LEPTOSPIROSIS

Divisi Penyakit Tropik & Infeksi SMF / Bag. Ilmu Penyakit Dalam FK UNSRAT / RSU Prof. Dr. R.D. kandou Manado

Agung Nugroho

PENYEBAB : Bakteri leptospira Serotipe : L. icterohemorrhagiae ( tikus ) L. canicola ( anjing ) L. pomona ( sapi , babi ) L. autummalis L. bataviae L. pirogenes Lain-lain

PENULARAN LEPTOSPIRA DI TANAH TERCEMAR URIN TIKUS MENEMBUS KULIT MANUSIA YANG ROBEK / LUKA MASUK PEREDARAH DARAH

MENYEBAR KE ORGAN-ORGAN TUBUH

GEJALA PENYAKIT

Faktor risiko

Petani yang bekerja di sawah Petugas perkebunan Petugas pembersih selokan Penambang Penjelajah hutan Dokter / mantri hewan, penjagal hewan Sewaktu bencana banjir

MANIFESTASI KLINIK
o o o o o o o

Fase leptospiremia ( 4 9 hari ) : demam tinggi Sakit kepala Nyeriotot : m. gastrocnemius Injeksi konjungtiva, fotophobia Ruam kulit Fase imun ( 1 3 hari ) Iritasi meningeal Gejala seperti fase leptospiremia Fase penyembuhan ( minggu ke 2 sampai ke 4 )

Sindrom Weil ( leptospirosis berat )

Ikterus Perdarahan Gagal ginjal Penurunan kesadaran SGOT, bilirubin Proteinuria, ureum, kreatinin Hepatomegali, nyeri tekan Leukositosis Sering disebabkan ; L. icterohemorrhagica

Gambaran laboratorium

Leukositosis Netrofilia LED SGOT, SGPT Anemia Albuminemia Kreatinin fosfokinase Trombositopenia

DIAGNOSIS PRESUMTIF

Gejala klinis leptospirosis ( + ) Riwayat pekerjaan / faktor risiko ( + ) Laboratorium :leukositosis, netrofilia Kenaikan titer antibodi MAT tunggal, Ig M spesifik DOT-ELISA ( + ) DIAGNOSIS DEFINITIF Ditemukan leptospira dalam darah, cairan serebrospinal, urin Kenaikan titer antibodi MAT > 4 x pada fase akut dan fase rekonvalesen

TERAPI

Siptomatik : analgesik, antipiretik Suportif : dialisis pada gagal ginjal akut atasi aritmia, monitor EKG tranfusi bila ada perdarahan kortikosteroid bila meningitis Antibiotika : Leptospirosis ringan : doksisiklin oral ampisilin / amoksisilin oral Leptospirosis berat : penisilin G i.v. ampisilin/amoksisislin i.v. eritromisin i.v. streptomisin i.m. gentamisin, siprofloksasin

ANKYLOSTOMIASIS
Agung Nugroho
Divisi penyakit Tropik & Infeksi SMF/Bag. Ilmu penyakit Dalam FK UNSRAT / RSU. Prof. dr. R.D. kandou Manado

Penyebab
Ancylostoma duodenale Necator americanus Lain- lain ( jarang )

Cara Penularan : Perkutaneus : larva cacing menembus kulit utuh

Siklus hidup
Larva menembus kulit

Masuk ke dalam aliran darah

paru

trakea

esofagus usus halus : larva cacing dewasa telur larva menginfeksi manusia

Gejala
Gatal di kulit, dermatitis, ruam kulit Paru : hemoptoe ringan, asma, bronkitis Anemia hipokromik mikrositer Hipoproteinemia Rasa tidak enak diperut, kembung, mencret

Diagnosis
Menemukan telur cacing di feses Eosinofilia

Komplikasi
Dermatitis kulit Anemia berat : gg. Pertumbuhan, perkembangan payah jantung

Terapi

Suplemen besi untuk koreksi anemia Albendazole Mebendazole Pirantel palmoate Levamizole Tetrakloroetilen Befanium hidroksinaftat Heksilresorsinol

FILARIASIS

Penyebab

W. bancrofti B. malayi B. timori

Cara penularan

Gigitan nyamuk Masa inkubasi : 3 bulan sampai 1 tahun

Penularan
Cacing dewasa dijaringan cacing jantan, betina

Larva ke jaringan limfa Menjadi cacing dewasa

Gigitan nyamuk Larva masuk Larva infektif MANUSIA

mikrofilaria
aliran darah, kulit

NYAMUK Perkembangan di vektor nyamuk

mikrofilaria tertelan nyamuk

Gejala

Asimptomatik Simptomatik akut ( filariasis dgn peradangan ) : Demam tinggi Sakit kepala Mual, anoareksia Limfadenitis, nyeri, keras, kadang abses / ulkus Epididimitis, orkitis, funikulitis Infeksi kronik ( filariasis dengan penyumbatan ) : Limfadema : pitting / non-pitting Elephantiasis Hidrocele, chylus ascites, chyluria

Tropical eosinofilia

Sering pada laki-laki muda Gejala : batuk, asma Pemeriksaan fisik : limfadenopati splenomegali Foto torak : infiltrat difus di paru Laboratorium : eosinofilia kadar Ig E antibodi spesifik Tes faal paru : restriktif

Diagnosis

Tetesan darah tebal dan tipis : Ditemukan mikrofilaria ( dx. Pasti ) Pengambilan sampel malam hari : 22.00-02.00 Serologis : antigen filaria Ig G dan Ig E spesifik anti-filaria Pemeriksaan PCR : deteksi DNA Laboratorium : Ig E dan eosinofil Pencitraan limfoskintigrafi USG doppler skrotum, payudara : cacing dewasa

Terapi

Dietilcarbamazine citrate ( DEC ) Albendazole Ivermectin Analgesik, antipiretik Antibiotika pada ulkus, abses Elephantiasis / hidrocele : fisioterapi higiene tungkai elevasi tungkai operatif

Pencegahan
Albendazole + ivermectin, sekali setahun, 4-6 th. DEC 6 mg/Kg BB, dosis tunggal, 1 x perminggu selama 9 12 bulan Cegah kontak dengan nyamuk

TERIMA KASIH