Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia dewasa ini dihadapkan pada suatu persoalan yang sangat urgen dan mendesak. Yaitu persoalan kependudukan dan laju pertumbuhannya.

Kependudukan adalah suatu masalah sosial yang amat rumit. Ia menyangkut dan menjangkau semua segi dan perkehidupan masyarakat. Persoalan-persoalan yang menyertai dan akibat-akibat yang ditimbulkan oleh masalah kependudukan itu juga menimbulkan berbagai problem yang sangat ruwet (Ahmadi & Kaelany, 1982). Perkembangan penduduk dunia sejak dahulu sampai sekarang tidak tetap dan tidak seragam di semua daerah. Hal itu berbeda-beda untuk setiap periode dan setiap golongan penduduk, disebabkan oleh bencana banjir, kelaparan, epidemi dan perubahan iklim atau oleh kekacauan suasana seperti pemberontakan, pengaduan oleh gerombolan-gerombolan liar dan peperangan (Widiyanti, 1987) Permukaan bumi tidak pernah bertambah luasnya. Daerah daerah yang berpenduduk padat akan semakin padat penduduknya di masa depan. Sedangkan daerah-daerah yang berpenduduk jarang lambat laun juga akan menjadi padat. Gambaran demikian ini juga merupakan gambaran situasi kependudukan di Indonesia (Rusli, 1983). Sesungguhnya masalah kependudukan itu menimpa semua bangsa, baik bangsa-bangsa yang sudah maupun yang sedang berkembang, terutama dihadapi oleh negara-negara yang sedang berkembang, baik di Amerika Latin, Afrika dan

juga di Asia ini. Khususnya bagi bangsa Indonesia yang masih berada dalam tarap dan tahap pembangunan kini menghadapi problem kependudukan yang cukup gawat dan mengkhawatirkan (Ahmadi & Kaelany, 1982). Masalah kependudukan itu berkisar di sekitar perimbangan antara jumlah, pertambahan dan penyebaran penduduk disatu pihak, kondisi geografis, sumbersumber alam dan lingkungan hidup di lain pihak dengan mutu dan kualitas kehidupan yang dicita-citakan oleh masyarakat. Semuanya itu berkaitan erat dan bahkan merupakan bagian dari problem kependudukan. Dalam hubungan ini jelas bahwa masalah dasar dari kependudukan terletak pada kepesatan pertumbuhan jumlah penduduk yang tak terkendalikan (Ahmadi & Kaelany, 1982). Masalah kependudukan itu bertaut rapat dengan masalah kepadatan dan usaha penyebaran penduduk, masalah pengangguran dan penyediaan lapangan kerja, masalah kemiskinan, masalah kerendahan taraf kecerdasan dan fasilitas pendidikan masalah penyakit dan fasilitas kesehatan, dan sebagainya (Ahmadi & Kaelany, 1982). Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kalimantan Selatan angka sementara adalah 3.626.119 jiwa, yang terdiri dari 1.834.928 laki-laki dan 1.791.191 perempuan. Dari hasil tersebut penyebaran penduduk terbesar di Kalimantan Selatan masih terkonsentrasi di ibukota provinsi yaitu di Kota Banjarmasin yakni sebesar 17,25 persen. Dengan luas wilayah Kalimantan Selatan sekitar 37.530,52 kilometer persegi yang didiami oleh 3.626.119 jiwa maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kalimantan Selatan adalah sebesar 97 jiwa perkilometer persegi. Kabupaten/kota yang paling tinggi

kepadatan penduduknya adalah Kota Banjarmasin yakni sebesar 8.606 orang perkilometer persegi (http://kalsel.bps.go.id, BPS Provinsi Kalimantan Selatan). Aktivitas kota terkonsentrasi dalam 5 (lima) dimensi yaitu pemerintahan, perdagangan, industri, pelabuhan atau jasa transportasi dan pariwisata. Kelima dimensi ini menjadi beban dalam pembangunan Kota Banjarmasin, sehingga mengakibatkan Kota Banjarmasin menjadi salah satu kota yang terpadat di Indonesia (Murad, 2001 dalam Sri Hartati 2006). Jumlah penduduk yang semakin bertambah mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan ruang baik mengakomodasikan sarana atau struktur fisik yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan penduduk maupun wilayah permukiman. Kebutuhan akan ruang yang tidak dapat dibangun lagi untuk permukiman di bagian dalam kota, karena kelengkapan ruang maupun tingginya harga lahan yang tidak terjangkau, menyebabkan perhatian penduduk teralih ke bagian daerah pinggiran kota yang ketersediaan lahannya masih banyak (Yunus, 2005). Perkembangan kota Banjarmasin yang terus berkembang mengakibatkan permukiman penduduk mengarah ke pinggiran kota sesuai dengan daerah pembangunan, yaitu menuju timur, selatan dan utara. Kecamatan Banjarmasin Utara terdiri dari 10 (sepuluh) kelurahan, dengan luas wilayah keseluruhan adalah 15,25 km2. Pada tahun 2007 jumlah penduduk kecamatan Banjarmasin Utara sebesar 92.652 jiwa dengan kepadatan penduduk 6.076 km2 (BPS, 2007/2008). Pada tahun 2011 jumlah penduduk kecamatan Banjarmasin Utara mengalami peningkatan menjadi 132.340 jiwa dengan kepadatan penduduk 8.001 km2 (BPS, 2011). Perkembangan penduduk di

Banjarmasin Utara sangat cepat dalam beberapa tahun terakhir ini, setelah kian berkembangnya wilayah perumahan (http://www.antarakalsel.com/berita/8030/ kawasan-utara-kota-banjarmasin-terkumuh, diakses tanggal 30 Agustus 2012, 09.46 WIB). Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul Analisis Kepadatan Penduduk di Kecamatan Banjarmasin Utara tahun 2012-2017.

B. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah meneliti kepadatan penduduk di Kecamatan Banjarmasin Utara tahun 2012-2017.

C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah belum diketahui kepadatan penduduk di Kecamatan Banjarmasin Utara tahun 2012-2017.

D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui kepadatan penduduk di Kecamatan Banjarmasin Utara tahun 2012-2017.

E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Peneliti, untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan sebagai salah satu persyaratan mencapai sarjana pendidikan Geografi.
2. Pemerintah Kota Banjarmasin, yaitu sebagai bahan informasi untuk

mengetahui kebijakan apa saja yang perlu diambil seperti rencana umum tata ruang kota (RUTRK) maupun pembinaan terhadap masyarakat agar pertumbuhan dan kepadatan penduduk dapat terkendali dan terkontrol dengan baik sehingga pelaksanaan pembangunan dan hasil-hasilnya dapat dinikmati masyarakat secara keseluruhan.
3. FKIP UNLAM Banjarmasin, diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai referensi bagi kajian ilmiah yang lebih luas dan mendalam mengenai kepadatan penduduk pada sekarang maupun yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai