Anda di halaman 1dari 4

BioSMART ISSN: 1411-321X

Volume 6, Nomor 2 Oktober 2004


Halaman: 109-112

Perkecambahan Benih Sepuluh Jenis Anggota Suku Annonaceae


Seeds germination of ten species of Annonaceae

TRI HANDAYANI♥
Pusat Konservasi Tumbuhan – Kebun Raya Bogor-LIPI, Bogor 16122

Diterima: 15 Desember 2003. Disetujui: 17 Mei 2004.

ABSTRACT

The knowledge of seeds germination of Annonaceae is very important for their conservation. The detail study of seeds germination was
carried out to 10 species of Annonaceae from Bogor Botanic Gardens to know the germination time, seed viability, and germination
morphology. The result revealed that seedlings of 6 species have epigeal and leafy emergent cotyledons; 3 species have epigeal but non-
emergent cotyledons; and only 1 species has hypogeal non-emergent cotyledons. Seeds germination occur to be earliest in Cananga
odorata (24 days after sowing), while Polyalthia suberosa is the latest (62 days after sowing). Cananga odorata also has the shortest
period to germinate (24-39 days after sowing), however Polyalthia suberosa appear to be the longest (62-109 days after sowing). The
highest seed viability was 100% in Annona squamosa, Artabotrys hexapetalus, and Mezzettia parviflora, while the lowest was found in
Annona reticulata (23,58%).

Keywords: seeds germination, germination time, seed viability, germination morphology and Annonaceae.

PENDAHULUAN Bila benih ditanam dalam kondisi lingkungan yang


normal akan berkecambah menjadi kecambah/semai.
Pemanfaatan tumbuhan dalam kehidupan manusia telah Perkecambahan merupakan suatu proses yang unik
dilakukan sejak dahulu. Salah satu suku tumbuhan yang munculnya radikula melalui mikrofil biji (Copeland dan
banyak dimanfaatkan adalah Annonaceae. Suku Mc Donald, 1995). Pemahaman terhadap perkecambahan
Annonaceae beranggotakan cukup besar, terdiri dari 120 dan morfologi perkecambahan bagi kebun raya sangat
marga dengan 2100 jenis. Hampir seluruh bagian tumbuhan penting untuk menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan
dalam suku ini dapat dimanfaatkan, misalnya untuk eksplorasi di seluruh nusantara. Dengan cara mengenali
tanaman hias, tanaman buah, tanaman peneduh, bumbu, ciri-ciri perkecambahan serta morfologi perkecambahan
parfum, bahan bangunan, obat tradisional, atau pestisida secara benar, akan mempermudah pengambilan semai di
(Ng, 1991). hutan dari jenis-jenis yang menjadi target pengambilan
Biji merupakan bahan utama dalam perbanyakan serta mengetahui daya tumbuh dari biji-biji yang diambil
Annonaceae. Sayangnya informasi mengenai biji dan bibit dari hutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Annonaceae masih sangat sedikit. Beberapa terbitan yang mengetahui perkecambahan dan morfologi perkecambahan
menulis tentang biji dan bibit Annonaceae adalah: Burger dari 10 jenis suku Annonaceae koleksi Kebun Raya Bogor.
tahun 1972 (2 jenis), de Vogel tahun 1980 (8 jenis), Ng Hasilnya diharapkan dapat dimanfaatkan dalam berbagai
tahun 1991 (14 jenis) dan Garwood tahun 1995 (16 jenis kegiatan yang berhubungan dengan konservasi tumbuhan
dari Panama). Benih sangat berpengaruh terhadap kualitas baik secara in-situ maupun ex-situ.
semai dan hasil tanaman. Agar mendapatkan hasil yang Menurut Garwood (1995) karakter-karakter yang
baik diperlukan benih yang baik pula. Dengan menanam banyak dipergunakan dalam mempelajari morfologi
benih yang berkualitas baik diharapkan dapat menghasilkan perkecambahan atau membandingkan semai pada jenis-
semai/bibit yang baik, pada akhirnya dapat memberikan jenis tumbuhan berkayu adalah kemunculan, letak dan
hasil yang baik pula. Kualitas benih ditentukan oleh jenis, perkembangan kotiledonnya. Semai yang kotiledonnya
kemurnian benih, bentuk benih, ukuran benih, tingkat muncul disebut fanerokotilar, sebaliknya yang kotiledon-
kemasakan benih, atau tingkat kemasakan buah (Mayer dan nya tidak muncul disebut kriptokotilar. Semai yang
Mayber, 1989; Poulsen, 1994; Copeland dan Mc Donald, 1995). kotiledonnya terangkat ke atas permukaan media tumbuh
disebut epigeal, sedangkan yang kotiledonnya tetap tinggal
dalam tanah dengan hipokotil yang tidak berkembang
♥ Alamat korespondensi: disebut hipogeal. Kotiledon dapat berfungsi untuk
Jl. Ir. H. Juanda Bogor 16122
asimilasi, bentuknya seringkali menyerupai daun dewasa
Tel.: +62-251-352518. Fax.: +62-251-322187
e-mail: inetpc@indo.net.id yang berwarna hijau. Selain untuk asimilasi, ada juga

 2004 Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta


110 B i o S M A R T Vol. 6, No. 2, Oktober 2004, hal. 109-112

kotiledon yang berfungsi untuk cadangan makanan. marga Annona dipengaruhi oleh perkembangan embrio.
Berdasarkan pada karakter-karakter tersebut maka terdapat Pada Annona squamosa pada saat buah masak
5 kombinasi karakter kotiledon pada semai yaitu perkembangan embrio sudah hampir memenuhi endosperm
fanerokotilar-epigeal-asimilasi (F-E-A), fanerokotilar- dalam benih. Pada Annona glabra perkembangan embrio
epigeal-cadangan makanan (F-E-C), fanerokotilar- saat buah masak sebesar 1/6 sampai 1/3 bagian endosperm
hipogeal-cadangan makanan (F-H-C), kriptokotilar- dalam benih. Sedangkan pada Annona reticulata pada
epigeal-cadangan makanan (K-E-C) dan kriptokotilar- waktu buah masak embrio belum berkembang, sehingga
hipogeal-cadangan makanan (K-H-C). memerlukan waktu untuk pemasakan embrio sebelum
benih berkecambah. Penelitian Handayani (2001) pada
benih Annona glabra yang dibiarkan di ruangan terbuka
BAHAN DAN METODE selama 7 hari menghasilkan daya kecambah 78,46%.
Sedangkan daya kecambah benih Annona reticulata yang
Penelitian dilakukan di Pusat Konservasi Tumbuhan- dibiarkan di ruangan terbuka selama 7 hari sebesar 48,45%.
Kebun Raya Bogor, pada tahun 2000-2002. Sepuluh jenis Hasil tersebut memperlihatkan bahwa dengan penyimpanan
yang berasal dari 7 marga telah digunakan dalam penelitian dapat memberikan waktu pada embrio untuk berkembang.
ini. Jenis-jenis tersebut adalah Annona glabra, A. Namun berapa lama penyimpanan benih agar mendapatkan
reticulata, A. squamosa, Artabotrys hexapetala, Cananga daya kecambah yang tinggi, masih membutuhkan
odorata, Dasymaschalon blumei, Mezzettia parviflora, penelitian lebih lanjut.
Polyalthia lateriflora, P. littoralis dan P. suberosa.
Benih-benih diambil dari buah masak tanaman koleksi Tabel 1. Awal berkecambah, waktu berkecambah, dan daya
Kebun Raya Bogor. Benih-benih tersebut dibersihkan dari kecambah dari 10 jenis suku Annonaceae.
daging buahnya, kemudian dikecambahkan dalam media
pasir hitam. Penyiraman dilakukan sehari satu kali. Awal Waktu Daya
berke- berke- berke-
Parameter yang diamati adalah: awal berkecambah, waktu No. Nama jenis
cambah cambah cambah
berkecambah, daya perkecambahan dan morfologi perke- (hst) (hst) (%)
ambahannya. Penghitungan awal berkecambah dicatat dari 1. Annona glabra 49 49-69 58,05
saat benih yang pertama kali berkecambah. Penghitungan 2. Annona reticulata 42 42-60 23,58
waktu berkecambah dimulai dari benih yang pertama kali 3. Annona squamosa 41 41-70 100
berkecambah sampai dengan benih yang terakhir kali 4. Artaabotrys hexapetalus 60 60-91 100
berkecambah. Penggolongan lamanya berkecambah 5. Cananga odorata 24 24-39 58,05
