oleh:
: : : : : :
Penilaian Akhir
GEOLOGI TEKNIK : cabang ilmu Geologi sebagai ilmu terapan dalam bidang teknik sipil yaitu aplikasi data-data geologi untuk memcahkan permasalahan konstruksi teknik (Jl. Raya, dermaga, Riil kereta, Dam, Lap terbang, Gedung tinggi, dll). Faktor faktor geologis; lokasi, desain, konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan pekerjaan rekayasa. Untuk maksud teknis memberikan gambaran keadaan geologi di daerah rencana , mulai kondisi lokasi, jenis batuan, struktur geologi, bahaya-bahaya yang mungkin akan timbul (gempa, tanah longsor dan amblesan batuan). Geologi teknik di Eropa diawali th 1839 ahli Inggris William Smith dalam pembuatan terowong dan bendung
Batuan beku (Igneous Rock) batuan yang terjadi dari proses pembekuan magma dapat di dalam/ di luar bumi. Batuan Sedimen (Sedimentary Rock) terjadi dari hasil pelapukan dan erosi batuan beku/ metamorf yang dipindahkan oleh agen taransport (air, angin dan es) diendapkan di suatu tempat yang rendah. Batuan metamorf : batuan yang terjadi akibat poses tekanan dan temperatur yang sangat tinggi terhadap batuan di kulit bumi dan berubah sebagian atau keseluruhan dari batuan induknya.
Secara teori bumi terbentuk sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu dari suatu bola api berpijar yang terdiri dari gas kosmis dan debu angkasa luar.
Kerak bumi terdiri dari batuan dan batuan yang mengalami pelapukan (tanah) dan dianggap mempunyai tebal 10 sampai 15 kilometer atau lebih Unsur-unsur yang membentuk kerak bumi:
Unsur Oksigen Silikon Aluminium Besi Magnesium Kalsium Sodium Potasium Simbol O Si Al Fe Mg Ca Na K % Berat 46.6 27.7 8.1 5.0 2.1 3.6 2.8 1.8 % Volume 93.8 0.9 0.5 0.4 0.3 1.0 1.3 1.8
28
18
9
berlanjut
lanjutan
Mineral Oksida besi Hematit (Fe2O3) bayangan merah Limonit (2Fe2O3 3H2O) berbagai bayangan kuning Piroxin dan amfibol Piroxin kalsium, magnesium, besi, dan aluminium silikat Amfibol (horn blende) sodium, kalsium, magnesium, besi, dan aluminium silikat Lain-lain, meliputi Kaolinit (lempung) hidro aluminium silikat [Al2Si2O5(OH)4] sebagai hasil sampingan utama pelapukan felspar Olivin (berwarna kehijauan) magnesium, silikat besi [(MgFe)2SiO4]
% perkiraan 4
10
Para ahli geologi mengklasifikasikan batuan dalam tiga kelompok dasar: 1. Beku (igneous), 2. Sedimen (sedimentary) 3. Metamorf (metamorphic) Batuan merupakan campuran dari berbagai mireral dan senyawa, dan komposisinya sangat bervariasi. Batu-gamping (limestone) misalnya, terutama berupa kalsit, sedangkan granit mengandung felspar, kuarsa, dan magnesium besi dalam jumlah yang bervariasi. Tanah terbentuk akibat lapukan yang terjadi pada batuan Pada mulanya proses pelapukan terjadi pada batuan beku dan/atau deposit mineral yang tercurah yang terbentuk selama proses pendinginan batuan yang pijar tadi. Gravitasi melalui penggelinciran dan rangkak, yang menggerakkan air sebagai aliran permukaan, atau aksi dari angin dan es dapat mengangkut produk sampingan batuan lapuk ini ke lokasi yang baru, yang menghasilkan sedimen, atau deposit tanah yang ditransportasikan. Apabila gerakan kerak bumi ini mengakibatkan bertambahnya tekanan akibat berat tanah di atasnya dan panas lewat redaman energi dan lewat celah-celah di dalam kerak bumi yang memungkinkan magma cair mengalir, beberapa batuan sedimen (dan beberapa batuan beku) bermetamorfosa menjadi batuan metamorf. Gerakan kerak bumi selanjutnya telah menyingkapkan lagi batuan tersebut sehingga mengalami pelapukan kembali, dan dalam beberapa kasus yaitu pada kedalaman dan kondisi geologi yang sesuai, telah mengubah kembali batuan tadi menjadi magma cair, dan siklus tadi diulangi kembali.
