Anda di halaman 1dari 9

KPRI Serba Makmur Panceng

2011

ANALISA LAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL STATEMENT ANALISIS)


1. PENGERTIAN ANALISA LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan : Ialah suatu laporan tentang keadaan financial perusahaan / koperasi dimana 1. Neraca ( Balance Shoot ) Mencerminkan nilai harta, hutang dan modal pada saat tertentu 2. Perhitungan rugi / laba ( income statement ), Mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode tertentu. Analisa Laporan Keuangan : Ialah suatu dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan Perusahaan / Koperasi dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil keputusan. 2. TUJUAN ANALISA LAPORAN KEUANGAN Analisa laporan keuangan perlu dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : a. Mengetahui kemampuan Badan Usaha / Koperasi b. Mengetahui kemampuan pengelola / pengurus / manajer c. Menentukan tinggi rendahnya perusahaan / koperasi d. Sebagai kelengkapan administrasi dalam pengajuan kredit kepada pihak lain e. Meningkatkan kepercayaan kepada pihak lain 3. PERSYARATAN SEBELUM LAPORAN DIANALISA Persyaratan sebelum Laporan Keuangan dianalisa adalah sebagai berikut : a. Data yang disajukan harus komperatif minimal 2 tahun terakhir b. Bila memungkinkan data dari beberapa koperasi yang sejenis dalam tahun yang sama c. Cara penyajian laporan keuangan, pendapatan dan beban harus sama dengan standart Akuntansi Koperasi d. Kebijakan penilaian aktiva laporan keuangan harus sama 4. CARA MELAKUKAN ANALISA LAPORAN KEUANGAN Analisa laporan keuangan dapat dilakukan antara lain dengan cara sebagai berikut : a. Analisa Horizontal b. Analisa vertikal c. Analisa Ratio A. Analisa Horizontal. Analisa Horizontal / komperatif adalah analisa untuk menunjukkan perkembangan perusahaan / koperasi selama beberapa periode. Caranya adalah dengan membandingkan laporan keuangan satu periode dengan laporan keuangan periode lainnya secara berurutan.

Pelatihan Dasar Anggota Koperasi

-1-

KPRI Serba Makmur Panceng

2011

Ada dua macam Analisa Horizontal, yaitu : AnalisaNaik / Turun Analisa Trend. KPRI SERBA MAKMUR NERACA PER 31 DESEMBER 2010-2009 Tahun 2010 Tahun 2009 Naik/Turun Rp Rp Jumlah Rp % Aktiva 700.000 760.000 (60) (7,89) - Aktiva lancar - Aktiva Tetap 1.400.000 1.210.000 190.000 15,70 Tota Aktiva Kewajiban & Ekuitas - Kewajiban lancar - Kewajiabn jangka panjang - Ekuitas Total Kewajiban & Ekuitas 2.100.000 350.000 700.000 1.050.000 2.100.000 1.670.000 280.000 700.000 990.000 1.970.000 130.000 70.000 60.000 130.000 6,60 25 6,06 6,60

Dalam contoh KPRI SERBA MAKMUR dapat dilihat dalam Neraca tersebut diatas. a. Aktiva lancar turun 7,89%, sedang kewajiban lancar naik 25,00% b. Aktiva tetap naik 15,70%, sedang ekuitas naik 6,06 % lnterpretasi : KPRI SERBA MAKMUR nampaknya melakukan ekspansi ( penambahan Aktiva tetap ) yang dibiayai dengan kewajiban jangka pendek. Kebijakan ini dapat membahayakan perusahaan, sebab hasil yang diperoleh dari aktiva tetap tersebut mungkin belum cukup untuk membayar kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo. KPRI SERBA MAKMUR PERHITUNGAN HASIL USAHA PERIODE 1 JAN - 31 DES 2O10 - 2OO9 Tahun 2010 Rp 3.000.000 2.580.000 420.000 190.000 230.000 Tahun 2009 Naik/Turun Rp Jumlah Rp % 2.870.000 130.000 4,53 2.439.500 140 000 5,76 430 500 ( 10.500 ) (2,43 ) 145.620 44.380 30.48 284.880 ( 54.880 ) ( 19,26 ) (120) (0,79 ) ( 5.000 ) ( 10) 150.000 (20) ( 15.000 ) (23,07 ) ( 35.000 ) ( 18,91)

- Penjualan Bersih - Harga Pokok Pembelian Laha Broto Beban Usaha Laba Usaha Pendapatan dan ( beban ) lain-lain - PendapatanLain- lain - Beban Bunga Laba sebelum Pph Pajak Penghasilan Laba Bersih

15.000 15.120 ( 45.000 ) ( 50.000 ) 200.000 250.000 50.000 65.000 150.000 185.000

Pelatihan Dasar Anggota Koperasi

-2-

KPRI Serba Makmur Panceng

2011

Perhatikan analisa perhitungan Hasil Usaha tersebut : a. Walaupun penjualan naik 4,53%, namun laba bersih turun l8,91 % b. Ternyata kenaikan penjualan tersebut dibarengi kenaikan harga pokok penjualan sebesar 5,76 % dan kenaikan beban usaha sebesar 30,48% dan beban bunga 10 %. Interpretasi : Kenaikan penjualan, yang mungkin diakibatkan oleh penambahan investasi, ternyata tak diimbangi dengan kenaikan laba bersih, karena beban-beban juga mengalami kenaikan dalam prosentase lebih besar. B. Analisa Vertikal Analisa vertikal membandingkan pos-pos laporan keuangan dengan pos lain dalam laporan yang sama. Sebagai angka dasar dapat digunakan total aktiva untuk pos-pos aktiva, total kewajiban dan ekuitas untuk pos-pos kewajiban dan ekuitas serta total penjualan bersih untuk pos-pos perhitungan hasil usaha. KPRI SERBA MAKMUR NERACA PER 31 DESEMBER 2010-2009 Tahun 2010 Tahun 2009 Jumlah Rp % Jumlah Rp % Aktiva - Aktiva lancar - Aktiva Tetap Tota Aktiva Kewajiban & Ekuitas - Kewajiban lancar - Kewajiabn jangka panjang - Ekuitas Total Kewajiban & Ekuitas 700.000 1.400.000 2.100.000 350.000 700.000 1.050.000 2.100.000 33,33 66,67 100 16,67 33,33 50 100 760.000 1.210.000 1.670.000 280.000 700.000 990.000 1.970.000 38,58 61,42 100 14,22 35,53 50,25 100

Beberapa hal yang menarik untuk diperhatikan dari neraca tersebut di atas adalah sebagai berikut : a. Aktiva lancar merupakan 33,33% dari total aktiva di akhir tahun 2010, sedang prosentase itu adalah 38,58% diakhir tahun 2009. Terdapat kenaikan proporsi aktiva tetap dari 6l,42% di akhir tahun 2009 menjadi 66,67 % di akhir tahun 2010. b. Jumlah pembelanjaan yang berasal dari kewajiban lancar maupun kewajiban jangka panjang naik dari 49,75% di akhir tahun 2009 menjadi 50% di akhir tahun 2010. Akibatnya sumber dari pemilik / ekuitas menurun dari 50,25% diakhir tahun 2009 menjadi 50,00% di akhir tahun 2010. Interpretasi : Dari pengamatan tersebut diatas dapat dilihat bahwa kesimpulan yang diperoleh pada waklu melakukan analisa horizontal didukung oleh kesimpulan analisa vertikal ini. Selama tahun 2010 KPRI SERBA MAKMUR melakukan penambahan aktiva tetap yang dibiayai oleh kewajian lancar.
Pelatihan Dasar Anggota Koperasi

-3-

KPRI Serba Makmur Panceng

2011

C. Analisa Ratio Analisa Ratio Keuangan adalah alat yang dapat digunakan untuk menilai / menjelaskan berbagai kegiatan koperasi, yang berhubungan dengan kesehatan keuangan perusahaan / koperasi , Tujuannya: 1) Dapat menentukan tingkat likwiditas 2) Dapat mengukur efektifitas operasi 3) Dapat mengukur tingkat keuntungan sualu koperasi Macam analisa ratio 1) Rasio Likwiditas 2) Rasio Rentabilitas / profitabilitas 3) Rasio Solvabilitas / laverage 4) Rasio Aktifitas Dari keempat rasio keuangan di atas yang biasa digunakan oleh banyak koperasi antara lain: 1. Analisa Rasio Likwiditas. Likwiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan I koperasi untuk membayar kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktica lancar yang tersedia. Rasio Likwiditas dapat dilakukan dengan mengukur : a) Rasio lancar ( Current ratio ) Rasio ini dapat dihitung dengan membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar / jangkapendek. Yang dimaksud dengan aktiva lancar ( Kas, Bank, Piutang, Wesel, Persediaan, Biaya dibayar dimuka ) sedang kewajiban lancar ( kewajiban koperasi yang kurun waktu pengembaliaanya tidak lebih dari satu tahun ) Untuk menghitungnya menggunakan rumus : Raio Lancar Ativa lancar ( Current ratio ) Kewajiban lancar Secara umum rasio lancar yang ideal dan baik 2 : 1 berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin oleh Rp 2,- aktiva lancar. Rasio lancar yang tinggi menunjukkan jaminan yang baik atas hutang jangka pendek. Tetapi bila rasio terlalu tinggr efeknya terhadap kemampuan memperoleh penghasilan juga kurang baik, karena tidak semua modal kerja dapat didayagunakan. b) Rasio Cepat ( Quick Ratio ) Rasio cepat pada dasarnya sama dengan rasio lancar, hanya jumlah aktiva lancar yang digunakan untuk pembandingnya adalah aktiva yang paling mudah diuangkan, sehingga dikurangi persediaan dan biaya dibayar di muka. Untuk menghitungnya menggunakan rumus :
Pelatihan Dasar Anggota Koperasi

