Sektor Pertanian
Direktorat Pembiayaan Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian 2012
KATA PENGANTAR Dalam rangka membantu para petani dan pelaku agribisnis di bidang permodalan, pemerintah telah menyediakan skim kredit program penjaminan, yang Imbal Jasa Penjaminan (IJP) disediakan oleh pemerintah. Skim kredit yang didukung dengan pola penjaminan, pemerintah bekerjasama dengan Lembaga Penjaminan yang dinamakan Kredit Usaha Rakyat (KUR). KUR dapat digunakan untuk membiayai semua sektor usaha produktif termasuk sektor pertanian. KUR secara efektif dilaksananakan tahun 2008, dan pelaksanaannya KUR mengalami penyempurnaan dengan perkembangan dan kebutuhan di lapangan ketentuan KUR mikro, besarnya penjaminan untuk pertanian dan perluasan bank pelaksana. dalam sesuai seperti sektor
Agar skim KUR ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk pengembangan usaha di sektor pertanian, maka diperlukan Pedoman Teknis KUR Sektor Pertanian. Buku ini merupakan pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan baik di pusat maupun di tingkat daerah dalam pemanfaatan KKP-E sehingga penyaluran dan pengembalian kreditnya dapat berjalan lancar dan tepat sasaran. Diharapkan kepada seluruh jajaran Kementerian Pertanian dan Pemerintah Daerah dapat melakukan koordinasi dengan instansi terkait termasuk dengan Perbankan Pelaksana KUR. Jakarta, Januari 2012 Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................... DAFTAR ISI....................................................................... I. PENDAHULUAN........................................................... 1.1. Latar Belakang....................................................... 1.2. Landasan Hukum.................................................. 1.3. Tujuan dan Sasaran............................................. 1.4. Pengertian.............................................................. 1.5. Ruang lingkup............................................. II. KETENTUAN POKOK PERSYARATAN DEBITUR DAN PROSEDUR MEMPEROLEH KUR... . 2.1. Ketentuan Pokok................................................... 2.2. Persyaratan Debitur.............................................. 2.3. Prosedur Memperoleh KUR................................. II. USAHA YANG DIBIAYAI KUR..................................... V. TUGAS BANK PELAKSANA, PERUSAHAAN PENJAMIN DAN PEMERINTAH.................................. 4.1. Bank Pelaksana..................................................... 4.2. Perusahaan Penjamin.......................................... 4.3. Pemerintah............................................................. V. PEMBINAAN, MONITORING DAN EVALUASI SERTA PELAPORAN................................................................... 5.1. Pembinaan............................................................ 5.2. Monitoring dan evaluasi....................................... 5.3. Pelaporan...............................................................
i ii 1 1 3 4 5 8
9 9 11 12 13
15 15 16 17
18 18 19 20
PENUTUP........................................................................ 21
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian tetap memegang peran strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan kapital, penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bio energi, penyerapan tenaga kerja, sumber devisa negara dan sumber pendapatan serta pelestarian lingkungan melalui praktek usahatani yang ramah lingkungan. Dalam rangka membantu permodalan dan memberdayakan para petani/peternak/pekebun dan pelaku agribisnis pada umumnya, pemerintah telah meluncurkan berbagai skim kredit program dengan insentif yang diberikan kepada debitur berupa subsidi suku bunga dan atau penjaminan kredit. Kredit Usaha Rakayat (KUR) merupakan salah satu skim kredit yang diberikan oleh Perbankan dengan pola penjaminan, yang bekerjasama dengan Lembaga Penjamin yang ditetapkan oleh Pemerintah. KUR ini dapat dimanfaatkan untuk membiayai semua usaha produktif
termasuk sektor pertanian yang layak (feasible) tetapi belum bankable dari aspek agunan tambahan. Sehubungan Pertanian Perusahaan dengan hal tersebut diatas Nota Kementerian Kesepahaman Penjaminan
telah
menandatangani Penjamin
bersama (MoU) dengan 6 ( enam ) Perbankan dan 2 ( dua ) tentang Kredit/Pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah , dan Koperasi ( UMKM-K ). UMKM-K termasuk didalamnya sektor pertanian yang mempunyai usaha produtif. Berdasarkan MoU antara pemerintah dengan Perbankan dan Perusahaan Penjamin disebutkan bahwa tugas pemerintah antara lain : (1) mempersiapkan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi yang melakukan usaha produktif yang bersifat individu, kelompok, kemitraan dan atau cluster untuk dapat dibiayai dengan kredit/ pembiayaan, (2)
menetapkan kebijakan dan prioritas bidang usaha yang akan menerima penjaminan kredit/pembiayaan, (3) melakukan pembinaan dan pendampingan selama masa kredit atau pembiayaan, dan (4) memfasilitasi hubungan antara Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi dengan pihak lainnya
seperti perusahaan inti/off taker yang memberikan kontribusi dan dukungan untuk kelancaran usaha. Adapun tugas Bank Pelaksana adalah melakukan penilaian kelayakan usaha dan memutuskan pemberian kredit / pembiayaan. Sedangkan tugas Lembaga Penjamin adalah memberikan persetujuan penjaminan atas kredit /
pembiayaan yang diberikan oleh Bank Pelaksana. Agar pemanfaatan KUR sektor pertanian berhasil baik dan berjalan lancar maka diperlukan Pedoman Teknis Kredit Usaha Rakyat Sektor Pertanian. Pedoman ini merupakan acuan petugas di tingkat pusat dan daerah, serta menjadi referensi Perbankan dan pemangku kepentingan terkait dalam menyalurkan KUR sektor pertanian. 1.2. Landasan Hukum a. Instruksi Presiden (Inpres) No. 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. b. Nota Kesepahaman Bersama (MoU) antara 6 (enam) Departemen/Kementerian dengan 2 (dua) Perusahaan Penjamin dan 6 (enam) Bank Pelaksana tentang 3
c.
d.
e.
f.
Penjaminan Kredit/Pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi, tanggal 9 Oktober 2007, dan telah dirubah tiga kali, terakhir melalui Addendum III MoU Bulan Agustus 2010. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No.5 Tahun 2008 tentang Komite Kebijakan Penjaminan Kredit /Pembiayaan bagi UMKM-K Peraturan Menteri Keuangan No. 22/PMK.05/2010 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan No : 135/PMK.05/2008 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat, tanggal 28 Januari 2010. Keputusan Deputi Bidang Koordinasi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Tim Pelaksana Komite Kebijakan Penjaminan Kredit/Pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi No. KEP 01/D.I.M.EKON/01/2010 tentang Standar Operasional dan Prosedur Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat, tanggal 25 Januari 2010. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijakan Penjaminan Kredit/Pembiayaan Kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi No : KEP-07/M.EKON/01/2010 tentang Penambahan Bank Pelaksana Kredit Usaha Rakyat, tanggal 26 Januari 2010.
1.3. Tujuan dan Sasaran Tujuan a. memberikan acuan bagi pemangku kepentingan di pusat dan daerah dalam penyaluran KUR sektor pertanian; b. meningkatkan penyaluran kredit/pembiayaan (KUR) kepada Petani, Kelompoktani, dan Gabungan Kelompoktani ; c. mendukung program-program di Kementerian Pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan); d. membantu penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di sektor pertanian.
Sasaran a. terlaksananya penyaluran KUR kepada petani/peternak/ pekebun, kelompok tani, gabungan kelompok tani dan koperasi; b. terpenuhinya modal bagi petani/peternak/ pekebun, kelompok tani, gabungan kelompok tani dan koperasi dalam melaksanakan usahanya;
c. meningkatnya petani/peternak/ pekebun, kelompok tani, gabungan kelompok tani dan koperasi yang memanfaatkan KUR 1.4. Pengertian a. Usaha layak (feasible) adalah usaha calon debitur yang menguntungkan sehingga mampu membayar bunga dan seluruh kewajiban pokok. b. Belum bankable adalah debitur yang belum dapat memenuhi persyaratan perkreditan dari perbankan antara lain dalam hal penyediaan agunan. c. Kredit Usaha Rakyat yang selanjutnya disebut KUR adalah kredit modal kerja dan atau kredit investasi yang diberikan oleh Perbankan kepada UMKM-K yang feasible tetapi belum bankable termasuk sektor pertanian, memiliki usaha produktif yang didukung dengan Program Penjaminan. d. KUR Mikro adalah KUR yang diberikan dengan plafon sampai dengan Rp. 20 juta per debitur. e. KUR Retail adalah KUR yang diberikan dengan plafon diatas Rp. 20 juta sampai dengan Rp. 500 juta per debitur. f. Debitur KUR adalah Usaha Mikro, Kecil, Menengah, Koperasi dan Kelompok Usaha.
