Anda di halaman 1dari 9

A. Konsep Dasar Keperawatan 1.

Definisi Atresia ani adalah tidak komplit perkembangan embrionik pada distal usus (anus) atau tertutupnya anus secara abnonnal Patofisiologi
-

Terdapat dua tipe; yaitu letak tinggi yang mana terdapat

penghalangan di atas otot levator ani. Tipe letak rendah adalah adanya penghalangan dibawah otot livator ani. Anus dan rectum berkembang dari embrionik bagian

belakang. Ujung ekor dari bagian belakang berkeLnbang jadi kloaka yang merupakan bakal genitourinary dan struktur anorektal Terjadi stenosis anal karena adanya penyempitan pada kanal

anorektal.
-

Terjadi atresia anal karena tidak ada kelengkapan migrasi

dan perkembangan stiuk-tur kolon antara 7 dan 10 minggu dalam perkembangan fetal. Kegagalan migrasi dapat juga karena kegagalan dalam

agenesis sakral dan abnormalitas pada uretra dan vagina.


-

Tidak ada pembukaan usus besar yang ke luar anus

menyebabkan fecal tidak dapat dikeluarkata sehir.gga intestinal mengalami obstruksi Komplikasi

Obstruksi intestinal

C. Etiologi Atresia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan

daerah dubur sehingga bayi lahir lubang dubur.


2.

Kegagalan

pertumbuhan

saat

bayi

dalam

kandungan berusia 12 minggu atau 3 bulan. 3. Adanya gangguan atau berhentinya

perkembangan embriologik didaerah usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu ke empat sampai keenam usia kehamilan.

D. Manifestasi Klinis

Mekonium tidak keluar dalam waktu 24-48 jam setelah lahir Tinja keluar dari vagina atau uretra Perut menggembung Muntah Tidak bisa buang air besar Tidak adanya anus, dengan ada/tidak adanya fistula

Pada atresia ani letak rendah mengakibatkan distensi perut, muntah, gangguan cairan elektrolit dan asam basa.

E. Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan fisik rectum ; kepatenan rektal dan

dapat dilakukan colok dubur dengan menggunakan selang atau jari Ultrasound dan Ct scan untuk menentukan lesi I

F.

Penatalaksanaan Terapeutik 1. 2. Melakukan pemeriksaan colok dubur melakukan pemeriksaan radiologik pemeriksaan

foto rontgen bermanfaat dalam usaha menentukan letak ujung rectum yang buntu setelah berumur 24 jam, bayi harus diletakkan dalam keadaan posisi terbalik sellama tiga menit, sendi panggul dalam keadaan sedikit ekstensi lalu dibuat foto pandangan anteroposterior dan lateral setelah petanda

diletakkan pada daerah lakukan anus. 3. melakukan tindakan kolostomi neonatus tindakan

ini harus segera diambil jika tidak ada evakuasi mekonium. 4. pada stenosis yang berat perlu dilakukan dilatasi

setrap hari dengan kateter uretra, dilatasi hegar, atau speculum hidung berukuran kecil selanjutnya orang tua dapat melakukan

dilatasi sendiri dirumah dengan jari tangan yang dilakukan selama 6 bulan sampai daerah stenosis melunak dan fungsi defekasi mencapai keadaan normal. 5. Melakukan operasi anapelasti perineum yang

kemudian dilanjutkan dengan dilatasi pada anus yang baru pada kelainan tipe dua. 6. Pada kelainan tipe tiga dilakukan pembedahan

rekonstruktif melalui anoproktoplasti pada masa neonatus 7. operasi Melakukan pembedahan rekonstruktif antara lain: abdominoperineum sagital pada usia pada (1 usia tahun) (8-12 operasi bulan)

anorektoplasti

posterior

pendekatan sakrum setelah bayi berumur (6-9 bulan) 8. penanganan tipe empat dilakukan dengan

kolostomi kemudian dilanjutkan dengan operasi "abdominal pullthrough" manfaat kolostomi adalah antara lain: a. b. mengatasi obstruksi usus memungkinkan pembedahan rekonstruktif

untuk dikerjakan dengan lapangan operasi yang bersih c. memberi kesempatan pada ahli bedah untuk

melakukan pemeriksaan lengkap dalam usaha menentukan letak ujung rektum yang buntu serta menemukan kelainan bawaan yang lain.

Pada

kasus

atresia

ani

atau

anus

imperforata

ini

pengobatannya dilakukan dengan jalan operasi. Teknik terbaru dari operasi atresia ani ini adalah teknik Postero Sagital Ano Recto Plasty (PSARP). Teknik ini punya akurasi tinggi untuk membuka lipatan bokong pasien. Teknik ini merupakan ganti dari teknik lama, yaitu Abdomino Perineal Poli Through (APPT). Teknik lama ini punya resiko gagal tinggi karena harus membuka dinding perut.

B. Penatalaksanaan Perawatan 1.

Pengkaiian

Kaji bayi setelah lahir ;pemeriksaan fisik Tanpa mekonium dalam 24 jam setelah lahir Gunakan termometer rektal untuk

menentukan kepatenan rectal

Adanya tinja dalam urin dan vagina Kaji psikososial keluarga Diagnosa Keperawatan

2. a.

Inkontinen bowel (tidak efektif

fungsi ekskretorik) berhubungan dengan tidak lengkapnya pembentukan anus

b.

Gangguan

integritas

kulit

berhubungan dengan kolostomi c. Risiko infeksi berhubungan

dengan prosedur pembedahan


d.

Kecemasan

keluarga

berhubungan dengan prosedur pembedahan dan kondisi bayi.


e.

Kurangnya

pengetahuan

berhubungan dengan kebutuhan perawatan di rumah dan pembedahan. 3. a. Perencanaan Anak akan menunjukkan

konsistensi tinja lembek, terbentuknya tinja, tidak nyeri dan tidak ada perdarahan b. Sekeliling kulit area kolostomi

akan berwarna pink, kering, dan bebas dari kerusakan kulit; insisi akan bebas dari kemerahan, tidak bengkak dan drainage.
c. d.

Tidak terjadi infeksi Orang perasaan dan tua pemahaman akan terhadap

mengekspresikan

kebutuhan intervensi perawatan dan pengobatan

e.

Keluarga akan memperlihatkan dalam melakukan perawatan kolostomi

kemampuan

temporer dan dilatasi anal. 4. a. Implementasi Meningkatkan fungsi usus Posisikan anak miring ke samping dengan kaki fleksi

atau dengan posisi prone dan panggul ditinggikan untuk mengurangi edema dan tekanan pada area pembedahan Pertahankan puasa dan berikan terapi hidrasi

melalui IV sampai fungsi usus normal


b.

Meningkatkan integritas kulit

Berikan perawatan kulit pada anoplasty dan jaga

area tetap bersih

Kaji adanya kemerahan, bengkak dan drainage Gunakan kantong kolostomi yang hipoalergi untuk

melindungi kulit yang sensitive

Kaji kolostomi; warna harus pink dan tidak ada

purulen, pembengkakan atau kerusakan kulit Dilatasikan anal setelah pembedahan sesuai

program c. Mencegah infeksi Kaji tanda tanda infeksi

Mengganti balutan dengan teknik steril Hindari bahan bahan yang dapat mengkotaminasi

insisi

Jaga kulit tetap kering dan tidak ada gerembesan Pantau kolostomi dengan konstan

d. Memberikan support emosional pada keluarga Ajarkan untuk mengekspresikan

perasaan Berikan informasi tentang kondisi,

pembedahan dan perawatan di rumah Ajarkan keluarga untuk berpartisipasi

dalam perawatan bayi Berikan pujian pada orang tua saat

melakukan perawatan pada bayi


Lakukan boding orang tua bayi Jelaskan kebuiuhan terapi IV, NGT,

pengukuran tanda tanda vital dan pengkajian e. Memberikan pengajaran untuk perawatan di ruznah Ajarkan perawatan kolostomi sampai dan partisinasi dapat

keluarga

dalam

perawatan

mereka

melakukan perawatan. Konsulkan ke Perawat enterostomal bila perlu

Berikan pujian saat melakukan perawatan dan

jawab secara jujur apa yang dibutuhkan keluarga Ajarkan untuk mengenal tanda tanda dan gejala

yang dilaporkan pada perawat, dokter atau perawat enterostomal Ajarkan bagaimana memberikan pengamanan pada

bayi, melakukan dilatasi pada anal

Berikan instruksi secara tertulis dan verbal tentang

alat alat yang dibutuhkan untuk perawatan di rumah

Tekankan tetap mengadakan stimulasi pada bayi

untuk t mensupport tumbuh kembang 5. Evaluasi Pasien tidak menunjukkan bukti-bukti infeksi luka Pasien tidak menunjukkan bukti-bukti komplikasi Anak beristirahat tenang dan menunjukkan bukti-bukti

nyeri yang minimal atau tidak ada Anak tidak menunjukkan dehidrasi Pasien tidak mengalami komplikasi praoperasi da pasca

operasi Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Anda mungkin juga menyukai