Anda di halaman 1dari 10

MANHAJ MENGANALISA SUNNAH NABI

Kurikulum
Pengertian Ilmu Mushtolah Hadits dan faedahnya. Referensi terkenal Ilmu Mushtolah hadits Istilah-istilah penting dlm Ilmu hadits Klasifikasi Hadits Nabi ditinjau dari berbagai aspek Ikhtisar Hadits Meriwayatkan makna Hadits

Klasifikasi Hadits Ujung Sanadnya Sanad): Hadits Marfu Hadits Mauquf Hadits Maqtu

berdasarkan (Muntahas

Hadits Marfu:
Apa yang disandarkan kpd Nabi baik ucapan, perbuatan, taqrir, dan sifatnya tanpa melihat apakah sanadnya bersambung atau terputus. Contoh: Imam Bukhari berkata di buku Al-Adabul Mufrid: berbicara kpd kami Al-Humaidi ia berkata: berbicara kepada kami Ibnu Qutaibahdari Ibnu Umar ia berkata: berkata Nabi SAW: Janganlah salah seorang dari kamu menyuruh berdiri seorang yang duduk di majlis, lalu ia duduk di tempatnya akan tetapi mintalah untuk meluangkan dan meluaskan majlis (shg ia bisa duduk di situ). Hukumnya: ada yang shahih, ada yang hasan, bahkan ada yang dloif.

Hadits Mauquf
Apa yang disandarkan kepada Shahabat baik ucapan, perbuatan, taqrir, dan sifatnya tanpa melihat apakah sanadnya bersambung atau terputus. Contoh: Iman Bukhori berkata: Ubaidillah bin Musa telah berbicara kpd kami dari Maruf dari Abi Thufail dari Ali bin Abi Thalib ra, ia berkata: Berbicaralah kpd orang-orang dengan apa yg mereka ketahui, apakah kalian senang jika mereka mendustakan Allah dan Rasul-Nya. Hukumnya: ada yang shahih, ada yang hasan dan bahkan ada yang lemah.

Masalah seputar Hadits Mauquf:


Perkataan sahabat Nabi kami mengerjakan ini atau kami mengatakan itu apakah termasuk hadits Marfu atau Mauquf? Perkataan sahabat Nabi kami diperintahkan begini atau kami dilarang begitu atau termasuk dari Sunnah.., apakah termasuk hadits Mauquf atau Marfu? Tafsir sahabat terhadap Al-Quran. Apakah termasuk Mauquf atau Marfu?

Hadits Maqtu
Apa yang disandarkan kepada Tabiin baik ucapan, perbuatan, taqrir, atau sifatnya. Contoh: Muhammdad bin Sirrin berkata: Sesungguhnya ilmu ini (sanad) merupakan agama, maka perhatikanlah dari siapa kamu menerima agamamu.

Ikhtisar Hadits
Dapat dilakukan dengan 5 syarat: 1. Tidak merusak makna hadits 2. Tidak menghilangkan sebagian hadits yang merupakan tujuan hadits tsb diucapkan. 3. Bukan merupakan teks dari rangkaian ibadah qauliyah spt dzikir dll. 4. Dilakukan oleh mereka yg mengetahui substansi lafadz hadits. 5. Tidak dilakukan oleh mereka dituduh dan dianggap buruk hafalannya.

Meriwayatkan makna hadits


Hal ini boleh dilakukan dengan 3 syarat: 1. Dilakukan oleh orang yg tahu makna hadits dari sudut bahasa. 2. Ketika dlm kondisi darurat dimana perawi lupa lafadz hadits tp ingat maknanya. Apabila ingat lafadz hadits tdk boleh merubahnya kecuali utk memberikan kefahaman kpd yg diajak bicara. 3. Lafadz hadits bukan sesuatu yg dijadikan ibadah spt: Dzikir. 4. Apabila meriwayatkan maknanya sebaiknya menggunakan kata sebagaimana yg dikatakan Rasul.

Anda mungkin juga menyukai