Anda di halaman 1dari 16

I. KETERANGAN UMUM Nama Umur : Ny.

D : 29 thn Kecamatan Rengsa Pendidikan Pekerjaan Agama Penanggung Jawab Nama Hubungan Umur Alamat Pendidikan Pekerjaan Agama Tanggal pemeriksaan II. ANAMNESA Keluhan Utama : Gerakan bayi berkurang Anamnesa Khusus : : Tn. A : Suami : 36 thn : Kampung Nurul Salam 03/01 Sukamanah Kecamatan Rengsa : SMP : Pegawai Swasta : Islam : 10 Juli 2006 : SD : IRT : Islam

Alamat: Kampung Nurul Salam 03/01 Sukamanah

G2P1A0, merasa hamil 6 bulan mengeluh gerakan bayi berkurang sejak 3,5 jam SMRS. Keluhan disertai nyeri di daerah bawah perut yang menjalar ke pinggang. Keluhan mules-mules dirasakan ibu tetapi tidak bertambah kuat dan sering.. Keluar darah dan lendir dari jalan lahir belum dirasakan. Ibu mengakui pernah jatuh dikamar

mandi 3 hari yang lalu. Saat jatuh ibu merasakan gerakan bayi berkurang dan keluar sedikit darah dari jalan lahir. Karena keluhannya ibu periksa ke dokter spesialis kandungan dan dilakukan USG. Dari USG didapatkan gerakan anak masih ada dan didapatkan solusio plasenta ringan. Riwayat obstetri: 1. , dokter, spontan, aterm , 3400 g, 1,5 tahun, hidup 2. Hamil ini. Riwayat menikah: 1. , 24 tahun, SMU, IRT 2. , 30 tahun, SMU, Wiraswasta HPHT: 15-01-2006 Siklus haid teratur, 30 hari, lama haid 7 hari TP: 22-10-2006 Riwayat kontrasepsi (-) PNC : Dokter 4X

III. Pemeriksaan Fisik 25 Juli 2006 A. Keadaan Umum Kesadaran Tekanan Darah Nadi Respirasi Suhu : Compos mentis : 120 / 80 mmHg : 64 x/ menit, REIC : 20 x/ menit : Afebris

BB/TB B. Status Interna Kepala Mata Konjungtiva Sklera Leher Thoraks

: 60,5 kg/158 cm

: Tidak ada deformitas : Tidak anemis : Tidak ikterik : KGB tak teraba membesar JVP tidak meningkat : Bentuk dan gerak simetris Paru-paru Jantung : VBS kanan = kiri Ronkhi -/- ; Wheezing -/: Batas kiri jantung LMCS S1, S2 normal; Bunyi murni reguler

Abdomen

: Datar lembut, NT (-) Hepar/Lien tidak teraba Bising usus (+), normal

Ekstremitas C. Status Obstetrikus Pemeriksaan luar: Abdomen FU LP LA BJA His TBBA

: Deformitas (-), edema (+), varises (-)

: Cembung, lembut : 18 cm : 92 cm : Kepala Puki : 170 x/m : (-) : 700 gram

Pemeriksaan Dalam: Tidak dilakukan Pemeriksaan USG : Solusio plasenta ringan. IV. RESUME G2P1A0, merasa hamil 6 bulan mengeluh gerakan bayi berkurang sejak 3,5 jam SMRS. Keluhan disertai nyeri di daerah bawah perut yang menjalar ke pinggang. Keluhan mules-mules (+) tidak bertambah kuat dan sering.. Keluar darah dan lendir dari jalan lahir (-). Ibu mengakui pernah jatuh dikamar mandi 3 hari yang lalu. Saat jatuh ibu merasakan gerakan bayi berkurang dan keluar sedikit darah dari jalan lahir. Karena keluhannya ibu periksa ke dokter spesialis kandungan dan dilakukan USG. Dari USG didapatkan gerakan anak masih ada dan didapatkan solusio plasenta ringan. Riwayat obstetri didapatkan anak pertama , dilahirkan di dokter, spontan, aterm , 3400 g, 1,5 tahun, hidup. Riwayat menikah didapatkan ibu: 24 tahun, SMU, IRT, ayah: 30 tahun, SMU, Wiraswasta. HPHT: 15-01-2006, siklus haid teratur, 30 hari, lama haid 7 hari. TP: 22-10-2006. Riwayat kontrasepsi (-) PNC di dokter 4X Status interna tidak ditemukan kelainan. Status obstetrikus ditemukan pemeriksaan luar: abdomen cembung, lembut FU dilakukan V. DIAGNOSIS G2P1A0 gravida 26-27 minggu dengan solusio plasenta ringan VII. TERAPI : 18 cm. LP : 92 cm. LA : Kepala Puki . BJA : 170 x/m. His : (-). TBBA : 700 gram. Pemeriksaan dalam tidak

Rawat konservatif Infus D5% : Bricasma 2amp D5% : panamin 1:1

Amoxicillin 3x500 mg peroral Cefadroxil 3x500 mg peroral

VIII. PROGNOSA Quo ad vitam Quo ad functionam

: dubia ad bonam : dubia ad bonam

PEMBAHASAN Solusio Plasenta Solusio plasenta, yang juga disebut Abruptio placentae, ablatio placentae, accidental haemorrhage, atau Premature separation of the normally implanted placenta adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya, sebagian atau seluruhnya yang normal implantasinya di atas 22 minggu dan sebelum lahirnya anak. Secara normal, plasenta lepas setelah anak lahir. Pelepasan plasenta sebelum minggu ke-22 disebut abortus dan jika terjadi pelepasan plasenta pada plasenta yang rendah implantasinya, bukan disebut solusio plasenta, tapi plasenta previa. Perbedaan Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi dan perdarahan keluar: Perdarahan keluar: Biasanya inkomplit Jarang disertai toksemia Merupakan 80% dari solusio plasenta

Perdarahan tersembunyi: Pelepasan biasanya komplit Sering disertai toksemia Hanya merupakan 20% dari solusio plasenta

Pada solusio plasenta, darah dari tempat pelepasan mencari jalan keluar antara selaput janin dan dinding rahimh dan akhirnya keluar dari serviks dan terjadilah perdarahan keluar. Kadang kadang darah tidak keluar, berkumpul di belakang plasenta membentuk hematom retroplasenta yang disebut juga perdarahan di dalam atau tersembunyi. Kadang-kadang pula perdarahan masuk ke dalam ruang amnion sehingga perdarahan tetap tersembunyi. Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi menimbulkan tanda yang lebih khas karena seluruh perdarahan tertahan di dalam dan menambah volume uterus.umumnya lebih berbahaya karena jumlah perdarahan yang keluar tidak sesuai dengan beratnya syok. Perdarahan pada solusio plasenta terutama berasal dari ibu, namun dapat juga berasal dari anak. Kejadian solusio plasenta bervariasi dari 1 diantara 75-830 persalinan dan merupakan penyebab dari 20-35% kematian perinatal. Walaupun angka kejadiannya cendrung menurun pada akhir-akhir ini, namun morbiditas perinatal masih cukup tinggi termasuk gangguan neurologis pada tahun pertama kehidupan. Solusio plasenta sering berulang pada kehamilan berikutnya. Kejadiannya tercatat sebesar 1 diantara 8 kehamilan.

Etiologi Penyebab utama dari solusio plasenta masih belum diketahui dengan jelas. Meskipun demikian, ada beberapa hal yang berpengaruh pada kejadiannya, antara lain:

1. Hipertensi esensialis atau preeklampsi. 2. Tali pusat yang pendek. 3. Trauma 4. Tekanan rahim yang membesar pada vena cava inferior 5. Uterus yang sangat mengecil (hidramnion pada waktu ketuban pecah, kehamilan ganda pada waktu anak pertama lahir).

Disamping itu, ada juga pengaruh dari: 1. Umur lanjut 2. Multiparitas 3. Ketuban pecah sebelum waktunya 4. Depfisiensi asam folat 5. Merokok, alkohol, kokain 6. Mioma uteri

Patologi Solusio plasenta dimulai dengan perdarahan dalam desidua basalis, terjadilah hematom dalam desidua yang mengangkat lapisan-lapisan di atasnya. Hematom ini makin lama makin lepas dan makin lama makin banyak bagian plasenta yang terlepas dan tak berfaal. Akhirnya hematom mencapai pinggir plasenta dan mengalir keluar antara selaput janin dan dinding rahim.

Gejala-Gejala 1. Perdarahan yang disertai nyeri, juga di luar his. 2. Anemi dan syok, sering tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar. 3. Rahim keras seperti papan dan nyeri pegang karena isi rahim bertambah dengan dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta hingga rahim teregang (uterus en bois). 4. Palpasi sukar karena rahim keras. 5. Fundus uteri makin lama makin naik. 6. bunyi jantung biasanya tidak ada. 7. Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus menerus (karena isi rahim bertambah). 8. Sering adanya proteinuri karena disertai preeklampsi.

Diagnosis solusio plasenta didasarkan adanya perdarahan antepartum yang bersifat nyeri, uterus yang tegang dan nyeri. Setelah plasenta lahir, ditemukan adanya impresi (cekungan) pada permukaan maternal plasenta akibat tekanan dari hematom retro plasenta. Solusio plasenta dapat didiagnosa banding dengan plasenta previa, dengan perbedaan sebagai berikut:

Perdarahan

Solusio Plasenta Dengan nyeri Segera disusul partus Keluarnya hanya sedikit

Plasenta previa Tanpa nyeri Berulang partus Keluar banyak Bagian terendah masih tinggi Biasanya jelas Teraba jaringan plasenta Tidak ada Robek Marginal sebelum

Palpasi Bunyi jantung anak Pemeriksaan dalam Cekungan plasenta Selaput ketuban

Bagian anak sukar ditemukan Biasanya tidak ada Tidak teraba plasenta dan ketuban menonjol Ada impresi jaringan plasenta karena hematom Robek normal

Penyulit Solusio Plasenta 1. Timbul dengan segera-Perdarahan dan syok. 2. Timbul agak lambat-kelainan pembekuan darah karena hipofibrinogenemi dan gangguan faal ginjal.

Perdarahan dan Syok Perdarahan dan syok, diobati dengan pengosongan rahim secepat mungkin sehingga dengan kontraksi dan retraksi rahim perdarahan dapat berhenti. Persalinan dapat dipercepat dengan pemecahan ketuban dan pemberian infus dengan oksitosin. Jadi pada solusio plasenta pemecahan ketuban tidak dimaksudkan untuk menghentikan perdarahan dengan segera seperti pada plasenta previa, tetapi untuk memprcepat persalinan. Dengan melakukan pemecahan ketuban, regangan dinding rahim berkurang dan kontraksi rahim menjadi lebih baik.

10

Hipofibrinogenemi Koagulopati ialah kelainan pembekuan darah. Dalam ilmu kebidanan paling sering disebabkan oleh solusio plasenta, tapi juga dijumpai pada emboli air ketuban, kematian janin dalamrahim dan perdarahan pasca persalinan. Kadar fibrinogen pada wanita hamil biasanya antara 300-700 mg dalam 100 cc,di bawah 150 mg per 100 cc disebut hipofibrinogenemi. Jika kadar fibrinogen dalam darah turun di bawah 100 mg per 100 cc (critical point), terjadilah gangguan pembekuan darah

Prognosis Prognosis ibu, tergantung dari: 1. Luas daerah plasenta yang mengalami solusio 2. Jumlah perdarahan 3. derajat gangguan hemostasis yang terjadi 4. Ada tidaknya faktor pemberat lain (preeklampsia, infeksi dan sebagainya) 5. Waktu antara terjadinya solusio dengan pengeluaran isi uterus

Prognosis bayi: tergantung dari: 1. Keadaan pada saat ditegakkan diagnosis solusio plasenta , sebagian besar janin meninggal pada waktu yang sangat cepat.

11

2. Jika janin masih hidup, tergantung waktu antara terjadinya solusio dengan pengeluaran/persalinan 3. Ada tidaknya fasilitas/kemampuan resusitasi dan perawatan intensif yang baik pasca persalinan

Derajat solusio plasenta : 1. Ringan : 2. Sedang Perdarahan lebih dari 200 cc Uterus tegang Terdapat tanda renjatan Gawat janin atau janin mati Kadar fibrinogen plasma 120 150 mg% Perdarahan yang keluar kurang dari 100-200 cc Uterus tidak tegang Belum ada tanda renjatan Janin hidup Kadar fibrinogen plasma lebih dari 250 mg%

3. Berat Uterus tegang dan kontraksi tertarik Terdapat renjatan

12

Janin biasanya mati

Pemeriksaan klinis 1. Perdarahan dari jalan lahir dengan atau tanpa disertai rasa nyeri, tergantung derajat solusio plasenta). 2. Perabaan uterus pada umumnya tegang, palpasi bagian-bagian janin biasanya sulit. 3. Janin dapt dalam keadaan baik, gawat janin tau mati (tergantung dari derajat solusio plasenta). 4. Pada pemeriksaan dalam bila ada pembekuan teraba ketuban yang tegang dan menonjol.

Pemeriksaan USG Pada pemeriksaan USG didapatkan implantasi plasenta normal dengan gambaran hematom retroplasenter.

Pemeriksaan laboratorium : 1. Bed site clotting test (clot retraction test), untuk menilai fungsi pembekuan darah/penilaian tidak langsung kadar fibrinogen. Cara : Ambil darah vena 2 ml masukkan kedalam tabung kemudian diobservasi.

13

Genggam bagian tabung yang berisi darah. Setelah 4 menit, miringkan tabung untuk melihat lapisan koagulasi di permukaan.

Pengelolaan Derajat ringan Solusio derajat ringan sangat jarang ditemukan di RS. Pada umumnya didiagnosis secara kebetulan pada pemeriksaan USG oleh karena tidak memberikan gejala klinis yang khas.

Derajat sedang/berat 1. Perbaiki keadaan umum a. Resusitasi cairan / transfusi darah Berikan darah lengkap segar. Jika tidak tersedia pilih salah satu dari plasma beku segar, PRC, kriopresipitat, konsentrasi trombosit. b. Atasi kemungkinan gangguan perdarahan.

2. Melahirkan janin : a. Janin hidup (biasanya gawat janin) : dilakukan seksio sesarea, kecuali bila pembukaan sudah lengkap. Pada keadaan ini dilakukan

14

amniotomi, drip oksitosin, dan bayi dilahirkan dengan ekstraksi forsep. b. Janin mati : dilakukan persalinan pervaginam dengan cara amniotomi, drip oksitosin 1 labu saja. Bila bayi belum lahir dalam waktu 6 jam dilakukan tindakan SC

DAFTAR PUSTAKA

15

1.

Cunningham,

Gary,

Williams

Obstetrics

22nd

Edition.2005.USA.McGraw-Hill Companies,Inc 2. Sastrawinata, et all. editor. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi

Edisi 2.2003.Jakarta EGC

16

Anda mungkin juga menyukai