Anda di halaman 1dari 41

Deddy ( 406101023 ) Gebi Zerlita ( 406101024 ) Maria Goretti ( 406101025 ) Vita Saveriya ( 406101026 )

to edit Master subtitle style HUBUNGANClick ANTARA MEROKOK DENGAN SUSPECTED OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA PADA PASIEN USIA >20 TAHUN DI BALAI PENGOBATAN UMUM PUSKESMAS KECAMATAN KEMBANGAN KOTAMADYA JAKARTA BARAT PROVINSI DKI JAKARTA PERIODE 5 FEBRUARI 7 FEBRUARI 2013

3/17/13

Prevalensi OSA

3/17/13

Alasan
hasil wawancara sebagian besar responden mempunyai kebiasaan merokok, beberapa diantaranya mengaku mempunyai gangguan tidur seperti sulit tidur, mudah tidur, maupun mendengkur. gangguan tidur pengaruh yang besar terhadap aktifitas sehari-hari.
3/17/13

Perumusan masalah

3/17/13

3/17/13

Tujuan Umum
Diturunkannya

angka kejadian suspected OSA di Balai Pengobatan Umum Puskesmas Kecamatan Kembangan dengan ditemukannya hubungan antara perokok aktif, perokok pasif, dan tidak merokok

3/17/13

3/17/13

3/17/13

Tinjauan Pustaka
OSA:
gangguan ketiadaan

pernafasan saat tidur yang paling sering terjadi aliran udara meskipun terdapat usaha ventilasi yang ditandai dengan adanya kontraksi otot pernafasan (diafragma). ini dapat disebabkan oleh penyempitan dan penutupan saluran
3/17/13

Kelainan

Gejala OSA
Mendengkur Terbangun Mudah Sakit

dan tersedak ketika tidur

tertidur di setiap situasi konsentrasi dan aktivitas

kepala pada pagi hari dan mual

Gangguan

siang hari
Depresi Sulit

dan iritabilitas
3/17/13

belajar

Faktor resiko

3/17/13

3/17/13

Kerangka Konsep
Variabel bebas tergantung
Merokok

Variabel
Suspected Obstructive Sleep Apnea

3/17/13

Hipotesis Penelitian
Hipotesa

alternatif (Ha) : Terdapat hubungan bermakna antara merokok dengan suspected OSA pada pasien berusia di atas 20 tahun.

3/17/13

Merokok

Definisi operasional variabel

Definisi variabel : Pada anamnesa didapatkan responden merokok aktif, atau terdapat orang di rumah atau di kantor responden yang merokok

3/17/13

Cara Alat

ukur : Wawancara ukur : Kuesioner ukur :

Hasil

1. Responden perokok aktif beresiko 2. Responden perokok pasif 3. Responden tidak merokok
Skala

ukur : Data kategorik, skala 3/17/13

Suspected Obstructive Sleep Apnea

Definisi operasional variabel

Definisi variabel : Memiliki 2 gejala atau lebih pada kategori I, yaitu: mendengkur, suara dengkuran sangat keras atau lebih keras daripada berbicara, mendengkur hampir setiap hari atau 3-4 kali dalam seminggu, 3/17/13

Cara ukur : Wawancara

Alat ukur : Kuesioner dari Berlin Questionnaire (BQ) yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Hasil ukur :1. Responden didiagnosa suspected OSA 2. Responden didiagnosa tidak suspected OSA Skala ukur : Data kategorik, skala
3/17/13

Desain penelitian & Variabel

3/17/13

Populasi & Sampel


Populasi

penelitian semua pasien yg berobat ke BPU PKK selama waktu penelitian. populasi yang memenuhi kriteria inklusi inklusi:

Sampel:

Kriteria

3/17/13 Pasien berusia di atas 20 tahun.

Sampel Minimal
Rumus yg digunakan:

n1 = n2 = (Z2PQ + ZP1Q1 + P2Q2)2 (P1 P2)2


Z Z

= 1,96 ( = 0,05) = 0,84 ( =3/17/13 0,2)

3/17/13

3/17/13

Univariat
Usia(tahun)

Karakteristik

Jumlah (%)

Mean SD
47,96 14,153

Median (Min, Max)


48(21;81)

JenisKelamin Laki-laki Perempuan

31 (59,6 %) 21 (40,4%)

Merokok Perokok aktif beresiko Perokok pasif Tidak merokok

12(23,1%) 27 (51,9%) 13 (25%) 24,69 3,97 5 (9,6 %) 47 (90,4 %) 23,93 (18,13; 38,59)

IMT(kg/m2) Obesitas Ya Tidak RasAfrika-Amerika Ya Tidak

0 (0%) 52 (100%)

3/17/13

Karakteristik
Konsumsi Penenang Ya Tidak Konsumsi Alkohol Ya Tidak

Jumlah (%)
0 (0%) 52 (100%)

Karakteristik
Brachycephaly Ya Tidak Deformitas Mandibula Ya Tidak Makroglossia Ya Tidak Pembesaran Tonsil Ya Tidak Akromegali Ya Tidak Marfan Syndrome Ya Tidak Suspected OSA Ya Tidak

Jumlah (%)
0 (0 %) 52 (100 % )

2 (3,8%) 50 (96,2%) GERD Ya Tidak Posisi Tidur Terlentang Ya Tidak Riwayat Keluarga Mendengkur Ya Tidak Lingkar Leher Besar Ya Tidak 27 (51,9 %) 25 (48,1 %) 19(36,5 %) 33 (63,5 %) 29(55,8 %) 23 (44,2%) 0 (0 %) 52 (100 % )

0 (0 % ) 52 (100 % ) 0 (0 % ) 52 (100 %) 3 (5,8% ) 49 (94,2 %) 0 (0 %) 52 (100 %) 0 (0 %) 52 (100 %) 16 (30,8%) 36 (69,2%)

3/17/13

Karakteristik Menopause(padarespondenperempuan,n=21) Ya Tidak PCOS(padarespondenperempuan,n=21) Ya Tidak

Jumlah (%) 12 (57,14 %) 9 (42,86 %)

0 (0 %) 21 (100 %)

3/17/13

Bivariat
Secara

statistik didapatkan hubungan yang tidak bermakna antara merokok (perokok aktif dan perokok pasif) dengan tidak merokok (p=0,87). epidemiologi, responden yang merokok (perokok aktif dan perokok pasif) mempunyai resiko sama besar dengan responden yang tidak merokok untuk menderita suspected OSA (PR1=1). 3/17/13

Secara

Dari

3 orang (18,8%) yang menderita suspected OSA yang merupakan perokok aktif, secara statistik didapatkan hubungan yang tidak bermakna antara perokok aktif dengan tidak merokok (p=0,55). Secara epidemiologi, responden yang merupakan perokok aktif mempunyai resiko 0,81 kali lebih kecil menderita suspected OSA 3/17/13

Dari

9 (56,3%) yang menderita suspected OSA yang merupakan perokok pasif, secara statistik didapatkan hubungan yang tidak bermakna antara perokok pasif dengan tidak merokok (p=0,58). Secara epidemiologi, responden yang merupakan perokok pasif mempunyai resiko 1,08 kali lebih besar menderita suspected OSA daripada 3/17/13 responden yang tidak merokok

Dari 16 orang dengan suspected OSA, rata-rata mempunyai IMT 26,51 kg/m2, IMT terendah 20,13 kg/m2 dan IMT tertinggi 38,59 kg/m2; 3 orang (18,8%) dengan obesitas; 2 orang (12,5%) dengan faktor resiko umur; 16 orang (100%) bukan ras Afrika-Amerika, tidak mengkonsumsi obat penenang, alkohol, pembesaran tonsil, penderita berleher besar, brakisefali, deformitas mandibula, makroglosia, akromegali, dan sindrom Marfan, 11 orang (68,8%) menderita GERD; 8 orang (50%) memiliki riwayat keluarga mendengkur. Dari 9 orang perempuan yang suspected OSA, 7 orang (77,8%) mengalami menopause dan tidak ada yang mengalami PCOS.
3/17/13

multivariat
Dari

hasil statistik tidak terdapat perbedaan statistik yang bermakna pada suspected OSA antara mereka yang merokok dengan mereka yang tidak merokok (p = 0,87), yang mana hal tersebut tetap sama dengan adanya faktor-faktor perancu potensial dikendalikan (p = 0,72), artinya penambahan faktor perancu tidak mengubah hasil atau artinya 3/17/13 jumlah puntung rokok, lama merokok,

Temuan Utama
Secara

epidemiologi resiko sama statistik tidak bermakna

besar
Secara

3/17/13

Keterbatasan Penelitian
Bias

seleksi :

tidak bisa disingkirkan karena sampel yang diambil tidak random

3/17/13

Bias

informasi : tidak didapatkan bias Pada penelitian, bias diminimalkan dengan cara masing-masing variabel (merokok, dan obstructive sleep apnea) diukur oleh 2 peneliti yang berbeda dimana peneliti pertama mengukur faktor resiko (merokok) dengan wawancara menggunakan kuesioner, sedangkan peneliti kedua menilai gejala (obstructive sleep 3/17/13 apnea) dengan wawancara dengan

Bias

perancu :Pada penelitian ini kemungkinan terdapat bias perancu sudah disingkirkan, oleh karena sudah dilakukan analisis multivariat pada faktor-faktor perancu potensial. ditemukan penelitian kebetulan tidak dapat
3/17/13

Kemungkinan

secara

Kesimpulan
1. Terdapat

12 orang perokok aktif (23,1%), 27 orang perokok pasif (51,9%), dan 13 orang tidak merokok (25%). suspected OSA, yaitu :

2. Penderita

a. 3 responden (18,8%) dari 12 responden perokok aktif. b. 9 responden (25%) dari 27 responden perokok pasif.
3/17/13

3. Hubungan

antara perokok aktif, perokok pasif, dan tidak merokok dengan gejala suspected OSA, berdasarkan analisis asosiasi statistik : tidak ada hubungan bermakna (p value = 0,57) antara merokok dengan suspected OSA. tidak ada hubungan 3/17/13 bermakna (p value = 0,55) antara

a. Menunjukkan

b. Menunjukkan

Berdasarkan

analisis asosiasi epidemiologi: a. Didapatkan resiko yang sama antara merokok dan tidak merokok dengan suspected OSA (PR1=1)

b. Didapatkan perokok aktif mempunyai resiko 0,81 kali lebih kecil menderita suspected OSA daripada responden yang tidak merokok (PR2 = 0,81)3/17/13

Kesimpulan

3/17/13

Saran

3/17/13

TERIMA KASIH

3/17/13

Anda mungkin juga menyukai