N
A
= o (2.4b)
dimana adalah tegangan geser tanah (N/m
2
) dan
adalah tegangan total (N/m
2
).
Subsitusi Persamaan (2.4a) dan Persamaan (2.4b)
kedalam Persamaan (2.3) menghasilkan
= (o -u) tan0 (2.5)
Diketahui bahwa tegangan total adalah fungsi dari
tegangan efektif dan tekanan air pori:
o = o +u (2.6)
Maka Persamaan (2.5) dapat dituliskan sebagai
berikut
= o tan0 (2.7)
Dari Persamaan (2.5) dan dapat disimpulkan bahwa
soil liquefaction bisa terjadi apabila tekanan air
pori naik hingga mendekati harga tegangan total.
Hal ini akan menyebabkan hilangnya tegangan
efektif ( = 0) sehingga tanah cenderung bersifat
seperti benda cair.
2.3 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Soil
Liquefaction
Seperti fenomena alam yang lain, soil liquefaction
juga mempunyai faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya fenomena tersebut (Chassagneux et al.,
1998), antara lain:
a. Faktor Permanen
Yang menjadi faktor permanen dari
peristiwa soil liquefaction ini adalah
karakteristik serta parameter-parameter
tanah itu sendiri. Seperti pada Tanah
pulvurent/quicksand rentan mengalami
fluidization apabila tanah tersebut terkena
tekanan. Dimana tekanan ini disebabkan
oleh peningkatan tekanan pori tanah
akibat bertambah atau berkurangnya
kandungan air yang dimiliki oleh
tanah tersebut.
b. Faktor Pemicu
Faktor pemicu utama terjadinya peristiwa
soil liquefaction adalah terjadinya gempa
bumi dan beban siklis yang disebabkan
oleh gelombang laut pada suatu daerah
tertentu. Dimana energy yang ditimbulkan
tersebut dapat menyebabkan tanah
kehilangan kohesivitas dan akan membuat
tanah mengalami fenomena soil
liquefaction
2.4 Dampak dari Soil Liquefaction
Secara umum, fenomena soil liquefaction ini dapat
menyebabkan penurunan tanah (settlement).
Penurunan tanah ini disebabkan oleh hilangnya
daya dukung tanah akibat hilangnya kohesivitas
tanah tersebut, peristiwa penurunan tanah yang
disebabkan oleh pembebanan yang terjadi di atas
permukaan tanah dapat dibagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu
a. Penurunan Konsolidasi (Consolidation
Settlement)
Merupakan hasil dari perubahan volume
tanah jenuh air sebagai akibat dari
keluarnya air yang menempati pori-pori
tanah.
b. Penurunan Segera (Immediate Settlement
Merupakan akibat dari deformasi elastis
tanah, kering, basah dan jenuh air tanpa
adanya perubahan kadar air. Perhitunngan
penurunan segera umumnya didasarkan
pada penurunan yang diturunkan dari teori
elastic.
2.5 Soil Liquefaction akibat Pengaruh
Gempa:Evaluasi Potensi Soil
Liquefaction
2.5.1 Pengaruh Ukuran Butiran Tanah
Terhadap Soil Liquefaction
Gambar 2.4 menunjukkan pengaruh dari
granulometri butiran tanah terhadap liquefaction.
Tampak bahwa zone tanah terliquefaksi terletak
pada butiran pasir halus. Sedangkan pada butiran
kasar (gravels) dan butiran halus (clay), sulit untuk
terjadi liquefaction. Ukuran butiran tanah yang
seragam dengan: 0,20 mm < D
50
0,40 mm adalah
sensitive terhadap liquefaction. Bentuk butiran
yang bulat atau bundar, relative lebih jelek
daripada yang berbentuk pipih atau angular bila
dikaitkan dengan liquefaction.
Gambar 2.4. Potensi Terjadinya Soil Liquefaction
Berdasarkan Diameter Butiran Tanah (Oka, F,
1995)
JurnalTugasAkhir
4
vo
= tegangan total vertical overburden
vo
= tegangan efektif vertical overburden
r
d
= koefisien tegangan reduksi.
Rasio antara tegangan total dengan tegangan efektif
dihitung dengan persamaan-persamaan yang ada di
dalam teori Mekanika Tanah.
Dimana tegangan total dirumuskan:
o = Ey
w
+ (E
A
+E)y
sut
(2.9)
dengan
= tegangan total
w
= berat volume air (9,8 kN/m
3
)
sat
= berat volume tanah jenuh air
H = tinggi muka air diukur dari permukaan
tanah
H
A
= jarak antara titik A dan muka air
Berat volume tanah jenuh air sendiri dihitung
dengan persamaan:
sat
=
(G
s
+c)
v
(1 +c)
(2.10)
dengan
G
s
= berat spesifik butiran pada
e = void ratio (angka pori)
w
= berat volume air (9,8 kN/m
3
)
Tegangan efektif tanah dihitung menggunakan
persamaan:
o' = o u (2.11)
dengan u adalah tekanan pori air tanah, yang
dihitung dengan persamaan:
u = EA yw (2.12)
dengan H
A
adalah jarak titik yang ditinjau dengan
muka air.
