Anda di halaman 1dari 11

Metodologi Studi

BAB III METODOLOGI STUDI

3.1.

Metode Penelitian Studi ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik

dengan penekanan analisis pada data hasil survai lapangan

3.2.

Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam studi ini adalah Analisis

statistik inferensial

3.3.

Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan dalam beberapa tahapan sebagai

berikut : 3.3.1. Observasi Langsung Melalui teknik ini, data yang dibutuhkan, terutama mengenai gambaran umum dari objek yang diamati, didokumentasikan dan digunakan sebagai bahan untuk melakukan wawancara 3.3.2. Wawancara Pada awalnya dilakukan wawancara terbuka berdasarkan data hasil observasi lapangan, dan bila perlu dilakukan wawancara
Studi Percepatan Investasi Industri Akibat Astekno dan Lintrad

III - 1

Metodologi Studi

mendalam (indepth interview) terhadap beberapa responden kunci (key person), baik di dalam wawancara terpisah maupun di dalam grup diskusi terarah (focus group discussion). 3.3.3. Studi Kepustakaan. Rujukan konseptual dan teoritis bagi keseluruhan proses studi, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, dan analisis data, diharapkan diperoleh melalui studi kepustakaan, agar kesahihan hasil studi dapat dipertanggung-jawabkan. 3.3.4. Lokasi Kegiatan Studi ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga November 2003 di berbagai kota besar terpilih dan beberapa lokasi pemukiman komunitas lokal (antara lain di wilayah Jawa Barat) yang diasumsikan mewakili dan diduga telah terlibat dan terpengaruh, baik langsung (sadar) maupun tidak langsung (tidak sadar) ke dalam Program Astekno dan Lintrad yang telah diintroduksikan sejak tahun 2000 oleh Kantor Menteri Riset dan Teknologi. 3.3.5. Pelaksanaan Kegiatan Lapangan Pelaksanaan kegiatan dalam studi ini dapat diamati dari diagram alir yang ditampilkan pada Gambar 3.2.

Studi Percepatan Investasi Industri Akibat Astekno dan Lintrad

III - 2

Metodologi Studi

MULAI

KOORDINASI & DISKUSI

OBSERVASI DAN PENYEBARAN KUESIONER

STUDI PUSTAKA

ANALISIS DATA OBSERVASI DAN INTERPRETASI

ANALISIS MULTIVARIAT, PEMODELAN DAN EKONOMI

PENARIKAN KESIMPULAN

REKOMENDASI

SELESAI

Gambar 3.1. Diagram Alir Metode Studi

Studi Percepatan Investasi Industri Akibat Astekno dan Lintrad

III - 3

Metodologi Studi

Diagram alir pada Gambar 2 di atas dijelaskan sebagai berikut : 1. Melaksanakan survai ke beberapa lokasi sebagai contoh pengamatan untuk memperoleh gambaran umum mengenai keterkaitan antara Program Asuransi Teknologi (Astekno) dan Perlindungan percepatan /

Pengetahuan pertumbuhan

Tradisional industri

(Lintrad) yang

dengan

memanfaatkan

hasil-hasil

penelitian/inovasi

para inventor Indonesia. Lokasi contoh yang

dipilih terutama untuk mengamati aktualisasi dan perkembangan Program Astekno di wilayah pengamatan adalah : (1) Palembang; (2) Jakarta; (3) Bogor; (4) Bandung; (5) Semarang; (6) Yogyakarta; (7) Surabaya; dan (8) Makasar. Pemilihan lokasi contoh tersebut

didasarkan atas pertimbangan bahwa kota-kota tersebut dapat mewakili wilayah dengan tingkat pertumbuhan industri dan inovasi yang relatif lebih cepat daripada wilayah lainnya. Pertimbangan

didasarkan juga kepada fakta bahwa lokasi contoh ditunjang oleh keberadaan pusat-pusat penelitian dan lembaga riset yang

diasumsikan banyak menghasilkan hasil-hasil karya inovasi yang potensial untuk diaplikasikan di sektor industri. Program Lintrad, Lokasi pengamatan yang Sedang untuk dipilih lebih

diorientasikan kepada inventarisasi dan dokumentasi hasil karya inovasi yang dikembangkan, baik yang digunakan secara khusus
Studi Percepatan Investasi Industri Akibat Astekno dan Lintrad III - 4