mengikuti percobaan Garwood (1995) yaitu relatif cepat 6. Dasymaschalon blumei 25 25-70 49,22
(2-4 minggu), lambat (4-16 minggu) dan tertunda (>16 7. Mezzettia parviflora 40 40-61 100
minggu). Pengamatan morfologi perkecambahan dilakukan 8. Polyalthia lateriflora 27 27-47 37,76
terhadap tahap-tahap pertumbuhan kecambah dari 9. Polyalthia littoralis 49 49-100 49,22
munculnya radikula sampai daun pertama mekar. 10. Polyalthia suberosa 62 62-109 75,20
Keterangan: hst: hari setelah tanam.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Morfologi perkecambahan dari sepuluh jenis Annona-
ea yang diteliti disajikan pada gambar 1. Terdapat 3 macam
Hasil
tipe semai berdasarkan karakter-karakter kotiledon yang
Hasil pengamatan terhadap 10 jenis suku Annonaceae
dimiliki yaitu: F-E-A (6 jenis), K-E-C (3 jenis), dan K-H-C
menunjukkan bahwa awal berkecambah, waktu
(1 jenis). Semai dengan tipe F-E-A ditemukan pada
berkecambah, dan daya perkecambahannya bervariasi dari
Annona reticulata, A. glabra, A. squamosa, Artabotrys
cepat sampai lambat (Tabel 1.). Terdapat 3 jenis yang
hexapetalus, Cananga odorata, dan Mezzetia parviflora.
relatif cepat berkecambah yaitu dalam waktu kurang dari 1
Semai dengan tipe K-E-C ditemukan pada Dasymaschalon
bulan. tujuh jenis lainnya perkecambahan baru terjadi
blumei, Polyalthia littoralis, dan Polyalthia suberosa. Tipe
dalam waktu lebih dari satu bulan. Waktu berkecambah
semai K-H-C ditemukan pada Polyalthia lateriflora.
pada jenis-jenis yang dicobakan juga bervariasi dari relatif
Morfologi perkecambahan benih yang menghasilkan
cepat sampai lambat. Tujuh jenis waktu berkecambahnya
masing-masing tipe semai sebagai berikut:
cepat, berlangsung 2-4 minggu. Tiga jenis waktu
berkecambahnya lambat, berlangsung 6-7 minggu. Daya
Morfologi perkecambahan benih dengan tipe semai F-E-A
perkecambahan dari jenis-jenis yang dicobakan juga
Sebagai contoh adalah perkecambahan benih Cananga
bervariasi dari rendah sampai tinggi. Empat jenis memiliki
odorata (Gambar 1.). Secara umum perkecambahan
daya kecambah yang rendah, 2 jenis daya kecambahnya
dimulai dari munculnya radikula yang berwarna keputihan
sedang, dan 4 jenis lainnya daya kecambahnya tinggi.
melalui mikrofil (A). Radikula terus memanjang
Adanya variasi-variasi tersebut karena adanya perbedaan
membentuk hipokotil (B). Pertumbuhan hipokotil
jenis, ukuran benih, bentuk benih, tingkat kemasakan benih
melengkung sampai menyerupai huruf “U” yang terbalik
maupun tingkat kemasakan buah. Annona reticulata
(C). Hipokotil tumbuh ke atas, menembus permukaan
memperlihatkan daya kecambah yang paling rendah.
media tumbuh yang mengakibatkan benih terangkat ke atas
Menurut Garwood (1995) perkecambahan benih pada
permukaan media tumbuh (D).
HANDAYANI – Perkecambahan Annonaceae 111

