STRUKTUR KEPRIBADIAN
Struktur kepribadian merupakan unsurunsur atau komponen yang membentuk diri seseorang secara psikologis. Salah satu contoh struktur kepribadian yang paling tua gagasannya adalah menurut Sigmund Frued tokoh psikoanalisa
Sigmund Freud memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem yaitu: Id, Ego dan Superego.
Dan tingkah laku, menurut Freud, tidak lain merupakan hasil dari konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem kerpibadian tersebut.
1. Dalam teori psikoanalitik, struktur kepribadian manusia itu terdiri dari id, ego dan superego.
2. Id adalah komponen kepribadian yang berisi impuls agresif dan libinal, dimana sistem kerjanya dengan prinsip kesenangan pleasure principle. 3. Ego adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana,
dimana sistem kerjanya pada dunia luar untuk menilai realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur dorongan dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai superego. 4. Superego adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan filter dari sensor baik- buruk, salah-benar, boleh- tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego.
Kesimpulan
Rasa lapar adalah kerja ID, yang memutuskan untuk mencari dan mendapatkan serta melaksanakan itu adalah kerja EGO.sedangkan pertimbangan halal dan haram dalam mencari makan adalaj kerja UPER EGO..
2. STRUKTUR KEPRIBADIAN
John Dollard dan Neal E. Miller
Kebiasaan atau habit adalah satu-satunya elemen dalam Teori Dollard dan Miller yang memiliki sifat struktural Habit adalah ikatan atau asosiasi antara stimulus dengan respon yang relatif stabil dan bertahan lama dalam kepribadian Memusatkan bahasannya mengenai proses belajar dan pentingnya kelompok habit dalam bentuk stimulus dan respon verbal (kata-kata) Dollard dan Miller juga mempertimbangkan dorongan sekunder (secondary drive) seperti rasa takut sebagai bagian dari kepribadian yang relatif stabil
Fase ketiga disebut emansipasi sudah mulai kritis terhadap teori psikologi & berusaha menggali konsep-konsep psikologi yang ada dalam Al Quran.
Secara implisit Alquran menginformasikan bahwa manusia memiliki tiga aspek pembentuk totalitas yang secara tegas dapat dibedakan, namun secara pasti tidak dapat dipisahkan. Ketiga aspek itu adalah jismiyah (fisik, biologis), ruhaniyah (spiritual, transendental) dan nafsiyah (psikis, psikologis)
MANUSIA
JASAD
NAFSIYAH
RUH
NAFSU
AKAL
HATI
Nafs alLawwmah
Nafs alMutmainnah
Aspek Jasad
Karakteristik:memiliki bentuk/ rupa, kuantitas, bergerak/ diam, tumbuh, berkembang, jasad yang terdiri dari berbagai organ Material yang substansi sebenarnya mati. Kehidupannya adalah karena dimotori oleh substansi lain, yaitu nafs dan ruh. Dengan kata lain aspek jismiah ini bersifat deterministik-mekanistik.
Aspek Ruh
Struktur ruh memberikan ciri khas dan keunikan tersendiri bagi psikologi Islam. Ruh merupakan substansi psikologis manusia yang menjadi esensi keberadaannya. Ruh membutuhkan jasad untuk aktualisasi diri. Sampai saat ini belum ada yang memahami hakikat ruh secara pasti, karena ruh merupakan sebuah misteri ilahi. Dalam Alquran dijelaskan bahwa ruh merupakan urusan dan atau hanya dipahami oleh Allah. Manusia sama sekali tidak memahaminya kecuali sedikit (QS. Al-Isra: 85). Ruh adalah aspek psikis manusia yang bersifat spiritual dan transendental.
Jasad dan ruh merupakan dimensi yang berlawanan sifatnya. Jasad sifatnya kasar dan indrawi atau empiris serta kecenderungannya ingin mengejar kenikmatan duniawi dan material. Ruh sifatnya halus dan gaib serta kecenderungannya mengejar kenikmatan samawi, ruhaniyah dan ukhrawiyah. Esensi yang berlawanan ini pada prinsipnya saling membutuhkan. Jasad tanpa ruh merupakan subtansi yang mati, sedang ruh tanpa jasad tidak dapat teraktualisasi. Ruh sebagai kekuatan yang berasal dari Allah yang ditiupkan ke jasad manusia saat berusia 120 hari.
Aspek Nafs
Nafs merupakan sinergi antara jasad dan ruh (sinergi psikofisik). Dengan nafs maka masingmasing keinginan jasad dan ruh dalam diri manusia bisa terpenuhi. Struktur nafsani ini terbagi atas tiga bagian yaitu kalbu, akal dan nafsu. Integrasi ketiga jenis nafsani ini yang akan melahirkan perilaku, baik perilaku lahir maupun batin yang disebut dengan kepribadian.