g. Debitur sektor pertanain adalah petani/peternak/pekebun secara individu dan atau melalui Kelompok Usaha seperti : kelompok tani, gabungan kelompok tani, Asosiasi Petani, koperasi yang mengusahakan dibidang pertanian. h. Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agro industri, pemasaran dan jasa penunjang. i. Kelompok Tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya, tempat) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. j. Gabungan Kelompoktani (Gapoktan) adalah kumpulan beberapa kelompoktani yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. k. Koperasi adalah Koperasi Primer sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, l. Usaha agribisnis adalah usaha pertanian yang terdiri atas 4 (empat) sub-sistem, yaitu : (1) sub-sistem hulu adalah kegiatan ekonomi yang menghasilkan sarana produksi (input) pertanian, (2) sub-sistem pertanian primer adalah kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana produksi yaitu : Budidaya, (3) sub-sistem agribisnis hilir adalah mengolah dan memasarkan komoditas pertanian, (4) sub7
sistem penunjang adalah kegiatan yang menyediakan jasa penunjang antara lain permodalan, teknologi dan lain-lain. m. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria : (1) memiliki kekayaan bersih paling banya Rp. 50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau (2) memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300 juta. n. Usaha Kecil adalah usaha produktif berdiri sendiri yang memenuhi kriteria : (1) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50 juta sampai paling banyak Rp. 500 juta, atau (2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300 juta sampai paling banyak Rp. 2,5 milyar. o. Usaha Menengah adalah usaha produktif yang berdiri sendiri yang memenuhi kriteria : (1) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500 juta sampai dengan paling banyak Rp. 10 milyar atau (2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2,5 milyar sampai dengan paling banyak Rp. 50 milyar. p. Perbankan adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha dalam bidang layanan perbankan yang salah satunya dalam bentuk penyaluran kredit/pembiayaan untuk membantu UMKM-K termasuk sektor pertanian. q. Perusahaan Penjaminan adalah perusahaan yang melakukan kegiatan dalam bentuk pemberian penjaminan kredit/pembiayaan untuk membantu UMKM-K termasuk sektor pertanian guna memperoleh kredit/pembiayaan dari Bank. 8
r. Lembaga Linkage adalah lembaga yang menerus pinjamkan KUR dari Bank Pelaksana kepada UMKM-K seperti Koperasi Sekunder, Koperasi Primer, Badan Kredit Desa, Baitul Mal Wa Tanwil, Bank Perkreditan Rakyat, Lembaga Keuangan Non Bank, Lembaga Keuangan Mikro. 1.5. Ruang Lingkup Ruang lingkup Pedoman Teknis ini meliputi pendahuluan, ketentuan pokok, persyaratan debitur dan prosedur memperoleh KUR, usaha sektor pertanian yang dibiayai KUR, tugas Bank pelaksana, Perusahaan Penjaminan, dan pemerintah, pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan serta penutup.
BAB II KETENTUAN POKOK, PERSYARATAN DEBITUR DAN PROSEDUR MEMPEROLEH KUR 2.1. Ketentuan Pokok a. Sumber dana KUR sepenuhnya dari Bank Pelaksana. b. Debitur KUR adalah debitur yang tidak sedang menerima kredit/pembiayaan dari perbankan atau tidak sedang menerima kredit program dari pemerintah yang dibuktikan dengan hasil Sistim Informasi Debitur (SID), dikecualikan bagi pemegang kartu kredit, kendaraan untuk jenis kredit kepemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor, kartu kredit, dan kredit konsumtif lainnya masih diperbolehkan menerima KUR. c. Besarnya kredit/pembiayaan mikro (KUR Mikro) sampai dengan Rp. 20 juta, tidak memerlukan pengecekan pada Sistim Informasi Debitur ( SID). d. Besarnya kredit maksimum Rp. 500 juta per debitur. 10
e. Suku bunga : 1) Suku bunga maksimum 22 % per tahun, untuk kredit sampai dengan Rp. 20 juta (KUR Mikro); 2) Suku bunga maksimum 14 %, untuk kredit diatas Rp. 20 juta s/d Rp. 500 juta (KUR Retail); f. Mekanisme penyaluran KUR : 1) Langsung kepada debitur; 2) Tidak langsung melalui Lembaga linkage. Penyaluran KUR melalui lembaga linkage dapat dilakuak dengan pola Executing atau Channeling. g. Penyaluran KUR melalui lembaga linkage dengan pola Executing, dengan ketentuan : 1) Plafon kredit kepada lembaga linkage maksimum Rp. 2 milyar; 2) Suku bunga dari Perbankan kepada lembaga linkage maksimum 14% per tahun; 3) Plafon kredit dari lembaga linkage kepada debitur maksimum Rp. 100 juta per debitur, dengan suku bunga maksimum 22% per tahun; 4) Lembaga linkage bertanggungjawab atas pengembalian KUR yang diterima dari Bank Pelaksana 5) Lembaga linkage tersebut diperbolehkan sedang memperoleh kredit/ pembiayaan dari perbankan 11
tetapi tidak sedang memperoleh kredit program pemerintah. h. Penyaluran KUR melalui lembaga linkage dengan pola chanelling, dengan ketentuan : 1) Plafon dan suku bunga mengikuti ketentuan KUR mikro dan KUR ritel; 2) Debitur KUR bertanggungjawab atas KUR. pengembalian
3) Lembaga linkage diperbolehkan sedang memperoleh kredit/pembiayaan dari perbankan maupun kredit program pemerintah; 4) Lembaga linkage berhak memperoleh fee dari Bank Pelaksana. Besarnya Penjaminan : Prosentase jumlah penjaminan oleh Perusahaan Penjamin sebesar 80% dari kredit/pembiayaan yang diberikan Perbankan untuk sektor pertanian, kelautan dan perikanan, kehutanan dan industri kecil. j. Jangka Waktu Kredit : 1) Kredit Modal Kerja maksimum 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang sampai 6 tahun; 2) Kredit Investasi maksimun 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang sampai 10 tahun. 12
i.
3) Khusus kredit investasi untuk usaha perkebunan tanaman keras dapat diberikan secara langsung maksimum 10 tahun. 2.2. Persyaratan Debitur 1) Individu : Petani/Peternak/pekebun dengan syarat: (1) usia minimal 21 tahun atau sudah menikah, (2) mempunyai identitas diri (KTP dan Kartu Keluarga). 2) Kelompoktani atau Gapoktan yang dibina oleh Dinas Teknis setempat/ Kantor Cabang Dinas/ Balai Penyuluh Pertanian. 3) Koperasi mempunyai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 4) Badan hukum lain sesuai ketentuan yang berlaku. 5) Ketentuan lain yang ditetapkan Perbankan. 2.3. Prosedur Memperoleh KUR : a. Petani/peternak/pekebun, Kelompoktani, Kantor dan Kelompoktani, calon gabungan yang Bank
Koperasi
debitur
membutuhkan kredit/ pembiayaan dapat menghubungi Cabang/Kantor Cabang Pembantu Pelaksana terdekat.
13
b. c.
kredit/pembiyaan; kredit/pembiayaan langsung kepada perbankan yang kredit/pembiayaan yang diketahui oleh Dinas Teknis d. e. Bank Pelaksana akan melakukan penilaian kelayakan usaha debitur. Jika usulan debitur dinilai memenuhi syarat oleh perbankan, maka akan diberikan persetujuan kredit. Keputusan pencairan kredit/pembiayaan berada di Bank Pelaksana.
14
BAB III USAHA YANG DIBIAYAI KUR KUR untuk sektor pertanian diarahkan untuk mendukung programprogram Kementerian Pertanian dalam rangka pemenuhan permodalan untuk mengembangkan usahanya. Usaha sektor pertanian yang dapat dibiayai KUR meliputi aspek : 1. Aspek Budidaya (on-farm). a. Tanaman pangan : padi, jagung, kedele, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar dll. b. Hortikultura : jeruk, pisang, mangga, manggis, durian, bawang merah, cabe merah, kentang, rimpang, tanaman hias/anggrek dll. c. Perkebunan : karet, kelapa sawit, kelapa, kakao, kopi, cengkeh, tebu, jambu mete, dan rempah-rempah dll. d. Peternakan : sapi potong, sapi perah, kerbau, ayam buras, ayam ras, itik, kambing, domba, kelinci dan babi dll. 2. Aspek Hulu a. Pengadaan/perdagangan sarana produksi : pupuk, pestisida, herbisida, dll. b. Pengadaan alsintan pra panen : traktor, pompa air, bajak, luku, pacul, mesin pembibitan (seedler), alat tanam biji-bijian (seeder) dll.
15
3. Aspek Hilir a. Pengadaan/pemasaran hasil produksi : tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. b. Pengadaan alsintan tanaman pangan : combine harvester, threser, corn sheller, rice milling unit, sabit, dryer, pompa air, mesin penyiang padi bermotor, alat tanam biji-bijian, mesin panen, mesin perontok polong, mesin pengupas ,kacang tanah , dll. c. Pengadaan alsintan hortikultura : pengolah bawang goreng, pengolah kripik buah (vacuum frying), pengolah selai/dodol, pengolah juice buah-buahan, mesin sortasi buah dll. d. Pengadaan alsintan perkebunan antara lain meliputi : pengolah kelapa sawit mini, sangrai kopi, sangrai kakao, pengolah teh, pengolah lada, pengolah kelapa, kepras tebu, alat tebang (tracer), mesin pengolah biji jarak dll. e. Pengadaan alsintan peternakan antara lain meliputi : paket inseminasi buatan, mesin tetas, pencacah daging, pemerah susu, pasteurisasi susu, mesin pellet, dll. f. Usaha budidaya, pengelolaan hasil dan pengadaan/ pembiayaan Alsintan Rincian usaha yang dibiayai KUR dan perkiraan besarnya kredit terdapat pada lampiran 1 s/d 3.
16
BAB IV TUGAS BANK PELAKSANA , PERUSAHAAN PENJAMIN DAN PEMERINTAH Dalam pelaksanaan penyaluran KUR , sesuai dengan MoU yang ditandatangani bahwa pihak-pihak yang terkait langsung sudah meliputi Bank Kementerian Teknis disepakati tugas masing-masing. Pihak-pihak Pelaksana, Perusahaan Penjaminan dan (Pemerintah). 4.1. Bank Pelaksana 1) Bank Pelaksana KUR yang sudah ditetapkan sampai saat ini meliputi Bank Umum dan Bank Pembangunan daerah yaitu : a. PT. Bank BRI (Persero), Tbk b. PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk c. PT. Bank BNI (Persero), Tbk d. PT. Bank Bukopin, Tbk e. PT. Bank BTN (Persero), Tbk f. PT. Bank Syariah Mandiri g. PT. Bank DKI h. PT. Bank Nagari 17
i. j. l.
PT. Bank Jabar Banten PT. Bank Jateng PT. Bank Jatim
k. BPD DIY m. PT. Bank NTB n. PT. Bank Kalbar o. BPD Kalsel p. PT. Bank Kalteng q. PT. Bank Sulut r. PT. Bank Maluku s. PT. Bank Papua 2) Tugas Bank Pelaksana : Bank Pelaksana mempunyai tugas melakukan penilaian kelayakan usaha dan memutuskan kredit/pembiayaan sesuai ketentuan yang berlaku pada Perbankan. 4.2. Perusahaan Penjamin 1) Perusahaan Penjaminan : a. PT. (Persero) Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo). b. Perum Jaminan Kredit Indonesia Jamkrindo).
18
2) Tugas Perusahaan Penjaminan Perusahaan Penjamin mempunyai tugas memberikan persetujuan penjaminan atas kredit/pembiayaan yang diberikan oleh Perbankan sesuai ketentuan yang berlaku pada Perusahaan Penjaminan. 4.3. Pemerintah Pemerintah dalam hal ini jajaran Kementerian Pertanian dan Dinas Teknis/badan lingkup Pertanian di tingkat propinsi dan Kabupaten/ kota mempunyai tugas : a. Melakukan identifikasi petani/ peternak/pekebun dan pelaku agribisnis yang layak usahanya untuk dibiayai dengan KUR tetapi belum sesuai ketentuan perbankan belum bankable. b. Melakukan upaya intermediasi akses kredit/pembiayaan kepada Petani, Kelompoktani, gabungan kelompoktani dan Koperasi ke Lembaga Perbankan. c. Membantu mencarikan off taker atau penjamin pasar. d. Mengembangkan pola kerjasama kemitraan. e. Melakukan pembinaan dan pendampingan, bimbingan dan pengawasan agar kredit/pembiayaan dimanfaatkan secara optimal dan tepat sasaran. 19
BAB V PEMBINAAN, MONITORING DAN EVALUASI SERTA PELAPORAN Dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan KUR bagi petani/ peternak/pekebun dan pelaku agribisnis maka diperlukan adanya pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan secara rutin dan berjenjang dari Tingkat Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota. 5.1 Pembinaan a. Pembinaan dalam pelaksanaan KUR sektor pertanian di tingkat pusat dilakukan oleh Tim yang dikoordinasikan oleh Direktorat PembiayaanPertanian bersama Eselon I terkait , Bank Pelaksana KUR dan instansi lain terkait. Pembinaan di tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota dilakukan Dinas Teknis/Badan lingkup pertanian yang berkoordinasi dengan instansi tekait lainnya dan Cabang Bank Pelaksana setempat. b. Pembinaan diarahkan dalam hal (1) menginventarisir petani/ peternak/pekebun dan pelaku agribisnis yang feasible tetapi belum bankable, (2) membimbing petani, peternak dan pelaku agribisnis dalam menyusun kelayakan usaha sebagai referensi Perbankan dalam 20
pemberian kredit/pembiayaan, (3) memfasilitasi petani/ peternak/pekebun membantu dalam dan pelaku agribisnis hasil melalui dalam pola mengakses kredit/pembiayaan kepada Perbankan, (4) pemasaran kerjasama kemitraan, dan (5) memberikan pemahaman kepada petani/ peternak/pekebun dan pelaku agribisnis bahwa kredit adalah kepercayaan dan hutang harus dikembalikan. 5.2 Monitoring dan Evaluasi a. Monitoring dan evaluasi dimulai dari (1) identifikasi debitur/UMKMK pertanian yang layak didanai KUR, (2) pengajuan kredit/pembiayaan, (3) besarnya penyaluran kredit/pembiayaan, (4) jumlah debitur individu, kelompok, dan atau koperasi), (5) besarnya pangsa kredit/pembiayaan sektor pertanian terhadap total kredit/pembayaan Perbankan, (6) tingkat pengembalian kredit/pembiayaan, (7) posisi kolektibilitas, (8) identifikasi permasalahan dan upaya pemecahannya dan (9) penyempurnaan skim KUR. b. Monitoring dan evaluasi di tingkat pusat dilakukan oleh Tim yang dibentuk di pusat, dan di tingkat propinsi serta kabupaten/kota dilakukan Tim yang dibentuk di tingkat propinsi dan Tim kabupaten/kota yang berkoordinasi dengan Cabang Bank Pelaksana setempat. 21
5.3 Pelaporan a. Cabang Bank Pelaksana KUR diharapkan dapat menyampaikan laporan bulanan perkembangan penyaluran dan pengembalian KUR yang dikelolanya kepada Dinas Teknis (Tanaman Pangan dan Hortikultura, Perkebunan, Peternakan) setempat selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya. b. Dinas Teknis (Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, dan Peternakan) menyampaikan laporan penyaluran dan pengembalian KUR kepada Direktorat Pembiayaan Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan sarana Pertanian, Kementerian Pertanian selambatlambatnya tanggal 15 bulan berikutnya.
