SKENARIO
Anak perempuan, berumur 10 tahun mengalami kelumpuhan kedua tungkai sejak berumur 7 bulan, beberapa hari setelah diberi imunisasi polio untuk pertama kalinya. Puskesmas mendata anak itu sebagai pasien polio. Sekarang anak itu ditangani PUSKESMAS melibatkan unit imunisasi, unit gizi, dan perawat kesehatan masyarakat serta dokter. Anak ini berasal dari keluarga ekonomi kurang mampu.
KATA SULIT
Polio adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus dengan predileksi pada sel anterior masa kelabu sum-sum tulang belakang dan inti motorik batang otak dan akibat kerusakan bagian susunan saraf pusat tersebut akan terjadi kelumpuhan dan atropi otot.
Wabah : penyakit yang timbul kembali setelah diiradikasi.
PERTANYAAN
Apakah etiologi polio? Bagaimana klasifikasi pada polio? Bagaimana mekanisme transmisi dan patomekanisme polio? Bagaimana cara menentukan diagnosis polio?
etiology
Polio disebabkan oleh virus poliomyelitis yang tergolong dalam enterovirus yang filtrabel. Virus ini dapat hidup dalam air untuk berbulan-bulan, dapat tahan terhadap banyak bahan kimia termasuk sulfonamide, antibiotika (streptomisin,penisilin, kloromisetin), eter, fenol, dan gliserin. Virus dapat dimusnahkan dengan pengeringan atau pemberian zat oksidator yang kuat seperti peroksida atau kalium permanganate. Virus ini juga terdapat dalam sampah atau lalat.
Klasifikasi polio
Setelah masa inkubasi 7 10 hari, karena daya tahan tubuh maka tidak terdapat gejala klinis sama sekali.
Poliomyelitis abortive
Diduga secara klinis hanya pada daerah yang terserang epidemic, terutama yang diketahui kontak dengan penderita poliomyelitis yang jelas.Timbul mendadak, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari. Gejala berupa infeksi virus, seperti malaise, anoreksia, nausea, muntah, nyeri kepala, nyeri tenggorok, konstipasi dan nyeri abdomen.
Poliomyelitis non-paralitik
Gejala klinik sama dengan poliomyelitis abortive, hanya nyeri kepala, nausea dan muntah lebih berat.Khas untuk penyakit ini, adanya nyeri dan kaku otot belakang leher, tubuh dan tungkai dengan hypertonia, mungkin disebabkan oleh lesi pada bantang otak, ganglion spinal dan kolumna posterior.
Poliomyelitis paralitic
Secara klinis dapat dibedakan beberapa bentuk sesuai dengan timngginya lesi pada susunan saraf:
Bila proliferasi virus tersebut lebih cepat dari pembentukan zat anti, maka akan timbul viremia dan gejala klinis, kemudian virus akan terdapat dalam feses untuk beberapa minggu lamanya. Virus hanya menyerang sel-sel dan daerah tertentu susunan saraf.
Penetapan diagnosis
: <-3 SD
: -3SD s/d -2SD
: >+2 SD