Atresia Ani
Atresia Ani
Definisi Atresia ani adalah tidak komplit perkembangan embrionik pada distal usus (anus) atau tertutupnya anus secara abnonnal Patofisiologi
-
penghalangan di atas otot levator ani. Tipe letak rendah adalah adanya penghalangan dibawah otot livator ani. Anus dan rectum berkembang dari embrionik bagian
belakang. Ujung ekor dari bagian belakang berkeLnbang jadi kloaka yang merupakan bakal genitourinary dan struktur anorektal Terjadi stenosis anal karena adanya penyempitan pada kanal
anorektal.
-
dan perkembangan stiuk-tur kolon antara 7 dan 10 minggu dalam perkembangan fetal. Kegagalan migrasi dapat juga karena kegagalan dalam
menyebabkan fecal tidak dapat dikeluarkata sehir.gga intestinal mengalami obstruksi Komplikasi
Obstruksi intestinal
C. Etiologi Atresia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan
Kegagalan
pertumbuhan
saat
bayi
dalam
perkembangan embriologik didaerah usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu ke empat sampai keenam usia kehamilan.
D. Manifestasi Klinis
Mekonium tidak keluar dalam waktu 24-48 jam setelah lahir Tinja keluar dari vagina atau uretra Perut menggembung Muntah Tidak bisa buang air besar Tidak adanya anus, dengan ada/tidak adanya fistula
Pada atresia ani letak rendah mengakibatkan distensi perut, muntah, gangguan cairan elektrolit dan asam basa.
dapat dilakukan colok dubur dengan menggunakan selang atau jari Ultrasound dan Ct scan untuk menentukan lesi I
F.
Penatalaksanaan Terapeutik 1. 2. Melakukan pemeriksaan colok dubur melakukan pemeriksaan radiologik pemeriksaan
foto rontgen bermanfaat dalam usaha menentukan letak ujung rectum yang buntu setelah berumur 24 jam, bayi harus diletakkan dalam keadaan posisi terbalik sellama tiga menit, sendi panggul dalam keadaan sedikit ekstensi lalu dibuat foto pandangan anteroposterior dan lateral setelah petanda
diletakkan pada daerah lakukan anus. 3. melakukan tindakan kolostomi neonatus tindakan
ini harus segera diambil jika tidak ada evakuasi mekonium. 4. pada stenosis yang berat perlu dilakukan dilatasi
setrap hari dengan kateter uretra, dilatasi hegar, atau speculum hidung berukuran kecil selanjutnya orang tua dapat melakukan
dilatasi sendiri dirumah dengan jari tangan yang dilakukan selama 6 bulan sampai daerah stenosis melunak dan fungsi defekasi mencapai keadaan normal. 5. Melakukan operasi anapelasti perineum yang
kemudian dilanjutkan dengan dilatasi pada anus yang baru pada kelainan tipe dua. 6. Pada kelainan tipe tiga dilakukan pembedahan
rekonstruktif melalui anoproktoplasti pada masa neonatus 7. operasi Melakukan pembedahan rekonstruktif antara lain: abdominoperineum sagital pada usia pada (1 usia tahun) (8-12 operasi bulan)
anorektoplasti
posterior
pendekatan sakrum setelah bayi berumur (6-9 bulan) 8. penanganan tipe empat dilakukan dengan
kolostomi kemudian dilanjutkan dengan operasi "abdominal pullthrough" manfaat kolostomi adalah antara lain: a. b. mengatasi obstruksi usus memungkinkan pembedahan rekonstruktif
untuk dikerjakan dengan lapangan operasi yang bersih c. memberi kesempatan pada ahli bedah untuk
melakukan pemeriksaan lengkap dalam usaha menentukan letak ujung rektum yang buntu serta menemukan kelainan bawaan yang lain.
Pada
kasus
atresia
ani
atau
anus
imperforata
ini
pengobatannya dilakukan dengan jalan operasi. Teknik terbaru dari operasi atresia ani ini adalah teknik Postero Sagital Ano Recto Plasty (PSARP). Teknik ini punya akurasi tinggi untuk membuka lipatan bokong pasien. Teknik ini merupakan ganti dari teknik lama, yaitu Abdomino Perineal Poli Through (APPT). Teknik lama ini punya resiko gagal tinggi karena harus membuka dinding perut.
B. Penatalaksanaan Perawatan 1.
Pengkaiian
Kaji bayi setelah lahir ;pemeriksaan fisik Tanpa mekonium dalam 24 jam setelah lahir Gunakan termometer rektal untuk
Adanya tinja dalam urin dan vagina Kaji psikososial keluarga Diagnosa Keperawatan
2. a.
b.
Gangguan
integritas
kulit
Kecemasan
keluarga
Kurangnya
pengetahuan
berhubungan dengan kebutuhan perawatan di rumah dan pembedahan. 3. a. Perencanaan Anak akan menunjukkan
konsistensi tinja lembek, terbentuknya tinja, tidak nyeri dan tidak ada perdarahan b. Sekeliling kulit area kolostomi
akan berwarna pink, kering, dan bebas dari kerusakan kulit; insisi akan bebas dari kemerahan, tidak bengkak dan drainage.
c. d.
Tidak terjadi infeksi Orang perasaan dan tua pemahaman akan terhadap
mengekspresikan
e.
kemampuan
temporer dan dilatasi anal. 4. a. Implementasi Meningkatkan fungsi usus Posisikan anak miring ke samping dengan kaki fleksi
atau dengan posisi prone dan panggul ditinggikan untuk mengurangi edema dan tekanan pada area pembedahan Pertahankan puasa dan berikan terapi hidrasi
Kaji adanya kemerahan, bengkak dan drainage Gunakan kantong kolostomi yang hipoalergi untuk
purulen, pembengkakan atau kerusakan kulit Dilatasikan anal setelah pembedahan sesuai
Mengganti balutan dengan teknik steril Hindari bahan bahan yang dapat mengkotaminasi
insisi
Jaga kulit tetap kering dan tidak ada gerembesan Pantau kolostomi dengan konstan
Lakukan boding orang tua bayi Jelaskan kebuiuhan terapi IV, NGT,
pengukuran tanda tanda vital dan pengkajian e. Memberikan pengajaran untuk perawatan di ruznah Ajarkan perawatan kolostomi sampai dan partisinasi dapat
keluarga
dalam
perawatan
mereka
jawab secara jujur apa yang dibutuhkan keluarga Ajarkan untuk mengenal tanda tanda dan gejala
yang dilaporkan pada perawat, dokter atau perawat enterostomal Ajarkan bagaimana memberikan pengamanan pada
untuk t mensupport tumbuh kembang 5. Evaluasi Pasien tidak menunjukkan bukti-bukti infeksi luka Pasien tidak menunjukkan bukti-bukti komplikasi Anak beristirahat tenang dan menunjukkan bukti-bukti
nyeri yang minimal atau tidak ada Anak tidak menunjukkan dehidrasi Pasien tidak mengalami komplikasi praoperasi da pasca