Percepatan horizontal maksimum akibat gempa
(a
max
) dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Iog PE0A = -1.u2 +u.249H
w
-log r -
u.u2SSr (2.13)
dengan r adalah jarak episentrum (km) dan M
w
adalah magnitude gempa.
Koefisien reduksi kedalaman (r
d
) dihitung
berdasarkan persamaan Liao & Whitmann, 1986
sebagai berikut:
r
d
= 1.u - u.uu76Sz (2.14a)
untuk z 9.15 m
r
d
= 1.174 -u.u267z
untuk 9.15 < z 23 m
(2.14b)
dengan
r
d
= faktor reduksi redaman
z = kedalaman (m)
JurnalTugasAkhir
5
[
q
c
P
c
(2.15)
dimana
C
= [
P
c
c
c
n
(2.16)
dengan
C
Q
= faktor normalisasi utuk cone
penetration resistance
P
a
= 1 atm untuk tekanan yang sama yang
digunakan oleh
vo
n = eksponen untuk berbagai macam tipe
tanah
q
c
= ketahanan cone penetration dilapangan
yang diukur pada ujungnya.
Nilai CRR dihitung dengan persamaan berikut:
CRR = u.uS8 exp|u.u2q
c1N
] (2.20)
C. Penghitungan Persamaan Normalisasi Cone
Penetration Resistance (q
c1N
)
CS
Clean-Sand
Normalisasi ketahanan penetrasi (q
c1N
) untuk tanah
lanau berpasir dikoreksi terhadap persamaan nilai
clean sand (q
c1N
)
cs
yang hubungannya sebagai
berikut:
(q
c1N
)
CS
= K
c
q
c1N
(2.21)
3. METODOLOGI
Pertama, dilakukan studi literatur dan pengumpulan
data yang meliputi mencari serta mempelajari
buku, diktat, jurnal ataupun laporan tugas Akhir
terdahulu yang membahas pokok permasalahan
yang sama atau mirip dengan Tugas Akhir ini.
Literatur tersebut digunakan sebagai acuan ataupun
referensi Tugas Akhir ini. Literatur tersebut
digunakan sebagai acuan ataupun referensi Tugas
Akhir ini
Selanjutnya mengumpulkan data lapangan, yaitu
data gempa dari tahun 2004 sampai tahun 2006
yang didapatkan dari BMKG Tretes, data tanah
yang didapkan dari survey langsung melalui boring
test dan sondir test.
Tabel 3.1 Kejadian Gempa tahun 2004-2006
Dari data gempa yang didapatkan yang berupa
epicentrum dan magnitude dapat dihitung
percepatan gempa. Dari data boring test dapat
dihitung tegangan total dan tegangan efektif, semua
parameter yang didapatkan digunakan untuk
menghitung CSR. Nilai tekanan konus yang
didapatkan dari sondir test digunakan untuk
menghitung nilai CRR. Perbandingan CRR dan
CSR didapatkan nilai Safety Factor, jika safety
factor lebih kecil satu maka terjadi soil
liquefaction, dan jika lebih besar atau sama dengan
satu, maka tidak terjadi soil liquefaction.
4. KONDI SI DAERAH STUDI
4.1 Umum
Kabupaten Pacitan merupakan salah satu
Kabupaten yang berada di pesisir selatan Propinsi
Jawa Timur. Letak Geografis Kabupaten Pacitan
ini berada antara 110
o
5 111
o
25 Bujur Timur dan
7
o
55 8
o
17 Lintang Selatan.
Kabupaten ini merupakan pintu Gerbang jawa
Timur bagian salatan di ujung paling barat, dan
berbatasan langsung dengan propinsi Jawa Tengah
dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun batas
batas wilayah adalah sebagai berikut:
Sebelah Timur : Kabupaten Trenggalek
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Sebelah Barat : Kabupaten Wonogiri
Sebelah Utara : Kabupaten Ponorogo
Luas wilayah Kabupaten pacitan 1.389,87 km
2
yang sebagian besar berupa perbukitan dan tanah
kapur yang merupakan bagian pegunungan kapur
selatan yang membentang dari Gunung Kidul ke
Trenggalek menghadap Samudera Indonesia.
Secara administrasi, Kabupaten Pacitan terbagi
menjadi 4 wilayah pembantu Bupati, 12
Kecamatan, 5 Kelurahan dan 159 Desa.
Tempat penelitian berada di ObyeK Wisat Pantai
Teleng Ria, Pantai ini menghadap ke Pantai Laut
Selatan dengan hamparan pasir putih 3 km. jarak
dari Ibu Kota Kabupaten ke lokasi wisata hanya 3.5
Waktu Kejadian
Jarak
Epicentrum
(Km)
Magnitude
13 Mei 2004 101 4.9
30 Agustus 2006 76 3.9
12 Agustus 2006 81 4.5
17 Nopember
2006
31 4.7
6 Nopember
2006
16 5.1
JurnalTugasAkhir
6