BUDAYA SEPUTAR INDONESIA
Sutardji Memberikan Contoh
Secatasederhana, dapat saya si
pulkan bahwa Sutardit bermalceud
supaya kita mampumenyibak make
sud atau menafcirkan (dibebasken
dari kungkungan pengertian) suatu
Nebsornbstancon ssa
Ines arnt ara
erie
‘Menempatkan pui iene
a “ “Tatsran in atopan 5.
sebagaistatusontologis i ditopang det nee
bahasanampakny tgenstein
sues hoa tures ae
el fiat yong selurahnya fetap ada
‘mengenai hakikatbahasa preety teanesetieatrg
yang cukup menjanjikan. dianggap terpisal dari bahasa. Saya
ftambahkan lg. jka ati yang dikan-
ddangaya sebagai maksud, penggi-
naannyatidalemenggambarican kate
‘rata dan art itu sendiiSemientara
‘untuk memabaml art kata sebaga
egunoan, dilakukan dengan cara
‘menerangkennye, Madahnye, jika
seseorang ingia memaharni peng
naan kata "mantra", Oharas dicart
penjelasan dari arti kata tersebut.
Sebab,artisesustudarsatukasusine-
‘nunjukcan pada pongertian arti kata
woe
Meee
ne
eae
koe nom nas
ab filgafat bahasa (ehosusnya fl dalampenggunaannys.
safet enalitis—R), tubisan in akan ‘Kata"mantra" yang digunakanSo-
‘mencola menganalisis onsep status ‘ardjidapar diuraimenjadiperataan
‘ontologs bahava sebagal pulslyang, yang memiliki Kekwaton gaib. Kata
sepertinya sancat diperjuanekan A a guid” berarti tidak kelihatan, ter
Boy-Mahrom. ~sembuny, dairy: BornubUgS——
taj berbicara dalam konteks kata
(Wabasa) dalam puisl seperti yang
inyatakn Yunit dirinya bermaksud
supaya ita jangan tral sibulkme-
‘gurus! bahsa dar sistem tandadan
stroktur iss seperti yang diakcuksan
Kanonlinguistietrktuesl.Dengan
memberikan contoh fangei ket
seperti dalam mantra, sayame-
~ vafsickan, dia berkehendak
Fox! untuk monunjulkan bahwa
‘valaupun dalam mantra tidak
diterui penggunaan aturan
Ketidakteraturan, permainan,
dan bahasa sebagai mantra
Kata, "ketidakteraturan" yang
‘menjadi salah satu cri dar pusi ba
rangkelidigunakan A Boy-Mlahromi
alam konteks arti kata sebagai "ke-
‘gunaan”. Kalow memang demikian,
saya akan memahami kata "ketidake
teraturan” sebagai ketidaksamaan
‘eoadaan, kegiatan, atau proses yang
terjadibeberapakal =
‘Baranglali benar apa yang dikats-
kan A Boy-Mahrom bahwa bahasa sgramatikal yanakeratsepert yang,
dalam kehidupen berlak sebagai diyakini um linguistiestrukrural,
"Ketidaktcraturan".Sebab, kehidup- tendonsimelecebkan, katackata itu totap berfungsi, yi
‘anyangmenyanelcatpemahamanter. Namiun, penafsian Yunit dan A mmenilikikelustan yangtersembuny
hadap manusia sulit_sekali di Roy-Marhomi terhadap kata per bedaan” dan "penundasn”. Meng- dalamleata Yaiimaka!Jikaditam-
‘mengerti dengen pola verifikasi po- mainan® tornyata berbeda deagan ingest pemabaman A Boy-Mahromi bah dengan tafsian pada tidak de
svi, tafsirmsayadiatasDenganpenafsir. mengenai Wittgenstein, Heidegser, tomuinya aruran gramatikal yang
‘Kata "permainan” yang menjadi anyangsaling berbeda sepertinilah dan Sutardji pun tersampaikanme- Ketat pada "mantra", dapatiah saya
salehsatucitdaripuisisebagal onto barangkali Yunit menyandingka lalulbahosa yanghhanyaisaditafsr tafsrkan aturan gramatikal bahasa
Jogisbahasa barangkalidigunakan A kata”hanyalah” pada ungkapan "ha: tanpaharusterbiri-brit untuk me- sebailenya disesvalian dengan peng-
BoyWahcomidalamkonteksartikata anyalah permainan” pada rtikelnya mutlakkandiripalingtahubukan?_gunaannya. Artinya, ungkapan Su-
sobagai "kegunaan”. Jika memang yang terbit di harian SINDO (1i/ Saya mengajak para pembaca tardji "kembalikan kepada fungsi
lemilsian,saye akon memahami kata 05/08). Dilekatkanaya kate "hanye- untuk kembali kepada yang diung. kata seperti dalam mantra” adalch
*permainan” sebagaimana pema- lah” ica menyebabkan saya me- kapkan Sutardji, yaitu "katackala ikhtiarnya dalam memberikan con-
‘hamanpenafsiranssvamenunt Witt nafsicken "permainan”-nya Yunit hats dibobasian darikungkungan — toh,meskisecara tidak langsung, me-
gensteinl, Permainan bahasayang kepada pengertian perbuatan yang pengertlan, kembalikan kepada ngenai aspok ontolozis ahasa yang
imaksudkan Witigenstein 12983) dilakulkan dengan dsk sungauh: fonesikatasepertidalammantry”_herajung Kepadn pengswnoannya.
adalah setiap penguuaan Dahasa sunagube ‘Dalam ungkapan Sutsrdji terse Sebab, seperti kita ketahui, pada
alam kehieiipen mamasia memiliki Dut sayaakanmendckatinyasebagal masaitu sult sekali berbicaraterang-
sturannya masingioasing Meskipon Statusontologisbahasaadalah _berikut.Misalnya,katakataharusdi-terangan menolale dominasi kaum
faturanitusulicditentukanseearanor- penggunaannya Debaskan dari kungkungan pengert- linguist struktural yang mayoritas
matif dan sulit ditentukan bstas Dengan menira sifatcuriga Witt’ an. Sutardiitentu tidak bormaksud —berbasiediPusarBahass.
batasnys secara fepat,manusiame- genstein seraya mengambil keun- seadanyadengan imgkapantersebut. Status ontologis bahasa, menurut
mahemi basaimana menggunakan tungin dari porayatsaa Derrida,saya Ungkapanterscbutsebaiknyaditaf, Wittgenstein. T—yang_Kemudian
bahasa di setiap aspek Kehidupan mengajale para pembaca untuk cu- sirkan cara momadaiyaitu bahwa — secara tidak langsung dicontohkan
yangsangat beranekaragam-Mayor- rigs,jangat-jangan pemahaman Yu kata-kata yang bereda? dalam kehi- Sutardigadalah penggunaannya. As:
fas ablibahiea diPusarBabasaerap nitdan ABoy-MahromiatasHldeg dupan kita yang barwujud maksud — pekontologisbahass ini secara tidak
lealimengabsikenaspekinitervtama germengensikchonaran hakikatba (pengertian) harus ditafsirkan ke- langsung berkorelasi dengan se.
Genganmenerapkan stilahbakuden asa sesungguhnya terdapat dalam — gunaannya (ibebaskan dari kung- mangat nila‘nilai plualitas yang
tidak baleu yang menurut saya ber- puisl pun bisa jadi mengalami "per- kunun)trlebih dahl mmendobrak tatananuniversalitas(*)