22
BAB VI PENUTUP Pedoman Umum KUR sektor pertanian merupakan tindak lanjut diterbitkannya Instruksi Presiden (Inpres) No. 6/Tahun 2007 tentang kebijakan percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Penjamin dan Bank Pelaksana Menengah, dan Koperasi tentang penjaminan (UMKM-K) dan MoU antara Pemerintah dengan Lembaga kredit/pembiayaan kepada UMKM-K yang telah diubah melalui Addendum I, II dan III serta dijabarkan dalam Standar Operasional dan Prosedur KUR. Pedoman ini sebagai acuan bagi pemangku kepentingan baik di pusat dan daerah dalam pemanfaatan KUR untuk mendukung usaha sektor pertanian, sehingga penyaluran dan pengembalian KUR dapat berjalan lancar, dan tepat sasaran.
Jakarta, Januari 2012 Direktorat Pembiayaan Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 23
24
Komponen
Padi Sawah Irigasi (Rp) 187.500 2.250.000 200.000 3.800.000 2.200.000 8.637.500
1. 2. 3. 4. 5.
Benih Pupuk Pestisida Biaya Garap dan Pemeliharaan Biaya Panen dan Pasca Panen Jumlah
Gogo Rancah/ Padi Ladang (Rp.) 440.000 4.110.000 200.000 4.160.000 2.200.000 11.110.000
Padi Pasang Surut/ Lebak ( Rp.) 300.000 1.550.000 200.000 2.200.000 2.200.000 6.450.000
Tabel 2. Kebutuhan Indikatif Kredit Sub sektor Tanaman Pangan menurut Komoditas dan Komponen Biaya : Jagung, Kedele dan Koro.
No
Komponen Benih Pupuk Pestisida Biaya Garap dan Pemeliharaan Biaya Panen dan Pasca Panen Jumlah
1. 2. 3. 4. 5.
22
Tabel 3. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Tanaman Pangan menurut Komoditas dan Komponen Biaya : Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu dan Ubi Jalar. Kacang Tanah (Rp) 2.400.000 457.500 100.000 2.880.000 1.800.000 7.637.500 Kacang Hijau (Rp) 375.000 205.000 100.000 2.760.000 1.600.000 5.040.000 Ubi Kayu (Rp.) 1.500.000 1.932.500 1.560.000 1.000.000 5.992.500 Ubi Jalar (Rp.) 3.200.000 2.140.000 2.450.000 1.050.000 8.840.000
No.
Komponen Benih Pupuk Pestisida Biaya Garap dan Pemeliharaan Biaya Panen dan Pasca Panen Jumlah
1. 2. 3. 4. 5.
Tabel 4. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas dan Komponen Biaya : Pembenihan Padi, Padi Hibrida, Jagung dan Kedelai.
No
Komponen
Cabai (Rp.) 250.000 2.950.000 1.060.000 3.875.000 1.200.000 500.000 40.000 9.875.000
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Benih Pupuk Pestisida Biaya Garap dan Pemeliharaan Biaya Panen dan Pasca Panen Biaya Pengepakan Sertifikasi Jumlah
Bawang Merah (Rp.) 4.000.000 1.055.000 1.130.000 17.605.000 2.800.000 250.000 40.000 26.880.000
Bawang Putih (Rp.) 450.000 2.950.000 760.000 2.275.000 1.000.000 1.200.000 40.000 8.675.000
Kentang (Rp.) 800.000 1.400.000 660.000 2.995.000 800.000 250.000 40.000 6.945.000
No
Komponen
1. 2. 3.
23
Tabel 6. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas dan Komponen Biaya : Jahe, Kencur dan Kunyit.
No
1. 2. 3.
Tabel 7. Kebutuhan Indikatif Kredit Sub sektor Tanaman Pangan menurut Komoditas dan Komponen Biaya : Pisang, Nenas, Buah Naga dan Melon.
No
Komponen
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Benih/Bibit Pupuk Pestisida Biaya Garap dan Pemeliharaan Peralatan Panen dan Pasca Panen Jumlah
Buah Naga*) (Rp.) 64.000.000 6.478.000 870.000 14.630.000 7.051.000 4.500.000 97.529.000
Keterangan *). Untuk buah Naga biaya tersebut diluar biaya pembuatan tegakan
Tabel 8. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas dan Komponen Biaya Semangka, Pepaya, Salak, Strawberi
No
Komponen Benih/Bibit Pupuk Pestisida Biaya Garap dan Pemeliharaan Peralatan Panen dan Pasca Panen Jumlah
1. 2. 3. 4. 5. 6.
