(Kasus : Desa Selajambe, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Propinsi 1awa Barat) SANITIANING ANGGRAINI A14304087 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 2 2 RINGKASAN SANITIANING ANGGRAINI. (A14304087). Analisis Kelayakan Finansial Usaha Ikan Mas (Cvprinus carpio) dengan Cara Pemberokan (Kasus : Desa Selajambe, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat). Dibawah bimbingan Yeti Lis Purnamadewi. Negara Indonesia adalah Negara kepulauan yang dikelilingi oleh perairan laut dan perairan tawar yang sangat luas, yaitu 5,8 juta km 2 atau meliputi dua per tiga dari keseluruhan wilayah Indonesia. Dengan demikian, negara Indonesia memiliki potensi yang sangat besar di bidang perikanan sebab didukung oleh kondisi yang dimiliki, antara lain perairan yang luas, lahan budidaya perikanan yang memadai serta iklim yang sangat kondusiI. Sektor pertanian dibagi ke dalam sembilan subsektor, yaitu peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan, pangan, perdagangan, pengangkutan, keuangan, dan jasa. Di antara subsektor tersebut, perikanan merupakan salah satu subsektor yang hingga saat ini menjadi perhatian khusus dari pemerintah sebab mampu menopang pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Usaha perikanan tersebut terdiri dari perikanan penangkapan di laut (capture fisheries) dan perikanan budidaya di air tawar (aquaculture). Hasil usaha perikanan tersebut dimanIaatkan untuk menghasilkan devisa negara melalui ekspor hasil perikanan dan pemenuhan gizi masyarakat dari protein hewani ikan yang diperoleh dari kegiatan budidaya air tawar atau Fresh Water Aquaculture yang salah satu hasilnya adalah ikan Mas (Cvprinus carpio). Di samping memberikan kontribusi yang cukup menunjang perekonomian Indonesia, subsektor perikanan juga berperan dalam memberikan Produk Domestik Bruto (PDB) negara yang dilakukan antara lain melalui pengembangan dan pemanIaatan sumberdaya alam yang di dalamnya terkandung sumberdaya kelautan dan perikanan. PDB subsektor perikanan selama periode 2001-2005 naik sebesar 14,41 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan sektor pertanian, peternakan, dan kehutanan yang masing-masing besarnya sekitar 10,43 persen. Propinsi Jawa Barat tercatat sebagai pemasok ikan Mas terbesar di Indonesia, yaitu sebesar 49 persen. Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu lokasi budidaya ikan air tawar di propinsi Jawa Barat yang menerapkan usaha ikan Mas dengan cara pemberokan. Usaha ini dilakukan guna meningkatkan penjualan ikan Mas karena konsumen menyukai kondisi ikan yang segar dan tidak beraroma lumpur. Pemberokan merupakan cara eIektiI dalam mempertahankan kondisi ikan Mas dan dianggap mampu memberikan nilai tambah bagi pendapatan petani sebab kualitas ikan Mas yang dihasilkan lebih baik daripada tanpa pemberokan. Namun, untuk menerapkan cara ini, petani perlu menambah biaya investasi berupa tambahan bangunan kolam, peralatan perikanan, jumlah tenaga kerja, dan sebagainya yang diharapkan tetap dapat memberikan keuntungan bagi petani ikan Mas. Tetapi selama ini belum diketahui pada tingkat skala usaha mana yang paling dapat memberikan tambahan keuntungan dan dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai sumber pendapatan bagi petani ikan Mas. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mempelajari keragaan usaha ikan Mas dengan cara pemberokan di daerah penelitian; (2) Menganalisis kesesuaian kondisi budidaya ikan Mas (Cvprinus carpio) dengan cara pemberokan dilihat 3 3 dari aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, dan aspek pasar. (3) Menganalisis kelayakan Iinansial usaha ikan Mas (Cvprinus carpio) dilihat dari NPV, IRR, Net B/C, dan Pavback period terhadap biaya dan manIaat. Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni sampai Juli 2008 di Desa Selajambe, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu sentra produksi ikan Mas di Indonesia. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner. Penentuan sample menggunakan stratified random sampling dengan stratiIikasi berdasarkan skala usaha yaitu skala kecil, skala menengah, dan skala besar. Sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur, media cetak yang berkaitan dengan penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kelayakan Iinansial. Berdasarkan kajian terhadap keragaan usaha menunjukkan bahwa budidaya ikan Mas dengan cara pemberokan di daerah penelitian secara umum masih terdapat beberapa kendala, terutama pada skala usaha kecil dan besar. Karakteristik petani responden di seluruh skala usaha relatiI sama ditinjau dari tingkat pendidikan, pengalaman usaha, dan usia. Sebagian besar petani responden memiliki tingkat pendidikan hanya tamat SD/sederajat, pengalaman usaha mereka cukup lama adalah di atas 10 tahun, dan sebagian besar usia petani responden termasuk usia kerja. Luas kolam pemijahan pada skala kecil adalah seluas 721,42 m2, pada skala menengah adalah seluas 1.641,66 m2, dan pada skala besar adalah seluas 6.500 m2. Usaha petani responden pada skala kecil hanya menghasilkan ikan Mas ukuran 3-5 cm sebanyak 1.106.514 ekor per tahun, sedangkan pada skala menengah dan besar menghasilkan output berupa ikan Mas ukuran larva, ikan Mas ukuran 3-5 cm, dan ikan Mas ukuran 5-8 cm. Untuk ikan Mas ukuran larva, pada skala menengah menghasilkan 57,5 liter dan pada skala besar menghasilkan 830 liter per tahun; produksi ikan Mas ukuran 3-5 cm, pada skala menengah adalah sebanyak 4.152.333 ekor dan 7.434.000 ekor pada skala besar setiap tahun; sedangkan untuk produksi ikan Mas ukuran 5-8 cm, pada skala menengah menghasilkan 1.668.500 ekor dan pada skala besar menghasilkan 4.387.500 ekor per tahun. Terdapat perbedaan budidaya yang dilakukan di daerah penelitian antar ketiga skala usaha, yaitu pada skala kecil benih ikan Mas yang digunakan berkualitas biasa karena harga benih yang berkualitas baik lebih mahal dibandingkan dengan kualitas biasa. Hal itu mengakibatkan ikan Mas yang dibudidayakan rentan terhadap hama dan penyakit. Pada skala besar, belum memperhatikan cara pemupukan dan pemberian pakan yang sesuai dengan ketentuan dari dinas perikanan karena kolam yang dibudidayakan cukup luas dan kurangnya tenaga kerja yang digunakan. Pemberian pupuk dan pakan yang tidak merata mengakibatkan produksi ikan Mas pada skala besar tidak mencapai optimal, sedangkan pada skala menengah sudah mendekati kondisi optimal karena memenuhi ketentuan cara budidaya yang baik dari dinas perikanan. Sistem pemberokan yang dilakukan petani responden di daerah penelitian tidak berbeda dan sudah mengikuti ketentuan yang diberikan oleh dinas perikanan daerah. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh petani responden dibantu oleh tengkulak yang mengambil langsung hasil produksi ikan Mas ke petani responden. Hasil analisis kesesuaian kondisi budidaya ikan Mas dengan cara pemberokan bila dilihat dari aspek teknis, kondisi geograIis daerah penelitian 4 4 yang mendukung, seperti suhu, cuaca, dan curah hujan yang tinggi, tanah yang berlumpur, kondisi air yang sesuai dengan persyaratan budidaya sangat membantu perkembangbiakan ikan Mas. Lokasi budidaya yang relatiI dekat dengan pasar juga menjadi Iaktor pendukung usaha ini. Dilihat dari aspek manajemen pada ketiga skala usaha tersebut telah menerapkan ketentuan manajemen yang meliputi planning, organi:ing, actuating, dan controlling meskipun keempat hal tersebut masih dilakukan secara sederhana. Namun petani responden pada skala kecil dan besar, belum menerapkan pelaksanaan dan pengontrolan dengan baik sehingga masih mengalami beberapa kendala pada kegiatan budidayanya. Dari aspek sosial, usaha budidaya ikan Mas mampu memberikan tambahan pendapatan daerah, dapat menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat, dan mampu membantu perekonomian rumah tangga petani. Sarana dan prasarana transportasi yang cukup baik dan lancar juga mendukung usaha budidaya. Potensi pasar yang masih terbuka lebar menunjukkan hasil yang layak jika dinilai dari aspek pasar. Berdasarkan hasil perhitungan analisis kelayakan Iinansial pada tingkat diskonto sebesar 5,5 persen dan umur ekonomis selama 10 tahun menunjukkan bahwa usaha ikan Mas dengan cara pemberokan pada ketiga skala usaha (kecil, menengah, dan besar) di daerah penelitian layak diusahakan. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai NPV pada skala kecil sebesar Rp. 112,293 juta, pada skala menengah sebesar Rp. 1.588,601 juta, dan pada skala besar sebesar Rp. 6.772, 189 juta; sementara nilai IRR pada skala kecil adalah sebesar 14 persen, pada skala menengah sebesar 59 persen, dan pada skala besar sebesar 55 persen; nilai Net B/C yang diperoleh pada skala kecil adalah 1,511, pada skala menengah adalah 4,45, dan pada skala besar adalah 4,19; sedangkan payback period pada skala kecil adalah selama 9 tahun 3 bulan, pada skala menengah adalah selama 2 tahun 10 bulan, dan pada skala besar adalah selama 3 tahun 7 bulan. Jika dilihat dari nilai IRR, Net B/C, dan Payback Period pada ketiga skala usaha tersebut, dapat disimpulkan bahwa usaha ikan Mas dengan cara pemberokan pada skala menengah adalah yang paling layak untuk diusahakan. Hal tersebut dikarenakan usaha yang dilakukan pada skala menengah merupakan yang paling optimal di mana produksi ikan Mas per meter persegi untuk skala menengah sudah lebih sesuai dengan kondisi ideal menurut dinas perikanan. Sementara untuk skala kecil dan besar, produksi ikan Mas per meter persegi belum mencapai kondisi ideal. Jumlah tenaga kerja yang kurang seimbang dengan luas usaha yang diolah mengakibatkan sistem budidaya pada skala usaha besar, khususnya cara pemupukan dan pemberian pakan, tidak dilakukan secara optimal. Sementara pada skala usaha kecil, penggunaan benih yang kurang berkualitas menyebabkan usaha ikan Mas pada skala tersebut memiliki tingkat kelayakannya lebih rendah dibandingkan dengan skala lainnya. Petani ikan Mas pada skala besar sebaiknya lebih memperhatikan cara budidaya terutama dalam aspek manajemen. Bagi petani ikan Mas skala kecil agar lebih memperhatikan keadaan benih ikan Mas yang dibudidayakan sehingga hasil yang diperoleh menjadi optimal. Para investor sebaiknya berinvestasi pada usaha skala besar dan menengah. Pada skala besar dapat memberikan keuntungan maksimal dan pada skala menegah merupakan usaha yang paling eIisien. Pemerintah daerah sebaiknya tetap melakukan pembinaan dan perlindungan usaha rakyat melalui peraturan daerah, penyuluhan secara rutin kepada petani ikan Mas, dan memantau secara langsung kegiatan yang dilakukan oleh petani. 5 5 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA IKAN MAS (Cyprinus carpio) DENGAN CARA PEMBEROKAN (Kasus : Desa Selajambe, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Propinsi 1awa Barat) SANITIANING ANGGRAINI A14304087 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 6 6 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BER1UDUL ~ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA IKAN MAS (Cyprinus carpio) DENGAN CARA PEMBEROKAN (KASUS : DESA SELA1AMBE, KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI 1AWA BARAT) MERUPAKAN HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIA1UKAN PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor, Oktober 2008 SANITIANING ANGGRAINI A14304087 7 7 1udul : Analisis Kelayakan Finansial Usaha Ikan Mas (Cyprinus carpio) dengan Cara Pemberokan (Kasus : Desa Selajambe, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Propinsi 1awa Barat) Nama : Sanitianing Anggraini NRP : A14304087 Menyetujui, Dosen Pembimbing Skripsi Ir. Yeti Lis Purnamadewi, M.Sc NIP 131 967 234 Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP 131 124 019 Tanggal Kelulusan : 8 8 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT hanya atas berkat, rahmat, hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul 'Analisis Kelayakan Finansial Usaha Ikan Mas (Cvprinus carpio) dengan Cara Pemberokan (Kasus : Desa Selajambe, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat) dengan baik. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Institut Pertanian Bogor. Penulis berterima kasih kepada Ibu Ir. Yeti Lis Purnamadewi, M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi atas ilmu, bimbingan, dan wawasan yang telah diberikan selama penulis menyusun skripsi ini. Dalam pembahasan skripsi, penulis meneliti tentang kelayakan usaha pra pemasaran ikan Mas (Cvprinus carpio) dengan cara pemberokan dilihat dari skala usahanya. Adapun skala usaha yang diteliti adalah skala kecil, skala menengah, dan skala besar. Dari penelitian tersebut dapat diketahui kelayakan usaha ikan Mas terhadap perubahan manIaat dan biaya yang terjadi. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan ke depan. Akhir kata, semoga skripsi ini mampu memberikan manIaat bagi pembaca dan memperkaya ilmu pengetahuan. Bogor, Oktober 2008 Penulis 9 9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL ........................................................................................................ v DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... viii BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah .............................................................................. 7 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 8 1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................................. 8 1.5 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 9 BAB II. TIN1AUAN PUSTAKA ............................................................................. 11 2.1 Gambaran Umum Budidaya Ikan Mas (Cvprinus carpio) dan Sistem Pemberokan ............................................................................. 11 2.1.1 Sejarah Ikan Mas ...................................................................... 11 2.1.2 Budidaya Ikan Mas ................................................................... 12 2.1.3 Taksonomi dan MorIologi Ikan Mas ........................................ 25 2.1.4 Sistem Pemberokan .................................................................. 27 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu .................................................................. 28 BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN ...................................................................... 31 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................................... 31 3.1.1 Analisis Kelayakan Proyek ....................................................... 31 3.1.2 Teori ManIaat dan Biaya .......................................................... 32 3.1.3 Konsep Nilai Waktu Uang (Time Jalue of Monev) .................. 33 3.1.4 Umur Proyek ............................................................................ 34 3.1.5 Analisis Finansial ..................................................................... 35 3.1.6 Kriteria Kelayakan Investasi .................................................... 37 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ........................................................ 39 BAB IV. METODE PENELITIAN ........................................................................... 40 10 10 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 40 4.2 Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 40 4.3 Metode Penentuan Sampel ................................................................... 41 4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................. 41 4.4.1 Analisis Kriteria Kelayakan Finansial ...................................... 42 4.4.2 Asumsi-Asumsi yang Digunakan ............................................. 45 BAB V. KERAGAAN USAHA IKAN MAS DENGAN CARA PEMBEROKAN DI DAERAH PENELITIAN ..................................................................... 47 5.1 Gambaran Umum Desa Selajambe ....................................................... 47 5.2 Gambaran Umum Budidaya Ikan Mas ................................................. 49 5.2.1 Karakteristik Petani Responden ............................................... 49 5.2.2 Karakteristik Budidaya ............................................................. 52 5.2.3 Konstruksi Kolam Pemberokan di Daerah Penelitian .............. 53 5.2.4 Budidaya Ikan Mas di Daerah Penelitian ................................. 54 BAB VI. KESESUAIAN KONDISI BUDIDAYA IKAN MAS DENGAN CARA PEMBEROKAN DI DAERAH PENELITIAN ........................... 58 6.1 Analisis Aspek Teknis .......................................................................... 58 6.1.1 Keadaan GeograIis ................................................................... 58 6.1.2 Keadaan Luas Bangunan Kolam .............................................. 59 6.1.3 Alur Kegiatan Operasional Usaha Ikan Mas ............................ 59 6.1.4 Waktu Produksi Usaha Ikan Mas ............................................. 60 6.1.5 Hasil Analisis Aspek Teknis .................................................... 62 6.2 Analisis Aspek Manajemen .................................................................. 62 6.2.1 Hasil Analisis Aspek Manajemen ............................................ 64 6.3 Analisis Aspek Sosial ........................................................................... 65 6.3.1 Hasil Analisis Aspek Sosial ..................................................... 65 6.4 Analisis Aspek Pasar ............................................................................ 66 6.4.1 Permintaan ................................................................................ 66 6.4.2 Penawaran ................................................................................ 66 6.4.3 Ketersediaan Input .................................................................... 68 6.4.4 Bauran Pemasaran .................................................................... 68