Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1.1.1 Pendidikan Anak Usia Dini


Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal1. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun. Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini :

Infant (0-1 tahun) Toddler (2-3 tahun) Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun) Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun )2

Gambar 1.1.1.1 Pendidikan Usia Dini Memberikan Psikologi Positif Pada Anak

1 2

Sriheriyanti , sit , umm.ac.id Jean Piaget , Psikologi bermain anak usia dini Teori Kognitif

Pada masa usia 2 6 tahun, anak sangat senang kalau diberikan kesempatan untuk menentukan keinginannya sendiri, karena mereka sedang membutuhkan kemerdekaan dan perhatian. Pada masa ini juga mencul rasa ingin tahu yang besar dan menuntut pemenuhannya. Mereka terdorong untuk belajar hal-hal yang baru dan sangat suka bertanya dengan tujuan untuk mengetahui sesuatu. Guru dan orang tua hendaknya memberikan jawaban yang wajar. Sampai pada usia ini, anak-anak masih suka meniru segala sesuatu yang dilakukan orang tuanya. Perlu diingat juga bahwa minat anak pada sesuatu itu tidak berlangsung lama, karena itu guru dan orang tua harus pandai menciptakan kegiatan yang bervariasi dan tidak menerapkan disiplin kaku dengan rutinitas yang membosankan. Anak pada masa ini juga akan berkembang kecerdasannya dengan cepat kalau diberi penghargaan dan pujian yang disertai kasih sayang, dengan tetap memberikan pengertian kalau mereka melakukan kesalahan atau kegagalan. Dengan kasih sayang yang diterima, anak-anak akan berkembang emosi dan intelektualnya, yang penting adalah pemberian pujian dan penghargaan secara wajar.3

Gambar 1.1.1.2 Michelle Obama yang sedang memberikan semangat anak anak bermain

Banyak penelitian menyatakan bahwa orang-orang yang cerdas dan berhasil pada umumnya berasal dari keluarga yang demokratis, suka melakukan uji coba, suka menyelidiki sesuatu, suka berpergian (menjelajah alam dan tempat), dan aktif, tak pernah diam dan berpangku tangan. Ingat keterampilan tangan adalah jendela menuju pengetahuan. Dalam proses pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan uji coba (trial and error), mangadakan penyelidikan bersama-sama, menyaksikan dan menyentuh sesuatu objek, mengalami dan melakukan sesuatu , anakanak akan jauh lebih mudah mengerti dan mencapai hasil belajar dengan mampu memanfaatkan atau menerapkan apa yang telah dipelajari. Maka dari itu , terdapatlah berbagai lembaga lembaga pendidikan yang telah dapat membantu pemenuhan kebutuhan ini . Baik itu disebut dengan Taman kanak kanak , Preschool , Kindergarten , ataupun playgroup yang merupakan alternatif pendidikan bagi anak usia golden age yang dapat siap membantu tumbuh kembang si kecil mulai dari
3

Diana Mutiah , Psikologi bermain anak usia dini hal . 113

perkembangan dalam segi penglihatan ( eye sensor ), pendengaran ( ear sensor ), gerak motorik ( motoricalic ) dan bahasa ( lingual motoricalic ).