-4-

KPRI Serba Makmur Panceng

2011

Raio Cepat ( Quick Ratio )

Ativa lancar - Persediaan - biaya dibayar di muka Kewajiban lancar

Rasio cepat ini akan diperhatikan oleh kreditur dalam pemberian kredit. Apabila rasio ini kurang dari 1 ( satu ) maka posisi likwiditas kurang baik ( Illikwid ) c) Rasio Kas ( Cash Ratio ) Adalah rasio yang digunakan untuk melihat keadaan posisi keuangan (Kas + Bank) dibanding dengan kewajiban lancar. Untuk menghitungnya menggunakan rumus : Rasio Kas (Cash Ratio) Kas + Bank Hutang lancar

Standar Nasional rasio ini 0,75 : 10 Rasio kas yang tinggi menunjukkan jaminan uang tunai yang merupakan alat paling likwid tersedia semakin besar, sehingga pelunasan hutang lancar pada dasarnya tidak mengalami kesulitan. 2. Analisa Rasia Solvabilitas Yang dimaksud dengan Solvabilitas ialah kemampuan suatu perusahaan / koperasi untuk membayar seluruh hutangnya, apabila suatu saat perusahaan / koperasi itu dilikwidasi. Dalam prakteknya solvabilitas ini dapat dihitung dengan 3 ( tiga ) cara a) Rasio kewajiban terhadap aktiva / Total debt to total assets Adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan / koperasi untuk membayar hutangnya dengan menggunakan aktiva yang dimiliki. Untuk menghitungnya menggunakan rumus : Rasio kewajiban terhadap aktiva ( Total debt to total assets ) Total Ativa Total Kewajiban ( hutang )

Standart minimal dan ideal dikatakan baik apabila hasil pengukuran tercapai 2 : 1 Artinya setiap Rp 1,- hutang dijamin oleh Rp 2,- aktiva yang selanjutnya disebut dengan solvabel b) Rasio Kewajiban terhadap modal sendiri / Total debt to Equity Ratio Adalah kemampuan perusahaan / koperasi untuk menjamin seluruh hutangnya dengan menggunakan modal sendiri. Untuk menghitungnya menggunakan rumus : Rasio kewajiban terhadap modal sendiri ( Total debt to to Equity ratio ) Total hutang Modal sendiri

Standar rasio ini dikatakan baik atau ideal apabila hasil perhitungan tercapai 1 : 1 artinya setiap Rp 1,- hutang / kewajiban dijamin oleh Rp 1,- modal sendiri.

Pelatihan Dasar Anggota Koperasi

-5-

KPRI Serba Makmur Panceng

2011

c) Rasio hutang jangka panjang terhadap modal sendiri I Long term debt to Equity rasio. Adalah kemampuan perusahaan / koperasi untuk menjamin seluruh hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Untuk menghitungnya menggunakan rumus :

Rasio ini dikatakan baik apabila hasil pengukuran minimal tercapai 1 : 1 artinya setiap Rp 1,- hutang jangka panjang dijamin oleh Rp 1,- modal sendiri.

3. Analisa Rasio Rentabilitas / Profitabilitas Yang dimaksud dengan Rentabilitas ialah kemampuan suatu perusahaan / koperasi untuk memperoleh laba. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menganalisa dan menghitung rasio rentabilitas. a) Return on Equity ( ROE ) Adalah rasio yang digunakan untuk menganalisa kemampuan perusahaan / koperasi memperoleh laba dari modal sendiri yang selanjutnya disebut dengan Renatabilitas Modal Sendiri. Untuk menghitungnya dengan rumus.

Standar normal rasio ini minimal sama dengan bunga deposito bank yang berlaku ( 12%) b) Return on Total Assets ( ROA ) Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan / koperasi memperoleh laba dari seluruh hartanya, disebut juga Rentabilitas Usaha. Untuk menghitungnya dengan rumus ;

Standar normal 12 %

Pelatihan Dasar Anggota Koperasi

-6-

KPRI Serba Makmur Panceng

2011

c) Frofit Margin of Sales Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur margin keuntungan atas penjualan 1) Net Profit Margin Yaitu margin laba bersih atas penjualan. Untuk menghitungnya dengan menggunakan rumus : SHU (laba bersih) Net Profit Margin = Penjualan Standart normal = 1 sampai dengan 5 %

2) Gross Frofit Margin Yaitu marjin laba kotor atas penjualan. Untuk menghitugnya nenggunakan rumus: Laba Kotor ( Pendapatan ) Gross Profit Marginf = Penjualan

Standart nornal = 10 sampai dengan 15 %

Pelatihan Dasar Anggota Koperasi

-7-

KPRI Serba Makmur Panceng

2011

DISAMPAIKAN OLEH WIYONO, S.Pd.

DISAJIKAN PADA PELATIHAN ANGGOTA KPRI SERBA MAKMUR PANCENG

Pelatihan Dasar Anggota Koperasi

-8-

KPRI Serba Makmur Panceng

2011

Pelatihan Dasar Anggota Koperasi

-9-

Anda mungkin juga menyukai