaksud adalah untuk menentukan besarnya pemakaian daya dan energi listrik. Adapun alat ukur / instrumen yang digunakan adalah alat pengukur : Kwh, KVARh, KVA maksimum, arus listrik dan tegangan listrik. Sistem pengukurannya ada dua macam, yaitu : Pengukuran primer atau juga disebut pengukuran langsung, terdiri dari pengukuran primer satu fasa untuk pelanggan dengan daya dibawah 6.600VA pada tegangan 220V / 380V, dan pengukuran primer tiga fasa untuk pelanggan dg daya diatas 6.600V sampai dengan 33.000VA pada tegangan 220V / 380V. Pengukuran sekunder tiga fasa atau disebut juga pengukuran tak langsung(menggunakan trafo arus) digunakan pada pelanggan dengan daya 53KVAsampai dengan 197KVA.

Sedangkan yang dimaksud dengan pembatasan adalah pembatasan untuk menentukan batas pemakaian daya sesuai dengan daya tersambung. Alat pembatas yang digunakan adalah : Pada sistem tegangan rendah sampai dengan 100A digunakan MCB dan diatas 100A digunakan MCCB; pelebur tegangan rendah; NFB yang bisa disetel. Pada sistem tegangan menengah biasanya digunakan pelebur tegangan menengah atau rele. Berikut ini adalah contoh gambar alat ukur Kwh dan KVARh.

Gambar 3.3 Kwh meter satu fasa analog dan digital

Gambar 3.4 Kwh meter tiga fasa analog dan digital

kWh Meter Prabayar

Beberapa contoh kode dan cara penyambungan alat pengukur atau penghitung sebagai berikut :
Penyambungan dengan Code 1010 atau 1010-00 berarti : (1) : penghitung dengan daya nyata arus bolak-balik satu fasa (2) : tanpa bagian tambahan (3) : untuk sambungan dengan trafo arus (4) : tanpa bagian tambahan pada penghitung daya maksimum dengan piringan putar

Gambar 3.6 Rangkaian Kwh satu fasa dengan trafo arus

Penyambungan dengan Code 2000 atau 2000-00 berarti : (2) : penghitung daya nyata arus bolak-balik dua fasa (0) : tanpa bagian tambahan (0) : untuk sambungan tetap (0) : tanpa bagian tambahan pada penghitung daya maksimum dengan piringan putar

Gambar 3.6 Rangkaian Kwh dua fasa dengan sambungan tetap

Gambar 3.7 Rangkaian Kwh tiga fasa dengan trafo arus dan trafo tegangan Penyambungan dengan Code 3020 atau 3020-00 berarti : (3) : penghitung daya nyata arus bolak-balik tiga fasa (0) : tanpa bagian tambahan (2) : untuk sambungan dengan trafo arus dan trafo tegangan (0) : tanpa bagian tambahan pada penghitung daya maksimum dengan piringan putar

Perangkat Hubung Bagi (PHB) adalah perangkat yang digunakan pada instalasi listrik agar sistem dapat bekerja dengan aman dan handal sebelum didistribusikan ke beban-beban PHB merupakan perlengkapan yang digunakan untuk membagi dan mengendalikan tenaga listrik. Komponen utama yang terdapat pada PHB diantaranya adalah : Sekring, pemutus tenaga, sakelar isolasi, alat dan instrument ukur ( ampere meter dll) , rel ( bus-bar) . Dalam PHB juga terdapat alat bantu berupa lampu indicator, tombol-tombol operasi, rangkaian dan komponen kontrol. Komponen PHB Box Panel PHB Pengaman Beban Lebih (MCB, MCCB, ELCB dll) Pengaman Hubung Singkat (Fuse/Sekering) Saklar (Switch) Komponen Indikator (lampu, Ampere & Volt meter)

Box Panel PHB

BOX Panel pada instalasi besar

Gambar 3.10 PHB dan diagram garis tunggal (satu garias)

Pengaman Beban Lebih


MCB 1 phasa (type C45) MCB 3 phasa

MCB (Miniatur Circuit Breaker)


MCB adalah suatu rangkaian pengaman yang dilengkapi dengan komponen thermis(bimetal) untuk pengaman beban lebih dan juga dilengkapi relay elektromagnetik untuk pengaman hubung singkat. MCB banyak digunakan untuk pengaman sirkit satu fasa dan tiga fasa. Keuntungan menggunakan MCB, yaitu : 1. Dapat memutuskan rangkaian tiga fasa walaupun terjadi hubung singkat pada salah satu fasanya. 2. Dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat hubung singkat atau beban lebih. 3. Mempunyai respon yang baik apabila terjadi hubung singkat atau beban lebih. Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan elektromagnetis,pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arus beban lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika terjadi hubung singkat. Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip yang sama dengan thermal overload yaitu menggunakan dua buah logam yang digabungkan (bimetal), pengamanan secara thermis memiliki kelambatan, ini bergantung pada besarnya arus yang harus diamankan, sedangkan pengaman elektromagnetik menggunakan

sebuah kumparan yang dapat menarik sebuah angker dari besi lunak.

Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat digolongkan menjadi 5 jenis ciri yaitu : Tipe Z (rating dan breaking capacity kecil) Digunakan untuk pengaman rangkaian semikonduktor dan trafo-trafo yang sensitif terhadap tegangan. Tipe K (rating dan breaking capacity kecil) Digunakan untuk mengamankan alat-alat rumah tangga. Tipe G (rating besar) untuk pengaman motor. Tipe L (rating besar) untuk pengaman kabel atau jaringan. Tipe H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan MCCB (Moulded Case Circuit Breaker) MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat untuk penghubung. Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan.

Keterangan : 1. Bahan BMC untuk bodi dan tutup 2. Peredam busur api 3. Blok sambungan untuk pemasangan ST dan UVT 4. Penggerak lepas-sambung 5. Kontak bergerak 6. Data kelistrikan dan pabrik pembuat 7. Unit magnetik trip

Gambar 3.12 Moulded Case Circuit Breaker

PengamanHubungSingkat
Sekering atau Fuse Mengamankan rangkaian dari terjadinya SC baik pada rangkaian maupun beban Cara kerja : Apabila terjadi kelebihan muatan listrik atau terjadi hubungan arus pendek, maka secara otomatis sekering tersebut akan memutuskan aliran listrik dan tidak akan menyebabkan kerusakan pada komponen yang lain.

Jenis-jenis Fuse

Penataan PHB
PHB harus ditata & dipasang sedemikian rupa shg terlihat rapi & teratur, & harus ditempatkan dlm ruang yg cukup leluasa. (6.2.1.1 PUIL 2000) PHB harus ditata & dipasang sedemikian rupa shg pemeliharaan & pelayanan mudah & aman, & bg yg penting mudah dicapai. (6.2.1.2 PUIL 2000) Pemasangan Saklar masuk Pada sisi penghantar masuk dari PHB yg berdiri sendiri harus dipasang setidak-tidaknya satu saklar, sedangkan pada setiap penghantar keluar setidak-tidaknya dipasang satu proteksi arus. (lihat gb.3.13a atau 3.13b) (6.2.4.1 PUIL 2000). Sebagai alternatif unt. saklar dg proteksi arus lebih, atau pengaman lebur, dapat juga dipakai saklar yg didalamnya terdapat proteksi arus yg dikehendaki, seperti arus pemutus sirkit (MCB) sebagaimana tertera dalam gb 3.13b. Apabila hal ini diterapkan maka pemutus sirkit yg akan digunakan harus dipilih yg sesuai, yg memiliki ketahanan arus hubung pendek yg mungkin terjadi dlm sirkit yg diamankan.

10A/25A

NYA 3x4 mm2

63A

10A/25A

NYA 3x4 mm2

10A/25A

NYA 3x4 mm2

Gambar 3.13a
10A/25A NYA 3x4 mm2

10A/25A

NYA 3x4 mm2 NYA 3x4 mm2

10A/25A

Gambar 3.13b

Penempatan Pengaman Lebur & Saklar


Jika pengaman lebur & saklar kedua-duanya terdapat pd sirkit masuk, sebaiknya pengaman lebur dipasang sesudah saklar (6.2.7.1 PUIL 2000) (lihat gb 3.14a) Jika pengaman lebur & saklar kedua-duanya terdapat pd sirkit keluar, sebaiknya pengaman lebur dipasang sesudah saklar sebagaimana dimaksud 6.2.7.1diatas. Apabila sistem proteksi tidak menggunakan pengaman lebur tetapi menggunakan pemutus sirkit sejenis MCB, maka ketentuan 6.2.7.1 & ayat ini tidak berlaku, tetapi diterapkan ketentuan spt tersebut dalam 6.2.4.1 (lihat gb 3.14b).

10A/25A

10A 35A 10A 10A

63A

35A/60A

10A/25A
10A/25A

Gb. 3.14a

Gb. 3.14b

Ketentuan Umum Mengenai Perlengkapan Instalasi


Perlengkapan listrik yang baik dlm kerja normal tidak akan membahayakan atau merusak, & harus tahan thd kerusakan mekanik, termis & kimiawi. Setiap bg perlengkapan listrik yg digunakan dlm inst. listrik harus memenuhi PUIL 2000 dan/standar yg berlaku. Selungkup & rangka logam perlengkapan yg mempunyai teg. pengenal ke bumi di atas 50V, demikian pula yg dipasang dlm ruang lembab & panas harus dibumikan secara baik & tepat. Tentang pelayanan atau pengendalian ditetentukan bahwa setiap peranti harus dpt dihubungkan & diputuskan dg saklar kecuali unt. lampu & peranti kecil atau kumpulan daripadanya, yg bersama-sama mempunyai daya tidak lebih dari 1,5 Kw. Setiap perlengkapan listrik harus tercantum dg jelas ; 1) Nama pembuat & merk dagang 2) Daya, tegangan, dan/arus pengenal 3) Data teknis yg diisyaratkan SNI

Anda mungkin juga menyukai