Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH UKURAN DAN SORTING BUTIR TERHADAP POROSITAS

LAPORAN PRAKTIKUM

OLEH: FRISKA MARTHA 12111004

LABORATORIUM HIDROGEOLOGI DAN GEOTEKNIK TAMBANG FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG 2013

I.

Tujuan Menghitung nilai porositas material () dengan ukuran butir dan sorting yang berbeda dengan peralatan yang tersedia di laboratorium Hidrogeologi dan Geoteknik Tambang, Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan, Institut Teknologi Bandung.

II.

Teori Dasar

Porositas adalah perbandingan volum rongga-rongga pori terhadap volume total seluruh batuan. Perbandingan ini biasanya dinyatakan dalam persen dan disebut porositas. Porositas () = Volume Pori-pori Volume Keseluruhan Batuan x 100%

Porositas dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori, yakni : 1. Berdasarkan cara pembentukannya :

Porositas asli atau primer : menyatakan besaran porositas yang terbentuk saat proses diagenesis batuan, contohnya yaitu porositas intergranular Porositas sekunder : menyatakan besaran porositas yang terbentuk setelah proses diagenesis batuan, contohnya yaitu karena pelarutan pada batuan karbonat (vugs) atau akibat proses tektonik (fracture porosity) 2. Berdasarkan kemampuan pori untuk dilewati hidrokarbon : Porositas Total : merupakan rasio dari jumlah total pori-pori dibandingkan dengan volume bulknya. Porositas Efektif : merupakan rasio dari pori-pori (ruang kosong) yang saling berhubungan dibandingkan dengan volume bulknya 3. Berdasarkan letak pori-porinya : Porositas intragranular : pori-pori terletak di dalam butiran itu sendiri Porositas intergranular : pori-pori terletak diantara butiran yang tidak tertutupi oleh semen. Nilai dari porositas itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya :

Keseragaman butiran : semakin seragam butir penyusun batuan maka nilai porositasnya akan semakin besar, dilain pihak apabila ukuran butiran tidak seragam maka butiran yang lebih kecil akan mengisi ruang kosong diantara butiran yang lebih besar sehingga nilai porositas akan turun. Derajat sementasi : semakin tinggi derajat sementasi maka pori-pori batuan yang tertutup semen akan semakin kecil, sehingga nilai porositas akan semakin kecil pula. Derajat kompaksi : semakin besar tekanan yang diberikan ketika proses diagenesa batuan maka akan membuat ukuran pori-pori semakin kecil dan akibatnya nilai porositas juga akan semakin kecil. Derajat angularitas : pada umumnya batuan dengan butiran yang memiliki roundness yang baik akan memiliki nilai porositas yang lebih baik daripada batuan dengan bentuk yang melancip. Fabric atau kemas.

III.

Alat dan Bahan Gambar

No. Alat / Bahan 1. Kotak mika

2.

Gelas ukur

3.

Corong

4.

Jangka sorong

5.

Kelereng (besar dan kecil)

6.

Lempung

7.

Pasir

8.

Kerikil

IV.

Prosedur ( Langkah Kerja) 1. Pengukuran Dimensi 1.1 Ukur diameter 10 kelereng besar dan 10 kelereng kecil menggunakan jangka sorong, hitung rata-rata diameter kelereng besar dan kecil 1.2 Ukur volume dalam kotak mika dengan menggunakan jangka sorong 2. Pengambilan Data (Kelereng) 2.1 Masukkan kelereng kecil secara teratur ke kotak mika sampai penuh 2.2 Isi air pada kotak berisi kelereng tersebut sampai penuh 2.3 Tuang air dalam kotak tersebut pada gelas ukur, catat volumenya 2.4 Ulangi prosedur 2.1 menggunakan kelereng besar 2.3

2.5 Masukkan kelereng kecil secara tidak teratur ke kotak mika sampai penuh. Lalu ulangi prosedur 2.2 2.3 2.6 Ulangi prosedur 2.5 menggunakan kelereng besar
2.7 Masukkan kelereng kecil dan besar secara tidak teratur ke kotak mika

sampai penuh. Lalu ulangi kembali prosedur 2.2 2.3 3. Pengambilan Data (Kerikil/Pasir/Lempung) 3.1 Masukkan kerikil/pasir/lempung ke dalam kotak mika sampai penuh 3.2 Isi air pada kotak mika sampai penuh
3.3 Tuang air ke dalam kotak mika tersebut pada gelas ukur, catat

volumenya

V.

Perhitungan dan Pengolahan Data Perhitungan

1. Pengukuran dimensi kelereng


No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ratarata Ukuran kelereng (cm) Besar Kecil 2.52 1.34 2.50 1.49 2.49 1.32 2.50 1.41 2.53 1.37 2.47 1.40 2.47 1.33 2.52 1.39 2.52 1.34 2.50 1.41

2.50

1.38

Volume kotak mika untuk kelereng besar = 1.220 liter Volume kotak mika untuk kelereng kecil = 1.225 liter

2. Pengambilan data kelereng


Volume air isi kelereng besar isi kelereng kecil terat tidak terat tidak ur teratur ur teratur 560 515 ml 602 ml ml 495 ml 3. Pengambilan data kerikil dan pasir No . 1 2 Nama material Kerikil Pasir volume kotak mika 1000 ml 1000 ml volume air 492 ml 315 ml

Pengolahan Data
Menghitung nilai porositas dengan menggunakan rumus : Porositas () = No . Volume Pori-pori Volume Keseluruhan Batuan x 100%

Jenis material

1 Kelereng besar 2 Kelereng kecil Kelereng besar + 3 kecil 4 Kerikil 5 Batu pasir

Nilai Porositas (%) teratur tidak teratur 45.714 49.143 42.213 40.574 42 49.2 25.7

VI.

Analisis Setelah melakukan praktikum, mendapatkan data dan mengolahnya didapatkan sebuah analisis mengenai faktor yang akan memengaruhi nilai porositas antara lain : Partikel material Kelereng besar jika dibandingkan dengan kelereng kecil, nilai porositasnya lebih besar. Begitu juga jika dilihat dari perbandngan

antara batu pasir dan kerikil, dimana kerikil mempunyai nilai porositas yang lebih besar. Kemas Perbandingan dari nilai porositas jika kelereng besar disusun secara teratur dengan tidak menunjukkan bahwa kemas sangat berpengaruh dalam menentukan nilai porositasnya, dimana dengan disusun secara teratur, nilai porositas menjadi lebih kecil jika dibandingkan dengan tidak teratur. Namun ketidaksesuaian didapat dalam pengambilan data kelereng kecil. Susunan teratur dari juga mempengaruhi nilai porositasnya.

VII.

Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa partikel, baik dilihat melalui ukuran maupun keseragaman, dan kemas akan memengaruhi nilai porositas. Semakin besar ukuran partikel, maka porositas akan semakin besar. Semakin seragam partikel, makan porositas akan semakin kecil. Semakin teratur kemas dari partikel, maka porositas akan semakin kecil.

VIII.

Daftar Pustaka

http://budikhoironi.wordpress.com/2012/02/10/sifat-fisik-batuan-reservoirporositas-dan-permeabilitas/ (posting pada 10 Februari 2012)

IX.

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai