Anda di halaman 1dari 6

1

nejQ $z~Ap nBZm <p=E oi :qRmp r=ZV&Bmp un~R&Bmp r9j2m 9j2e l


ue c}=E v r91p v ue vl9tEp ue|8s wY gfN} oip ue gNi wY r9t} oi
ueqA<pr9Q 9jIl 9tEp
lqjfBi k&mp v o%qj% vp u%^%_1 q^% qnixo};et} }
jtni +p t-p> tni _f5p 91p CZm oi kb^f5 |;e kb< q^%@ne t} }
~]< kb~fQ la l h1<p u lqfQ B% |;e q^%p xBmp R*a v-<
kb qm: kbe=ZV}p kbejQ kbe 3fJ} 9}9A vq] qeq]p q^% qnixo};et} }
9R i j~Q >qY >Y 9^Y ueqA<p S} oip
t%)92i <qi =Ep 9jI |9s |9te R1p &a +}9< R5 lY
<neY ewM gap ewM Q9 gap Q9 )92i gap
o}9e hq} 1 lB1 ktR% oip u2Ip ue fQp 9j2i fQ gI ktfe
Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Dalam kesempatan ini, saya menyeru kepada diri saya sendiri dan juga jamaah jumat sekalian,
marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa. Kita tingkatkan
pemahaman kita tentang agama ini yang telah Allah pilihkan untuk kita sebagai satu-satunya agama
yang di ridhoi-Nya.
Pada kutbah Jumat siang hari ini saya akan menyampaikan sebuah tema:
Waspada Dengan Fitnah Harta
2

Pada asalnya, harta tidaklah tercela. Allah bahkan menyebut harta sebagai khair (kebaikan) dalam
Al-Quran.

`
,

-'

'

-
Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia
meninggalkan harta yang banyak (khair), berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara
makruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa. (QS Al-Baqarah [2]: 180)

Allah juga menyebutkan bahwa harta, Allah jadikan sebagai qiym; atau sesuatu yang menopang
kehidupan manusia. Allah berfirman,

_
`

'

'
,

,
Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya (anak yatim yang
belum baligh), harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok
kehidupan (qiyman). (QS. An-Nisa [4]: 5)

As-Syaikh Sadi rahimahullah- berkata, Allah melarang para wali untuk menyerahkan uang kepada
mereka yang belum sempurna akalnya, khawatir mereka akan merusak dan menghancurkannya.
Karena Allah menjadikan harta sebagai pokok kehidupan bagi hamba-hambanya baik dalam
kemaslahatan agama atau dunianya. (Tasr al Karm 1/164)

Kemaslahatan harta dalam urusan dunia sangat jelas. Adapun kemaslahatannya dalam urusan agama,
maka ia juga sangat banyak. Banyak jenis ibadah yang tidak bisa dilakukan kecuali dengan harta.
Keterbatasan dalam harta bisa menjadi keterbatasan dalam beribadah. Dalam kendali dan pengaturan
orang sholeh, harta adalah karunia terbaik yang mampu melesatkannya menjadi manusia mulia dan
terhormat, baik dalam pandangan Allah, ataupun dalam pandangan manusia.

Hubungan dengan Allah akan semakin kuat, karena dengan hartanya seseorang akan lebih leluasa
dalam mencari ilmu dan lebih tenang saat beribadah. Begitupun hubungannya dengan sesama, ia
akan dengan mudah mempererat hubungan persaudaraan dan pergaulan dengan hartanya seperti
dengan banyak memberi hadiah, makanan dan lain sebagainya.

Rasulullah shallallahu alaihi bersabda,

`
.

`
.


Sebaik-baik harta adalah harta yang dimiliki oleh orang shaleh. (HR Bukhari dalam al Adab al
Mufrad: 299, dishahihkan al Albani)

Dari sisi yang lain, Allah sering mengingatkan, bahwa harta adalah fitnah. Sebagaimana dengan sebab
harta manusia bisa beribadah, dengan sebab harta pula manusia bisa dengan mudah berbuat
kemungkaran. Inilah diantara hikmah mengapa Allah membatasi rizki-Nya kepada sebagian manusia.
Agar manusia tidak melakukan perbuatan melampaui batas. Allah berfirman,
3

`
,

_
.

_
`
,


Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui
batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran.
Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat. (QS Asy-
Syura [42]: 27)

Dengan harta biasanya manusia menjadi orang yang suka bermewah-mewahan. Dan, Allah
mengabarkan kepada kita bahwa orang-orang yang hidup mewahlah yang selalu menjadi penentang
para utusan Allah.

.,

_'

s `


`
.

,,

_'

,
Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatanpun, melainkan orang-
orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu
diutus untuk menyampaikannya. (QS Saba [34]: 34)

Disebabkan harta, perhelatan manusia di dunia dalam mengumpulkan pundi-pundi kehidupan menjadi
begitu ketat. Manusia saling berlomba, saling mengejar, dan tidak jarang saling menjatuhkan demi
memperebutkan nasib dunianya. Hidup menjadi ajang persaingan yang pemenangnya ditentukan
oleh banyaknya harta dan kekayaan. Nasib baik dan keuntungan didasarkan pada perolehan materi
semata.