24
Tabel 9. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas dan Komponen Biaya: Durian, Mangga, Manggis, Jeruk dan Apel (Pemeliharaan).
No
Komponen Benih/Bibit Pupuk Pestisida Biaya Garap dan Pemeliharaan Peralatan Biaya Panen dan Pasca Panen
Jumlah
1. 2. 3. 4.
5. 6.
5.675.000 4.500.000
5.075.000 2.100.000
6.9350.000 2.550.000
6.665.000 7.200.000
6.615.000 5.550.000
35.168.500
22.595.500
27.775.100
74.900.000
62.062.500
Tabel 10. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas dan Komponen Biaya : Melinjo dan Kedondong Cina.
No
Komponen On Farm/Budidaya Sarana Produksi Pasca Panen Benih / Bibit Pupuk Biaya Garap dan Pemeliharaan Biaya Panen dan Pasca Panen Jumlah
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
25
Tabel 11. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas dan Komponen Biaya : Kubis, Tomat dan Seledri
No
Komponen Benih/Bibit Pupuk Pestisida Biaya Garap dan Pemeliharaan Peralatan Biaya Panen dan Pasca Panen Jumlah
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tabel 12. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas dan Komponen Biaya : Bawang Daun, Brokoli, Ketimun dan Kacang Panjang
No
Komponen Benih/Bibit Pupuk Pestisida Biaya Garap dan Pemeliharaan Peralatan Biaya Panen dan Pasca Panen Jumlah
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Bw. Daun (Rp.) 3.000.000 3.890.000 375.000 2.150.000 823.000 1.700.000 11.938.000
Tabel 13. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas dan Komponen Biaya : Paprika, Terung dan Jamur
No
Komponen
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Benih/Bibit Pupuk Pestisida Biaya Garap dan Pemeliharaan Peralatan Biaya Panen dan Pasca Panen Bangunan Kubung Jumlah
Jamur Jamur Kuping Merang (Rp) (Rp) 210.000 15.000.000 5.000 1.579.000 3.910.000 3.081.000 400.000 5.000.000 10.270.000 19.080.000 1.800.000 18.870.000 58.665.000
26
Tabel 14. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas dan Komponen Biaya: Krisan, Mawar, Gladiol, Sedap Malam dan Melati
No
Komponen
Krisan
1. 2. 3. 4. 5.
6.
(Rp) Benih/Bibit 100.000.000 Pupuk/Media 20.000.000 Tanam Pestisida 10.000.000 Peralatan/Ru 15.000.000 mah lindung Garap&peme 15.000.000 liharaan, listrik 10.000.000 Panen dan paking
Jumlah 170.000.000
5.000.000
26.150.000
5.000.000
24.650.000
5.000.000
30.150.000
5.000.000
30.150.000
Tabel 15. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas dan Komponen Biaya: Anggrek pot, Anggrek potong (Skala 1.000 m2).
No
Komponen
Anggrek Pot (Rp) 140.000.000 11.000.000 2.000.000 2.000.000 5.000.000 10.000.000 170.000.000
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Benih/Bibit Pupuk/Media Tanam Obat-obatan/Pestisida Peralatan/Rumah lindung Garap&pemeliharaan, listrik Pot Panen dan paking Jumlah
Anggrek Potong (Rp) 150.000.000 12.000.000 2.500.000 2.000.000 5.000.000 10.000.000 15.000.000 196.500.000
27
No
Komponen
1. 2. 3. 4.
5. 6.
Biaya Garap, Pemeliharaan Biaya Tebang dan Angkut Biaya Beban Hidup Sarana Produksi - Bibit - Pupuk Paket OPT Lain-lain Jumlah
Tembakau
Nilam
1.400.000 13.500.000 1.858.500 3.517.500 400.000 100.000 5.400.000 5.000.000 14.458.500 34.597.500
Tabel 17. Komoditas dan Besarnya Kredit Rehabilitasi : Kakao, Kopi, Teh, dan Cengkeh
No
Komponen
1. 2. 3 4.
5. 6.
Biaya Garap dan Pemeliharaan Biaya Tebang dan Angkut Biaya Beban Hidup Sarana Produksi - Bibit - Pupuk Paket OPT Lain-lain Jumlah
28
Tabel 18. Komoditas dan Besarnya Kredit Rehabilitasi : Lada, Kayu Manis, Panili, dan Pala
No
Komponen
1. 2. 3 4.
5. 6.
Biaya Garap dan Pemeliharaan Biaya Tebang dan Angkut Biaya Beban Hidup Sarana Produksi - Bibit - Pupuk Paket OPT Lain-lain Jumlah
Tabel 19. Komoditas dan Besarnya Kredit Pengembangan : Kakao, Kopi dan Teh Pengembangan Pengembanga Pengembangan Pengembangan Kopi Arabika Teh Kakao n Kopi (Rp) (Rp) (Rp) Robusta (Rp) 17.716.265 27.900.000 27.900.000 9.940.500 -
No
Komponen
1. Biaya Garap dan Pemeliharaan 2. Biaya Tebang dan Angkut 3 Biaya Beban Hidup 4. Sarana Produksi - Bibit - Pupuk 5. Paket OPT 6. Lain-lain Jumlah
29
Tabel 20. Komoditas dan Besarnya Kredit Pembibitan : Karet dan Kelapa Sawit
No
Komponen
1. Biaya Garap dan Pemeliharaan : dederan biji, persiapan lahan pembibitan, pembibitan rootstock dan pembibitan polybag (Karet), pre nursery dan pembibitan utama (Kelapa Sawit). 2. Bahan Bahan - Benih, dll. - Pupuk, pestisida, dll. 3. Peralatan 4. Lain-lain Jumlah
No.
Komponen
1.
2. 3. 4.
5. 6.
Bibit a. Betina b. Jantan Biaya Kandang Peralatan dan Mesin Tetas Pakan - Starter - Finisher Obat-obatan dan Operasional Lain-lain Jumlah
30
Tabel 22. Usaha Budidaya,Sapi Potong, Sapi Perah Betina, Pembesaran Sapi Perah dan Kerbau
No
Komponen Sapi Potong/Perah Kandang Peralatan Pelayanan Teknis Pakan : - HMT - Konsentrat Lain-lain (Obat, vitamin, mineral) Jumlah
1. 2 3. 4. 5.
Sapi (Rp) 76.000.000 5.000.000 1.400.000 500.000 12.500.000 3.500.000 1.100.000 100.000.000
Tabel 23. Usaha Biaya Penggemukan Sapi Perah Jantan/ Sapi Potong
No 1. 2 3. 4. 5.
Komponen Sapi Potong/Perah Kandang Peralatan Pelayanan Teknis Pakan : - HMT - Konsentrat Lain-lain, (Obat, vitamin, mineral)
Jumlah
Tabel 24. Usaha Budidaya dan Besarnya Kredit : Kambing/Domba, Kelinci, Babi dan Burung Puyuh
No
Komponen Induk+Pejantan Kandang Peralatan Pakan : - HMT - Konsentrat Obat2an dll. Jumlah
1. 2. 3. 4. . 5.
Kambing/ Domba (Rp) 63.600.000 7.000.000 2.000.000 20.000.000 5.600.000 1.800.000 100.000.000
31
No.
Komponen
1. 2. 3. 4.
No. 1. 2. 3. 4.
32
No 1. 2 3. 4.
VCO (Rp)
3.680.000 105.600.000 49.000.000 158.280.000
Gambir (Rp)
71.000.000 225.000.000 49.000.000 345.000.000
Nilam (Rp)
65.000.000 229.050.000 63.000.000 357.050.000
33
34
23 24
Mesin Pengolah Biji Jarak Alat Pembuat Pupuk Organik (APPO) 8,5 PK Kapasitas 500 kg/jam HORTIKULTURA Pengolahan Bawang Goreng Pengolah Keripik Buah (Vacum Frying) Pengolah Keripik Buah (Non Frying) Pengolah Selai/Dodol Perajang Pengolah Juice Buah-buahan Alat Pembuat Pupuk Organik (APPO) Mesin Juicer PETERNAKAN Inseminasi Buatan Mesin Tetas Peralatan Tempat Pemotong Ayam Pencacah Daging Press Jerami Mesin Cetak UMBB Pemerah Susu Pasteurisasi Susu Timbangan susu Milk Can Cooling Unit Mesin Pellet Mesin Giling Pakan Ternak Pencabut Bulu Ayam Pembuat Roti Pakan Alat Pemanas DOC Alat Pengering Pakan Alat Press Jerami Chooper Mesin pengolah pupuk organik Reaktor biogas Mesin Pengolah Pakan (Mixer, Penepung Pelet)
0,72 25
B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. C. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22,
35
D. 1. 2. 3. 4 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
PERKEBUNAN Sangrai Kopi Pembubuk/Penggilingan Kopi Alat Kemas Kopi Mesin Tebang dan Kepras Tebu Alat Pengupas Kulit Kopi Pengering Kopi Alat Sortasi Kopi Sangrai Kakao Pembubuk/Penggiling Kakao Pemecah Biji Kopi Pemasta Kakao Pemeras Lendir Kakao Alat Sortasi Biji Kakao Pengempa Minyak Kelapa Pengemas Minyak Kelapa Pengolah Sabut Kelapa Pengolah Gula Semut Kelapa Pengkristal Kelapa Pengolahan Karet Busa Pengolahan Minyak Nilam Pengolahan Tebu Mesin Pengolah Biji Jarak Mesin Tebang dan Kepras Tebu Tungku Pengovenan Tembakau Virginia
36