Anda di halaman 1dari 39

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Artritis reumatoid merupakan kasus panjang yang sangat sering diujikan.

Bisanya terdapat banyak tanda- tanda fisik. Diagnosa penyakit ini mudah ditegakkan. Tata laksananya sering merupakan masalah utama. Insiden pucak dari artritis reumatoid terjadi pada umur dekade keempat, dan penyakit ini terdapat pada wanita 3 kali lebih sering dari pada laki- laki. Terdapat insiden familial ( HLA DR-4 ditemukan pada 70% pasien ). Artritis reumatoid diyakini sebagai respon imun terhadap antigen yang tidak diketahui. Stimulusnya dapat virus atau bakterial. Mungkin juga terdapat predisposisi terhadap penyakit.
1.2

Tujuan Tujuan Umum Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit Artritis Reumatoid, dan sebagai bahan literatur bagi mahasiswa keperawatan.

1.2.1

1.2.2

Tujuan Khusus Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat dan mahasiswa keperawatan dalam :

1.

Mengidentifikasi tanda dan gejala Artritis Reumatoid.


2.

Memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada penderita Artritis Reumatoid. Mencegah untuk tidak terjadinya komplikasi pada penderita Artritis.

3.

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

1.3

Manfaat
1. Bagi mahasiswa keperawatan agar mengerti tindakan yang akan dilakukan

pada masalah Reumatoid Artritis.


2. Dengan adanya makalah ini, kami berharap tidak tejadi kesalahan dalam

melakukan tindakan keperawatan. 3. Agar tidak terjadinya mal praktek.

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi dalam membrane sinovial yang mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut. ( Susan Martin Tucker.1998 ) Artritis Reumatoid ( AR ) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan. ( Diane C. Baughman. 2000 ) Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. ( Arif Mansjour. 2001 ). 2.2. INSIDEN Artritis Reumatoid terjadi antara usia 30 tahun dan 50 tahun dengan puncak insiden antara usia 40 tahun dan 60 tahun. Wanita terkena dua sampai tiga kali lebih sering dari pada pria. 2.3. ANATOMI DAN FISIOLOGI Muskuloskeletal terdiri dari tulang, otot, kartilago, ligament, tendon, fasia, bursae dan persendian. 2.3.1 Tulang Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada bagian intra-seluler. Tulang berasal dari embryonic hyaline cartilage yang mana melalui proses osteogenesis menjadi tulang. Proses ini dilakukan oleh sel-sel

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

yang

disebut

Osteoblast.

Proses

mengerasnya

tulang

akibat

menimbunya garam kalsium. Fungsi tulang adalah sebagai berikut: Mendukung jaringan tubuh dan menbuntuk tubuh. Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru-paru) dan jaringan Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan Membuat sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang (hema Menyimpan garam-garam mineral. Misalnya kalsium, fosfor.

lunak. kontraksi dan pergerakan ). topoiesis).

Tulang dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok berdasarkan bentuknya: Tulang panjang (femur, humerus ) terdiri dari satu batang dan dua epifisis. Batang dibentuk oleh jaringan tulang yang padat.epifisis dibentuk oleh spongi bone (Cacellous atau trabecular ). Tulang pendek (carpalas) bentuknya tidak teratur dan cancellous (spongy) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat. Tulang pendek datar (tengkorak) terdiri dari dua lapisan tulang padat dengan lapisan luar adalah tulang cancellous. Tulang yang tidak beraturan (vertebra) sama seperti tulang pendek.
Tulang sesamoid merupakan tulang kecil, yang terletak di sekitar

tulang yang berdekatan dengan persendian dan didukung oleh tendon danjaringan fasial,missal patella (kap lutut). 2.3.2 Otot Otot dibagi dalam tiga kelompok, dengan fungsi utama untuk kontraksi dan untuk menghasilkan pergerakan dari bagian tubuh atau seluruh tubuh. Kelompok otot terdiri dari:

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

Otot rangka (otot lurik) didapatkan pada system skeletal dan berfungsi untuk memberikan pengontrolan pergerakan, mempertahankan sikap dan menghasilkan panas. Otot Viseral (otot polos) didapatkan pada saluran pencernaan, saluran perkemihan dan pembuluh darah. Dipengaruhi oleh sisten saraf otonom dan kontraksinya tidak dibawah control keinginan. Otot jantung didapatkan hanya pada jantung dan kontraksinya tidak dibawah control keinginan. 2.3.3 Kartilago Kartilago terdiri dari serat-serat yang dilakukan pada gelatin yang kuat. Kartilago sangat kuat tapi fleksibel dan tidak bervascular. Nutrisi mencapai kesel-sel kartilago dengan proses difusi melalui gelatin dari kapiler-kapiler yang berada di perichondrium (fibros yang menutupi kartilago) atau sejumlah serat-serat kolagen didapatkan pada kartilago. 2.3.4 Ligament Ligament adalah sekumpulan dari jaringan fibros yang tebal dimana merupakan ahir dari suatu otot dan dan berfungsi mengikat suatu tulang. 2.3.5 Tendon Tendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrous yang membungkus setiap otot dan berkaitan dengan periosteum jaringan penyambung yang mengelilingi tendon tertentu, khususnya pada pergelangan tangan dan tumit. Pembungkus ini dibatasi oleh membrane synofial yang memberikan lumbrikasi untuk memudahkan pergerakan tendon. 2.3.6 Fasia

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

Fasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang didapatkan langsung dibawah kulit sebagai fasia supervisial atau sebagai pembungkus tebal, jaringan penyambung yang membungkus fibrous yang membungkus otot, saraf dan pembuluh darah.bagian ahair diketahui sebagai fasia dalam. 2.3.7 Bursae Bursae adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung dari suatu tempat, dimana digunakan diatas bagian yang bergerak, misalnya terjadi pada kulit dan tulang, antara tendon dan tulang antara otot. Bursae bertindak sebagai penampang antara bagian yang bergerak sepaerti pada olecranon bursae, terletak antara presesus dan kulit. 2.3.8 Persendian Pergerakan tidak akan mungkin terjadi bila kelenturan dalam rangka tulang tidak ada. Kelenturan dimungkinkan karena adanya persendian, tatu letah dimana tulang berada bersama-sama. Bentuk dari persendian akan ditetapkan berdasarkan jumlah dan tipe pergerakan yang memungkinkan dan klasifikasi didasarkan pada jumlah pergerakan yang dilakukan. Berdasarkan klasifikasinya terdapat 3 kelas utama persendian yaitu: Sendi synarthroses (sendi yang tidak bergerak) Sendi amphiartroses (sendi yang sedikit pergerakannya) Sendi diarthoses (sendi yang banyak pergerakannya) Perubahan fisiologis pada proses menjadi tua. Ada jangka periode waktu tertentu dimana individu paling mudah mengalami perubahan musculoskeletal. Perubahan ini terjadi pada masa kanak-kanak atau remaja karena pertumbuhan atau perkembangan yang cepat atau timbulnya terjadi pada usia tua.

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

Perubahan struktur system muskuloskeletal dan fungsinya sangat bervariasi diantara individu selama proses menjadi tua. Perubahan yang terjadi pada proses menjadi tua merupakan suatu kelanjutan dari kemunduran yang dimulai dari usia pertengahan. Jumlah total dari sel-sel bertumbuh berkurang akibat perubahan jaringan prnyambung, penurunan pada jumlah dan elasitas dari jaringan subkutan dan hilangnya serat otot, tonus dan kekuatan. Perubahan fisiologis yang umum adalah: 2.4. Adanya penurunan yang umum pada tinggi badan sekitar 6-10 cm. pada maturasi usia tua. Lebar bahu menurun. Fleksi terjadi pada lutut dan pangkal paha

ETIOLOGI Artritis Rematoid adalah suatu penyakit otoimun yang timbul pada individu individu yang rentang setelah respon imun terhadap agen pencetus yang tidak diketahui. Faktor pencetus mungkin adalah suatu bakteri, mikoplasma, virus yang menginfeksi sendi atau mirip dengan sendi secara antigenis. Biasanya respon antibodi awal terhadap mikro-organisme diperatarai oleh IgG. Walaupun respon ini berhasil mengancurkan mikro-organisme, namun individu yang mengidap Artritis Reumatoid mulai membentuk antibodi lain biasanya IgM atau IgG, terhadap antibodi Ig G semula. Antibodi ynng ditujukan ke komponen tubuh sendiri ini disebut faktor rematoid ( FR ). FR menetap di kapsul sendi, dan menimbulkan peradangan kronik dan destruksi jaringan Artritis Reumatoid diperkirakan terjadi karena predisposisi genetik terhadap penyakit autoimun. Penyebab pasti reumatod arthritis tidak diketahui. Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetic, lingkungan, hormonaldan faktor system reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma dan virus (Lemone & Burke, 2001). Penyebab utama kelainan ini

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

tidak diketahui. Ada beberapa teori yang dikemukakan mengenai penyebab artritis reumatoid, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus non-hemolitikus Endokrin Autoimun Metabolik Faktor genetik, serta faktor pemicu lainnya. Pada saat ini, artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan olehkarena virus dan organisme mikoplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderia. 2.5. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAY Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis. Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat. Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain. Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis
8

terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.

PATHWAY

2.6.

MANIFESTASI KLINIS 2.6.1 Tanda dan gejala setempat Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning stiffness) dan gerakan terbatas, kekakuan berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan dapat berlanjut sampai berjam-jam dalam sehari. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan osteoartritis yang biasanya tidak berlangsung lama. Lambat laun membengkak, panas merah, lemah

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

Poli artritis simetris sendi perifer Semua sendi bisa terserang, panggul, lutut, pergelangan tangan, siku, rahang dan bahu. Paling sering mengenai sendi kecil tangan, kaki, pergelangan tangan, meskipun sendi yang lebih besar seringkali terkena juga.

Artritis erosif sifat radiologis penyakit ini. Peradangan sendi yang kronik menyebabkan erosi pada pinggir tulang dan ini dapat dilihat pada penyinaran sinar X.

Deformitas pergeseran ulnar, deviasi jari-jari, subluksasi sendi metakarpofalangea, deformitas boutonniere dan leher angsa. Sendi yang lebih besar mungkin juga terserang yang disertai penurunan kemampuan fleksi ataupun ekstensi. Sendi mungkin mengalami ankilosis disertai kehilangan kemampuan bergerak yang total.

Rematoid nodul merupakan massa subkutan yang terjadi pada 1/3 pasien dewasa, kasus ini sering menyerang bagian siku (bursa olekranon) atau sepanjang permukaan ekstensor lengan bawah, bentuknya oval atau bulat dan padat.

Kronik Ciri khas rematoid artritis

2.6.2

Tanda dan gejala sistemik Lemah, demam tachikardi, berat badan turun, anemia, anoreksia. Bila ditinjau dari stadium, maka pada RA terdapat tiga stadium yaitu:

2.6.2.1 Stadium sinovitis Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai adanya hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat maupun saat bergerak, bengkak, dan kekakuan. 2.6.2.2 Stadium destruksi Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon. Selain tanda dan gejala tersebut diatasterjadi pula perubahan bentuk pada tangan yaitu bentuk jari swan-neck. Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis
10

2.6.2.3

Stadium deformitas

Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan ganggguan fungsi secara menetap. Perubahan pada sendi diawali adanya sinovitis, berlanjut pada pembentukan pannus, ankilosis fibrosa, dan terakhir ankilosis tulang 2.7. EVALUASI DIAGNOSIS 1. Beberapa faktor yang menujang diagnosa Artritis Reumatoid: nodulus reumatoid, inflamasi sendi, temuan laboraturium. 2. Faktor reumatoid ( FR ) terdapat lebih dari 80% pada darah pasien. 3. Jumlah sel darah merah dan komponen komplemen C4 menurun.

2.8.

PEMERIKSAAN PENUNJANG Untuk menyokong diagnosa (ingat bahwa ini terutama merupakan diagnosa klinis). 1. Pemeriksaan Laboratorium a. Tes faktor reuma biasanya poitif pada lebih dari 75% pasien

artritis terutama bila masih aktif. Sisanya dapat dijumpai pada pasien lepra, tuberkulosis paru, sirosis hepatis, hepatitis infeksiosa dan endokarditis bakterialis. b. c. d. e. kronik. f. g. Trombosit meningkat. Kadar albumin serum turun dan globulin naik. Protein C-reatif postif selama masa eksaserbasi. LED meningkat 80-100 mm/h, mungkin kembali normal Leukosit normal atau dapat meningkat sedikit. Anemia normositik hipokrom akibat adanya inflamasi yang

sewaktu gejala-gejala meningkat.

2. Gambaran Radiologik Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis


11

Pada tahap awal penyakit, biasanya tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan radiologi kecuali pembengkakan jaringan lunak. Jika setelah sendi mengalami kerusakan yang berat, dapat terlihat penyempitan ruang sendi karena hilangnya rawan sendi. Juga dapat terjadi erosi tulang pada tepi sendi dan penurunan densitas tulang. Perubahan-perubahan ini biasanya terjadi ireversibel. 3. Kriteria Diagnostik Terdapat poli-artritis yang simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler. Kriteria diagnostik adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. 2.9. Kekakuan pada pagi hari Artritis pada tiga atau lebih sendi Artritis jari-jari tangan Artritis simetris Nodul reumatoid Faktor reumatoid dalam serum Perubahan radiologik (erosi atau dekalfisikasi tulang)

KOMPLIKASI Karena rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit sistemik,

peradangannya dapat mempengaruhi organ-organ dan area-area tubuh lain daripada sendi-sendi.

Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan

ulkus peptik yang merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit ( disease modifying antirhematoid drugs, DMARD ) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada arthritis reumatoid.

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

12

Bisa juga terjadi demam ringan dan kadang terjadi peradangan

pembuluh darah (vaskulitis) yang menyebabkan kerusakan saraf atau luka (ulkus) di tungkai.

Peradangan pada selaput di sekitar paru-paru (pleuritis) atau pada kantong di sekitar jantung (perikarditis) atau peradangan dan pembentukan jaringan parut pada paru-paru bisa

menyebabkan nyeri dada, gangguan pernafasan dan kelainan fungsi jantung.


Penderita lainnya menunjukkan pembengkakan kelenjar getah bening, Penyakit rheumatoid dapat mengurangi jumlah sel-sel darah merah

sindroma Sjgren atau peradangan mata. (anemia) dan sel-sel darah putih. Sel-sel putih yang berkurang dapat dikaitkan dengan suatu pembesaran limpa (dirujuk sebagai sindrom Felty) dan dapat meningkatkan risiko infeksi-infeksi. Benjolan-benjolan keras dibawah kulit (rheumatoid nodules) dapat terjadi sekitar siku-siku dan jari-jari tangan dimana seringkali ada tekanan. Meskipun nodul-nodul ini biasanya tidak menyebabkan gejala-gejala, adakalanya mereka dapat terinfeksi.

Suatu komplikasi serius yang jarang, biasanya dengan penyakit

rheumatoid yang sudah berjalan lama, adalah peradangan pembuluh darah (vasculitis). Vasculitis dapat merusak penyediaan darah pada jaringanjaringan dan menjurus pada kematian jaringan. Ini paling sering awalnya terlihat sebagai area-area hitam yang kecil sekali sekitar dasar-dasar kuku atau sebagai borok-borok kaki 2.10. PENATALAKSANAAN Tujuan dari penatalaksanaan termasuk penyuluhan, keseimbangan antara istirahat dan latihan, dan rujukan lembaga di komunitas untuk mendapatkan dukungan. 1. Artritis Reumatoid dini : penatalaksanaan pengobatan termasuk dosis terapeutik salisilat atau obat obat antiinflamasi nonsteroid ( NSAIDS );

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

13

antimalaria emas, pensilamin, atau sulfasalazin, methotreksat; analgetik selama periode nyeri hebat. 2. Artritis Reumatoid sedang , erosit: program formal terapi okupasi dan terapi fisik. 3. Artritis Reumatoid persisten, erisif; pembedahan rekonstruksi dan kortikosteroid. 4. Artritis Reumatoid tahap lanjut yang tak pulih: preparat immunosupresif, seperti metotreksat, siklosfosfamid, dan azatioprin. 5. Pasien Artritis Reumatoid sering mengalami anoreksia, penurunan berat badan, dan anemia, sehingga membutuhkan pengkajian riwayat diit yang sangat cermat untuk mengidntifikasi kebiasaan makan dan makanan yang disukai. ( kortikosteroid dapat menstimulasi napsu makan dan menyebabkan penambahan berat badan ). 6. Terapi farmakologi yang lebih spesifik : Obat anti peradangan non-steroid. Yang paling banyak digunakan adalah aspirin dan ibuprofen.Obat ini mengurangi pembengkakan pada sendi yang terkena dan meringankan rasa nyeri. Aspirin merupakan obat tradisional untuk artritis rematoid; obat yang lebih baru memiliki lebih sedikit efek samping tetapi harganya lebih mahal. Dosis awal adalah 4 kali 2 tablet (325 mgram)/hari. Telinga berdenging merupakan efek samping yang menunjukkan bahwa dosisnya terlalu tinggi. Gangguan pencernaan dan ulkus peptikum, yang merupakan efek samping dari dosis yang terlalu tinggi, bisa dicegah dengan memakan makanan atau antasid atau obat lainnya pada saat meminum aspirin. Misoprostol bisa membantu mencegah erosi lapisan lambung dan pembentukan ulkus gastrikum, tetapi obat ini juga menyebabkan diare dan tidak mencegah terjadinya mual atau nyeri perut karena aspirin atau obat anti peradangan non-steroid lainnya.

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

14

Obat slow-acting. Obat slow-acting kadang merubah perjalanan penyakit, meskipun perbaikan memerlukan waktu beberapa bulan dan efek sampingnya berbahaya. Pemakaiannya harus dipantau secara ketat. Obat ini biasanya ditambahkan jika obat anti peradangan non-steroid terbukti tidak efektif setelah diberikan selama 2-3 bulan atau diberikan segera jika penyakitnya berkembang dengan cepat. Yang sekarang ini digunakan adalah senyawa emas, penisilamin, hydroxycloroquinine dan sulfasalazine. 1. Senyawa emas. Senyawa emas berfungsi memperlambat terjadinya kelainan bentuk tulang. Biasanya diberikan sebagai suntikan mingguan. Suntikan mingguan diberikan sampai tercapai dosis total 1 gram atau sampai timbulnya efek samping atau terjadinya perbaikan yang berarti. Jika obat ini efektif, dosisnya dikurangi secara bertahap. Kadang perbaikan dicapai setelah diberikannya dosis pemeliharaan selama beberapa tahun. Senyawa emas bisa menimbulkan efek samping pada beberapa organ, karena itu obat ini tidak diberikan kepada penderita penyakit hati atau ginjal yang berat atau penyakit darah tertentu. Sebelum pengobatan dimulai dan setiap seminggu sekali selama pengobatan berlangsung, dilakukan pemeriksaan darah dan air kemih. Efek sampingnya berupa ruam kulit, gatal dan berkurangnya sejumlah sel darah. Jika terjadi efek samping yang serius, maka pemakaiannya segera dihentikan. 2. Penisilamin. Efeknya menyerupai senyawa emas dan bisa digunakan jika senyawa emas tidak efektif atau menyebabkan efek samping yang tidak dapat ditoleransi. Dosisnya secara bertahap dinaikkan

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

15

sampai terjadinya perbaikan. Efek sampingnya adalah penekanan terhadap pembentukan sel darah di dalam sumsum tulang, kelainan ginjal, penyakit otot, ruam kulit dan rasa tidak enak di mulut. Jika terjadi efek samping tersebut, maka pemakaian obat harus dihentikan. Obat ini juga bisa menyebabkan miastenia gravis, sindroma Goodpasture dan sindroma yang menyerupai lupus. Selama pengobatan berlangsung, dilakukan pemeriksaan darah dan air kemih setiap 2-4 minggu sekali. 3. Hydroxycloroquine. Digunakan untuk mengobati artritis rematoid yang tidak terlalu berat. Efek sampingnya biasanya ringan, yaitu berupa ruam kulit, sakit otot dan kelainan mata. Tetapi beberapa kelainan mata bisa menetap, sehingga penderita yang mendapatkan obat ini harus memeriksakan matanya sebelum dilakukan pengobatan dan setiap 6 bulan selama pengobatan berlangsung. Jika setelah 6 bulan tidak menunjukkan perbaikan, maka pemberian obat ini dihentikan. Jika terjadi perbaikan, pemakaian obat ini bisa dilanjutkan sesuai dengan kebutuhan. 4. Sulfasalazine. Obat ini semakin banyak digunakan untuk mengobati artritis rematoid. Dosisnya dinaikkan secara bertahap dan perbaikan biasanya terjadi dalam 3 bulan. Sulfasalazine bisa menyebabkan gangguan pencernaan, kelainan hati, kelainan sel darah dan ruam kulit. Kortikosteroid. Kortikosteroid (misalnya prednison) merupakan obat paling efektif untuk mengurangi peradangan di bagian tubuh manapun. Kortikosteroid efektif pada pemakaian jangka pendek dan cenderung kurang efektif jika digunakan dalam jangka panjang, padahal artritis Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis
16

rematoid adalah penyakit yang biasanya aktif selama bertahun-tahun. Kortikosteroid biasanya tidak memperlambat perjalanan penyakit ini dan pemakaian jangka panjang menyebabkan berbagai efek samping, yang melibatkan hampir setiap organ. Efek samping yang sering terjadi adalah penipisan kulit, memar, osteoporosis, tekanan darah tinggi, kadar gula darah yang tinggi dan katarak. Karena itu obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi kekambuhan yang mengenai beberapa sendi atau jika obat lainnya tidak efektif. Kortikosteroid juga digunakan untuk mengobati peradangan diluar sendi, seperti peradangan selaput paru-paru (pleuritis) atau peradangan kantong jantung (perikarditis). Untuk menghindari resiko terjadinya efek samping, maka hampir selalu digunakan dosis efektif terendah. Obat ini bisa disuntikkan langsung ke dalam sendi, tetapi bisa menyebabkan kerusakan jangka panjang, terutama jika sendi yang terkena digunakan secara berlebihan sehingga mempercepat terjadinya kerusakan sendi. Obat imunosupresif. Obat imunosupresif (contohnya metotreksat, azatioprin dan cyclophosphamide) efektif untuk mengatasi artritis rematoid yang berat. rendah. Efek sampingnya berupa penyakit hati, peradangan paru-paru, mudah terkena infeksi, penekanan terhadap pembentukan sel darah di sumsum tulang dan perdarahan kandung kemih (karena siklofosfamid). Selain itu azatioprine dan siklofosfamid bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker. Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis
17

Obat

ini

menekan

peradangan

sehingga

pemakaian

kortikosteroid bisa dihindari atau diberikan kortikosteroid dosis

Metotreksat diberikan

per-oral (ditelan)

