Anda di halaman 1dari 2

Pada hari Sabtu Minggu (9 10/10/2010) berlangsung kegiatan Sosialisasi Regional Timur (perguruan tinggi kesehatan se-Sulawesi, Maluku,

u, Nusa Tenggara, Papua), Proyek HPEQ Plus (Health Professional Education Quality Project) di Hotel Singgasana, Makassar yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan Nasional bersama beberapa Organisasi Profesi dalam bidang kesehatan. Pertemuan tersebut mengangkat tema Sinergisme Organisasi Profesi dan Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat di berbagai level dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan profesi kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan TOR (Terms of Reference) yang diterima melalui email, Program HPEQ Plus yang saat ini diikuti oleh pendidikan farmasi, gizi dan kesehatan masyarakat. HPEQ Plus kesehatan masyarakat yang telah melakukan Konsolidasi awal di Hotel Sahid 22-23 September 2010 dalam rangka menjalankan proyek HPEQ Plus telah menghasilkan output scope kegiatan proyek HPEQ Plus Kesmas dari tahun 2010-2015. Proyek HPEQ untuk meningkatkan kualitas tenaga kesehatan Indonesia dengan tujuan memperkuat kualitas kebijakan pendidikan profesional untuk bidang kesehatan di Indonesia. Permasalahan kesehatan yang muncul di negara ini pada prinsipnya tak pernah lepas dari bagaimana kualitas tenaga kesehatan ini yang diproduksi. Persoalan kualitas tenaga kesehatan terjadi sebagai dampak adanya perbedaan kualitas institusi pendidikan kesehatan yang ada saat ini. Untuk itu, diperlukan kerjasama dan sinergi antar profesi kesehatan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan lulusan dalam rangka memberikan pelayanan publik yang lebih terpadu, akuntabel dan berkualitas. Secara terperinci, Proyek HPEQ bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan kesehatan di Indonesia melalui (1) pengembangan Sistem Akreditasi Mandiri berstandar internasional dengan sub-sistemnya, sehingga terbentuknya Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM)/NACE Health Pro (National Agency for Competency Examination for Health Professional); (2) Pengembangan sistem nasional uji kompetensi dan peningkatan kualitas lulusan pendidikan kesehatan; dan (3) Financial Assistance Package untuk pemberdayaan institusi melalui hibah kompetisi dan kemitraan. Ketiga tujuan tersebut akan dicapai melalui tiga komponen dengan skema kerja yang berbeda. Program HPEQ mulai berjalan sejak awal tahun 2010, yang bertujuan untuk peningkatan kualitas pendidikan dokter, dokteran gigi, perawat dan bidan. Dalam perkembangannya, Dikti dan Bappenas merasa penataan sistem pendidikan kesehatan yang dinaungi oleh Proyek HPEQ perlu ditambah dengan tiga profesi yang dianggap penting dalam pelayanan kesehatan yaitu kesehatan masyarakat, gizi, dan farmasi. Sementara kegiatan sosialisasi Proyek HPEQ Plus bertujuan : (1) memberikan gambaran tentang implementasi program HPEQ Plus Kesehatan Masyarakat yang akan dijalankan; (2) menginformasikan strukturisasi kelembagaan dalam implementasi program HPEQ Plus Kesehatan Masyarakat; (3) menginformasikan detail kegiatan pendidikan Kesehatan Masyarakat pada tahun 2010-2011; (4) menginformasikan scope kegiatan program HPEQ Plus Kesehatan Masyarakat sampai dengan tahun 2015; dan (5) membahas karakteristik pendidikan Kesehatan Masyarakat di setiap Regional. Sedangkan dampak atau luaran dari kegiatan sosialisasi Proyek HPEQ: pertama, terinformasikannya detail kegiatan HPEQ Plus Kesehatan Masyarakat tahun 2010-2011 di setiap regional; kedua, terinformasikannya scope kegiatan HPEQ Plus Kesehatan Masyarakat sampai dengan tahun 2016 di setiap regional; Ketiga, tercapainya rencana strategis dalam peningkatan pendidikan Kesehatan Masyarakat di setiap regional; Keempat, tercapainya komitmen bersama dalam proyek HPEQ Plus Kesehatan Masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan Kesehatan Masyarakat di Indonesia; Kelima, tercapainya commitment

development dari semua Program Studi Kesehatan Masyarakat dan Pengda IAKMI yang hadir. HPEQ dan HPEQ Plus Antara proyek HPEQ dan HPEQ Plus memiliki perbedaan meski sama-sama dananya berasal dari pinjaman pada Bank Dunia. Proyek HPEQ Plus untuk Kesehatan Masyarakat, Farmasi dan Gizi, sedangkan Proyek HPEQ telah diluncurkan sebelumnya untuk pendidikan kedokteran, kedokteran gigi, perawat dan bidan sehingga menjadi tujuh profesi kesehatan. Dimasukkannya tiga profesi (Gizi, Kesehatan Masyarakat dan Farmasi) berdasarkan hasil Identification Mission World Bank yang dilakukan pada tanggal 9 - 18 Agustus 2010. Masa pelaksanaan Proyek HPEQ direncanakan berakhir hingga tahun 2015, sedang Sekretaris Eksekutif Program HPEQ Plus dijabat oleh Dr. Arsitawati. Salah satu program dalam Proyek HPEQ adalah Program Hibah Kompetisi Peningkatan Kualitas Pendidikan Dokter (PHK-PKPD). PHK-PKPD ini terdiri dari tiga skema sebagai berikut : (1) Hibah pengembangan unggulan dan pendampingan pengembangan dengan institusi mitra; (2) Hibah peningkatan mutu institusi yang baru atau yang masih lemah berdasar kemitraan; dan (3) Hibah penguatan institusi yang siap berkembang secara mandiri. Dalam implementasi program, ada empat program yang dilaksanakan yakni program I berupa Peningkatan Kualitas dan Implementasi KBK dengan model SPICES dalam upaya pencapaian kompetensi dokter yang Islami dan berorientasi komunitas; Program II berupa Pengembangan sistem assessment baku dalam upaya menjamin kualitas penilaian pembelajaran; Program III berupa Pengembangan sistem informasi untuk menunjang efisiensi dan efektivitas administrasi akademik; dan Program IV berupa Peningkatan kualitas penjaminan mutu internal. Pada tahun 2010, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) yang dipimpin Prof. Dr. Muhammad Amin, dr.Sp.P(K) sebagai Dekan FK Unair berhasil memenangkan Program HPEQ dari Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (DIKTI). FK Unair mendapat kepercayaan untuk membina dua Fakultas Kedokteran di Indonesia yakni FK Universitas Jember (UNEJ) dan FK Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Sebagai langkah awal pelaksanaan Program HPEQ, Tim HPEQ FK Unair diantaranya dari Farmako, Unit SDM, Histologi, dan UPeDDi guna melakukan visitasi ke FK UMSU untuk memotret secara langsung kondisi Fakultas: mulai dari kondisi Fasilitas pembelajaran, program pendidikan yang diterapkan, kurikulum pendidikan, perkembangan sistem Informasi dan Teknologi (IT) hingga kompetensi Dosen pengajarnya. Program sumber daya kesehatan dari pemerintah ditujukan untuk meningkatkan jumlah, mutu dan penyebarannya sesuai kebutuhan, dengan kegiatan pokok diantaranya peningkatan keterampilan dan profesionalisme tenaga kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan. Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan, pembinaan tenaga kesehatan dan penyusunan standar kompetensi dan regulasi profesi kesehatan (Depkes, 2008). Semoga dengan adanya Proyek HPEQ Plus, FKM UMI Makassar yang membina calon tenaga professional dibidang kesehatan masyarakat, gizi, perawat dan bidan terpacu untuk memperbaiki proses pembelajaran dan berhasil mendapatkan hibah agar bisa meningkatkan keluarannya berupa tenaga kesehatan yang professional sesuai peminatannya.

Anda mungkin juga menyukai