Anda di halaman 1dari 2

Risa Putri Utami 260110100073 Tugas Farmakoepidemiologi

Film yang menjadi tugas farmakoepidemiologi menggambarkan tentang penggunaan antibiotik pada pasien yang terkena infeksi contohnya meningitis. Pasien kemudian diberi obat antibiotik. Namun selang beberapa waktu setelah pemberian antibiotik, pasien juga belum sembuh dari penyakitnya. Selain itu, adapula kasus-kasus lain mengenai antibiotik yang menunjukkan bahwa pemberian antibiotik tidak dapat menyembuhkan penyakit infeksi bakteri. Hal ini membuktikan bahwa efek terapi antibiotik sudah menurun untuk menyembuhkan penyakit sehingga dapat membahayakan hidup pasien. Dari kasus-kasus tersebut, dapat dilakukan studi farmakoepidemiologi.

Farmakoepidemiologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai penggunaan obat dan efeknya dalam suatu populasi manusia. Dengan menggunakan ilmu ini, dapat diketahui frekuensi, distribusi penggunaan obat. Dalam hal ini adalah penggunaan obat-obat antibiotika yang banyak digunakan untuk mengobati penyakit infeksi bakteri. Pada kasus dalam film, beberapa penyakit tidak dapat disembuhkan bahkan hampir menyebabkan kematian pasien. Padahal pasien sudah diberi obat antibiotik yang berfungsi untuk menghambat atau membunuh bakteri, juga diberi obat antibiotika yang ampuh sekalipun, penyakit tersebut belum sembuh. Hal tersebut dapat menjadi data evaluasi bagi tenaga kesehatan khususnya apoteker yang membuat obat, yaitu penelitian antibiotik dalam hal cara pemakaian, efek, penggunaan, sasaran, dan lainnya. Dengan adanya farmakoepidemiologi, dilakukan penelitian untuk mengetahui penyebab dari kasus-kasus tersebut sehingga penyakit-penyakit infeksi dapat disembuhkan dengan pemberian obat yang benar. Farmakoepidemiologi dilakukan untuk rasionalitas penggunaan obat dalam hal keamanan, efikasi, dan biaya. Pada farmakoepidemiologi diambil sampel data pada orang yang menggunakan obat antibiotik dalam suatu populasi yang besar. Dari penelitian tersebut dapat diketahui efek terapinya. Seperti contoh kasus tersebut, setelah dilakukan studi farmakoepidemiologi, dapat diketahui apakah antibiotik yang telah digunakan dapat

menurunkan resiko penyakit atau tidak. Apabila antibiotik tidak dapat menurunkan resiko penyakit, dapat disimpulkan bahwa beberapa bakteri sudah kebal dengan antibiotik. Hal tersebut dapat disebabkan karena cara penggunaan antibiotik yang kurang benar seperti minum obat yang tidak langsung dihabiskan, pergantian jenis antibiotik di tengah tengah terapi, atau penggunaan dengan obat lain yang dapat menurunkan kekuatan obat. Selain itu dapat pula disebabkan karena bakteri yang mulai bermutasi, sehingga bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik yang biasa digunakan. Setelah mendapatkan hasil, dapat disimpulkan penyebab antibiotik sudah tidak dapat lagi menyembuhkan penyakit dan dicari jalan keluarnya, baik dengan cara menggantinya dengan antibiotik lain atau terapi yang tepat. Selain itu, dapat diketahui keamanan obat antibiotika yang telah beredar di pasaran. Dilihat apakah antibiotik yang digunakan membahayakan pasien atau memiliki toksisitas terhadap pasien tertentu. Apabila berdasarkan penelitian bahwa suatu antibiotik tidak aman, dapat ditentukan cara mengatasinya, seperti kombinasi dengan obat lain, menurunkan dosis obat, atau antibiotik tidak dapat digunakan lagi. Berdasarkan kasus dalam film tersebut, dapat pula dihitung angka kesakitan atau angka kematiannya. Angka kesakitan berkaitan dengan insidensi atau prevalensi, di mana keduanya merupakan pembagian antara jumlah kasus penggunaan obat antibiotik dengan jumlah populasi. Angka yang diperoleh adalah untuk menentukan beban/frekuensi penggunaan obat. Dapat dilihat apabila angka kesakitannya tinggi maka cukup banyak orang yang mengkonsumsi antibiotik tersebut. Sedangkan angka kematian merupakan perbandingan jumlah orang yang tidak lagi menggunakan antibiotik dengan total populasi. Ilmu farmakoepidemiologi dapat digunakan untuk mengevaluasi kasus-kasus penggunaan obat dan efeknya dan dari data-data yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan mengenai penyebab kasus tersebut dan cara mengatasinya. Dari film tersebut dapat disimpulkan bahwa sekarang ini, beberapa antibiotik sudah tidak dapat menyembuhkan penyakit infeksi, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penyebabnya atau mungkin perkembangan antibiotik jenis baru. Selama itu, antibiotik-antibiotik lain yang belum resisten harus tetap dijaga cara penggunaannya.

Anda mungkin juga menyukai