Intestinal villi
(e.m x 100)
-Unit fungsional ;kripta dan villi Fisiologis : -Absorbsi > sekresi air dan elektrolit
-Fungsi sekresi pada 1/3 bawah villi -Fungsi absorbsi dan digesti pada 2/3 atas villi -Enterosit migrasi dlm 96 jam dari basal kripta ke puncak villi
a bacteriological
barrier : saprophytic
flora.
an immune barrier:
Secretory IgA
Eliminasi barier mucus dan imunogobulin Gangguan keseimbangan flora usus Degranulasi goblet sel Berkurang / hilangnya mikrovili Terbukanya tight junction Destruksi enterosit
Bakteri >>
Osmolaritas : diare
sen
Therapi :
Pendahuluan
Diare penyebab morbiditas dan mortalitas yang penting pada anak dinegara berkembang maupun negara maju Diseluruh dunia tahun 2003 : 1,5 milyar episode diare ,kematian 1,5 2,5 juta/tahun
Kematian tersebut sudah jauh berkurang dibanding: th.1982 = 5 juta/tahun, th 1992 = 3 juta/tahun.
AS 2003 : Balita = 16 juta episode diare, 200.000 MRS, kematian 200 400/th Negara berkembang, Balita = 3 9 episode diare/th 15 20% waktu hidup anak dihabiskan untuk diare
Indonesia :
Masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia Salah satu dari 3 penyebab utama kunjungan ke Puskesmas 30% TT di bangsal anak RS, diisi penderita diare Angka kesakitan: (SU) 200 374/1000 penduduk/th episode diare 60 juta/tahun (survei morbiditas 2003) Balita : 1 2 kali diare/th
7080%->Balita(40 juta)1 2% dehidrasi berat Kematian : 200.000 400.000/tahun SKRT SU = 23/100.000 penduduk 2001 Balita : 75/100.000 balita
DEFINISI :
Diare :
Defekasi encer / cair lebih dari 3x sehari dengan / tanpa darah / lendir dalam tinja
Diare akut :
Diare yang terjadi secara mendadak pada anak yang sebelumnya sehat Berlangsung kurang dari 14 hari Tinja lunak atau cair Frekuensi sering dan tanpa darah Mungkin disertai muntah dan panas
C o n t i n u e d .
Disentri :
Diare yang disertai darah dalam tinja Terdapat lendir / mukus Tenesmus
Diare persisten :
Diare karena infeksi, mula-mula akut namun berlanjut lebih dari 14 hari
Epidemiologi : Umur
Episode diare terutama pada usia kurang dari 2 tahun
Insiden paling tinggi pada umur 6 11 bulan, pada masa diberikan MPASI (Makanan Pendamping ASI)
Faktor pejamu (host) yang meningkatkan kerentanan terhadap diare : Faktor-faktor ini dapat meningkatkan insiden, beratnya penyakit dan lamanya diare : 1. Tidak mendapat ASI sampai umur 2 tahun 2. Kurang gizi 3. Campak
4. Immunodefisiensi
Variasi musiman Variasi pada musiman dapat terjadi menurut letak geografi Sub tropik :
Etiologi:
Dengan kemajuan teknik laboratorium, sekarang 70 90% penyebab diare akut dapat diketahui dengan pasti.
Penyebab dibagi 2 bagian : 1. Penyebab tidak langsung / faktor-faktor yang mempermudah terjadinya diare 2. Penyebab langsung
Penderita diare meninggal Kuman Penyebab Penyakit Diare Manusia pembawa kuman Masyarakat sehat Kepadatan penduduk Sosial ekonomi Lain-lain faktor
MASYARAKAT
2. Penyebab langsung
Virus : Enterovirus, adenovirus, rotavirus
Infeksi enteral
Infeksi
Bakteri : Vibrio, E. coli, Shigella, Salmonella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas Protozoa : G. Lamblia, E. hystolitica, Isospora belli
Parasit
Penyebab diare
Infeksi parenteral : Otitis Media Akut, Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia, Campak Malabsorbsi : Karbohidrat, Lemak, Protein Makanan : basi, beracun
Alergi
Immunodefisiensi
Kuman patogen penyebab penting diare akut disemua negara berkembang : Rotavirus (15 25%)
Table 1 Jasad patogen yang sering didapatkan pada anak-anak dengan diare akut yang datang ke sarana pengobatan di negara berkembang
Kuman patogen Virus Bakteri Rotavirus Escherichia coli enterotoksigenik Shigella Prosentase Antibiotika yang Kasus dianjurkan a 15-25 10-20 Tidak ada Tidak ada
5-15
Camphylobacter jejuni Vibrio cholera 01 Salmonella (non-thypus) Esherichia coli enteropatogenik Protozoa Cryptosporidium Tidak terdapat dalam patogen
TrimethoprimSulfamethoxazole Asam nalidixat Tidak ada Tetrasiklinc Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
a untuk strain yang sensitive b dalam daerah endemik. Mungkin lebih tinggi pada waktu epidemi c yang juga efektif adalah furozolidone, trimethroprim-sulfamethoxazole, eritromisin dan chloramphenicol
Infeksi campuran yang terdiri dari 2 atau lebih kuman patogen terjadi pada 5-20% kasus yang datang disarana kesehatan
Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebaban timbulnya diare: 1. Diare osmotik : akibat adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap usus menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat menarik air dan elektrolit kedalam rongga usus terjadi diare
2. Diare sekresi :
akibat rangsangan tertentu (toksin) pada dinding usus terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus terjadi diare
3. Gangguan motilitas usus hiperperistaltik penyerapan makanan < diare hypoperistaltik overgrowth bakteri diare
Perbedaan diare osmotik dan sekretorik Osmotik Volume tinja < 500 Sekretorik > 500
Puasa
Osmolaritas tinja Na tinja (mEq/l)
Diare stop
400 30
Diare menetap
280 100
K tinja (mEq/l)
30
40
Entamoeba histolitika
Giardia lamblia Candida albicans, dll
diare
4. Gangguan imunologik
Usus merupakan organ utama untuk daya tahan tubuh Defisiensi SigA dan Cell Mediated Immunity
PATOFISIOLOGI
Sebagai akibat diare, baik akut maupun kronis akan terjadi :
2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabolik asidosis). Metabolik asidosis ini terjadi oleh karena : a. kehilangan Na bikarbonat bersarna tinja b. adanya ketosis kelaparan (metabolisme lemak tidak sempuma benda keton tertimbun dalam tubuh) c. penimbunan asam laktat karena anoksia jaringan d. produk metabolisme yang bersifat asam meningkat tak dapat diketuarkan ginjal (oliguri/anuri) e. pemindahan ion Natrium dari ekstraseluler kedalam cairan intraseluler Secara klinis asidosis dapat diketahui dengan memperhatikan pernafasan. Pernafasan terjadi cepat, teratur dan dalam yang disebut pernafasan Kuszmaull
3. Hipoglikemi
2 - 3% dari anak-anak dengan diare pada anak dengan gizi baik jarang sering pada anak dengan KKP / KEP Hal ini terjadi karena : a. Penyimpanan / persediaan glikogen dalam hati terganggu. b. Adanya gangguan absorsi glukosa (jarang).
Gejala : timbul bila kadar glukosa darah : pada bayi < 40 mg% pada anak < 50 mg% lemas, apatis, peka rangsang, tremor, berkeringat, pucat, syok, kejang sampai koma
4. Gangguan Gizi
Selama sakit sering terjadi gangguan gizi dengan akibat penurunan berat badan dalam waktu yang singkat oleh karena: a. Makanan sering dihentikan oleh orangtua karena takut diare / muntah bertarnbah hebat b. Orangtua sering hanya memberikan air teh saja c. Walaupun susu diteruskan sering diencerkan dalam waktu yang lama d. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan di absorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik
gangguan
sirkulasi
darah
berupa
renjatan
(shock)
hipovolemik akibatnya perfusi jaringan berkurang terjadi hipoksia, asidosis metabolik bertambah berat yang dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran
GEJALA KLINIS
mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat kemudian timbul diare tinja cair, mungkin disertai lendir atau darah warna tinja makin lama berubah menjadi kehijauan karena bercampur dengan empedu anus dan sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja yang asam
C o n t i n u e d .
Muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare oleh karena lambung yang turut meradang atau akibat gangguan asam basa dan elektrolit
Dehidrasi mulai tampak bila penderita telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit
Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan (4 5%), dehidrasi sedang (6 9%) dan dehidrasi berat ( 10%) Berdasarkan tonisitas plasma dapat dibagi menjadi dehidrasi hipotonik (Na plasma < 130 mEq/L), dehidrasi isotonik (Na plasma 130 - 150 mEq/L) dan dehidrasi hipertonik (Na plasma >150 mEq/L)
Ringan
Sedang
Berat
Apatis Koma +/-
Baik (c.m.) +
Gelisah +++
WHO 1980
TANDA dan GEJALA 1. Keadaan umum dan kondisi - Bayi dan anak kecil DEHIDRASI RINGAN Haus, sadar, gelisah DEHIDRASI SEDANG Haus, gelisah atau letargi tetapi irritable Haus, sadar, merasa pusing pada perubahan DEHIDRASI BERAT
Mengantuk, lemas, extremitas dingin, berkeringat, sianotik, mungkin koma Biasanya sadar, gelisah, extremitas dingin, berkeringat dan sianotik, kulit jari-jari tangan dan kaki berkeriput, kejang otot Cepat, halus, kadang-kadang tak teraba Dalam dan cepat
2. Nadi radialis
Normal Cepat dan (frekuensi dan lemah isi) Normal Dalam, mungkin cepat
3. Pernafasan
C o n t i n u e d ..
WHO 1980
DEHIDRASI BERAT
Sangat cekung
Normal
Sangat lambat (> 2 detik) Cekung Sangat cekung Kering Sangat kering Kering Sangat kering Berkurang dan Tidak ada urin untuk warna tua beberapa jam, kandung kencing kosong Normal < 80 mmHg, rendah mungkin tak terukur 10% atau lebih 100 110 ml/kg
4 5% 6 9% 40 50 ml/kg 60 90 ml/kg
Nilai
: 0 2 = d. ringan
3 6 = d. sedang
7 12 : d. berat
MATA
AIR MATA MULUT dan LIDAH RASA HAUS 2. PERIKSA : TURGOR KULIT 3. HASIL PEMERIKSAAN :
4. TERAPI :
Rencana Terapi A
DEHIDRASI BERAT
Terdapat 2 atau lebih dari tanda-tanda berikut ini : Gelisah, rewel atau mudah marah Mata cekung Haus, minum dengan lahap Cubitan kulit perut kembalinya lambat
DEHIDRASI RINGAN/SEDANG
Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat atau dehidrasi ringan/sedang
TANPA DEHIDRASI
Menurun Tidak jelas Kering sekali Irritable, kejangkejang hiperrefleksi Relatif masih baik Jelek Cepat dan lemah Cepat dan keras Rendah Rendah 10 20% 70%
ANAMNESA
1. Diare sejak kapan (jam, hari) Frekuensi, volume konsistensinya (lembek, cair, seperti air cucian beras) warna (kuning, hijau) bau (amis, asam, busuk) ada/tidak : darah, lendir adakah anggota keluarga lainnya yang menderita diare 2. Muntah : frekuensi, volume 3. Kencing : biasa, berkurang, jarang atau tidak kencing dalam 6-8 jam terakhir
C o n t i n u e d ..
4. Adakah penyakit lain yang menyertai : batuk pilek, otitis media, campak 5. Makanan dan minuman sebelum dan selama diare 6. Tindakan yang telah dilakukan ibu selama anak diare memberi oralit membawa berobat ke poli, RS atau ke dokter obat-obatan yang diberikan
7. Riwayat immunisasi
PEMERIKSAAN FISIK
periksa apakah ada tanda-tanda dehidrasi tentukan apakah diare tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan, sedang, atau berat periksa apakah ada penyakit-penyakit lain : OMP, pharyngitis, bronchitis, bronchopneumonia periksa dan tentukan status gizinya
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Pemeriksaan tinja makroskopik dan mikroskopik pH, dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest, bila diduga terdapat intoleransi laktosa bila pedu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi (culture dan sensitivity test) 2. Pemeriksaan analisa gas darah 3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal 4. Pemeriksaan serum elektrolit terutama kadar natrium, kalium, calsium dan fosfor (pada penderita diare yang disertai kejang) 5. Pemeriksaan kadar glukosa darah bila terdapat tanda-tanda hipoglikemia
PRINSIP : Dasar pengobatan diare adalah : 1. Pemberian cairan 2. ASI dan makanan diteruskan 3. Antibiotika hanya bila ada indikasi 4. Tidak memberikan obat antidiare secara rutin 5. Obati bila ada penyakit penyerta PEMBERIAN CAIRAN Perlu diperhatikan 4 J pd pemberian cairan, yaitu : a. Jenis cairan yang akan dipakai b. Jalan pemberian c. Jumlah cairan yang akan diberikan d. Jadwal (kecepatan) pemberian cairan
TERAPI REHIDRASI
Tujuan terapi rehidrasi yang disebabkan diare : 1. Mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat (terapi rehidrasi) 2. Mengganti cairan yang hilang sampai diare berhenti (terapi rumatan) Kehilangan cairan dan elektrolit ini dapat diganti baik secara oral maupun intravena Rehidrasi intravena biasanya untuk rehidrasi penderita dehidrasi berat
Dewasa
Balita Diare non kolera
140
101
13
27
104
92
44
32
56 90
75
25 20
20
55 80
65
14 30*
10
111 75
UPAYA REHIDRASI ORAL (URO) URO berdasarkan prinsip bahwa absorbsi natrium di usus (dan juga elektrolit lain dan air) dilakukan lewat absorbsi aktif molekul makanan tertentu, seperti glukosa (yang dihasilkan dari pemecahan sukrosa atau tepung yang dimasak) atau L asam amino (yang dihasilkan dari pemecahan protein dan peptida) Bila pada diare diberikan cairan isotonik yang seimbang antara glukosa dan garamnya, absorbsi ikatan glukosa-natrium akan terjadi dan ini akan diikuti dengan absorbsi air dan elektrolit yang lain (gbr. 3C)
C o n t i n u e d ..
Proses ini akan mengoreksi kehilangan air dan elektrolit yang terjadi pada diare, tidak tergantung pada penyebab diare atau umur penderita Oleh karena pada diare juga terjadi kekurangan kalium dan kekurangan basa yang terjadi karena diare, maka kalium dan garam sitrat (atau bikarbonat) dimasukkan sebagai tambahan terhadap natrium klorida. Campuran garam dan glukosa ini dinamakan oral rehydration salt (ORS) atau di Indonesia dikenal sebagai cairan rehidrasi oral (Oralit)
2,6 2,9
Natirum Sitrat
75 10
1,0
20 65 75
Glukosa (anhidrous)
13,5
KONSENTRASI NATRIUM :
Larutan oralit telah digunakan untuk mengobati berjutajuta penderita diare dengan berbagai penyebab, pada semua umur dan telah terbukti aman dan efektif Namun demikian, karena konsentrasi elektrolit tinja bervariasi pada berbagai jenis diare dan umur penderita, dokter kadang masih timbul pertanyaan tentang penggunaan larutan oralit tunggal pada berbagai keadaan klinik Tinja penderita kolera mengandung relatif banyak natrium, kalium dan bikarbonat, sedangkan tinja penderita diare akut non kolera, natrium bikarbonat dan kloridanya lebih rendah
1. DIARE TANPA DEHIDRASI Berikan oralit dosis pemeliharaan seperti dibawah ini
Umur
ml Dibawah 1 thn 1 4 thn 5 12 thn Dewasa 50 100 ml 100 200 ml 200 300 ml 300 400 ml Gelas gelas 1 gelas 1 gelas 2 gelas
2. DIARE DENGAN DEHIDRASI RINGAN-SEDANG Beri oralit seperti dibawah ini, untuk mengoreksi dehidrasi : 1. a. Terapi dehidrasi : BB x 75 ml, habiskan 3 jam
2. a. Terapi dehidrasi
Jumlah oralit yang diberikan dlm 3 jam
Umur Dibawah 1 thn 1 4 thn 5 12 thn Dewasa ml 300 ml 600 ml 1200 ml 2400 ml Gelas 1 gelas 3 gelas 6 gelas 12 gelas
b.Terapi rumatan . = lihat tabel diatas Pemberian oralit sebaiknya menggunakan sendok
C o n t i n u e d ..
Bila yang diberikan hanya cairan yang bebas garam (air putih,teh pahit), pemberian makan (yang mengandung garam) harus diteruskan. Bila minum ASI , ASI harus terus diberikan Teh yang sangat manis, soft drink dan minuman buah komersial yang manis harus dihindarkan (cairan ini sering hiperosmoler, diatas 300 m osm/l) karena kandungan gulanya yang tinggi Cairan dengan efek laksatif seperti kopi juga harus dihindarkan
Jumlah cairan rumah tangga yang harus diberikan pada saat awal diare :
22 jam berikutnya : 3 tetes/kgBB/menit (I.V.) DEHIDRASI SEDANG : 3 tetes/kgBB/menit ........ I.V./NSD merata dalam 24 jam DEHIDRASI RINGAN : 2 tetes/kgBB/menit . I.V./NSD merata dalam 24 jam, atau 150 cc/kgBB/hari . Oral
I.V. : Cairan III (Bila N.S. : Cairan II) 150 cc/kgBB/24 jam 2tts/kgBB/menit
Zone reconvalescen : Keesokan hari Mulai realimentasi per-oral Bila tak mungkin, tetap I.V./N.S.
Zone Jenis
DB DS DR C III C III C III
Jumlah
Jadwal
Tetesan (IV)
5 tts/KgBB/menit 3 tts/KgBB/menit
Pemberian cairan pada anak dengan dehidrasi berat, umur > 3 bulan Zone Jenis Jumlah Jadwal Tetesan (IV)
DB DS DR
CI C II C II
10 tts/KgBB/menit 3 tts/KgBB/menit
MACAM CAIRAN :
Cairan I : Ringer lactate (R.L.) Garam faali (P.Z.)
Cairan III : P.Z. + Gluc. 10% (1 : 5) + Bic (15 meq/L) + KCl (10 meq/L)
KOLERA Rectal swab 1 jam pertama 3 jam berikutnya Tetracycline * 30 50 mg/kgbb/hr dalam 3 dosis Ukur jumlah out put 4 jam berikutnya Cholera Oral Solution BB > 10 kg : 2.3 lt/hari BB < 10 kg : 2.0 lt/hari Ukur jumlah out put Besok paginya anak Boleh makan bubur kecap atau bubur tanpa sayur Ringer Lactate 30 cc/kgBB/1 jam Ringer Lactate 70 cc/kgBB/3 jam
Hitung jumlah out put Hitung jumlah in put sampai diretensi 500 cc
3. Tidak dapat minum : karena stomatitis, depresi susunan saraf pusat karena obat (seperti antimuntah atau antimotilitas), atau penderita tidak sadar
Bila sangat kembung, atau bila ada ileus paralitik karena obat (seperti codein, loperamide), atau
hipokalemi cairan harus diberikan I.V.
5. Malabsorbsi glukosa
Jarang terjadi pada diare akut Bila terjadi, pemberian oralit menyebabkan diare bertambah hebat dan dehidrasi bertambah karena glukosa yang ada dalam oralit tidak diabsorbsi. Anak bisa menjadi hipernatremia
Transit makanan yang sangat cepat, yang mengakibatkan tidak cukup waktu untuk pencernaan dan absorpsi
Walaupun demikian oleh karena penyerapan zat-zat makanan masih bisa mencapai sedikitnya 70%, maka selama diare makanan tidak perlu di stop, makanan harus tetap terus diberikan dan merupakan bagian yang penting dalam tatalaksana diare akut.
PRINSIP DASAR :
5 KOMPONEN : 1. 2. 3. 4. 5. Air susu ibu (ASI) Makanan berupa susu lain Makanan lunak atau padat Pemberian makan sesudah diare berhenti. Suplementasi mikronutrien
Selama diare, ASI diteruskan, beri lebih sering Meneruskan pemberian ASI penting oleh karena
ASI mengandung zat-zat gizi yang nilainya tinggi dan mudah dicerna
Susu formula yang biasa diminum segera berikan sesudah rehidrasi 4 jam, termasuk yang mengandung laktosa Bayi yang berumur < 6bulan, susu formula perlu diencerkan 2x , selama 48 jam. Formula rendah atau bebas laktosa hanya bila klinis dan laboratoris terdapat intoleransi laktosa Ringan : formula yang biasa diminum diencerkan selama 2-3 hari, Sedang : Formula rendah laktosa Berat : Formula bebas laktosa.
C o n t i n u e d
yang dimasak dengan matang dan lunak serta mudah dicerna seperti nasi, kentang, bakmi kandungan energinya dengan menambah 5 10 mg ml minyak nabati setiap 100 ml makanan makanan pokok dengan kacangkacangan dan sayuran serta bila mungkin tambahkan tahu, daging atau ikan manis seperti sari buah manis, minuman ringan
Gunakan makanan yang kaya energi Berikan makanan ekstra 1 kali setiap hari (3x/hr
menjadi 4x/hr) sedikitnya selama 1 2 minggu untuk memulihkan gizinya
C o n t i n u e d . Tujuan pemberian makanan setelah diare berhenti selain untuk memulihkan gizinya juga untuk mencapai dan mempertahankan pola pertumbuhan yang normal
5. SUPLEMENTASI MIKRONUTRIEN
Vitamin A :
Selama diare absorpsi vitamin A berkurang
PROBIOTIK: Kuman baik : efek positip terhadap kesehatan Bifidobacteri dan Lactobacillus. Bermanfaat dalam tatalaksana diare akut, diare nosokomial, diare karena antibiotika. Probiotik agent :
Lactobacillus GG Lactobacillus acidophilus Bifidobacterim bifidum Enterococcus faecium Bifidobacterium longum Lactobacillus plantarum Sreptococcus thermophilus Saccharomyces boulardi
OBAT-OBATAN : PENGOBATAN KAUSAL : Pengobatan yang tepat terhadap kausa diare diberikan setelah diketahui penyebabnya yang pasti Jika kausa diare ini penyakit parenteral, diberikan antibiotika sistemik Jika tidak terdapat infeksi parenteral, seharusnya antibiotika baru diberikan bila pada pemeriksaan laboratorium (kultur tinja) ditemukan kuman patogen Di Indonesia diperkirakan kasus diare yang disebabkan infeksi (termasuk virus) kira-kira 50 75%. Menemukan kuman pada pemeriksaan mikroskopik/biakan tinja umumnya sulit dan lama.
C o n t i n u e d . Sebagai pedoman bila pada pemeriksaan tinja ditemukan lekosit 10 20/LP (pembesaran 200 kali) maka penyebab diare dapat dianggap infeksi enteral Pada penderita diberikan bila : diare antibiotika hanya boleh
Ditemukan bakteri patogen pada biakan tinja Ditemukan darah pada pemeriksaan tinja makroskopik /mikroskopik Secara klinis terdapat tanda-tanda yang menyokong adanya infeksi enteral Pada neonatus jika diduga terjadi infeksi nosokomial
Tabel 2 : Simtom, gejala klinis dan sifat tinja penderita diare akut karena infeksi usus Sumber : Gray dkk, 1979
Simtom dan gejala Mual dan muntah Panas Sakit perut Gejala lain Sifat tinja : Volume Frekuensi Konsistensi Mukus Darah Bau Rotavirus Dari permulaan + Tenesmus E. coli enterotoksigenik Kadang-kadang Sering distensi abdomen Banyak Sering Berair + Bau tinja E. coli entero invasif + Tenesmus Kolik Hipotensi Salmonella + + Tenesmus Kolik Pusing Bakteriemia, toksemia sistemik Sedikit Sering Berlendir + Kadangkadang Bau telur busuk Hijau + Shigella Jarang + Tenesmus Kolik Pusing Dapat ada kejang Sedikit Sering sekali Kental Sering Sering Tidak berbau Hijau + Tinja seperti air cucian beras Sangat byk Hampir terus menerus Berair Flacks Anyir V. cholerae Jarang Kolik
Hijau kuning
Tidak berwarna -
Tersangka Kolera
Tetracyclin Anak-anak : 50 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis x 3 hari Dewasa : 500 mg 4 x sehari x 3 hari
Furozoline Anak-anak : 5 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis x 3 hari Dewasa : 100 mg 4 x sehari x 3 hari
Erythromycin Anak-anak : 30 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis x 3 hari Dewasa : 250 mg 4xseharix3 hari
Shigella disentri
Ampicillin 100 mg/kgBB/hari dibagi Nalidixic Acid 4 dosis x 5 hari atau 55 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis x 5 hari (semua umur) Trimethoprim (TMP) Metronidazole Tetracyclin Sulfamethaxazole (SMX) Anak50 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis x 5 anak : TMP 10 mg/kgBB/hari hari (semua umur)) dibagi 2 dosis x 5 hr Dewasa : TMP 160 mg dan 800 mg 2 x sehari x 5 hari
Amubiasis akut
Pada kasus yang sangat berat, Dehydroemetine HCl dengan suntikan intramuscular yang dalam : 1 1 .5 mg/kgBB, maksimum 90 mg sampai 5 hari tergantung reaksi badan (respon) ( semua umur
1. Semua dosis yang diberikan adalah pemberian melalui mulut, kecuali bila ditetapkan lain 2. Penetapan (keputusan) pemilihan pengobatan harus memperhatikan resistensi obat di daerah tersebut 3. Pengobatan dengan antibiotika bukanlah satusatunya cara untuk suksesnya pengobatan, tetapi dapat mempersingkat lamanya penyakit pada kasuskasus yang berat 4. Pilihan lain termasuk : Chloramphenicol dan TMP SMX 5. Antimikrobial terutama dipakai pada anak dengan demam yang tidak mau turun 6. Tinidazole dan omidazole dapat juga dipakai .
PENGOBATAN SIMTOMATIK : 1. OBAT-OBATAN ANTIDIARE Obat-obat yang berkhasiat menghentikan diare secara cepat seperti antispasmodic/spasmolitik seperti papaverin, extractum belladonna, loperamid, codein, dsb, justru akan memperburuk keadaan penderita Obat-obatan tersebut menghentikan peristaltik saja, diare terlihat berhenti, tetapi perut bertambah kembung, dehidrasi bertambah berat. cairan terkumpul di dalam lumen usus, terjadi overgrowth bakteri, gangguan digesti dan gangguan absorbsi yang akhirnya dapat berakibat fatal untuk penderita
C o n t i n u e d . 2. ADSORBENS Kaolin, pectin, norit, tabonal, attapulgite dan smectite, telah dibuktikan tidak ada manfaatnya
3. ANTIMIETIK
Pemberian obat antiemetik pada penderita diare yang disertai muntah pada umumnya tidak diperlukan. Muntah akan berhenti bersamaan dengan hilangnya dehidrasi
PENCEGAHAN DIARE Pencegahan diare yang tepat dapat mengurangi insiden diare dan mencegah kematian Ada 7 cara pencegahan diare yang cukup efektif dan dapat dilaksanakan, yaitu :
1. Pemberian ASI eksklusif untuk 4 6 bulan pertama dan dilanjutkan sampai usia 2 tahun
2. Pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang tepat jenis, tepat waktu dan bersih 3. Penggunaan air bersih untuk kebersihan & untuk minum 4. Cuci tangan 5. Penggunaan jamban 6. Pembuangan tinja bayi yang aman 7. Imunisasi campak
VAKSIN ROTAVIRUS
KESIMPULAN :