Pertumbuhan hipokotil yang awalnya membengkok


lambat laun menjadi lurus. Kotiledon yang ada di dalam
benih mengalami proses pembesaran. Adanya pembesaran
pada kotiledon akhirnya memaksa kulit benih terlepas dari
kotiledon. Terdapat perkecualian pada beberapa semai
yang tumbuh, ujung kotiledon tetap terbungkus kulit benih
sampai daun pertama mekar, bahkan sampai kotiledon
tersebut luruh. Setelah kulit benih terlepas dari kotiledon
nampak sepasang kotiledon yang berwarna kuning
kehijauan (E). Pada kotiledon yang telah terbuka, di
tengah-tengahnya terdapat plumula (F). Pertumbuhan
selanjutnya dari plumula menjadi epikotil dan daun yang
sebenarnya (G). Bersamaan dengan terjadinya pertum-
buhan pada bagian atas (plumula) maka berlangsung juga
pertumbuhan bagian perakaran. Radikula (calon akar) yang
muncul sejak awal tumbuh dan berkembang menjadi akar
Gambar 1. Morfologi perkecambahan benih Cananga odorata. primer. Akar sekunder pada jenis-jenis dengan tipe semai
Keterangan: 1. radikula, 2. hipokotil, 3. kulit benih, 4. plumula, 5. F-E-A ini awalnya cenderung tumbuh dari bagian leher
daun pertama, 6. akar primer, 7. akar sekunder, 8. kotiledon, 9. akar. Pertumbuhan akar sekunder yang cenderung dijumpai
kotiledon yang memanjang,10. epikotil, PM: permukaan media. di bagian leher akar memberi kesan bahwa pertumbuhan
awal akar sekunder mengumpul atau tidak tersebar di akar
primer. Munculnya radikula sampai terbukanya daun
pertama membutuhkan waktu 3-5 minggu.
Meskipun tipe semai yang dihasilkan sama ( F-E-A),
namun pada beberapa jenis terdapat sedikit perbedaan.
Perbedaan tersebut adalah: (i) bagian pangkal hipokotil
semai marga Annona pada umumnya tumbuh membesar;
(ii) pembesaran kotiledon pada semai Artabotrys
hexapetalus dapat mencapai 3 kali lipat dari ukuran
kotiledon semula; (iii) kotiledon yang telah lepas dari kulit
benih rata-rata tidak cepat luruh. Pada Cananga odorata
kotiledon tetap menempel sampai daun ke-7 mekar.

Morfologi perkecambahan benih dengan tipe semai K-E-C


Sebagai contoh adalah proses perkecambahan benih
Gambar 2. Morfologi perkecambahan benih Polyalthia suberosa. Polyalthia suberosa (Gambar 2.). Proses perkecambahan
Keterangan: 1. radikula, 2. hipokotil, 3. kulit benih, 4. plumula, 5. pada tipe ini juga diawali oleh munculnya radikula yang
daun pertama, 6. akar primer, 7. akar sekunder, PM: permukaan
berwarna keputihan melalui pintu mikrofil biji (A).
media.
Radikula memanjang sehingga terbentuklah hipokotil (B).
Hipokotil terus tumbuh sampai melengkung menyerupai
huruf “U” yang terbalik. Pada tahap ini radikula tumbuh
menggembung. Adanya penggembungan tersebut lebih
memudahkan untuk membedakan antara hipokotil dengan
radikula. Hipokotil terus tumbuh ke atas sampai menembus
permukaan media tumbuh (C). Pertumbuhan hipokotil yang
membengkok semakin lama semakin lurus, akibatnya benih
akan terangkat ke atas permukaan media tumbuh (D).
Setelah benih terangkat ke atas permukaan media tumbuh,
benih cepat luruh. Luruhnya benih dari hipokotil
menyebabkan calon daun (plumula) yang kecil dan lancip
dapat dilihat di ujung hipokotil (E). Calon daun yang
semula kecil dan lancip kemudian tumbuh menjadi daun
yang sebenarnya (F). Bersamaan tumbuhnya hipokotil
terjadi juga pemanjangan radikula. Radikula yang muncul
pertama yang akan tumbuh dan berkembang menjadi akar
primer. Akar-akar sekunder tumbuh di sepanjang akar
primer. Munculnya radikula sampai terbukanya daun
Gambar 3. Morfologi perkecambahan benih Polyalthia pertama membutuhkan waktu 5-7 minggu.
lateriflora. Keterangan: 1. radikula, 2. hipokotil, 3. benih, 4. Meskipun perkecambahannya menghasilkan tipe semai
plumula, 5. daun pertama, 6. akar primer, 7. akar sekunder, PM: yang sama (K-E-C), namun terdapat sedikit perbedaan pada
permukaan media.
112 B i o S M A R T Vol. 6, No. 2, Oktober 2004, hal. 109-112

ketiga jenis. Perbedaan tersebut adalah: (i) Pada KESIMPULAN


Dasymaschalon blumei setelah terlepasnya benih dari
hipokotil terjadi masa istirahat. Pada masa tersebut Kesimpulan yang diperoleh dari hasil percobaan ini
tumbuhan seolah-olah tidak tumbuh dalam jangka waktu adalah: (i) Perkecambahan pada 10 jenis suku Annonaceae
tertentu (sampai 2 minggu); (ii) Benih Polyalthia littoralis yang diamati bervariasi, baik awal berkecambah, waktu
banyak yang bersifat poliembrioni, sehingga ditemukan berkecambah, maupun daya perkecambahannya; (ii)
semai yang mempunyai 2-4 akar. Dalam perkembangan Perkecambahan paling cepat terjadi pada benih Cananga
selanjutnya hanya 1 akar saja yang dapat tumbuh terus. odorata (24 hst) dan yang paling lambat terjadi pada
Kecepatan pertumbuhan akar primer jenis ini berjalan dua Polyalthia suberosa (62 hst); (iii) Waktu berkecambah
kali lipat dari pada pertumbuhan bagian atas (daun); (iii) paling pendek ditunjukkan oleh benih Cananga odorata
Akar primer pada Dasymaschalon blumei dan Polyalthia (24-39 hst) dan yang paling panjang benih Polyalthia
suberosa membesar, sedangkan pada Polyalthia littoralis suberosa (62-109 hst); (iv) Daya kecambah yang paling
akar primer tidak membesar. tinggi (100%) dicapai oleh benih Annona squamosa,
Artabotrys hexapetalus, dan Mezzettia parviflora. Daya
Morfologi perkecambahan benih dengan tipe semai K-H-C. kecambah yang paling rendah (23,58%) ditunjukkan oleh
Tipe ini ditemukan pada Polyalthia lateriflora (Gambar benih Annona reticulata; (v) Ditemukan 3 macam tipe
3.). Perkecambahan dimulai dari munculnya radikula yang semai yaitu tipe F-E-A (6 jenis), tipe K-E-C (3 jenis) dan
berwarna keputihan dari mikrofil (A). Radikula memanjang tipe K-H-C (1 jenis).
membentuk hipokotil. Pertumbuhan hipokotil tidak sampai
menembus permukaan media tumbuh sehingga tidak dapat
mengangkat benih ke atas permukaan media tumbuh. Di DAFTAR PUSTAKA
ujung epikotil tampak calon daun yang berwarna hijau
kecoklatan (B). Calon daun tersebut terus tumbuh, akhirnya Burger, D. 1972. Seedlings of Some Tropical Trees and Shrubs Mainly of
South East Asia. Wageningen: Centre for Agricultural Publishing and
mekar menjadi daun yang sebenarnya (C). Bersamaan Documentation.
dengan pertumbuhan bagian daun terjadi juga pertumbuhan Copeland, L.O and M.B. Mc Donald. 1995. Priciples of Seed Science and
pada bagian perakaran. Radikula yang tumbuh menjadi Technology. New York: Chapman & Hall..
akar primer memanjang lebih cepat bahkan hampir dua kali De Vogel, E.F. 1980. Seedling of Dicotyledons. Wageningen: Centre for
Agricultural Publishing and Documentation.
lipat cepatnya dibandingkan dengan pertumbuhan bagian Garwood, N.C. 1995. Studies in Annonaceae. XX. Morphology and
atas (daun). Akar sekunder muncul pada akar primer. ecology of seedlings, fruits and seeds of selected Panamian species.
Pertumbuhan akar sekunder berjalan lambat. Munculnya Botanische Jahrbucher Systematische, Band 117, Helf (1/2),
radikula sampai terbukanya daun pertama membutuhkan Stuttgart.
Handayani, T. 2001. Perkecambahan biji kenangan hutan (Desmos
waktu 4-5 minggu. dasymaschala Blume) Saff. pada berbagai tingkat ketuaan buah.
Pengamatan pada ketiga macam tipe semai Biosfera 18 (1): 7-10.
menunjukkan bahwa ukuran benih ternyata tidak dapat Mayer, A.M and A.P. Mayber. 1989. The Germination of Seeds. London:
dijadikan patokan untuk menentukan kotiledon epigeal atau Pergamon Press.
Ng, F.S.P. 1991. Manual of Forest Fruits, Seeds and Seedlings. Vol.1.
hipogeal. Benih Polyalthia lateriflora yang berukuran Kuala Lumpur: Forest Research Institute Malaysia, Kepong.
besar semainya hipogeal. Tetapi benih Mezzettia parviflora Poulsen, K.M. 1994. Seed Testing. Lecture Note C-8. Denmark: Danida
yang berukuran lebih besar dari benih Polyalthia lateriflora Forest Seed Centre.
ternyata kotiledonnya dapat terangkat ke atas (epigeal).

Anda mungkin juga menyukai