Metodologi Studi

oleh masyarakat tradisional maupun yang sudah digunakan sebagai public domain oleh masyarakat lokal di daerah bersangkutan. Lokasi contoh yang diambil mencakup beberapa kota di wilayah Jawa Barat, yaitu: Kuningan, Cirebon, Garut., Tasikmalaya, Bandung, Cianjur, Sukabumi, dan Bogor. 2. Menganalisis data hasil survai lapangan perolehan tim industri (TIN) dan tim tradisonal (TRAD). 3. Menyimpulkan hasil analisis data penelitian TIN dan TRAD yang berkaitan dengan bagaimana tendensi atau prediksi percepatan / pertumbuhan industri yang terjadi setelah Program Asuransi Teknologi dan Perlindungan Pengetahuan Tradisional beberapa waktu ini diperkenalkan ke khalayak inventor dan investor/industri. 4. Memberikan rekomendasi, baik secara kuantitatif yang disimpulkan dari hasil analisis data lapangan (teutama mengenai aktualisasi Program Astekno) maupun secara kualitatif berdasarkan temuan

fakta dan data lapangan (terutama mengenai Program Lintrad).

3.4. Prosedur Analisis Metode analisis faktor adalah suatu metode umum statistik multivariat yang bertujuan untuk menganalisis variansi maksimum dan mereproduksi korelasi dari serangkaian peubah pengamatan. Selain itu,
Studi Percepatan Investasi Industri Akibat Astekno dan Lintrad III - 5

Metodologi Studi

metode ini bertujuan juga untuk mereduksi peubah yang banyak menjadi hanya beberapa peubah tertentu yang memiliki pengaruh kuat atau dominan, dimana peubah-peubah tersebut direpresentasikan sebagai faktor pengaruh. Dasar model analisis faktor yang bertujuan memaksimumkan reproduksi korelasi antar peubah tersebut dapat dijabarkan ke dalam bentuk model persamaan berikut (Dillon dan Goldstein, 1984): Xi = Ai1.F1 + Ai2.F2 + ...... + Aim.Fm + bi.Ui dimana; j j Xi Aij Fj bi Ui = 1, 2, ....., n = 1, 2, ....., m = peubah ke-i = koefisien faktor kesamaan = faktor kesamaan ke-j = koefisien faktor unik ke-i = faktor unik ke-i (3.1)

Faktor-faktor yang dimaksud di atas dapat disimpulkan atau diperoleh dari peubah-peubah yang diobservasi dan dapat diperkirakan sebagai kombinasi linier di antara peubah-peubah tersebut (Norusis, 1990). Tiap n peubah dari model di atas digambarkan secara linier menurut faktor kesamaan (common factor) dan faktor unik (unique factor), dimana faktor kesamaan menerangkan korelasi di antara peubah

Studi Percepatan Investasi Industri Akibat Astekno dan Lintrad

III - 6

Metodologi Studi

dan tiap faktor unik menjelaskan sisa variansi, termasuk error dari peubahnya (Maruli, 1985). Koefisien dari faktor yang dimaksud selanjutnya disebut sebagai faktor beban (loading factor). Reduksi peubah yang diperoleh dengan menggunakan model analisis faktor tersebut dapat dijelaskan mealui contoh berikut :

X1

X2 X3 X4 X7 X6 X5 X8 X9 X2 X5 X8 X1 X6 X3

X7 X4

Faktor 1 X7 dan X4

Faktor 2 X2, X5, dan X8

Faktor 3 X1, X3, dan X6

Gambar 3.2. Pengelompokan Peubah Dalam Analisis Faktor

Tahapan analisis yang dilakukan dalam analisis faktor adalah sebagai berikut : 1. Menentukan jumlah kasus yang diteliti, yaitu sebanyak m buah, dan juga menentukan jumlah n peubah yang akan diobservasi 2. Membuat matriks data awal dengan ukuran matriks (mxn)

Studi Percepatan Investasi Industri Akibat Astekno dan Lintrad

III - 7

Metodologi Studi

3. Menstandarisasikan matriks data awal ke dalam bentuk baku atau bentuk normal (data dinormalisasikan), dengan menggunakan persamaan

Xij - Xr Xn = ---------- dimana, Xn = Nilai data normal Xij = Nilai data Xr = Nilai rata-rata = Standar deviasi

(3.2)

Catatan: untuk analisis yang menggunakan program komputer seperti SPSS atau SAS, biasanya data tidak perlu distandarisasikan lagi, karena program secara otomatis sudah memproses data yang tidak standar.

