Deskripsi
Suatu masalah keputusan memiliki suatu lingkup yang berbeda
dengan masalah lainnya. Perbedaan ini terlihat terutama karena adanya batas yang tidak terhubungkan antara harapan dan kenyataan. Yang pertama dinyatakan dalam bentuk keputusan yang dipilih, sedangkan yang kedua dinyatakan dalam bentuk hasil dari keputusan yang dipilih. Yang pertama sepenuhnya berada dalam lingkup pengendalian seseorang, sedangkan yang kedua berada di luar kemampuan seseorang untuk mengaturnya.Dalam mengkaji masalah pengambilan keputusan secara sistematik, maka secara deskriptip adalah sebagai berikut : Melihat bagaimana situasi lingkungan dihadapi yang melingkupi dan persoalan bagaimana
pengambilan
keputusan
yang
manusia,
kemampuan manusia untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Meninjau proses yang umum dilakukan dalam pengambilan keputusan, yaitu berdasarkan intuisi. Bagaimana keputusan dinilai.
Lingkungan
Dalam setiap pengambilan keputusan, seseorang akan selalu
berhadapan dengan lingkungan, di mana salah satu karakteristiknya yang paling menyulitkan dalam proses pengambilan keputusan adalah
ketidakpastian. Ini adalah salah satu sifat dimana seseorang tidak akan mengetahui dengan pasti apa yang akan terjaadi di masa yang akan datang. Selain sifat ketidakpastian ini, lingkungan juga bersifat kompleks; begitu banyak faktor yang berinteraksi dalam berbagai cara, sehingga
sering seseorang
tidak mengetahui
lagi bagaimana
interaksi tersebut
bersamaan
dengan
waktu,
juga juga
dengan kata lain bersifat dinamis. Selain persaingan dunia bahwa dalam
misalnya
perdagangan lingkungan
nuklir dan sebagainya. Dan mungkin yang paling kurang menguntungkan kenyataan memiliki keterbatasan berkenaan
dengan sumber-sumber yang tersedia. Pada kenyataannya manusia dapat merasakan bahwa dirinya terbatas, sehingga harus dapat mengalokasikan apa yang dimilikinya. Pada umumnya, reaksi seseorang dalam menghadapi lingkungan yang penuh dengan ketidakpastian, kompleks, dinamis, suasana persaingan, dan adanya keterbatasan adalah dalam bentuk kebingungan dan kecemasan dan ini merupakan suatu reaksi yang wajar.
Kemampuan Manusia
Menghadapi lingkungan yang tidak pasti, kompleks, dan
sebagainya, seseorang memiliki alat yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi rasa bingung dan cemas yang pada awalnya akan melingkupi perasaannya. Kecerdasan. Kecerdasan untuk memahami dan menyusun berbagai tindakan, berarti seseorang mempunyai kemampuan untuk memilih. Persepsi. Seseorang dapat belajar dari apa yang seseorang lihat dan apa yang telah seseorang alami, sehingga seseorang dapat memberikan penilaian. Falsafah. Seseorang mempunyai falsafah atau pandangan dan prinsip hidup yang membuat seseorang mempunyai preferensi terhadap berbagai hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari keputusan seseorang. Seseorang dapat mengkombinasikan berpikir. Suatu ketiga hal berpikir tersebut ke dalam untuk
suatu gagasan
proses
ditujukan
Intuisi
Sebagian besar keputusan yang dibuat dalam hidup seseorang ini adalah berdasarkan intuisi. Seseorang mempertimbangkan pilihan-pilihan
yang dihadapinya berdasarkan informasi yang telah dimiliki dan sesuai dengan preferensinya, untuk kemudian dengan menggunakan proses
intuitif dapat menuju suatu tindakan yang mencerminkan keputusan terbaik yang dipilih. Berkenaan banyak dengan intuisi, seseorang dapat berbicara
bagaimana banyak orang bertindak berdasarkan intuisi. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang sering membuat keputusan berdasarkan intuisi. Contoh - Rute mana yang akan dipilih seorang mahasiswa untuk menuju ke kampus, jam berapa seseorang akan bangun pagi, dan sebagainya. Pada kenyataannya memang dalam sebagian besar keputusan sehari-hari yang dibuta, tidaklah terlalu perlu dicari
prinsip-prinsip
cukup rumit. Tetapi untuk hal yang besar, untuk keputusan yang seseorang anggap sangat penting, yang begitu menentukan hidup dan kebahagiaan seseorang, perlu ditemukan cara yang lebih baik untuk membuat keputusan. Ciri utama intuisi yang sangat mengganggu seseorang adalah kenyataan bahwa logika dari suatu intuisi tidak dapat ditelusuri secara rasional. Contoh - Bila seorang direktur perusahaan mengambil keputusan berdasarkan intuisi, mungkin ia akan berkata, Saudara-saudara sekalian, saya telah mempertimbangkan masak-masak, saya kira sebaiknya perusahaan kita bergabung dengan perusahaan X.
Meskipun mungkin keputusan tersebut merupakan hasil pemikiran yang cemerlang, seseorang sama sekali tidak dapat
mengevaluasinya. Tidak ada jalan atau analisis untuk memeriksa langkah demi langkah untuk menentukan apakah keputusan tersebut merupakan suatu konsekuensi logis dari pilihan-pilihan informasi yang tersedia dan preferensi dari pengambil keputusan. Umumnya semua hanya berlangsung dalam pikiran saja, dan biasanya tidak akan
mampu untuk diterangkan secara jelas kepada orang lain. Dalam kehidupan modern, yang semakin menunjukkan peningkatan saling ketergantungan penting antar banyak unsur, maka akan semakin
bagi seseorang untuk dapat menerangkan bagaimana ia Adalah hal yang amat
penting
untuk
dapat
faktor yang berpengaruh akan dapat mengakibatkan berubahnya keputusan yang terdahulu. Dalam pengambilan keputusan yang didasarkan pada intuisi, sering dijumpai suatu perasaan yang tidak enak dari pihak pengambil keputusan. Sering terjadi setelah
mengambil keputusan berdasarkan intuisi, seseorang mencari cara lain yang lebih baik untuk dapat merasionalisasikan keputusan yang dibuatnya. Hal ini disebabkan mereka kurang yakin dengan keputusan yang telah mereka buat, seberapa sesuai dan konsisten dengan pilihan, informasi, dan preferensi yang dimiliki. Gambar Pengambilan Keputusan dengan Intuisi
Keputusan vs Hasil
Terdapat kecenderungan untuk menilai suatu keputusan berdasarkan
hasilnya. Bila hasilnya baik maka biasanya dikatakan bahwa keputusan tersebut tepat atau sebaliknya. Contoh (Catatan: Ini bukan suatu persetujuan bahwa
lotere diperbolehkan, demikian pula pada setiap contoh yang serupa) Suatu permainan lotere dengan melempar mata uang. Bila
seseorang menebak dengan tepat, dia akan mendapatkan Rp 10,000. Bila salah, seseorang tidak mendapat apa-apa. Maukah dia
untuk permainan tersebut? Untuk ini, mungkin masih banyak orang yang mau memainkannya.Sekarang bayangkan beberapa orang sedang menunggu giliran main. Orang pertama maju, membayar Rp 100 dan menebak, tetapi ternyata dia salah menebak, dikatakannya? Saya mendapat hasil apakah yang akan yang buruk. Orang kedua
kemudian maju, dan tebakannya benar, sehingga ia mendapat Rp 10,000, artinya dia mendapat hasil yang baik.Terlihat bahwa kedua orang tersebut membuat keputusan yang sama, keputusan yang baik. Tetapi suatu keputusan Secara sederhana yang baik tidak selalu menjamin hasil yang baik. seseorang dapat mengatakan bahwa membuat
keputusan yang terbaik adalah memilih pilihan yang terbaik yang akan diinginkan. Berdasarkan contoh tersebut, maka dapat diterima bahwa secara dapat memberikan kesempatan memperoleh hasil yang
logis menilai kualitas keputusan berdasarkan pada hasilnya adalah tidak benar. Dengan demikian satu-satunya cara untuk menilai kualitas keputusan adalah dengan melihat apakah keputusan tersebut konsisten dengan
pilihan yang ada, informasi yang tersedia, dan preferensi yang dimiliki pengambil keputusan. Jelas seseorang lebih menyukai hasil yang baik daripada yang buruk, tetapi hanya keputusanlah yang dapat dikendalikan secara langsung, sedangkan hasil merupakan sesuatu yang berada di luar kekuasaan seseorang untuk menetapkannya. ini maka seseorang harus mencari jalan Berangkat untuk dari pemikiran cara
mendapatkan
pengendalian yang maksimal berkenaan dengan keputusan yang dibuat. Untuk itu dibutuhkan suatu Analisis Keputusan. Dalam suatu Analisis
Keputusan akan dirumuskan apa dan bagaimana tentang keputusan yang baik, yang dirumuskan dalam bentuk Kuantitatif sehingga dapat disampaikan dari satu orang ke orang lain, juga agar dapat diperbandingkan dari satu situasi ke situasi yang lain.