1 kali/minggu,

digunakan untuk mengobati artritis rematoid stadium awal. Siklosporin bisa digunakan untuk mengobati artritis yang berat jika obat lainnya tidak efektif. 2.11. PROGNOSIS Perjalanan penyakit artritis reumatoid sangat bervariasi, bergantung pada ketaatan pasien untuk berobat dalam jangka waktu lama. Sekitar 50 70% pasien artritis reumatoid akan mengalami prognosis yang lebih buruk. Golongan ini umumya meninggi 10 15 tahun lebih cepat dari pada orang tanpa arthritis rheumatoid. Penyebab kematiannya adalah infeksi, penyakit jantung, gagal pernapasan, gagal ginjal, dan penyakit saluran cerna. Umumnya mereka memiliki keadaan umum yang buruk, lebih dari 30 buah sendi yang mengalami peradangan, dengan manifestasi ekstraartikuler, dan tingkat pendidikan yang rendah. Golongan ini memerlukan terapi secara agresif dan dini karena kerusakan tulang yang luas dapat terjadi dalam 2 tahun pertama

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

18

BAB III PROSES KEPERAWATAN 3.1. PENGKAJIAN Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam, 2001). Data dasar pengkajian pasien tergantung pada keparahan dan keterlibatan organ-organ lainnya ( misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ), tahapan misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya. Data subyektif Data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2001), Data yang didapat dari klien artritis reumatoid adalah :
1. Klien mengatakan persendiannya sakit

2. Klien mengatakan persendiannya kaku sehingga terjadi keterbatasan dalam bergerak. 3. Klien mengatakan pusing memikirkan penyakitnya ini, merasa rendah diri karena penyakitnya. Data objektif Data yang dapat diobservasi dan diukur (Nursalam, 2001). Data yang didapat adalah : 1. Adanya agen pencedera yang membuat terjadinya distensi jaringan oleh akumulasi cairan / proses inflamasi dan destruksi sendi.

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

19

2. Kerusakan muskuloskeletal; penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.
3. Deformitas skeletal menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan, intoleransi

aktivitas, menurunan kekuatan otot. 3.1.1. Pengumpulan data Merupakan upaya untuk mendapatkan data sebagai informasi tentatang pasien. Data yang dibutuhkan tersebut mencakup data tentang biopsikososial dan spiritual atau data yang berhubungan dengan masalah pasien serta data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masalah pasien (Hidayat, A. Aziz Alimul, 2006)
A. Identitas pasien meliputi nama pasien, tempat dan tanggal lahir,

suku/bangsa, status perkawinan, agama, pendidikan, tanggal dan waktu datang ke Rumah sakit (Hidayat, A. Aziz Alimul, 2006 ) B. Identitas penanggung jawab: nama, umur jenis kelamin, alamat, pekerjaan, hubungan dengan klien. 3.1.2. Riwayat keperawatan A. Riwayat keperawatan sekarang Riwayat keperawatan sekarang adalah faktor-faktor yang melatarbelakangi atau hal-hal mempengaruhi atau mendahului keluhan. Meliputi keluhan atau gangguan yang sehubungan dengan penyakit yang di rasakan saat ini. Dengan adanya gangguan pergerakan arena reumatoid ini. B. Keluhan utama Keluhan utama, apa yang menyebabkan pasien berobat atau gejala yang pertama timbul saat pasien datang ke rumah sakit yaitu keluhan mengenai adanya gangguan pada persendian yaitu rasa nyeri yang hebat karena proses penyakit reumatoid. C. Lama keluhan Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis
20

Lama keluhan, seberapa lama pasien merasakan keluhan. Pada klien dengan reumatoid lama keluhannnya bervariasi, tergantung dari proses penyakit. D. Riwayat penyakit saat ini Riwayat penyakit saat ini, merupakan penyakit yang dirasakan pasien pada saat dikaji (Hidayat, A. Aziz Alimul, 2006). Meliputi keluhan atau gangguan yang sehubungan dengan penyakit yang di rasakan saat ini. Dengan adanya nyeri sendi hebat dan kekakuan pada otot. E. Riwayat keperawatan sebelumnya Riwayat keperawatan sebelumnya adalah riwayat atau

pengalaman masa lalu tentang kesehatan atau penyakit yang pernah di alami (Hidayat, A. Aziz Alimul, 2006). F. Riwayat keperawatan keluarga Riwayat keperawatan keluarga adalah riwayat kesehatan atau keperawatan yang dimiliki oleh salah satu anggota keluarga, apakah ada yang menderita penyakit yang seperti dialami pasien (Hidayat, A. Aziz Alimul, 2006). Karena Reumatoid salah satunya dipengaruhi oleh faktor genetik, maka ada keluarga klien juga mengalami penyakit yang sama. G. Riwayat lingkungan Apakah keadaan lingkungan keluarga / klien sudah memenuhi syarat kesehatan. H. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan umum yang lengkap penting di lakukan. Disamping menilai adanya sinovasi pada setiap sendi, perhatian juga hal hal berikut ini : Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis
21

1. 2. 3.
4.

Keadaan umum komplikasi steroid, berat badan. Tangan meliputi vaskulitasi dan fungsi tangan. Lengan siku dan sendi bahu, nodul rematoid dan pembesaran kelenjar limfe aksila. Wajah. Periksa mata untuk sindroma Sjorgen, skleritis, episkleritis, skleromalasia perforans, katarak, anemia dan tanda tanda hiperviskositas pada fundus. Kelenjar parotis membesar ( sinroma Sjogren ). Mulut ( kering, karies dentis, ulkus ), suara serak, sendi temporomandibula ( krepitus ). Catatan : artritis rematoid tidak menyebabkan iritasi.

5.
6.

Leher adanya tanda tanda terkenanya tulang servikal. Toraks. Jantung ( adanya perikarditis, defek konduksi, inkompetensi katup aorta dan mitral ). Paru paru ( adanya efusi pleural, fibrosis, nodul infark, sindroma Caplan ).

7. 8. 9.

Abdomen adanya splenomegali dan nyeri tekan apigastrik. Panggul dan lutut. Tungkai bawah adanya ulkus, pembengkakan betis ( kista Baker yang reptur ) neuropati, mononeuritis multipleks dan tanda tanda kompresi medulla spinalis.

10. 11.

Kaki. Urinalisis untuk protein dan darah, serta pemeriksaan rektum untuk menentukan adanya darah.

Pengkajian secara umum dilakukan dengan mengobservasi klien sebagai berikut : Aktivitas / istirahat Gejala

Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris. Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan. Tanda : Malaise, Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi. Kardiovaskuler
22

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

Gejala: Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (misalnya : pucat intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal). Integritas ego

Gejala: Faktor-faktor stres akut / kronis: misalnya ; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan. Keputusan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan), ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (misalnya ketergantungan pada orang lain). Makanan / cairan

Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan / mengkonsumsi makanan / cairan adekuat: mual, anoreksia, Kesulitan untuk mengunyah (keterlibatan TMJ). Tanda: Penurunan berat badan, kekeringan pada membran mukosa.

Hygiene

Gejala: Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi. Ketergantungan pada bantuan orang lain. Neurosensori

Gejala: Kebas, kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan. Gejala: Pembengkakan sendi simetris. Nyeri / kenyamanan

Gejala: Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan lunak pada sendi).

Keamanan

Gejala: Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan ringan dalam menangani tugas / pemeliharaan rumah tangga. Demam ringan menetap. Kekeringan pada meta dan membran mukosa. Interaksi sosial

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

23

Gejala: Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran; isolasi. Penyuluhan / pembelajaran

Gajala : Riwayat Artritis Reumatoid pada keluarga (pada awitan remaja). Penggunaan makanan kesehatan, vitamin, penyembuhan arthritis tanpa pengujian. Riwayat perikarditis, lesi katup, fibrosis pulmonal, pleuritis. Kumpulan informasi mengenai pemahaman pasien, motivasi,

pengetahuan, kemampuan koping, penglaman masa lalu, persepsi dan ketakutan yang tidak diketahui. 3.2.

PRIORITAS KEPERAWATAN Menghilangkan nyeri Meningkatkan mobilitas. Meningkatkan monsep diri yang positif mendukung kemandirian Memberikan informasi mengenai proses penyakit/ prognosis dan keperluan pengobatan.

3.3.

DIAGNOSA KEPERAWATAN Suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia (status kesehatan atau

resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah, dan merubah (Nursalam, 2001).
1. Nyeri Akut/ Kronis

Berhubungan dengan:

Agen pencedera, Distensi jaringan oleh akumulasi cairan / proses inflamasi, Destruksi sendi
24

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

Ditandai dengan:

Keluhan nyeri, Ketidaknyamanan, Kelelahan, Berfokus pada diri sendiri/ penyempitan fokus, Perilaku distraksi dan perilaku yang bersifart ahti-hati/ melindungi melindungi diri sendiri.

2. Kerusakan mobilitas fisik

Berhubungan dengan:

Deformitas skeletal, Nyeri, Ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, Menurunnya kekuatan otot,

Ditandai dengan

Keengganan klien untuk mencoba bergerak / ketidakmampuan untuk dengan sendiri bergerak dalam lingkungan fisik, Klien membatasi rentang gerak, Ketidakseimbangan koordinasi, penurunan kekuatan otot / kontrol dan massa (tahap lanjut).

3. Gangguan citra tubuh (perubahan penampilan peran)

Berhubungan dengan:

Perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, Peningkatan penggunaan energi, Ketidakseimbangan mobilitas,

Ditandai dengan: Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis


25

Perubahan fungsi dari bagian-bagian yang sakit, Bicara negatif tentang diri sendiri, Fokus pada kekuatan masa lalu, dan penampilan, Perubahan pada gaya hidup / kemapuan fisik untuk melanjutkan peran, kehilangan pekerjaan, Ketergantungan pada orang terdekat, Perubahan pada keterlibatan sosial; rasa terisolasi, perasaan tidak berdaya, putus asa.

4. Kurangnya perawatan diri

Berhubungan dengan : Kerusakan muskuloskeletal, penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.

Ditandai dengan Ketidakmampuan untuk mengatur kegiatan sehari-hari.

5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosis,

dan kebutuhan pengobatan Berhubungan dengan : Kurangnya pemajanan / mengingat. Kesalahan interpretasi informasi.

Ditandai dengan: Pertanyaan / permintaan informasi, pernyataan kesalahan konsep. Tidak tepat mengikuti instruksi / terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

26

3.4.

INTERVENSI 1. Diagnosa I

Dengan criteria hasil: 1. Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol 2. Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan.
3. Mengikuti program farmakologis yang diresepkan.

4. Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrol nyeri. INTERVENSI
Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi Membantu

RASIONAL dalam menentukan nyeri dan

dan intensitas (skala 0-10). Catat kebutuhan manajemen faktor-faktor yang mempercepat keefektifan program. dan tanda-tanda rasa sakit non verbal.

Berikan matras / kasur keras, Matras yang lembut / empuk, bantal bantal kecil,. Tinggikan linen yang tempat tidur sesuai kebutuhan. besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stress pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi yang terinflamasi/nyeri. Tempatkan/ pantau penggunaan Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit bantl, karung pasir, gulungan dan trokhanter, bebat, brace. mempertahankan posisi netral. Penggunaan brace dapat menurunkan nyeri dan dapat mengurangi kerusakan pada sendi. Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis
27

Dorong untuk sering mengubah Mencegah terjadinya kelelahan umum posisi,. Bantu untuk bergerak di dan kekakuan sendi. Menstabilkan tempat tidur, sokong sendi yang sendi, mengurangi gerakan/ rasa sakit sakit di atas dan bawah, hindari pada sendi. gerakan yang menyentak. Anjurkan pasien untuk mandi air Panas meningkatkan relaksasi otot, dan hangat atau mandi pancuran pada mobilitas, menurunkan rasa sakit dan waktu bangun dan/atau pada melepaskan kekakuan di pagi hari. waktu tidur. Sediakan waslap Sensitivitas sendi yang sakit beberapa kali disembuhkan sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi, dan sebagainya. Berikan masase (pijitan) yang Meningkatkan relaksasi / mengurangi lembut . Dorong relaksasi terapeutik, penggunaan stres, progresif, biofeed nyeri. teknik Meningkatkan relaksasi, memberikan misalnya rasa kontrol dan mungkin meningkatkan sentuhan kemampuan koping back, pada panas dapat hangat untuk mengompres sendi- dihilangkan dan luka dermal dapat

manajemen

visualisasi, pedoman imajinasi, hypnosis diri, dan pengendalian napas. Libatkan dalam aktivitas hiburan Memfokuskan yang sesuai untuk situasi memberikan perasaan sehat. Beri obat sebelum aktivitas / Meningkatkan realaksasi, mengurangi latihan yang direncanakan sesuai tegangan otot/ spasme, memudahkan petunjuk. untuk ikut serta dalam terapi. anti inflamasi dan efek individu. kembali stimulasi, perhatian, dan

meningkatkan rasa percaya diri dan

Kolaborasi: Berikan obat-obatan Sebagai sesuai salisilat). petunjuk

(mis:asetil analgesik ringan dalam mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

28

2.

Diagnosa II

Dengan criteria hasil yang diharapkan: o o o Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya / Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan

pembatasan kontraktur. dari dan/ atau konpensasi bagian tubuh. melakukan aktivitas INTERVENSI RASIONAL

Evaluasi/ lanjutkan pemantauan Tingkat aktivitas/ latihan tergantung dari tingkat inflamasi/ rasa sakit pada perkembangan/ resolusi dari peoses sendi. inflamasi. Pertahankan istirahat tirah baring Istirahat sistemik dianjurkan selama atau jadwal memberikan malam terganggu. Bantu dengan rentang gerak aktif Mempertahankan / meningkatkan fungsi maupun pasif, demikian juga sendi, kekuatan otot dan stamina umum. latihan resistif dan isometris jika memungkinkan. Catatan : latihan tidak adekuat sendi, menimbulkan kekakuan hari duduk jika periode yang diperlukan eksaserbasi akut dan seluruh fase aktivitas untuk penyakit yang penting untuk mencegah istirahat kelelahan mempertahankan kekuatan. tidak

yang terus menerus dan tidur

karenanya aktivitas yang berlebihan Ubah posisi dengan dapat merusak sendi. sering Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi.

dengan jumlah personel cukup.

Posisikan dengan bantal, kantung Meningkatkan stabilitas (mengurangi pasir, gulungan trokanter, bebat, resiko cidera) dan memerptahankan Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis
29

brace.

posisi

sendi

yang tubuh,

diperlukan

dan

kesejajaran

mengurangi

kontraktor. Gunakan bantal kecil/tipis di Mencegah fleksi leher. bawah leher. Dorong pasien mempertahankan Memaksimalkan berdiri, dan berjalan. Berikan lingkungan yang aman, Menghindari cidera akibat kecelakaan / misalnya menaikkan kursi, jatuh. menggunakan pegangan tangga pada toilet, penggunaan kursi roda. Kolaborasi untuk konsul dengan Berguna fisoterapi. program dalam latihan / memformulasikan aktivitas yang fungsi sendi dan

postur tegak dan duduk tinggi, mempertahankan mobilitas.

berdasarkan pada kebutuhan individual Kolaborasi dalam dan dalam mengidentifikasikan alat. pemberian Menurunkan tekanan pada jaringan yang mudah pecah untuk mengurangi risiko imobilitas.

matras busa / pengubah tekanan.

3.

Diagnosa III

Dengan criteria hasil: o Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam

kemampuan untuk menghadapi penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan kemungkinan keterbatasan. o Menyusun rencana realistis untuk masa depan. INTERVENSI Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan masa depan RASIONAL Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/ kesalahan konsep dan menghadapinya secara
30

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

langsung Diskusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada pasien/orang terdekat. Memastikan bagaimana pandangaqn pribadi pasien sehari-hari, termasuk aspekaspek seksual. Diskusikan persepsi pasienmengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan. Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan perubahan. Susun batasan pada perilaku mal adaptif. Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping. Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas. Bantu dalam kebutuhan perawatan yang diperlukan. Berikan perlu. bantuan positif Meningkatkan perasaan harga diri, Membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri, yang dapat meningkatkan perasaan harga diri. Isyarat verbal / non verbal orang terdekat dapat mempunyai pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya sendiri Nyeri konstan akan melelahkan, dan perasaan marah dan bermusuhan umum terjadi. Dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping maladaptive, membutuhkan intervensi lebih lanjut. Mengidentifikasi bagaimana penyakit

mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap intervensi/ konseling

dalam memfungsikan gaya hidup lebih lanjut.

mendorong kemandirian, dan mendorong berpartisipasi dalam terapi. Mempertahankan penampilan yang dapat meningkatkan citra diri. bila Memungkinkan pasien untuk merasa senang terhadap dirinya sendiri. Menguatkan perilaku positif. Meningkatkan rasa percaya diri.

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

31

Rujuk pada konseling psikiatri, mis: perawat spesialis psikiatri, psikolog.

Pasien / orang terdekat mungkin membutuhkan dukungan selama berhadapan dengan proses jangka panjang / ketidakmampuan

4.

Diagnosa IV

Dengan criteria hasil:


o

Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan individual. Mendemonstrasikan perubahan teknik / gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri. Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi / komunitas yang dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri. INTERVENSI RASIONAL Mungkin dapat melanjutkan aktivitas umum dengan melakukan adaptasi yang diperlukan pada keterbatasan saat ini.

Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4) sebelum timbul awitan/ eksaserbasi penyakit dan potensial perubahan yang sekarang diantisipasi. Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi / rencana untuk modifikasi lingkungan. Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi okupasi.

Mendukung emosional

kemandirian

fisik

dan

Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang akan meningkatkan harga diri.

Berguna untuk menentukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan individual. Mis; memasang kancing, menggunakan

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

32

alat

bantu

memakai

sepatu,

menggantungkan pegangan untuk mandi Kolaborasi: Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum pemulangan dengan evaluasi setelahnya. Kolaborasi: atur konsul dengan lembaga lainnya, mis: pelayanan perawatan, rumah, ahli nutrisi. Mungkin membutuhkan berbagai bantuan tambahan untuk persiapan situasi di rumah pancuran. Mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi karena tingkat kemampuan aktual

5.

Diagnosa V

Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi, pasien akan : Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/ prognosis, perawatan. Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, termasuk modifikasi gaya hidup yang konsisten dengan mobilitas dan atau pembatasan aktivitas. INTERVENSI Tinjau proses penyakit, prognosis, dan harapan masa depan. Diskusikan kebiasaan pasien dalam penatalaksanaan proses sakit melalui diet,obat-obatan, dan program diet seimbang, l;atihan dan istirahat. Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang realistis,istirahat, perawatan Memberikan struktur dan mengurangi ansietas pada waktu menangani proses penyakit kronis kompleks.
33

RASIONAL Memberikan pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi. Tujuan kontrol penyakit adalah untuk menekan inflamasi sendiri/ jaringan lain untuk mempertahankan fungsi sendi dan mencegah deformitas.

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

pribadi, pemberian obat-obatan, terapi fisik, dan manajemen stres. Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmakoterapeutik. Anjurkan mencerna obat-obatan dengan makanan, susu, atau antasida pada waktu tidur. Identifikasi efek samping obatobatan yang merugikan, mis: tinitus, perdarahan gastrointestinal, dan ruam purpuruik. Tekankan pentingnya membaca label produk dan mengurangi penggunaan obat-obat yang dijual bebas tanpa persetujuan dokter. Tinjau pentingnya diet yang seimbang dengan makanan yang banyak mengandung vitamin, protein dan zat besi. Dorong pasien obesitas untuk menurunkan berat badan dan berikan informasi penurunan berat badan sesuai kebutuhan. Pengurangan berat badan akan Meningkatkan perasaan sehat umum dan perbaikan jaringan. Banyak produk mengandung salisilat tersembunyi yang dapat meningkatkan risiko takar layak obat/ efek samping yang berbahaya. Membatasi irigasi gaster, pengurangan nyeri pada HS akan meningkatkan tidur dan mengurangi kekakuan di pagi hari. Memperpanjang dan memaksimalkan dosis aspirin dapat mengakibatkan takar lajak. Tinitus umumnya mengindikasikan kadar terapeutik darah yang tinggi. Keuntungan dari terapi obat-obatan

tergantung pada ketepatan dosis.

mengurangi tekanan pada sendi, terutama pinggul, lutut, pergelangan kaki, telapak kaki

Berikan informasi mengenai alat Mengurangi paksaan untuk menggunakan bantu. sendi dan memungkinkan individu untuk ikut serta secara lebih nyaman dalam aktivitas yang dibutuhkan. Diskusikan tekinik menghemat Mencegah kepenatan, memberikan
34

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

energi, mis: duduk dari pada berdiri untuk mempersiapkan makanan dan mandi . Dorong mempertahankan posisi tubuh yang benar baik pada saat istirahat maupun pada waktu melakukan aktivitas, misalnya menjaga agar sendi tetap meregang, tidak fleksi, menggunakan bebat untuk periode yang ditentukan, menempatkan tangan dekat pada pusat tubuh selama menggunakan, dan bergeser daripada mengangkat benda jika memungkinkan. Tinjau perlunya inspeksi sering pada kulit dan perawatan kulit lainnya dibawah bebat, gips, alat penyokong. Tunjukkan pemberian bantalan yang tepat. Berikan konseling seksual sesuai kebutuhan.

kemudahan perawatan diri, dan kemandirian.

Mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya hidup pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri.

Mengurangi resiko iritasi / kerusakan kulit.

Informasi mengenai posisi-posisi yang berbeda dan tehnik atau pilihan lain untuk pemenuhan meningkatkan seksual mungkin pribadi dapat dan hubungan

perasaan harga diri / percaya diri.

3.5

EVALUASI

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

35

Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001). Kriteria hasil yang ingin diperoleh adalah klien dapat: 1. Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol 2. Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan.
3. Mengikuti program farmakologis yang diresepkan.

4. Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrol nyeri. 5. Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya / pembatasan kontraktur. 6. Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/ atau konpensasi bagian tubuh.
7. Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan

aktivitas. 8. Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan kemungkinan keterbatasan. 9. Menyusun rencana realistis untuk masa depan. 10. Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan individual. 11. Mendemonstrasikan perubahan teknik / gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri. 12. Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi / komunitas yang dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri.

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

36

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Penyakit reumatik adalah kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban. Artritis rematoid adalah merupakan penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

37

berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah. 4.2 Saran Pada kesempatan ini penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang akan datang, diantaranya : 1. Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat mengetahui atau

mengerti tentang rencana keperawatan pada pasien dengan rheumatoid artritis, pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan klien dan keluarga. 2. Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien dengan

rheumatoid artritis maka tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasi akan kebutuhan klien yang mengalami rheumatoid artritis. 3. Untuk perawat diharapkan mampu menciptakan hubungan yang

harmonis dengan keluarga sehingga keluarga diharapkan mampu membantu dan memotivasi klien dalam proses penyembuhan.

DAFTAR PUSTAKA Doenges E Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta Ganong.1998.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC Kalim, Handono. 1996. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI: Jakarta. Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000. Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC. 2002.

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

38

www.perawatblogger.com./asuhan_keperawatan_rheumatoid_artritis.html( di akses 21 Oktober 2010, 15:03 ). www.askepnurse.blogspot.com/askep_rheumatoid_artritis.mht ( diakses tanggal 25 oktober 2010, 14:45)

Makalah Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Reumatoid Artritis

39

Anda mungkin juga menyukai