4. Menghitung matrix korelasi antar peubah. 5. Menghitung nilai karakteristik faktor (eigen value) dan vektor karakteristik (eigen vektor) dari matrix korelasi. 6. Menghitung atau menetapkan Goodness of fit sedemikian rupa diperoleh faktor dan komunalita. 7. Rotasi faktor untuk mendapatkan faktor akhir 8. Intrepretasi hasil faktor akhir Untuk menentukan berapa faktor yang akan diidentifikasikan sebagai faktor yang mendominasi, ditentukan dengan nilai karakteristik (EigenValue). Salah satu kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah faktor yang akan mendominasi adalah dengan

Studi Percepatan Investasi Industri Akibat Astekno dan Lintrad

III - 8

Metodologi Studi

menetapkan nilai eigen value > 1 (Norusis, 1990). Bila dari hasil analisis faktor diperoleh jumlah faktor cukup banyak dan faktor tersebut perlu dibatasi lagi hingga jumlah tertentu, maka penentuan jumlah faktor dapat dilakukan dengan menetapkan persentase variansi tertentu secara subjektif (Dillon dan Goldstein, 1984). Dalam penelitian ini nilai karakteristik atau eigen value-nya ditetapkan 1,5 dan apabila faktor yang diperoleh masih banyak (misalkan lebih besar dari 5 faktor dengan jumlah peubah dalam faktor lebih dari 4 peubah ), maka nilai persentase variansi yang ditetapkan untuk penelitian ini adalah sebesar 5%. Artinya hanya faktor-faktor dengan persentase variansi yang lebih besar dari 5% yang akan dipilih sebagai faktor yang dominan. Sedangkan untuk menentukan peubah dalam faktor yang dominan ditentukan berdasarkan nilai faktor 0,5. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mereduksi peubah dengan menggunakan analisis faktor, yaitu : 1. Dalam menginterpretasikan solusi akhir analisis faktor seringkali dijumpai suatu peubah yang sama termuat dalam beberapa faktor yang berbeda sehingga menyulitkan dalam interpretasinya. Untuk mengatasi masalah ini matrix faktor awal (initial statistic) selanjutnya dirotasikan untuk menyederhanakan dan memudahkan dalam menginterpre-tasikan solusi akhir. Teknik rotasi faktor yang
Studi Percepatan Investasi Industri Akibat Astekno dan Lintrad III - 9

Metodologi Studi

digunakan dalam penelitian ini adalah metode rotasi Varimax, yaitu metode rotasi faktor yang umum digunakan untuk memudahkan interpretasi. Contoh faktor yang akan diinterpretasi- kan sebelum dan sesudah dirotasi adalah sebagai berikut :

Faktor sebelum dirotasi Faktor 1 Faktor 2 Faktor 2 X X X X X X X X X X X X X X X

Faktor sesudah dirotasi Faktor 1 Faktor 2 Faktor 3 X X X X X X

Gambar 3.3. Rotasi Faktor untuk Memudahkan Interpretasi

2. Mengingat peubah yang dianalisis dan jumlah responden yang harus ditetapkan dalam analisis faktor biasanya cukup besar (lebih dari 10 peubah), maka perlu dilakukan pengujian untuk menentukan apakah metode analisis faktor tersebut layak digunakan atau tidak. Tolok ukur yang dapat menunjukan bahwa metode analisis faktor tersebut layak digunakan ialah dengan menghitung : (a) Nilai ukuran kedekatan contoh (sample) KMO (Kaiser-MeyerOlkin), yaitu : i j r2ij KMO = -----------------------------------------i j r2ij + i j a2ij
Studi Percepatan Investasi Industri Akibat Astekno dan Lintrad 10

(3.3)

III -

Metodologi Studi

dimana : rij = koefisien korelasi sederhana antara peubah i dan j aij = koefisien korelasi parsial antara peubah i dan j

Ukuran KMO yang baik adalah mendekati nilai 1. Kaiser (1974) cit. Norusis (1990),

Menurut

penggunaan analisis faktor

dinyatakan dengan dalam interbal nilai KMO sebagai berikut : 0,90 - 1,00 sangat baik; 0,80 - 0,90 baik; 0,70 - 0,80 dapat diandalkan; 0,60 - 0,70 rata-rata; 0,50 - 0,60 sedang; dan di bawah 0,50 tidak dapat diandalkan. (b) Uji Bartlett yang digunakan untuk menguji hipotesis bahwa matrix korelasi dalam analisis faktor tersebut adalah matrix identitas. Bila hasil uji Bartlett tersebut menunjukan angka yang besar sementara signifikansinya kecil, maka penggunaan metode analisis faktor dapat digunakan.

Studi Percepatan Investasi Industri Akibat Astekno dan Lintrad 11

III -

Anda mungkin juga menyukai