Oleh : Rispiandi, Ir
- Meninggal (tewas) : 6.084 orang -Hilang : 763 orang -Luka-luka : 15.161 orang
-Meninggal saat bekerja : 1.219 orang -Cacat total seumur hidup : 121 orang -Cacat sebagian seumur hidup : 7.051 orang -Cacat sementara : 152.336 orang Total : 160.747 orang
Angka Kecelakaan di AS : Tahun 1943 : Total 2.413.100 kasus Tahun 1957 : Total 1.891.400 kasus Tahun 1958 : Total 1.810.000 kasus Kerugian Finansial : - Kerusakan Alat : $ 1.500.000.000,- Pengurusan Korban : $ 3.500.000.000,Total : $ 5.000.000.000,-
Biaya Kecelakaan
1. Biaya Langsung meliputi biaya P3K, pengobatan, perawatan, biaya rumah sakit, biaya angkutan, upah selama tidak mampu bekerja, kompensasi cacat, biaya kerusakan bahan dan mesin. 2. Biaya Tersembunyi meliputi berhentinya operasi perusahaan, karena pekerja lain menolong, mengganti pekerja yang kecelakaan dengan pekerja baru, reputasi perusahaan turun karena klaim pemesan. Perbandingan biaya langsung : biaya tersembunyi = 1 : 4
2005
2006 2007
96.081 kasus
95.625 kasus 83.714 kasus
2008
93.823 kasus
pengusaha sering menganggap persoalan penerapan keselamatan membebani perusahaan, dengan alasan biaya yang harus dikeluarkan. Padahal keselamatan merupakan upaya penyelamatan aset perusahaan itu sendiri," katanya. Sejak diberlakukan Undang-undang Keselamatan Kerja tahun 1970 , penerapan atau pelaksanaannya sampai saat ini belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan belum optimalnya tingkat pemahaman dan kesadaran dari pelaku usaha tempat kerja. Dikalangan pekerja, tuntutan kebutuhan dasar seperti masalah sulitnya mendapat pekerjaan, hubungan kerja, upah dan kesejahteraan masih sering mengalahkan kebutuhan keselamatan.
Data Statistik
98% Kecelakaan dapat dicegah : (88% unsafe act & 10% unsafe condition) 2% Kecelakaan tak dpt dicegah misal : bencana alam (banjir, gempa bumi, petir, gunung meletus)
Accident Prevention
Engineering steps may be taken to produce a fail-safe
system: e.g., additional alarms, interlocks, automatic shut-offs etc. Written safe operation procedures. Adequate formal training as opposed to informal onthe-job training. Highly qualified personnel. The use of less dangerous chemicals!
Sell only those product that can be produced, transported, stored, used and disposed off safely
Process Safety is a Major Concern: The BIG Ones 26 April 1986, Chernobyl : 31 people killed, 200 injured, radiation hazard
Chernobyl
Chernobyl
Bhopal
Bhopal
Kasus Minamata
Teluk minamata di Jepang mengandung metil Hg dari pembuangan limbah pabrik Chisau Chemical Corporation di Jepang Selatan sejak tahun 1932, berangsur-angsur sebanyak 120 orang meninggal dan 800 orang sakit dan cacat Penyelidikan diteruskan secara hukum dengan adanya vonis penjara terhadap pimpinan perusahaan pupuk kimia tersebut pada tahun 1979.
Kasus Minamata
SUATU pagi di bulan Mei 1956. Empat warga dilarikan ke rumah sakit di sebuah kota kecil di pantai barat Pulau Kyushu, Jepang bagian selatan. Keempat pasien itu memperlihatkan gejala penyakit yang sama. Kepala pusing. Tangan dan kaki kesemutan, disertai gemetaran. Jiwa mereka tak tertolong setelah koma dan suhu badan yang tinggi. Yang mengejutkan, dalam waktu singkat, 17 orang akhirnya meninggal dunia setelah menderita gejala penyakit serupa. PENYEBAB peristiwa tragis di kota kecil Minamata itu baru dapat disimpulkan setelah penelitian selama dua tahun: limbah air raksa yang bertahun-tahun dibuang oleh pabrik pupuk Chisso ke Teluk Minamata. Ikan-ikan yang mengandung air raksa itu menjadi santapan sehari-hari penduduk. Mereka tak sadar tercemar air raksa dalam kadar yang membahayakan jiwa. Teluk Minamata ketika itu diperkirakan tercemar oleh 70 hingga 150 ton limbah yang mengandung air raksa. Penanganan yang lambat membuat gejala itu di tahun 1965 meluas hingga ke wilayah Niigata, tetangga Minamata.
Ammonium Nitrate Explosion in Toulouse France 21 September 2001 31 People Killed, 2442 Injured, Losses in Hundreds of millions dollars
24 incidents: 12 deaths, hundreds hurt, $1B+ losses, $10B+ impact Source: Honeywell ASM Consortium
Loss Prevention
Loss Prevention
Loss Prevention
Loss Prevention
Loss Prevention
Loss Prevention
Perundang-Undangan
Urutan Perundang-undangan RI 1. UUD 1945 : pasal 33 Pembanguan Industri 2. UU no. 14/69 : bag. Keselamatan pada Industri 3. UU no 3/63 konv. ILO 4. UU no 1/70 : UU K3 5. UU 3/92 : Jamsostek 6. KEPPRES 22/93 : Penyakit Hubungan Kerja 7. SK MENAKER 51/99 : NAB Fisika 8. SK MENAKER 187/99 : NAB Kimia 9. SK MENAKER 186/99 : KEBAKARAN
Kewajiban Pengurus
Bab IV pasal 8 Wajib memeriksakan kesehatan tenaga kerja Wajib memeriksakan semua tenaga kerja secara berkala Bab V pasal 9 Wajib menunjukan dan menjelaskan tentang Kondisi dan bahaya ditempat kerja Semua pengaman dan alat perlindungan Alat perlindungan diri Cara dan sikap yang aman Mempekerjakan tenaga kerja yang telah memahami syarat K3 Wajib menyelenggarakan pembinaan K3 Wajib memenuhi dan mentaati syarat K3 Bab VII pasal 11 Wajib melaporkan setiap kecelakaan Bab X pasal 14 Menempatkan syarat kerja dan UU no 1 / 70 Memasang gambar K3 Menyediakan PPE Membentuk P2K3 Menerapkan SMK3
Permasalahan K3
- Meningkatnya kasus kecelakaan dan kerugian - Meningkatnya potensi bahaya - Meningkatnya tuntutan K3 dalam perdagangan nasional internasional - Pengelolaan K3 yg efektif, profesional, menyeluruh dengan sistem manajemen KESELAMATAN dan KESEHATAN KERJA Adalah suatu usaha atau kegiatan menciptakan lingkungan kerja dan cara kerja yang aman, sehat, guna mencegah kecelakaan dll