Anda di halaman 1dari 2

Fachriansyah N. D4 Jalan Tol 2109010145 1.

Penerapan K3 Didalam pasal 87 (1) : UU No 13 Tahun 2003 Tentang ketenagakerjaan dinyatakan bahwa : setiap perusahaan WAJIB menerapkan Sistem Manajemen K3 yang terintegrasi dengan system manajemen perusahaan. Selanjutnya ketentuan mengenai penerapan system manajemen K3 diatur dalam Permenaker RI. NO.Per.05 / MEN / 1996 tentang system Manajemen K3. Pada pasal 3( 1 dan 2 ) dinyatakan bahwa setiap perusahaan yang mempekerjakan Tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengekibatkan kecelakaan kerja seperti peledekan, kebakaran, pencemaran lingkungan dan Penyakit Akibat Kerja WAJIB menerapkan Sistem Manajemen K3. Dengan demikian kewajiban penerapan Sistem Manajemen K3 didasarkan pada dua hal yaitu ukuran besarnya perusahaan dan potensi bahaya yang ditimbulkan. Meskipun perusahaan hanya mempekerjakan tenaga kerja kurang dari 100 orang tetapi apabila tingkat resiko bahayanya besar juga berkewajiban menerapkan Sistem Manajemen K3 di perusahaannya. Berdasarkan hal tersebut maka, penerapan Sistem Manajemen K3 bukanlah suka rela ( voluntary ), tetapi keharusan yang dimandatkan oleh peraturan perundangan ( Mandatory ).

2. Pedoman K3L pada Konstruksi Setiap tahun banyak pekerja lapangan bidang industri konstruksi meninggal atau cedera sebagai dampak bahaya dari pekerjaannya; yang lainnya menderita sakit, seperti misalnya kanker, sakit kulit, ketulian atau sakit paru paru. Bahaya-bahaya tersebut tidak terbatas pada lingkungan kerja saja. Anak-anak dan anggota masyarakat lainnya juga banyak yang meninggal atau terluka akibat kegiatan

pekerjaan konstruksi yang tidak dikendalikan dengan baik.pada akhir dasawarsa ini kondisi industri konstruksi telah berkembang,tetapi angka kematian, cacat, cedera dan sakit tetap tinggi. Kematian, cedera dan sakit ini disamping mengakibatkan penderitaan dan kesusahan, juga kerugian biaya. Pada suatu survei tentang keselamatan,kesehatan kerja dan lingkungan di peroleh data bahwa kerugian akibat kecelakaan mencapai 8,5% dari perhitungan biaya proyek konstruksi, walaupun tidak terjadi kecelakaan yang serius. Tulisan pada article ini merupakan pedoman,baik dalam penerapan praktis dilapangan maupun sistem manajemen keselamatan,kesehatan kerja dan lingkungan (K3L) untuk pekerjaan industry konstruksi. Tujuannya adalah untuk membantu para pelaku pekerjaan industri konstruksi dan para pembaca yang akan bergerak dibidang konstruksi dalam mengidentifikasi,menganalisis penyebab-penyebab utama kecelakaan kerja, sakit akibat bekerja, kemudian menjelaskan bagaimana merencanakan,melaksakan dan mengelola upaya pencegahan dan mengendalikan resiko yang timbul. Jurnal K3 ini dibuat dengan sederhana tetapi praktis dan mudah untuk diterapkan. Setiap bagian dari Article dari jurnal K3 ini mempunyai keterkaitan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam proses pekerjaan konstruksi,baik pemilik,perencana,kontraktor pelaksana,pengawas,maupun para pekerja industry konstruksi secara individu.

Anda mungkin juga menyukai