1.1.2 Latar Belakang Pemilihan Judul Preschool dan Kindergarten Stepping Stones Surabaya .
Salah satu kebutuhan yang vital di masyarakat adalah pendidikan Prasekolah, dimana dapat dijumpai dalam Pasal 12 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional tercantum bahwa selain pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi juga terdapat pendidikan prasekolah. Pendidikan yang pertama kali yang harus didapat oleh manusia adalah pendidikan yang ditanamkan dari keluarga itu sendiri. Dari pendidikan budi pekerti, sopan santun, pendidikan akhlak, moral, sampai dengan pendidikan bagaimana cara hidup bersosialisasi dengan masyarakat sekitar kita. Disamping pendidikan yang telah didapatkan dalam lingkungan keluarga, kita juga perlu mendapatkan pendidikan dan bimbingan dari luar (secara formal ), agar kita dapat bersosialisasi dengan lingkungan luar, dan juga membantu menumbuhkembangkan kepribadian secara mental dan spiritual.4 Disamping itu, sesuai dengan pengamatan selama ini, di Indonesia khususnya, sistem pembelajaran yang di sampaikan di sekolah-sekolah dasar dan prasekolah selalu bersifat skolastik atau selalu mengedepankan pandangan logika, sehingga anak-anak akan merasa terpasung di meja belajar untuk menyimak penjelasan guru mengenai materi pelajaran. Yang tak kalah mengenaskan, perolehan informasi lebih dititikberatkan pada hafalan yang tidak berdasarkan atas pemahaman. Akibatnya, anak jadi kurang terlatih mengembangkan kemampuan menganalisa dan berpikir kreatif. Untuk itu, maka sejak kecil, kita harus menempatkan anak-anak yang sepaham dengan konsep Stepping Stone PreSchool yakni learning through playing yang mereka terapkan pada anak-anak didik mereka. Maka dari itu, mendesain interior ruang kelas Stepping Stone PreSchool , dengan desain interior yang lebih baik merupakan tujuan utama. Karena sebuah bentuk ruang juga dapat mempengaruhi sifat, mental dan psikologis seorang anak. Perancangan interior kelas PreSchool ini, lebih rumit daripada perancangan sekolah Dasar, sekolah Menengah, Perguruan Tinggi dan seterusnya, karena

Reni Akbar Hawadi , Psikologi Perkembangan Anak , Hal. 1

alasan pertama, untuk mendesain sebuah interior ruang anak, harus sangat disesuaikan dengan bagaimana sifat dan pembawaan anak-anak diusia 2-5 tahun, sehingga kebiasaankebiasaan yang kurang baik pada anak dapat diminimaliskan melalui sebuah desain interiornya . Alasan kedua karena PreSchool ini merupakan pendidikan dasar kedua setelah pendidikan di lingkungan keluarga, dan merupakan sekolah pembentukan dasar mental anak-anak.

Gambar 1.1.3.1 Tampak kelas PreSchool dan Kindergaten Stepping Stones Surabaya , 2010 Gambar 1.1.3.2 Ruang Guru dan Staff Preschool Stepping Stones Surabaya 2010

Dengan demikian juga , Pre School Stepping Stones

ini sangat berkompeten

menjadi bahan referensi ilmu pengetahuan desain, khususnya dalam mendesain interior anak baik ruangan bermain , kamar , serta furniture yang aman bagi anak 2 5 tahun . Yang dalam kasus ini dibutuhkan suatu interior yang multifungsi dikarenakan adanya keterbatasan lahan dan area ruang yang mungil yang didalamnya juga dapat dimodifikasi sesuka hati dan sesuai dengan kebutuhan sehingga dibutuhkan pula adanya prinsip desain interior yang mengedepankan flesibilitas . Maka dari itu demi memberikan kenyamanan dan keamanan yang lebih serta memenuhi kebutuhan edukasi yang cocok untuk anak usia 2 5 tahun maka saya mengambil preschool ini untuk dijadikan obyek penelitian atau riset dalam bidang desain interior . Dan mengambil riset desain interior preschool dan kindergarten stepping stones surabaya yang mengedepankan fleksibilitas bernuansa colorful sebagai pilihan judul bahasan yang dapat mewakili keseluruhan isi dari rangkaian penelitian ini .

1.1.3 PreSchool & Kindergarten Stepping Stones Surabaya

Pentingnya pendidikan di usia dini , Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Garis-Garis Besar Haluan Negara tahun 1999 memberikan arahan agar pembinaan sumber daya manusia berkualitas harus sudah dimulai sejak anak usia dini. Pemerintah menyadari dan mendukung perwujudan cita-cita tersebut, bahwa pendidikan anak harus diberikan sejak usia dini. Melalui Surat Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara No.81/MPAN/2002 tanggal 30 Maret 2001, dan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 051/0/2001 tanggal 19April 2001, pemerintah membentuk Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia, yang tugas pokoknya menyiapkan bahan rumusan kebijaksanaan dan standardisasi, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pada bidang Pendidikan Anak Usia Dini. Selain adanya kebijaksanaan pemerintah tentang hal itu, ada alasan lain yang sangat mendasar yaitu dihasilkannya berbagai kajian ilmiah dan penelitian yang dilakukan oleh para ahli pada bidang psikologi, khususnya psikologi anak. Hasil penelitian tersebut diantaranya sebagai berikut : 1. Dikemukakan bahwa informasi awal yang diterima anak akan cenderung permanen dan menentukan perilaku anak pada masa berikutnya. Oleh karena itu sejak lahir anak perlu diberikan rangsangan-rangsangan berupa psikososial dan pendidikan agar kelak anak tersebut menjadi manusia yang berkualitas. Rangsangan pendidikan itu perlu diberikan pada masa pralahir, karena pembentukan organ tubuh termasuk otak terjadinya sejak 10 - 12 minggu setelah proses pembuahan. 2. Perkembangan intelektual anak terjadi sangat pesat ketika anak usia dini. Kurang lebih 50% variabilitas kecerdasannya terjadi saat anak berusia empat tahun, pada usia delapan tahun bertambah 30% dan 20% lagi akan dicapai pada usia antara 1820 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada awal usia anak sangat menentukan kecerdasannya, Bloom, seorang ahli mengatakan bahwa empat tahun pertama merupakan waktu yang sangat peka terhadap kaya- miskinnya lingkungan akan stimulasi. Dengan demikian semakin jelas bahwa stimulasi yang diberikan kepada anak-anak sejak dini akan menentukan kualitas anak kelak.5
5

Roostrianawati , Makalah presentasi , Pendidikan anak usia dini UNJ , 2008

Gambar 1.1.2.1 Tampak depan PreSchool dan Kindergaten Stepping Stones Surabaya , 2010 Gambar 1.1.2.2 Surabaya Logo Stepping Stones

Pre School dan kindergarten Stepping Stones yang beralamat di Jl. Jajar Tunggal E-1 Darmo Sentosa Raya , Surabaya yang berdiri pada tahun 2002 ini sering kali mejadi pilihan orang tua yang bertempat tinggal di daerah Surabaya Barat . Hal ini disebabkan karena Stepping Stones memiliki program pendidikan yang terprogram dan sangat baik yaitu dengan pemakaian bahasa inggris sebagai bahasa pengantar wajib dalam preschool tersebut sehingga membiasakan anak memakai bahasa itu dengan fasih dan benar . Seperti yang kita ketahui , bahasa inggris merupakan bahas internasional yang amatlah penting dikuasai sejak dini sehingga anak tidak kaget mengingat arus globalisasi yang sangat pesat pada saat sekarang ini dan yang akan datang . Stepping Stones sendiri didirikan oleh Mr. Alain Wallart , 50 th . Merupakan Pria berkebangsaan Perancis yang memilikitingkat kepedulian yang cukup tinggi terhadap dunia pendidikan . Melihat perkembangan dunia pendidikan di Indonesia yang bisa dikatakan cukup tertinggal jauh dibelakang oleh negara negara berkembang lainnya , maka timbullah niat Mr . Alain Wallart untuk membuat sekolah yang benar benar berdedikasi untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas . Teknik pembelajaran Stepping Stones pun menggunakan metode yang efektif berdasarkan riset mengenai psikologi anak yaitu Montessori . Pada mulanya , Metode ini digunakan oleh Maria Montessori untuk mendidik anak yang memiliki masalah disfungsional . Namun seiring dengan berkembangan jaman metode ini digunakan pula oleh anak anak normal . Pengajarannya menggunakan metode Montessori yang mampu mengaktifkan semua unsur sensorik dan motorik halus serta kasar , seperti mata , tangan , indera peraba , telinga dan juga mulut . Dengan diselingi dan disertai dengan kesenangan bermain yang memang pada usia 2 5 th sangat menyenangi kegiatan ini . Sehingga anak bisa Learning Through Playing .
6

Dalam penerepannya sekolah ini selalu memberikan alternatif

suasana dan

nuansa yang baru , Salah satunya ialah memodifikasi ruangan serta interior dengan mengaplikasikan berbagai tema tema yang disukai anak serta memberikan unsur edukasi didalamnya . Sehingga anak tidak jenuh dan diharapkan sang anak merasa fresh dengan melihat perubahan yang baru juga memberikan nilai eksklusif dibandingkan playgroup dan preschool lainnya . Akan tetapi tidak dapat dipungkiri Preschool ini pun akan mengeluarkan banyak biaya untuk setiap renovasinya . Maka mereka pun akan mencari alternatif desain interior yang multifungsi serta menedepankan prinsip fleksibilitas sehingga memungkinkan walau dengan adanya keterbatasan lahan dan berhemat mereka bisa memberikan suatu hal yang selalu tampak baru dan nilai keistimewaan dimata anak anak , orangtua dan masyarakat .

1.2 Pengertian Judul


Desain Interior PreSchool dan Kindergarten Stepping Stones Bernuansa Natural Colorful yang Fleksibel dengan Pedoman learning Of Montessori Pengertian judul secara terminology adalah sebagai berikut :

1.2.1 Definisi Desain Interior Menurut Sumardji 1995:6 : adalah karya arsitek atau desainer yang khusus menyangkut bagian dalam dari suatu bangunan, bentuk-bentuknya sejalan perkembangan ilmu dan teknologi yang dalam proses perancangan selalu dipengaruhi unsur-unsur geografi setempat dan kebiasaankebiasaan sosial yang diwujudkan dalam gaya- gaya kontemporer. Menurut Suptandar 61: adalah karya arsitek dan desainer yang khususnya menyangkut bagian dalam suatu bangunan, bentuk - bentuknya sejalan perkembangan ilmu dan teknologi yang dalam proses perancangan

selalu dipengaruhi unsur unsur geografi setempat dan kebiasaan kebiasaan sosial yang ditunjukan dengan gaya gaya kontemporer. Menurut D.K. Ching : adalah merencanakan, menata dan merancang ruang ruang interior dalam bangunan. Menurut Sachari : adalah profesi yang mengkaji dan mempelajari desain ruang dalam sebuah bangunan dalam berbagai pendekatan dan pertimbangan baik fungsi ruang, suasana, elemen estetis, pemilihan material, sosial budaya serta gaya hidup hingga pertimbangan pertimbangan teknis penataan ruang. 1.2.2 Definisi PreSchool Menurut Jean Piaget tokoh pendidikan , 1961 : merupakan tahapan intelektual anak yang sudah dikelompokkan anak yang berumur 2 7 tahun yang merupakan kelompok belajar sambil bermain . Menurut PAUD Depdiknas : Merupakan salah satu jenis pengelompokan ruang lingkup pendidikan anak usia dini mulai dari umur 2 6 tahun . 1.2.3 Definisi Kindergarten Menurut kamus umum Inggris - Indonesia : Di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan Taman kanak kanak . Merupakan jenjang pendidikan prasekolah untuk anak anak ( berumur 2 sampai 6 tahun ).

1.2.4

Definisi Stepping Stones Merupakan salah satu lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan yang berkonsentrasi pada perkembangan anak umur 2 6 tahun yang beralamat di l. Jajar Tunggal E-1 Darmo Sentosa Raya , Surabaya yang berdiri pada tahun 2002.
8

1.2.5

Definisi Fleksibel Menurut Dictionary Inggris Indonesia : lunak, lembut, elastis, ketahanan, luwes, bendable, lentur, luwes, elastis,stretchable,kenyal,atau extensible mudah; "tipis birches fleksibel" yg dpt diperpanjang, elastik, flexile, ketegangan, penurut, mampu dapat menekuk

1.2.6

Definisi Colorful Menurut Wikipedia kamus bebas berbahasa Inggris Indonesia : Jika diartikan menjadi bahasa Indonesia ialah kaya warna yang bercampuran tetapi memiliki harmoni dan irama diantaranya . Yang dapat memberikan pengaruh psikologi yang menyenangkan dan keceriaan kepada mata manusia .

1.2.7

Definisi Natural Menurut Wikipedia kamus bebas berbahasa Indonesia : Merupakan unsur kealamian , terhubung dengan alam , keindahan yang menunjukkan identitas asli dari alam & lingkungan , berasal langsung dari alam baik hutan , laut , gurun , langit , dll .

1.2.8

Definisi Learning Of Montessori Menurut Lesley Britton, penulis buku Montessori Play and Learn: Merupakan metode yang ditemukan oleh seorang wanita asal Italia yang bernama Maria Montessori (1907) yang menekankan pada pentingnya prinsip bahwa anak bekerja bebas dan dalam pengawasan yang terbatas. Merupakan gabungan dari bebagai macam pembelajaran yang disebut dengan kolaboratif learning. Yang terdiri dari PBL, PQ4R, SQ3R. Pada metode ini guru hanya bersifat sebgai fasilitator dan mediator saja selebihnya menjadi tanggung jawab peserta didik/murid. Dengan berprinsipkan Student Centered Learning yang lebih menekankan pada

pembelajaran kasus dan membiasakan anak berkesinambungan dengan suatu kasus dan mencoba menyalesaikannya. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa judul Riset Desain Interior PreSchool dan Kindergarten Stepping Stones Surabaya Yang Mengedepankan Fleksibilitas Bernuansa Natural Colorful ialah merupakan proses penelitian tentang tata ruang interior yang disesuaikan dengan aktivitas dan perilaku penggunanya yang merupakan anak anak berumur 2 6 tahun serta guru dan para staff sekolah yang sedang melakukan kegiatan belajar mengajar . Yang nantinya dapat memperoleh permasalahan desain interior yang siap untuk dipecahkan / diselesaikan . Baik itu dilihat dari elemen ruang , elemen estetika , furniture , sirkulasi ruang dan kegiatan yang ada . Sesuai dengan kebutuhan sekolah yang berprinsip multifungsi di tiap ruang maka dipilihlah konsep ruang yang mengutamakan fleksibilitas sehingga dapat dimodifikasi sesuka hati tanpa harus mengeluarkan banyak biaya dan tenaga . Serta memberikan nuansa natural sebagai sentuhan pada material , pencahayaan , dan memberikan faktor keamanan yang alami serta colorful yang kaya akan warna sehingga suasana ceria yang identik dengan keinginan mereka bermain dengan kesenangan pun akan terasa dan dapat memberikan dorongan psikologi yang positif pada anak golden age ini dalam ketertarikan mereka akan warna .

1.3

Tujuan dan Manfaat 1.3.2 Tujuan


Tujuan ialah menghasilkan konsep rancangan interior yang tepat bagi PreSchool dan Kindergarten Stepping Stones Surabaya yang terletak tepatnya di daerah Surabaya Selatan. Dengan upaya untuk memajukan serta menjadikan tunas tunas bangsa menjadi penerus yang siap bersaing dalam era globalisasi yaitu dengan memberikan fasilitas belajar mengajar yang aman serta nyaman bagi mereka untuk membina ilmu mulai dari pendidikan sejak dini. Sedangkan maksud dan tujuan dari konsep desain ini nantinya, sebagai berikut : 1. Menyediakan suatu wadah yang memperhatikan aspek pertumbuhan dan perkembangan anak usia 2 6 tahun dengan suatu ruang / area yang dapat menampung fasilitas sarana prasarana pendidikan dan permainan yang
10

dapat meningkatkan kreativitas , imajinasi , dan sosialisasi anak sebelum memasuki masa sekolah . 2. Mewujudkan interior PreSchool dan Kindergarten yang dapat memberikan pengaruh yang positif bagi perkembangan baik dari aspek penglihatan ( eye sensor ), pendengaran ( ear sensor ), gerak motorik ( motoricalic ) dan bahasa (lingual motoricalic ) . 3. Menciptakan interior Preschool dan Kindergarten yang menyenangkan dan ceria. 4. Memudahkan anak untuk berfikir divergen dan konvergen dengan memakai prinsip Montessori sebagai metode penyampaian dan pengajarannya . 5. Membuat suatu suasana ruang kelas yang dapat mendorong munculnya daya kreatif , terampil , dinamis dan energik dari anak anak yang nuansanya pun mendukung metode pengajaran dari Montessori . 6. Memudahkan pemilik ( guru & staff ) mengaplikasikan berbagai macam tema tema ruangan yang disukai anak sehingga anak tidak bosan dan terciptalah suasana yang baru tanpa harus memodifikasi secara signifikaan dan memakan banyak biaya serta tenaga . 7. Memberikan sentuhan PreSchool dan Kindergarten yang eksklusif dan menarik bagi konsumen baik dari segi dekoratif , bentuk dan warna yang atraktif dan colorful . 8. Mengkombinasikan secara apik antara sentuhan natural alam dengan aksentuasi warna colorful ditiap elemen ruangan ditiap kelas .

1.3.3 Manfaat
1.3.3.1 Manfaat bagi Masyarakat 1. Membantu masyarakat untuk menyadari akan pentingnya pendidikan usia dini yang penting pada era globalisasi . 2. Sebagai salah satu pilihan alternatif pendidikan dengan memakai metode Surabaya . Montessori yang berada di kawasan

11

3. Membantu tunas tunas bangsa agar memiliki jiwa dan mental yang berkualitas jasmani dan rohani dengan menanamkan kemandirian , kreatifitas , dan tanggung jawab sejak dini . 1.3.3.2 Manfaat bagi PreSchool dan Kindergarten Stepping Stones : 1 Dengan desain ruangan yang baru , multifungsi sehingga bersifat fleksibel yang memungkinkan para guru dan staff mengatur tema ruangan sesuka hati dan dapat digunakan secara optimal untuk beberapa kegiatan disatu area . 2 Dapat mewakili serta menampung dan mempermudah pendekatan pembelajaran dengan metode Montessori oleh para pengajar Preschool dan Kindergarten Stepping Stones kepada anak anak. 3 Memberikan rasa keamanan dan kenyamanan yang optimal baik itu dari furniture sampai dengan sirkulasi ruang yang menjadi wadah aktifitas setiap harinya dari siswa , guru dan staff . 4 Sentuhan yang berbeda dan inovasi akan memberikan kesan yang eksklusif bagi sekolah ini dibandingkan dengan sekolah sejenisnya . 1.3.3.3 Manfaat bagi Desain Interior : 1. Membantu 2. Membantu pengembangan keilmuan Desain Interior dan menambah data dalam pengembangan IPTEKS (Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni). Kelembagaan Jurusan Desain Produk Industri ITS. 3. Untuk studi lanjut bagi mahasiswa lainnya di Desain Interior ITS khususnya dan masyarakat pada umumnya.

1.4 Permasalahan 1.4.2 Identifikasi Masalah


1. Karena terletak pada area perumahan sehingga dapat kita lihat pula keterbatasan lahan.
12

2. Keterbatasan lahan tersebut berakibat pada ketersediannya ruangan kelas yang mungil serta ruang penunjang lainnya yang cukup kecil. 3. Sang pemilik yang menginginkan adanya penambahan area untuk ruang makan serta ruang baca bagi siswa sehingga mereka dapat lebih bersosialisasi dan berbaur dengan anak lainnya. 4. Para guru yang mengeluhkan cukup susahnya mereka

mengaplikasikan tema ruang yang beragam, hal ini mempengaruhi metode pembelajaran yang mereka berikan kepada anak anak yang hampir setiap 1 minggu sekali berganti tema agar anak tidak jenuh berada dalam ruangan. 5. Kurang terasanya nuansa ceria pada tiap ruangan kelas sehingga membuat kesan yang sepi dan kurang menarik untuk anak. 6. Ada beberapa area lantai bawah tepatnya dihalaman yang kurang dioptimalkan pemakaiannya , Sehingga dianggap area kosong saja.

1.4.3 Batasan Masalah


Menurut data data yang telah diperoleh , kapasitas yang dapat ditampung oleh PreSchool ini ialah 60 150 murid yang tiap kelasnya terdapat 5 12 anak paling banyak . Luas bidang untuk tiap anaknya ialah 2 4 m dan luas ruangan tergantung umur dari masing masing kelompok anak . Semakin kecil umurnya tentu harus membutuhkan area yang lebih besar pula . Hal ini dikarenakan adanya baby sitter yang turut ikut masuk ke kelas untuk menjaga anak pada usia 2 3 tahun ini.
1. Interior pada PreSchool dan Kindergarten ini dapat mewadahi unsur

permainan edukasi yang mendorong perkembangan anak baik dari segi

13

penglihatan ( eye sensor ), pendengaran ( ear sensor ), gerak motorik (motoricalic ) dan bahasa (lingual motoricalic ) .6 2. Interior yang nantinya dapat mengembangkan daya kreatifitas serta imajinatif pada anak dan mengkombinasikannya dengan unsur material yang alami seperti kayu yang dapat mengaplikasikan : Bentuk bentuk dasar ( bentuk segitiga , lingkaran , persegi ) Warna warna primer ( merah , biru , kuning ) Menyediakan ruang untuk belajar dan bermain dilantai .

3. Dengan struktur dan konstruksi yang sudah ada diharapkan hanya ada penambahan pada beberapa sisi bangunan yang nantinya akan dijadikan area makan serta perpustakaan anak.

1.4.4 Rumusan Masalah


1. Memberikan sentuhan natural yang aman dengan aksentuasi colorful pada eksterior dan interior PreSchool dan Kindergarten sehingga terkesan menarik dan menonjol. 2. Dengan berprinsip pada teori Montessori sehingga mendapatkan berbagai kebutuhan untuk menunjang metode tersebut untuk dilaksanakan oleh para pengajar . 3. Menciptakan suatu perancangan interior yang tepat guna serta multifungsi.

1.5 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dalam Riset Desain Interior ini ialah sebagai berikut : 1. Ruang yang didesain meliputi semua ruang kelas dan staff. 2. Penambahan area ruangan makan dan perpustakaan anak pada area kosong pada salah satu sisi bangunan.

Jane M . Healy , Ph.D , 1994 , sit .

14

3. Pemilihan warna aksentuasi serta bentukan furniture yang kearah ceria dan colorful. 4. Pengaplikasian elemen elemen alami seperti material kayu serta adanya unsur green desain dalam tiap ruangan kelas dan staff. 5. Aplikasi furnishing dengan bentukan yang diselaraskan dengan kesatuan konsep sebagai estetika ruangan. 6. Mengupayakan prinsip fleksibilitas dalam mendesain setiap rincian elemen interior sehingga terciptalah elemen elemen interior yang multifungsi. 7. Dengan memperhatikan prinsip keamanan dan juga berdasarkan metode Montessori tentang cara pendidikan anak usia dini dengan Learning Througth Playing dapat mempengaruhi desain interior Preschool dan Kindergarten Stepping Stones ini nantinya.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan laporan riset desain interior ini dapat diuraikan sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai latar belakang yang mendasari pemilihan judul, definisi judul, visi dan misi, fungsi dan manfaat, perumusan masalah, batasan masalah, ruang lingkup penelitian , alur pemikiran penelitian serta sistematika penulisan laporan . Bab II : Tinjauan Pustaka dan Eksisting Berisi mengenai pembahasan pengertian tentang anak, perkembangan anak, teori perkembangan anak, ciri fisik dan mental anak menurut perkembangannya, aspek-aspek perkembangan , kebutuhan anak baik edukasi serta kebutuhan bermain serta konsep ruang terhadap anak yang diambil dari pustaka . Sampai dengan studi eksisting yang telah didapat melalui survey yang telah dilakukan . Bab III : Metode Riset Desain Melampirkan berbagai cara penelitian baik dari pengumpulan data , hasil observasi baik dengan cara survey dan kuisioner serta wawancara
15

langsung dengan pengguna yang mulai dari anak anak , guru & staff dan orang tua / pengunjung . Data ini merupakan data penguat menemukan konsep desain yang cocok pada obyek yang sedang diteliti. Bab IV : Konsep Desain Tentang proses memecahkan permasalahan dari aspek-aspek yang berkaitan dengan program pengembangan yang didasari atas pertimbangan parameter makro (Preschool dan Kindergarten) dan Mikro (warna, material, elemen estetika) Bab V : Desain Akhir Hasil final riset penelitian desain yang cocok diaplikasikan pada obyek preschool dan kindergarten Stepping Stones Surabaya . Berisi pula cakupan isi dari laporan Tugas Akhir ini. Bab VI : Kesimpulan & Saran Daftar Pustaka Daftar Lampiran Biodata Penulis

16

Anda mungkin juga menyukai