Kecenderungan inilah yang membuat manusia kerap lupa bahwa ada hak Allah yang harus ditunaikan
dalam sikapnya terhadap harta. Padahal manusia tidak dibenarkan bersikap rakus, sombong dan
berlebih-lebihan dengan harta. Harta merupakan karunia Allah yang seharusnya disyukuri dengan
cara mengusahakan harta itu dari jalan yang halal dan membelanjakannya pada jalan yang juga
diridhoi Allah.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, yang artinya : Tidaklah dua serigala lapar yang
menghampiri seekor kambing lebih berbahaya baginya dari ambisi seseorang kepada harta dan
kedudukan bagi agamanya (HR Tirmidzi no. 2376, ia berkata: hasan shahih, Ahmad: 3/656)

Sebuah ilustrasi yang sangat mengena dari Rasulullah untuk menggambarkan rusaknya agama
seorang manusia disebabkan karena ambisi terhadap harta benda dan kedudukan di dunia. Kerusakan
agama yang ditimbulkannya tidak lebih besar dari bahaya yang mengancam seekor kambing yang
didatangi dua serigala lapar dan siap menerkamnya.

Ibnu Rajab menjelaskan, orang yang berambisi terhadap harta ada dua jenis:
Pertama, orang yang sangat mencintai harta, semangat dalam mencarinya dengan cara yang mubah,
namun ia berlebihan dalam mendapatkan dan mengusahakannya. Orang ini tercela dari sisi bahwa
semua usahanya itu bisa jadi sebuah bentuk mensia-siakan hidup, padahal ia seharusnya bersungguh-
sungguh itu dalam mendapatkan kenikmatan akhirat yang abadi. Orang yang berambisi ini malah
mensia-siakannya untuk mencari rizki yang sesungguhnya terjamin dan sesuatu yang Allah bagi-
4

bagikan, yang tidak datang kecuali seukuran dengan takdir Allah, harta yang kelak tidak akan
mendatangkan manfaat baginya, ia akan tinggalkan semua itu, dengan tetap hisabnya akan berlaku
atasnya.

Dikatakan kepada seorang ahli Hikmah, Si fulan telah mengumpulkan harta. lalu ia berkata, Apakah
ia juga mengumpulkan hari demi hari yang ia berinfak padanya? dijawab, tidak
Seseorang berkata, jika engkau di dunia lemah dalam berbuat kebaikan, maka apa yang kelak akan
engkau perbuat di hari kiamat?

Ibnu Masud berkata, Keyakinan itu adalah engkau tidak meridhai manusia dengan kemurkaan
Allah, tidak memuji seseorang karena rizki Allah, tidak mencela seseorang atas sesuatu yang Allah
tidak berikan kepadamu. Sesungguhnya rizki Allah tidak diraih dengan ambisi orang yang berambisi
dan tidak akan tertolak karena bencinya orang yang benci. Allah dengan sifat adil dan ilmu-Nya
menjadikan ruh (kehidupan yang hakiki) dan kebahagiaan terdapat pada sifat yakin dan ridha,
menjadikan kesedihan dan gundah gulana pada sifat ragu dan kemurkaan.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada sahabatnya Hakim bin Hizam,

-'

, .

_,

-'

` .

,,

, .

, .

'

'

Wahai Hakim, sesungguhnya harta ini indah dan manis. Barangsiapa mengambilnya dengan
keluasan jiwanya, ia akan diberkahi pada hartanya. Dan barangsiapa yang mengambilnya dengan
tanpa berlebihan, maka perumpamaannya adalah seperti orang yang makan dan tidak pernah
kenyang. Dan tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah (HR Bukhari no: 1472, 2750, 3143,
Muslim no: 1035)

Kedua, orang yang kondisinya lebih buruk dari jenis pertama. Ia adalah orang yang berambisi
terhadap harta, hingga mengusahakannya dengan cara-cara yang diharamkan Allah dan
menghalanginya untuk menunaikan kewajiban hartanya. Perutnya penuh dengan harta haram. Merasa
harta yang dimilikinya adalah hasil dari seluruh usahanya, ia menjadi manusia yang sangat takut
kehilangan hartanya. Ia jadi sangat kikir, malas bersedekah dan individualis. Ia terjerumus pada sikap
kikir yang tercela. Padahal Allah berfirman,

.,

,'


`
_

,
Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung.
(QS Al-Hasyr [59]: 9)


5

Dari Jabir bin Abdillah, bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

,
'

.' _

'
`
_' ` .


`
_' ,


Peliharalah dirimu dari sifat kikir, karena sifat kikir telah membinasakan orang-orang sebelum kamu.
Sifat itu telah menyuruh mereka memutuskan persaudaraan, maka mereka pun memutuskan
persaudaraan. Sifat itu telah menyebabkan mereka saling membunuh dan menghalalkan perkara-
perkara yang diharamkan (HR Muslim no: 6741) (Lihat Majm Ras`il Ibnu Rajab, Syarh
Hadts M Dzi`bni J`Ini, Hal. 65 69)

Mudah-mudah Allah senantiasa menjaga kita semua dari fitnah harta yang merugikan.

, ,

,.

`
,

, ,

'

_ =

'

, ,

-
`
,



Khotbah ke 2

- ` .

'

`
,

'

'

=
`
.

.'

'

` .'


9R i u2Ipue fQp 9j2i fQ hwBep wJep

,
'

. ,

,
'
,'

,
`
_` _

.,
'

`
` .



`
,

,
`
,

:`

,
`

.
`
,

,
`

:`

,
6

$qip ktni x~1 $niUp GniUp $jfBUp GjfBjfe =ZU ktfe
ii G^&jfe nfR-p o~Q =] n%}<8p n-p> oi nesn <

,,

:`

`
,

_ ,

,,

- .

`
,

_
sqe #m cm M< cm9e oi ne sp n&}9s 8 9R nqf]T ?% v n<

`
,

`
_

`
,

'

-'

,'

`
,

'

, `

-
Gj1< k1< } c&M= $niUp GniUp $jfBUp GjfBjfe =ZU ktfe
<ne ;Q n]p nB1 =5v p nB1 ~m9e n% n<

`
.

'

Anda mungkin juga menyukai