Batuan beku
pelapukan
Batuan sedimen
Batuan metamorf
For thousands, even millions of years, little pieces of our earth have been eroded broken down and worn away by wind and water. These little bits of our earth are washed downstream where they settle to the bottom of the rivers, lakes, and oceans. Layer after layer of eroded earth is deposited on top of each. These layers are pressed down more and more through time, until the bottom layers slowly turn into rock.
Metamorphic rocks are rocks that have 'morphed' into another kind of rock. These rocks were once igneous or sedimentary rocks. How do sedimentary and igneous rocks change? The rocks are under tons and tons of pressure, which fosters heat build up, and this causes them to change. If you exam metamorphic rock samples closely, you'll discover how flattened some of the grains in the rock are.
Igneous rocks are called fire rocks and are formed either underground or above ground. Underground, they are formed when the melted rock, called magma, deep within the earth becomes trapped in small pockets. As these pockets of magma cool slowly underground, the magma becomes igneous rocks. Igneous rocks are also formed when volcanoes erupt, causing the magma to rise above the earth's surface. When magma appears above the earth, it is called lava. Igneous rocks are formed as the lava cools above ground.
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk akibat mendinginnya magma cair. Pada saat penyesuaian tegangan secara periodik mengakibatkan retakan dan patahan pada kerak batuan itu. Magma akan keluar melalui retakan dan patahan tersebut, baik hanya sebagian saja (menghasilkan mata air panas dan geiser untuk kondisi-kondisi tertentu) maupun seluruhnya sampai ke permukaan (membentuk gunung). Aliran yang terputus dan tidak sampai ke permukaan bumi akan mengalir ke dalam kerak bumi dan membentuk batuan intrusif atau batuan plutonik
Batuan beku diklasifikasikan menurut tekstur, komposisi, warna, dan sumbernya. Beberapa batuan beku adalah: Batuan kasar: Granit - warna terang Diorit warna antara Gabro warna gelap Batuan halus: Riolit warna terang Basal warna gelap Batuan lava: Obsidian hitam dan berkilat
Batu apung
Pelapukan batu menghasilkan bahan dari mana batuan sedimen terbentuk dan menghasilkan tanah Pelapukan dapat bersifat mekanis/fisika atau kimiawi.
Pelapukan Mekanis
Pelapukan Kimiawi
Pelapukan mekanis terjadi apabila batuan berubah menjadi fragmen yang lebih kecil tanpa terjadinya suatu perubahan kimiawi. Penyebab pelapukan mekanis: Pengaruh iklim (temperatur dan curah hujan) Eksfoliasi (exfoliation/pengupasan) Erosi oleh angin dan hujan Abrasi Kegiatan organic
Pelapukan kimiawi meliputi perubahan mineral batuan menjadi senyawa mineral yang baru. Proses yang terjadi antara lain : Oksidasi Pelarutan (solution) Pelumeran (leaching) Hidrolisi
Transported soil:
Terbentuk pada lokasinya yang sekarang melalui pelapukan batuan dasar Cenderung mempunyai karakteristik: Mengandung mineral yang telah mengalami pelapukan dari batuan dasar. Partikelnya cenderung berbentuk persegi atau agak persegi Ukuran butiran tidak terbatas, maksudnya kalau tanah tersebut diayak, maka partikel yang lolos saringan akan tergantung pada waktu dan energi yang dipakai saat proses pengayakan.
Terbentuk dari pelapukan batuan di satu tempat dan sekarang dijumpai pada tempat yang lain Bahan pemindah antara lain: Air (alluvial soils) Gletser (glacial soils) Angin (aeolian soils) Gravitasi (colluvial soils) Danau (lacustrine soils) Laut (marine soil)
Proses pelapukan akan mengurangi massa batuan menjadi partikel-partikel yang lebih mudah terangkat oleh angin, air, dan es. Apabila bahan tadi mengendap, maka ia disebut sedimen. Sedimen biasanya didepositkan lapis per lapis yang disebut lapisan (strata), dan apabila dipadatkan dan tersementasi menjadi satu akan membentuk batuan sedimen [proses ini disebut pembatuan (lithification)]. Batuan-batuan ini, yang paling banyak adalah serpih, batu-pasir, dan batugamping, merupakan 75 persen dari seluruh batuan yang tersingkap di permukaan bumi. Batuan sedimen diklasifikasikan atas:
Serpih, Batu pasir, mudstone, Konglomerat Batu gamping, Dolomit, Evaporit Coquinq, Batu gamping karang, Kapur (chalk), Karang (koral) Batu bara (coal)
- kimiawi (chemical)
Evaporit
- biokimiawi/organic
Batuan metamorf terjadi akibat proses metamorfosa suatu batuan sedimen melalui temperatur dan tekanan yang tinggi, atau batuan beku yang terbenam jauh di dalam tanah. Selama proses metamorfosa, batuan yang asli mengalami perubahanperubahan kimiawi dan fisik yang mengubah tekstur, serta komposisi mineral dan kimiawinya. Penyusunan kembali mineral selama metamorfosa menghasilkan dua tekstur dasar batuan: terfoliasi (foliated) dan tidak terfoliasi (nonfoliated). Foliasi menghasilkan mineral batuan yang menjadi datar atau berbentuk pelat dan tersusun dalam jalur atau lapisan yang sejajar: Batuan terfoliasi : Batuan tak terfoliasi : Batu tulis (sabak/slate), Sekis, Genes Kuarsit, Marmer, Antrasit
Gerakan kerak bumi menghasilkan struktural yang disebut: - Lipatan (folds) - Patahan (faults) - Kekar (joint)
perubahan
bentuk
Air hujan yang jatuh ke daratan selanjutnya akan berjalan mengikuti salah satu dari sejumlah jalur gerak yang membentuk suatu siklus hidrologi Bagian yang menjalani jalur gerak suatu limpasan permukaan (runoff) akan menyebabkan erosi dan pemindahan (transportasi). Erosi dan transportasi tergantung pada kecepatan air yang bergerak dipengaruhi oleh 1. gradien 2. jumlah air yang melalui satu titik 3. keadaan sungai. Pada umumnya, gradien akan makin berkurang dari hulu sampai ke hilir. Hilir atau muara ini dapat berakhir pada sungai yang lain, sebuah danau, atau laut. Kecepatan akhir pada danau atau laut akan mendekati nol berdasarkan pertimbangan kontinuitas dan persamaan aliran
Karena bahan yang tererosi mengandung berbagai ukuran butir dan mempunyai derajat ketahanan yang berbeda-beda, maka tidak akan terdapat sungai yang benar-benar lurus, kecuali untuk jarak yang sangat pendek (biasanya kurang dari 10 kali lebar efektif saluran). Sumbu saluran (sungai) cenderung mengalir ke kiri dan ke kanan, atau disebut kelokan (meander). Dalam waktu geologi, ini biasanya akan menghasilkan lembah yang lebar di antara tebing-tebing batuan, dengan dasarnya terdiri dari tanah atau sedimen yang dipindahkan. Sedimentasi terjadi ketika kecepatan air yang bertambah kecil. Pada bagian dalam kelokan tidak dapat lagi mengangkut bahan-bahan yang dikandung oleh air. Bagian luar kelokan yang mempunyai kecepatan yang lebih tinggi akan menggerus tebing sungai, sehingga kelokan tadi akan bertambah
Erosi pada leher kelokan dapat menyebabkan terpotongnya kelokan itu, sehingga terdapat bagian yang melengkung dan terpisah yang disebut punuk sapi atau oxbow atau disebut juga tikungan tapal kuda (horse shoe bend). Oxbow ini dapat berupa daerah rawa (slough) apabila salah satu ujungnya tetap berhubungan dengan sungai, sehingga air-balik (backwater) akan menggenang. Danau oxbow terbentuk apabila oxbow tadi terisi penuh oleh air. Depresi ini kemudian dapat terisi oleh sedimen berbutir-halus, lumpur, dan bahan organik selama dan di antara banjir-banjir yang berturutan. Hasilnya adalah: deposit tanah yang sangat buruk dan sangat plastis (batas cairnya sering sampai 60% hingga 100% atau lebih) deposit lanau, lempung berlanau, gambut organik
Perubahan posisi sungai yang menerus dan lambat laun ini mengakibatkan seluruh dasar lembah akan terdiri dari aluvium atau sedimen.
Institute of Technology (MIT) U. S. Department of Agriculture (USDA) American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO)
<0,075
Chemical formula
Quartz SiO2 Microcline KAlSi3O8 Orthoclase KAlSi3O8 Na-Plagioclase NaAlSi3O8 Ca-Plagioclase CaAlSi3O8 Muscovite KAlSi3O10 Biotite KAl(Mg-Fe)3Si3O10 (OH)2 Horneblende Ca2Al2Mg2Fe3, Si6O (OH)2 Augite Ca2(Al-Fe)4(Mg-Fe)4Si6O 24
2.
3. 4. 5.