Anda di halaman 1dari 9

ALZHEIMER

Penyakit Alzheimer adalah penyakit pada syaraf yang sifatnya irreversible yang dapat mengakibatkan kerusakan ingatan, penilaian, pengambilan keputusan, orientasi fisik secara keselurahan dan pada cara berbicara. Alzheimer adalah suatu sindrom demensia yang ditunjukkan dengan kemunduran fungsi intelektual dan emosional secara progresif dan perlahan sehingga mengganggu kegiatan sosial sehari-hari. Alzheimer adalah bentuk paling umum dari demensia (sindrom yang terdiri dari sejumlah gejala termasuk kehilangan memori, penilaian, penalaran, dan perubahan suasana hati, perilaku dan kemampuan komunikasi). Dengan mengecilnya atau menghilangnya sel-sel otak, bahan-bahan abnormal bertimbun membentuk kekusutan di tengah sel otak, dan sebagai lapisan di luar sel otak. Sel-sel abnormal itu mengganggu jalannya pesan-pesan di dalam otak dan merusak hubungan antar sel otak. Sel otak pada akhirnya mati dan ini berarti informasi tidak dapat diterima atau dicerna. Karena penyakit Alzheimer berefek pada setiap area di otak, fungsi-fungsi atau kemampuan-kemampuan tertentu hilang.

Awitan dari perubahan mental penderita alzheimer sangat perlahan-lahan, sehingga pasien dan keluarganya tidak mengetahui secara pasti kapan penyakit ini mulai muncul. Terdapat beberapa stadium perkembangan penyakit alzheimer yaitu: 1. Stadium I (lama penyakit 1-3 tahun) a. Memory : new learning defective, remote recall mildly impaired

b. Visuospatial skills : topographic disorientation, poor complex contructions c. Language d. Personality : poor woordlist generation, anomia : indifference,occasional irritability

e. Psychiatry feature : sadness, or delution in some f. Motor system : normal g. EEG h. CT/MRI i. PET/SPECT : normal : normal : bilateral posterior hypometabolism/hyperfusion

2. Stadium II (lama penyakit 3-10 tahun) a. Memory : recent and remote recall more severely impaired

b. Visuospatial skills : spatial disorientation, poor contructions c. Language d. Calculation e. Personality : fluent aphasia : acalculation : indifference, irritability

f. Psychiatry feature : delution in some g. Motor system : restlessness, pacing h. EEG i. CT/MRI : slow background rhythm : normal or ventricular and sulcal enlargeent

j. PET/SPECT : bilateral parietal and frontal hypometabolism atau hyperfusion

3. Stadium III (lama penyakit 8-12 tahun) a. Intelectual function : severely deteriorated b. Motor system : limb rigidity and flexion poeture c. Sphincter control : urinary and fecal

d. EEG : diffusely slow e. CT/MRI : ventricular and sulcal enlargeent f. PET/SPECT : bilateral parietal and frontal hypometabolism atau hyperfusion

Tanda dan Gejala 1. Gangguan memori dan berpikir, yaitu penderita penyakit Alzheimer kesulitan mengingat informasi baru. Pada tahap akhir penyakit, memori jangka panjang menghilang, dan penderita penyakit Alzheimer tidak dapat mengingat informasi pribadi, seperti tempat tanggal lahir, pekerjaan, atau nama-nama anggota keluarga dekat. 2. Kebingungan. Penderita penyakit Alzheimer dapat tersesat ketika keluar rumah sendirian dan kadang tidak dapat mengingat dimana dia atau bagaimana dia bisa sampai disana. 3. Lupa tempat menyimpan sesuatu, seperti kacamata, kunci, dompet, dll. 4. Berpikir Abstrak. Penderita penyakit Alzheimer merasa tugas kantor atau studi-nya lebih sulit dikerjakan daripada biasanya. 5. Kesulitan mengerjakan kebiasaan sehari-hari, seperti makan, mandi, berpakaian, dll. 6. Perubahan kepribadian dan perilaku penderita penyakit Alzheimer. Menjadi mudah marah, tersinggung, gelisah, atau jadi pendiam. Kadang-kadang, menjadi bingung, paranoid, atau ketakutan. 7. Ketidakmampuan penderita penyakit Alzheimer untuk mengikuti petunjuk. 8. Adanya masalah dengan bahasa dan komunikasi, seperti tidak dapat mengingat kata-kata, nama benda-benda, atau memahami arti kata-kata umum. 9. Memburuknya kemampuan visual dan spasial, seperti menilai bentuk dan ukuran suatu benda. 10. Kehilangan motivasi atau inisiatif. 11. Kehilangan pola tidur normal.

Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan neuropsikologik 2. CT Scan dan MRI 3. EEG 4. PET (Positron Emission Tomography) 5. SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography)

PATHWAY Gangguan mekanisme koping Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Deficit perawatan diri

perubahan mengawasi keadaan yang kompleks

Perubahan kemampuan merawat diri

Intake inadequate

Dimensia meningkat

Asetilkolin menurun pada otak

Kelainan neurotransmiter

Terjadi plak sinilis

Penurunan sel neuron kolinergik yang berproyeksi ke hipokampus dan amigdala

Kekusutan neurofibril yang difus

Hilangnya serat saraf kolinergik di korteks serebrum

Degenerasi neuron kolinergik

Penurunan metabolism dan aliran darah korteks perietalis superior

Faktor Predisposisi

Diagnosa 1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan tidak adequate 2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan perubahan pola pikir

3. Gangguan mekanisme koping berhubungan dengan perubahan mengawasi keadaan yang kompleks

Intervensi keperawatan No. 1 Diagnosa Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan tidak adequate ditandai dengan: DS: keluarga mengatakan bahwa pasien jarang makan karena lupa dan terjadi perubahan fisik. Tujuan Kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi dalam 2x24 jam Intervensi 1. Evaluasi kemampuan makan pasien 2. Berikan makanan yang sesuai dengan gizi yang dibutuhkan pasien. 3. Ajarkan pasien makan yang benar. 4. Libatkan keluarga. 5. Monitor proses DO: pasien terlihat lebih kurus dari sebelumnya. Penurunan BB 50kg menjadi 45kg makan pasien 6. Elaborasi dengan tim medis lain Rasional 1. Agar perawat tahu bagaiman cara pasien untuk makan 2. Agar kebutuhan nutrisi terpenuhi 3. Agar pasien dapat makan dengan benar 4. Agar keluarga dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi pasien 5. Agar perawat tahu sudah benar atau belum cara makan pasien secara mandiri 6. Agar pasien dapat penanganan lebih lanjut

Defisit perawatan diri berhubungan

Kebutuhan perawatan

1. Kaji kemampuan 1. Agar perawat tahu pasien mandi. 2. Ajarkan pasien cara mandi yang benar 3. Monitor kemampuan pasien mandi 4. Libatkan keluarga 5. Elaborasi dengan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan diri 2. Agar pasien tahu bagaimana cara mandi yang benar 3. Agar perawat tahu seberapa efektif pengajaran yang telah diberikan 4. Agar keluarga dapat mengawasi pasien dalam memenuhi perawatan diri 5. Agar pasien mendapatkan tindakan lebih lanjut

dengan perubahan diri pasien pola pikir ditandai dapat dengan: DS: keluarga mengatakan bahwa pasien tidak dapat mandi sendiri. terpenuhi dalam waktu kurang dari 24 jam

DO: pasien lupa cara mandi yang benar.

tim kesehatan lainnya

Gangguan mekanisme koping berhubungan

Pasien dapat tenang dan nyaman

1. Kaji ingatan pasien mengenai berbagai hal 2. Modifikasi lingkungan 3. Berikan pasien terapi bermain atau barang yang disukai agar pasien dapat

1. Agar perawat tahu seberapa jauh ingatan atau penurunan kognitif yang dialami pasien 2. Agar pasien dapat merasa nyaman 3. Agar pasien dapat memanajemen

dengan perubahan dalam mengawasi keadaan yang kompleks ditandai dengan: DS: keluarga waktu kurang dari 24 jam

mengatakan bahwa pasien sering marahmarah jika dingatkan mengenai hal-hal yang telah dilupakan

tenang 4. Libatkan keluarga 5. Elaborasi denga tim kesehatan lain

perasaannya agar tenang kembali 4. Agar keluarga dapat membantu menjaga psikologis pasien agar tetap stabil 5. Agar pasien mendapatkan

DO: pasien tampak terlihat bingung

tindakan yang lebih lanjut

DAFTAR PUSTAKA

Novak, Patricia D. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorlan. Edisi 25. Jakarta: EGC. Priharjo, Robert. 2006. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta: EGC. Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Volume 2. Jakarta: EGC. Rosermburg, Martha Craft dan Kelly Smith.2010. NANDA Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Yogyakarta: Digna Pustaka Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Alih bahasa Widiyawati. Edisi 7. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai