Anda di halaman 1dari 6

Bagikan

Lainnya

Blog Berikut

Buat Blog

Masuk

ava svetlana
Wednesday, 16 January 2013 Blog Archive

ISLAM DI TURKI (Metodologi Study Islam)


Pada tahun 1453 saat Kesultanan Utsmaniyah mulai berkusa di Turki.Islam makin dominan di Turki.Gereja-gereja di Turki yang merupakan peningalan Bizantium termasuk Hagia Sophia, banyak diubah menjadi masjid. Islam menjadi sangat dominan hingga tahun 1920an. Saat Kesultanan Utsmaniyah runtuh dan diteruskan oleh Republik Turki pada 1923. Islam menjadi sedikit mundur karena perubahan Turki dari kesultanan menjadi negera sekuler. Ataturk melarang emblem-emblem Islam dan memberi keleluasaan pada Agama non-Islam. Efek lainnya adalah dimulainya pengunaan Kalender Masehi seperti dinegara-negara Barat ketimbang Kalender Hijriyah.dan pengunaan kata Tanri ketimbang Allah, Lalu Hagia Sophia yang diubah lagi menjadi museum,pelarangan pengajaran Agama Islam, dan Pembatasan jumlah masjid. Pada masa Reformasi Turki pada 1945. Setelah peringanan kontrol politik otoriter pada tahun 1946, banyak orang mulai memanggil secara terbuka untuk kembali ke praktik keagamaan tradisional. Selama tahun 1950-an, bahkan pemimpin politik tertentu merasa bijaksana untuk bergabung dalam advokasi para pemimpin agama untuk menghormati agama. Tak pelak lagi, para reintroduksi agama ke dalam kurikulum sekolah mengangkat masalah pendidikan tinggi agama. Para elit sekuler, yang cenderung tidak percaya para pemimpin agama tradisional, percaya bahwa Islam bisa "direformasi" jika pemimpin masa depan telah dilatih dalam seminari yang dikontrol pemerintah. Untuk lebih tujuan ini, pemerintah pada tahun 1949 didirikan sebuah fakultas keilahian di Universitas Ankara untuk melatih guru Islam dan imam. Pada tahun 1951 pemerintah mendirikan Partai Demokrat sekolah menengah khusus (okullari imam HATIP) untuk pelatihan imam dan pendeta. Awalnya, sekolah imam HATIP tumbuh sangat lambat, tetapi jumlah mereka berkembang pesat menjadi lebih dari 250 pada tahun 1970-an, ketika pro-Islam Partai Keselamatan Nasional berpartisipasi dalam pemerintahan koalisi. Setelah kudeta 1980, militer, meskipun sekuler dalam orientasi, agama dilihat sebagai cara yang efektif untuk melawan ide-ide sosialis dan dengan

2013 (7) January (7) Istilah-istilah dalam Marketing Jalur Pendakian Gunung Lawu ISLAM DI TURKI (Metodologi Study Islam) BANK BUDGETING Sawunggaling (Jawa Timur) Jaka Berek baru saja pul... Pahlawan Wanita Kemerdekaan Indonesia GUNUNG di Jawa Timur:Gunung Mahameru 3,676 mdpl. K...

About Me

ava svetlana View my complete profile

demikian dasar pembangunan sembilan puluh HATIP imam lebih sekolah tinggi. Selama tahun 1970-an dan 1980-an, Islam mengalami semacam rehabilitasi politik karena para pemimpin sekuler kanan-tengah agama dianggap sebagai benteng potensi dalam perjuangan ideologis mereka dengan pemimpin sekuler kiri-tengah. Sebuah kelompok advokasi kecil yang menjadi sangat berpengaruh adalah Hearth Cendekiawan, sebuah organisasi yang menyatakan bahwa budaya Turki benar merupakan sintesis tradisi Turki 'pra-Islam dan Islam. Menurut Hearth, Islam tidak hanya merupakan suatu aspek penting dari budaya Turki tetapi adalah kekuatan yang dapat diatur oleh negara untuk membantu mensosialisasikan orang-orang untuk menjadi patuh warga sepakat untuk tatanan sekuler secara keseluruhan. Setelah kudeta militer 1980, banyak usulan Hearth untuk restrukturisasi sekolah, perguruan tinggi, dan penyiaran negara diadopsi. Hasilnya adalah pembersihan dari lembaga-lembaga negara lebih dari 2.000 intelektual dirasakan sebagai mengemban ide-ide kiri tidak sesuai dengan visi Hearth tentang kebudayaan nasional Turki. Meskipun tarikah (istilah ini kadang-kadang dapat digunakan untuk mengacu pada setiap 'kelompok atau sekte' yang beberapa di antaranya bahkan mungkin tidak Muslim) telah memainkan peran mani dalam kebangkitan agama Turki dan di pertengahan 1990-an masih terbit beberapa negara yang paling beredar luas jurnal keagamaan dan surat kabar, sebuah fenomena baru, Islamc Aydn (intelektual Islam) yang tidak berafiliasi dengan perintah Sufi tradisional, muncul selama tahun 1980-an. Produktif dan penulis populer seperti Ali Bulac, Rasim Ozdenoren, dan Ismet Ozel telah diambil pada pengetahuan mereka tentang filsafat Barat, sosiologi Marxis, dan teori politik Islam radikal untuk melakukan advokasi perspektif Islam modern yang tidak ragu-ragu untuk mengkritik penyakit masyarakat asli sedangkan secara bersamaan sisa setia kepada nilai-nilai etika dan dimensi spiritual agama. Intelektual Islam kasar kritis para intelektual sekuler Turki, yang mereka kesalahan untuk mencoba melakukan di Turki apa yang intelektual itu di Eropa Barat: materialisme duniawi pengganti, dalam versi kapitalis atau sosialis, untuk nilai-nilai agama. Pusat Peradaban Islam di Turki Istambul adalah ibukote kerajaan Turki Usmani. Kota ini sebelumnya merupakan ibukota kerajaan Romawi Timur, yang bernama Konstantinopel. Konstantinopel sendiri sebelumnya sebuah kota bernama Byzantium terletak di Selat Bosporus, yang oleh Konstantin, Kaisar Romawi dimaksudkan untuk menjadi ibu kota kerajaannya yang baru, kerajaan Romawi. Maksud itu memang tidak jadi dilaksanakan. Akan tetapi ketika kerajaan Romawi pecah menjadi dua, Romawi Barat dan Romawi Timur, tahun 395, Konstantinopel menjadi ibukota Romawi Timur. Kalau ibu kota Romawi Barat, Roma, jatuh ke tangan bangsa Gothtahun 476, maka Konstantinopel bertahan seribu than kemudian sultan Turki Usmani berhasil menaklukkannya tahun 1453 dan menjadikannya sebagai ibu kota kerajaan yang baru. Pada masa jayanya, kerajaan Romawi Timur dapat dikatakan sebagai sebuah negara adi daya yang hanya dapat disaingi oleh kerajaan Persia. Sebenarnya, jauh sebelum Turki Usmani da bawah Sultan Muhammad Al-Fatih berhasil menaklukkan Konstantinopel, para pemimpin islam sudah sejak zaman kholifah Bani Abbas berusaha ke arah itu. Namun, baru pada masa kejayaan Turki Usmani usaha tu berhasil.

profile

Setelah Muhammad al-Fatih menjadikan Istambul sebagai ibu kota kerajaan Turki Usmani, ia melakukan penataan hal ihwal orang-orang Kristen Yunani (Romawi). Dalam enataan tersebut ia tetap memberikan kebebasan kepada pihak gereja, seperti yang dilakukan para pendahulunya dan mengakui agama lain sesuai dengan ajaran islam yang menghormati keyakinan suatu agama. Berkenaan dengan kekuasaan keagamaan orang Kristen Yunani, ia bahkan menyerahkan pelaksanaannya kepada penguasa keagamaan mereka. Hal yang sama juga berlaku bagi penganut agama Yunani. Setiap agama mempunyai komunitasnya sendri yang dseut mllet. Sultan memberi kebebasan kepada penganut agama Kristen, misalnya, untuk memilih dan menentukan patriach. Bilamana seorang patriach sudah terpilih, ia kemudian melantiknyam dan memberikan tongkat serta memasukkan cincin kepatriachan kepada patriach terpilih itu. Itu tidak pernah terjadi pada masa raja-raja kristen sendiri sebelumnya. Penduduk Istwmbul meamang hiterogen dalam bidang agama. Menurut sensus tahun 1477, penduduk Istambul berdasarkan agama adalah sebagai berikut; Muslim 8951 rumah tangga (60%), penganut kristen ortodoks (yunani) 3151 rumah tangga (21,5%), yahudi 1647 rumah tangga (11%), lain-lain 1054 rmah tangga (7,5%). Sebagaimana halnya dengan Konstantinopel pada masa kerajaan Romawi Timur, kerajaan Turki Usmani dengan ibu kota istambul itu juga menjadi sebuah negara adi daya pada masa jayanya. Wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar Eropa Timur, Timur Tengah, dan Afrika Utara. Bahkan Negara-negara islam di daerah yang lebih jauh juga mengakui kekuasaannya. Sebagai sebuah kerajaan islam pada waktu itu, maka raja-rajanya juga memakai gelar khalifah. Istana khalifah terletak di kota ini. Sebagai ibu kota, disinilah tempat berkembangnya kebudayaan turki yang merupakan perpaduan bermacam-macam kebudayaan. Bangsa turki usmani banyak mengambil ajaran etika dan politik dari bangsa Persia. Sebagai bangsa yang berasal dari Asia Tengah, Turki memang suka berasimilasi dan senang bergaul dengan bangsa lain. Dalam bidang kemiliteran dan pemerintahan, kebudayaan Bizantium bsnyak mempengaruhi kerajaan Turki Usmani ini. Namun, jauh sebelum mereka berasimilasi dengan bangsa-bangsa tersebut, sejak pertama kali mereka masuk islam bangsa Arab sudah menjadi guru mereka dalam bidang agama, ilmu, prinsip-prinsip kemasyarakatan, dan hukum. Huruf arab dijadikan huruf resmi kerajaan. Kekuas aan tertinggi memang berada di tangan sultan, tetapi roda pemerintahan dijalankan oleh Shadr al-Azham (perdana menteri) yang berkedudukan di ibu kota. Jabatan-jabatan penting, termasuk perdana menteri, seringkali justru diserahkan kepada orang-orang asal Eropa, dengan syarat menyatakan diri secara formal masuk Islam. Dalam bidang arsitektur, mesjid-mesjid yang dibangun disana membuktikan kemajuannya. Mesjid memang merupakan suatu cirri dari sebuah kota islam, tempat kaum muslimin mendapat fasilitas lengkap untuk menjalankan kewajiban agamanya. Gereja Aya Sophia, setelah penaklukan diubah menjadi sebuah mesjid agung yang terpenting di Istanbul. Gambar-gambar makhluk hidup yang ada sebelumnya ditutup, mihrab didirikan, dindingnya dihiasi dengan kaligrafi yang indah, dan menara-menara dibangun. Mesjid-mesjid penting lainnya adlah mesjid Agung al-Muhammadi atau Mesjid Agung Sultan Muhammad al-Fatih, Mesjid Abu Ayyub al-Anshari (tempat pelantikan para sultan Usmani), Mesjid Bayazid dengan gaya Persia, dan Mesjid Sulaiman al-Qanuni.

Di samping mesjid, para sultan juga mendirikan istana-istana dan villa-villa yang megah, sekolah, asrama, rumah sakit, panti asuhan, penginapan, pemandian umum, pusat-pusat tarekat, dan sebagainya. Rumah-rumah dan villa mewah juga dimiliki oleh pedagang-pedagang kaya. Istana dan villa biasanya delengkapi dengan taman dan tembok di sekelilingnya. Jalan-jalan yang menghubungkan antara satu daerah lain, terutama dengan ibu kota dibangun.

Bidang Keagamaan Agama dalam tradisi masyaraat Turki mempunyai peranan besar di dalam lapangan sosial dan politik. Masyarakat digolongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hokum yang berlaku. Karena itu ulama mempunyai tempat tersendiri dan berperan besar dalam kerajaan dan masyarakat. Pada masa Turki Utsmani, tarekat juga mengalami kemajuan. Tarekat yang paling berkembang ialah tarekat Bektasyi dan Tarekat Maulawi. Keduanya dibuat oleh kalangan sipil dan militer. Di pihak lain, kajian-kajian ilmu keagamaan seperti fikih, ilmu kalam, dan hadis boleh dikatakan tidak mengalami perkembangan yang berarti. Penguasa lebih cenderung menegakkan satu paham keagamaan dan menekankan mazhab lainnya. Bagaimanapun juga, kerajaan Turki Utsmani banyak berjasa, terutama dalam perluasan wilayah kekuasaaan Islam ke benua Eropa. Ekspansi kerajaan ini untuk pertama kalinya lebih banyak ditujukan ke Eropa Timur yang belum masuk dalam wilayah kekuasaan dan agama Islam. Akan tetapi, karena dalam bidang peradaban dan kebudayaan kecuali dalam hal-hal yang bersifat fisik, perkembangannya jauh berada di bawah kemajuan poilitik, maka bukan saja negeri-negeri yang suda ditaklukkan itu, akhirnya melepaskan diri dari kekuasaan pusat, tetapi juga masyarakatnya tidak banyak yang memeluk Islam. Bidang Kemiliteran dan Pemerintahan Pemimpin kerajaan Utsmani pada awalnya adalah orang-orang yang kuat, sehingga kerajaan dapat melakukan ekspansi dengan cepat dan luas. Meskipun demikian, kemajuan kerajaan Utsmani sehingga mencapai masa keemasannya itu, bukan semata-mata karena keunggulan politik para pemimpinnya. Hal ini bnyak didukung oleh banyak faktor, yang terpenting adalah keberanian, keterampilan, ketangguhan dan kekuatan militernya yang sanggup bertempur kapan dan dimana saja. Untuk pertama kali, kekuatan militer kerajaan ini mulai diorganisir dengan baik dan

teratur. Pengorganisiran yang baik, taktik dan strategi tempur militer Utsmani berlangsung tanpa halangan berarti. Tidak lama setelah kemenangan tercapai, kekuatan militer yang besar ini dilanda kekisruhan. Akan tetapi kekisruhan ini segera diatasi dengan Orkhan dengan jalan mengadakan perombakan besar dalam tubuh militer. Untuk mengatur urusan pemerintahan Negara, di masa Sultan Sulaiman I disusun sebuah kitab undang-undang (Qanun). Kitab tersebut diberi nama Multaqa al-Abhur yang menjadi pegangan hokum bagi kerajaan Turki Utsmani sampai datangya reformasi pada abad ke-19.
Posted by ava svetlana at 20:25
+1 Recommend this on Google

No comments: Post a Comment


Etryu cmet. ne or omn..

Comment as: Google Account Publish Preview

Newer Post

Home Subscribe to: Post Comments (Atom)

Older Post

Ethereal template. Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai