Anda di halaman 1dari 3

Tata Cara Sholat Sesuai Tuntunan Rosululloh (Bagian 6)

A. Latar Belakang Buletin Gerbang Muhlisin edisi kali ini merupakan kelanjutan edisi sebelumnya yang akan mengulas tentang tata cara sholat sesuai tuntunan Rosululloh.

B. Tata Cara Sholat Sesuai Tuntunan Rosululloh Dalil tentang sujud: 1) Hadits dari Ibnu 'Abbas yang mengatakan bahwa Rosululloh saw. bersabda: "Aku diperintah supaya bersujud di atas tujuh tulang: dahi seraya menunjuk pada hidungnya di atas dua belah tangan, kedua lutut dan di atas kedua ujung kaki." (Muttafaq 'Alaih). Hadits dari Wail bin Hajur: "Aku melihat Rosululloh saw. bila bersujud meletakkan kedua lutut sebelum kedua tangannya dan kalau berdiri mengangkat kedua tangannya sebelum kedua lututnya". (Diriwayatkan oleh lima imam kecuali Ahmad, sebagaimana yang tersebut dalam kitab Nailul Authar). 2) Hadits dari Abu Huroiroh ra. yang mengatakan bahwa Rosululloh saw. bersabda: "Kalau salah seorang daripadamu bersujud, maka janganlah berdekam sebagaimana unta berdekam, ialah meletakkan tangannya sebelum lututnya". (Tersebut dalam kitab Taisirul Wushul). 3) Hadits dari Abu Humid Sa'idi ra.: "Saya lebih cermat (hafal) dari padamu tentang shalat Rosululloh saw. Kulihat apabila beliau bertakbir, mengangkat kedua tangannya sejurus dengan bahunya dan apabila ruku' meletakkan kedua tangannya pada lututnya, lalu membungkukkan punggungnya, lalu apabila mengangkat kepalanya ia berdiri tegak sehingga luruslah tiap tulang-tulang punggungnya seperti semula; lalu apabila sujud, ia letakkan kedua teapak tangannya pada tanah dengan tidak meletakkan lengan dan tidak merapatkannya pada lambung, dan ujung-ujung jari kakinya dihadapkan ke arah Qiblat. Kemudian apabila duduk pada raka'at yang kedua ia duduk di atas kaki kirinya dan menumpukkan kaki yang kanan. Kemudian apabila duduk pada raka'at yang terakhir ia majukan kaki kirinya dan menumpukkan kaki kanannya

serta duduk bertumpu pada pantatnya." (Diriwayatkan oleh Bukhori dalam kitab Shohihnya). 4) Hadits dari Abdullah bin Malik bin Buhainah, bahwa Nabi saw. jika sholat merenggangkan antara kedua tangannya sehingga kelihatan putih ketiaknya. (Muttafaq 'Alaih atau diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim). Dan dalam shohih Muslim, bahwa Rosululloh saw. jika bersujud merenggangkan kedua tangannya dari ketiaknya, sehingga kulihat putih ketiaknya. 5) Hadits dari al-Barro' bin 'Azib dalam shohih Muslim juga, bahwa Rosululloh saw. bersabda: "Bila kamu bersujud, letakkanlah kedua belah telapak tanganmu dan angkatlah kedua sikumu". 6) Hadits dari 'Aisyah bahwa Rosululloh dalam ruku' dan sujudnya beliau mengucapkan: Subha-nakallo-humma robbana- wa bihamdikallo-hummaghfirli (Diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim). 7) Hadits dari Hudzaifah: "Aku sholat bersama Rosululloh, maka dalam ruku'nya beliau membaca: "Subhana Robbiyal adzimi " dan dalam sujudnya beliau membaca "Subhana Robbiyal ala " (Diriwayatkan oleh lima ahli hadits dan dishohihkan oleh at-Tirmidzi).

9. Duduk Antara Dua Sujud a) Takbir intiqol seraya mengangkat kepala (namun tidak mengangkat kedua tapak tangan) dan duduk iftirosy, yaitu duduk di atas telapak kaki kiri, sedang kaki kanan bertumpu dengan ujung jari-jarinya yang dilipat ke bawah. b) Meletakan kedua tapak tangan di atas kedua lututnya, seakan-akan tapak tangan menggenggam lutut kemudian membaca:

Allo-hummaghfirli warhamni-wajburni- wahdini- warzuqni Artinya: Ya Alloh, ampunilah daku, kasihanilah diriku, cukupilah aku, berilah petunjuk diriku serta karuniakanlah rezeki kepadaku.

Dalilnya adalah:

1)

Hadits dari Aisyah ra.: Dan Adalah beliau (Rosululloh saw.) menghamparkan kakinya yang kiri dan menegakan yang kanan, dan adalah beliau melarang dari duduknya syetan (Diriwayatkan oleh Muslim).

2)

Hadits dari Rifaah bin Rafi ra. bahwasanya Rosululloh saw. bersabda kepada seorang desa: Manakala engkau sujud, maka rapatkanlah untuk sujudmu. Maka apabila engkau duduk, duduklah di atas kakimu yang kiri. (Diriwayatkan oleh Ahmad).

3)

Hadits dari Ibnu Abbas ra.: Adalah Nabi saw. membaca di antara kedua sujudnya;

Allo-hummaghfirli warhamni-wajburni- wahdini- warzuqni.

(Diriwayatkan oleh Turmudzi).

Wallohu alam. [Bersambung]

Sumber: Http://tarjih.muhammadiyah.or.id/download-manhaj.html Pasha, Musthafa Kamal, Chalil, M.S., Wahardjani. 2003. Fikih Islam Sesuai Dengan Putusan Majelis Tarjih, Citra Karsa Mandiri, Yogyakarta, Halaman 54-55

Anda mungkin juga menyukai