Anda di halaman 1dari 1

1.

A. Lapisan dermis kulit memiliki reseptor untuk sensasi sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri. Ujung akhir syaraf sensoris, yaitu puting peraba, trletak di dalam dermis. B. reseptor syaraf trdiri dr : - ujung saraf bebas (reseptor nyeri) => - korpuskel ruffini (reseptor panas) => - Korpuskel krause (reseptor dingin) => - diskus markel (respetor sentuhan dingin) => - korpuskel pacini (reseptor tekanan berat) => - korpuskel meissner (reseptor peraba) => Stmulus2 yg diterima reseptor sensoric akan di teruskan ke serabut2 syaraf berupa impuls listrik pada syaraf. Sebuah neuron yang tidak membawa impuls dikatakan berada dalam keadaan polarisasi, dengan ion Na+ lebih banyak d luar sel, dan ion K+ dan ion negatif lebih melimpah di dalam sel. Neuron mempunyai muatan positif pada sisi luar membran sel dan muatan relatif negatif pada sisi dalam. Suatu rangsangan (mis, neurotransmiter) membuat membran lebih parmeabel trhd ion Na+, yg akan masuk kedalam sel. Keadaan ini menyebabkan depolarisasi, suatu pembalikan muatan pada membran , dan sisi dalam muatan positif. Segera setelah depolarisasi terajadi, membran neuron menjadi lebih parmeabel trhdp ion k+, yg bersegera keluar dari sel. Keadaan ini memperbaki muatan positif di lar sel dan muatan negatif di dalam sel, dan disebut repolarisasi. Kemudian pompa natrium dan kalium mengembalikan Na+ ke luar dan ion K+ ke dala, dan neuron sekarang siap berespon stimulus lain dan menghantarkan impuls lain.. sebuah potensial aksi dalam merespon stimulus berlangsung sengat cepat dan ini di ukur dalam hitungan milidetik. Sebuah neuro tunggal mampu mengahntar ratusan potensial aksi (impuls) setiap detik. Suara di timbulkan oleh getaran atmosfer yg di kenal sebagai gelombang suara, yg kecepatan dan volumeny berbeda-beda. Gelombang suara bergerak melalui rongga telinga luar menyebabkan membrana timpani bergetar. Getaran2 trsebut selajutny diteruskan menuju inkus dan stapes, melalui malleus yg trkait pada membrana itu. Karena gerakan2 yg timbl pada setiap tulag ini sendiri, maka tulang2 itu memperbesar getaran, yg kemudian di salurkan melalui fesnesta vestibuler menuju perilimfe. Getaran perilimfe dialihkan melalui memran endolimfe dalam saluran kokhlea, dan rangsangan mencapai ujung2 akhir syaraf dalam ogran corti, untuk kemudian diantarkan meuju otak nervus auditorius. A. N. Olfaktorius, N.Optik, N.Okulomotorius, N.Troklearis, N.Trigeminus, N.Abdusen, N.Fasialis, N.Vestibulokoklearis, N.Glosofaringeus, N.Vagus, N. Aksesori, N.Hipoglosum. B. Medula spinalis menghantar impuls dari dan menuju otak dan merupakan pusat penggabungan refleks-refleks medula spinalis dalam proses sensori -persepsi.

2.

3.

4.

5. 1. Halusinasi Pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca indera seorang pasien, yang terjadi dalam keadaan sadar/bangun 2. Ilusi Interpretasi atau penilaian yang salah tentang pencerapan yang sungguh terjadi pada panca indera, mis: bunyi angin didengarnya seperti dipanggil nama, bayangan daun dilihat seperti orang 3. Depersonalisasi Perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa pribadinya sudah tidak seperti biasa lagi, mis: pengalaman diluar tubuh/ OBE, salah satu bagian tubuhnya bukan kepunyaannya lagiPerubahan persepsi 4. Derealisasi Perasaan aneh tentang lingkungannya yang tidak sesuai dengan kenyataan, mis: merasakan segala sesuatu seperti dalam mimpi 5. Gangguan somatosensorik pada reaksi konversi Mis: anastesi, parastesi, gg penglihatan, perasaan nyeri, makropsia/mikropsia 6. Gangguan psikofisologik Gejala atau gangguan pada bagian tubuh yang disebabkan oleh gangguan emosi, mis: pada kulit urtikaria, pada otot dan tulang LBP, pada pernafasan timbul sesak/asma, pada jantung terjadi palpitasi, pencernaan mual/muntah diare, perkemihan sering berkemih, mata berkunang2, telinga tinitus 7. Agnosia Ketidakmampuan untuk mengenal dan mengartikan pencerapan sebagai akibat kerusakan otak

Anda mungkin juga menyukai