Anda di halaman 1dari 10

PotensiKonflik:SelesaikanPersoalanStruktural Masyarakat

DitulisOlehKompas Senin,30Januari2012 Konflik di sejumlah wilayah di negeri ini, dalam beberapa waktu terakhir, berakar pada persoalan yang bersifat struktur.Oleh karena itu, pemerintah diminta berkonsentrasi merampungkanmasalahstrukturaldimasyarakatitu. Pernyataan itu disampaikan sosiolog Imam B Prasodjo, Minggu (29/1), di Jakarta. Masalah yang bersifat struktural, terutama di bidang pertanahan. Pengelolaan tanah kita lemah. Persoalannyamulaidaribatastanahhinggaizinyangberlapislapis.Kitatidakpernahserius menanganipersoalanini,tuturnya. Dalam soal kependudukan, persoalan struktural mengemuka dengan adanya pola yang mengelompok atau mengkluster. Ini adalah dampak dari transmigrasi bedol desa pada masa lalu. Warga transmigran dari daerah yang sama tinggal berkelompok. Ketika terjadi kemajuan ekonomi yang tidak seimbang di daerah tujuan transmigran, transmigran itu menjadikambinghitam. Disisilain,Imammengakui,Indonesiakekuranganlembagamediasi.Lembagasemacamini penting untuk menyelenggarakan dialog antarpihak yang berkonflik. Mediator harus memilikikemampuan,berwibawa,dandihormatiolehkeduabelahpihak. Sebaliknya, koordinator Program Psikologi Perdamaian Universitas Indonesia Ichsan Malik dan pengajar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta, Mudji Sutrisno, mengatakan, kepemimpinan di negeri ini cenderung tidak memiliki arah dan agenda pembangunan bangsa. Mereka juga berpikir pragmatis. Akibatnya, beragam masalah di masyarakat, termasuk persoalan struktural, tidak ditangani dengan baik. Rakyat kehilangan arah dan kesabaran.Konflikmerebak. Semua konflik selalu dimulai dari masalah yang tidak terselesaikan. Sayangnya, sejak reformasi, pemerintah tidak mempunyai agenda dan arah yang jelas untuk membangun bangsainikedepan,kataIchsan. Ichsan memisalkan, banyak lahan diberikan kepada investor tanpa perencanaan dan pengawasan. Rakyat selalu di posisi bawah dan tertekan. Rakyat yang tidak memiliki alternatifpunkehilangankesabaran. Mudji menambahkan, pemerintah tidak memiliki acuan dalam membangun bangsa dengan tingkat kemajemukan yang tinggi. Masyarakat pun mengalami disorientasi acuan dan nilai. Akibatnya,merekamenjadimudahmarah.

Komentardananalisisdiskursus A.Outline 5pointpointpentingdariulasandiatasdiantaranya; 1. KonflikdisejumlahwilayahdiIndonesiaberakarpadamasalahmasalahstruktural 2. Konflik tanah di Indonesia menjadi pemicu konflik sosial yang kian memprihatinkan akhir akhirini 3. persoalan struktural pada aspek kependudukan yakni dampak dari transmigrasi bedol desa pada masa lalu. Ditandai dengan adanya pola masyarakat yang mengelompok atau mengkluster. Warga transmigran dari daerah yang sama tinggal berkelompok. Ketika terjadi kemajuan ekonomi yang tidak seimbang di daerah tujuan transmigran, transmigran itu menjadikambinghitam 4. Indonesia kekurangan lembaga mediasi, sebagai penengah (mediator) beragam konflik sosialyangterjadidiIndonesia 5. Pemerintah cenderung berpikir pragmatis dalam mengatasi persoalan srtuktural yang terjadi . Pemerintah tidak memiliki acuan dan agenda dalam membangun bangsa dengan tingkatkemajemukanyangtinggi. Kamiakanmengomentarikelimapointdiatassecarailmiah,dalamhalinikamimenyusunisi pembahasan dengan memelintir bahasan dari beberapa sumber tulisan yang diperoleh dari internet.Kamiakanmemberipenjelasanataukomentardalampointpointsebagaiberikut

B.Komentar

Prolog:
Sejak semula, tanah pada hakekatnya adalah milik seluruh rakyat anggota persekutuan persekutuan, dan bagi siapa yang mampu mengerjakannya, maka tanah tersebut menjadi miliknya.Perasaan hukum semacam ini terus dari dahulu hingga sekarang. Tanah menjadi soal hidup mati,menyatudenganpeluh,sehinggauntukitumeekabersediamelakukanapasaja Permasalahan menyangkut tanah sangat krusial dan sensitif. Dalam masyarakat Jawa, ada falsafah yang disebut sadumuk bathuk sanyari bumi. Falsafah itu menyatakan, meski dahi (bathuk) itu sangat sempit, di situlah letak otak yang menjadi pusat kreasi, inovasi, dan produksi seseorang. Meski luas tanah hanya sejengkal, di sanalah kedaulatan seseorang disandarkan. Jika kedaulatan tersebutdiganggu,merekatakseganmempertahankanhinggatitikdarahpenghabisan

Pada negara Negara agraris seperti Indonesia, tanah merupakan factor produksi sangat penting karena menentukan kesejahteraan hidup penduduk Negara bersangkutan.Paling sedikit ada tiga kebutuha dasar manusia yang tergantung pada tanah.Pertama, tanah sebagai sumber ekonomi guna menunjang kehidupan.Kedua, tanah sebagia tempat mendirikan rumah untuk tempat tinggal.Ketiga,tanahsebagikuburan. Walaupun tanah di negara negara agraris merupakan kebutuhan dasar, tetapi struktur kepemilikan tanah di negara agraris biasanya sangat timpang. Disatu pihak ada individu atau kelompok manusia yang memiliki dan menguasai tanah secara berlebihan namun dilain pihak ada kelompok manusia yang sama sekali tidak mempunyai tanah. Kepincangan atas kepemilikan tanah inilah yang membuat seringnya permasalahan tanah di negara negara agraris menjadi salah satu sumberdestabilisasipolitik.[1] Kasus sengketa tanah di Mesuji, lampung hanyalah sebagaian kecil dari gunung es konflik pertanahan di Indonesia.Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mencatat sepanjang 2011 saja setidaknya terjadi 160 konflik.Iwan Nurdin, Deputi Sekjen KPA, menyatakan bahwa jenis konflik agraria yang terjadi antara lain soal sengketa lahan, sengketa lahan adat, konflik warga, sengketa pemilihan tanah, penggusuran tanah, penyerobotan lahan, penggusuran petani, perampasan lahan, pengambilan lahan masyarakat, monopoli lahan, konflik tanah telantar, dan sebagainya.Konflik konflik tersebut tidak terjadi dibeberapa daerah saja, melainkan hampir sebagaian besar daerah di Indonesia. Mulai dari Jambi, Jawa Timur, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Tengah. Lalu di Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, Riau, Sulawesi Barat, NTT, NTB, Kalimantan Timur, Jawa Barat, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Papua Barat, Kalimantan Tengah,Lampung,AcehdanBengkulu.Konflikkerapterjadidikawasantransmigrasi.MenteriTenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandarmengaku setidaknya ada 30 kasus sengketa lahan di kawasan transmigrasi. Untuk konflik di kawasan transmigrasi banyak terjadi di KalimantandanSulawesi.[2]

Dialektika
kami akan menelaah secara ringkas dan runtut beberapa problematika dari kelima point pokokdiatas: 1. Benar bahwa mayoritas konflik yang terjadi diberbagai wilayah di Indonesia adalah persoalan struktural. Persoalan struktural yaitu persoalan berkenaan dengan konsep perumusan asasasas hubungan antar individu dalam kehidupan masyarakat yang merupakan

pedoman bagi tingkah lakuindividu. Dari kenyataan yang ada, banyak sekali ketidakharmonisan yang terjadi diberbagai wilayah di Indonesia, terutama tentang sara yakni sentimen identitas yang menyangkut keturunan, agama, kebangsaan atau kesukuan dan golongan, baik yang dilakukan secara Individual, kelompok, institusional, maupun kultural. Imparsial mencatat bahwa selama tahun 2008 terjadi 1.136 insiden kekerasan di Indonesia, dengan ratarata 3 insiden per hari. Kekerasan tersebut adalah Penghakiman Massa 338 insiden (30%), diikuti Tawuran240insiden(21%),KonflikPolitik180insiden(16%),KonflikSumberDayaEkonomi123 insiden (11%), Konflik Sumber Daya Alam 109 insiden (10%), Pengeroyokan 47 insiden (4%), Konflik Agama/Etnis 28 insiden (2%), lainlain 56 insiden (5%). Dari hasil tersebut mengakibatkan 112 orang meninggal dunia dan 1.736 orang lukaluka. Tingginya angka kekerasantersebuttidakseimbangdenganupayapenegakanhokum[3] 2. Kita akan membuktikan pernyataan poin kedua diatas dari data data kasus konflik agraria (tanah) yang terjadi di Indonesia. Disini kami akan memberikan rincian data konlik tanah serta menyertakansumberrujukanbacaandariinternet i) Menurut Kasubdit Konflik Pertanahan BPN RI, Henry Rustandi Butarbutar, pada 2007 jumlah laporan konflik tanah yang masuk ke BPN RI hanya 2.615 kasus. Tetapi pada 2009,jumlahnyamelonjakmenjadilebihdaritujuhribukasusdiseluruhIndonesia.[4]) ii) Jumlah kasus konflik agraria yang terjadi di 2011 berjumlah 120 kasus. Jumlah itu naik drastis dari 22 kasus yang terjadi pada 2010. Hal itu terungkap dalam data yang dikumpulkan Serikat Pekerja Indonesia.

Selain jumlah kasus, jumlah luasan lahan yang dirampas dari rakyat juga mengalami kenaikan drastis dari 77.015 hektare pada 2010 menjadi 342.360 hektare pada 2011. Korban tewas pun naik dua kali lipat dari lima orang pada 2010 menjadi 18 orang pada 2011[5] iii) Data dari Aliansi Masyarakat Nusantara mengambarkan bahwa setidaknya telah terjadi 530 konlfik lahan di wilayah masyarakat adat. Ratusan sengketa juga terjadi antara masyarakat dengan para pengusaha kelapa sawit. Segunung sengketa itu perlu disudahi agarwargatenangdanpengusahabisaberbisnis.[6] iv) Provinsi yang menempati peringkat pertama dalam jumlah konflik tanah adalah Nusa Tenggara Timur, karena 50 persen dari luas hutannya menjadi konflik. Pada urutan kedua adalah Provinsi Lampung, ketiga Kalimantan Barat, keempat Sumatera Utara, kelima Sulawesi Tengah, dan keenam Kalimantan Timur dan ketujuh adalah sumatera selatan[7]

v) Wahana Lingkungan Hidup di Bengkulu mencatat, konflik lahan pertanahan tahun 2011 tertinggi di Provinsi Bengkulu, menyusul Sulawesi Tengah dan Provinsi Lampung.Petani korban konflik tanah di Bengkulu 2011 mencapai 38 orang dijebloskan ke penjara, si Sulawesi Tengah 20 orang dan Provinsi Lampung 14 orang, kata Direktur Lembaga SwadayaMasyarakat(LSM)WahanaLingkunganHidup(Walhi)BengkuluZenziSuhedi[8] vi) KasusTanahSudah189PetaniTewas.Sekurangnya800kasusmasukKomnasHAM[9] Dapat kita katakan bahwa benar bahwa konflik berantai dan problematika sosial yang tidak kunjung usai di Indonesia adalah konflik agraria. Disebabkan konflik pada sector tanah, berujung kepada konflik social seperti pembunuhan, penganiayaan, dan serentetan konflik lainnyayangkesemuanyamasukdalamranahpembicaraanHAM 3. Kita akan fokus kepada poin ketiga menyangkut tentang konflik tanah , dan kaitannya dengan transmigran. Diatas, disebutkan transmigarsi bedol desa , definisinya adalah transmigrasi yang dilakukan secara masal dan kolektif terhadap satu atau beberapa desa beserta aparatur desanya pindah ke pulau yang jarang penduduk. Biasanya transmigrasi bedoldesaterjadikarenabencanaalamyangmerusakdesatempatasalnya.[10] Namun secara umum kita sebut transmigrasi saja (lebih tepatnya dikatakan komunitas transmigrant, perlu diingat kami memaksudkan komunitas trasmigran adalah orang yang secara sengaja atau tidak sengaja didatangkan/dating di wilayah daerah tujuan transmigrasi),karenapermasalahanintidarikonflikagrariaadalahkonflikantaramasyarakat setempat dengan transmigran ataupun masyarakat setempat dengan pemerintah atau perusahaan. Ada baiknya kita ulas secara ringkas tantang hakikat yang sesungguhnya dari program transmigrasi yang dicanangkan oleh pemerintah RI.Kami mengutip pembahasan ini dari sebuah situs internet yang menulas secara gamblang tentang PENGARUH TRANSMIGRASI PENDUDUKTERHADAPDAERAHTRANSMIGRASI.[11] Ringkasnyasebagaiberikut: a) Transmigrasi di Indonesia telah dikenal sudah lama yaitu sejak tahun 1905. Transmigrasi penting bagi pembangunan nasional.Dari seluruh jumlah penduduk Indoensia, 60% nya tinggal di pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya 7% dari luas daerah Indonesia. Oleh karena itu, ada upaya pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Upaya yang dilakukan adalah transmigrasi (Ismawan dalam Swasono;1986)

b) Transmigrasi merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mencapai keseimbangan penyebaran penduduk, memperluas kesempatan kerja,

meningkatkan produksi dan meningkatkan pendapatan. Transmigrasi berfungsi untuk mempercepat perubahan pengelompokan dan penggolongan manusia dan membentuk jalinan hubungan sosial dan interaksi sosial yang baru.Transmigrasi yang biasa digunakan di Indonesia adalah transmigrasi umum dan transmigrasi swakarsa. Pola transmigrasi yang digunakan dibagi menjadi beberapa variabel menurutbidangusahanya,menurutpembiayaannya,danmenuruttipedanlokasi c) Transmigrasi diharapkan tercapainya keseimbangan penyebaran penduduk sesuai dengan daya tampung sosial, agraris dan ekologis. Daya tampung sosial adalah jumlah yang dapat ditampung di suatu daerah tanpa menimbulkan ketegangan ketegangan sosial yang berarti (Heeren, 1979). Pada proyekproyek transmigrasi tertentu beberapa konflik antara transmigran dan penduduk asli telah terjadi, bahkan diantaranya telah terjadi pertumpahan darah (Kompas, 1976 dalam Heeren, 1979). d) Denganpolaapapundilaksanakannyatransmigrasi,benturanataukonflikakantetap terjadi. Diantaranya adalah adanya benturan budaya antara yang asli dan pendatang. Permasalahan ini adalah permasalahan berat yang tidak mungkin dihindari (Wirosardjono dalam Swasono;1986). Penduduk asli memiliki berbagai sikap terhadap transmigran, ada sikap yang senang menerima pendatang dan ada yang tidak menyukai kedatangan transmigran. Contohnya adalah masalah transmigrasi di Lampung yaitu antara transmigran Jawa dengan penduduk asli. Penduduk Lampung menghina penduduk jawa yang miskin, sedangkan masyarakat Jawa jarang atau hampir tidak pernah melakukan kontak dengan masyarakat lampung(Heeren,1979). e) Adanya sengketa tanah yang terjadi antara penduduk asli dan pendatang dan antar sesama transmigran merupakan salah satu masalah lain yang timbul akibat transmigrasi (Kustadi dalam Warsito et.al;1995). Contohnya di Luwu, penduduk asli merasa dirugikan karena kehilangan hak atas bidangbidang tanah tertentu. Ada jugakasuslainnya,pendudukaslimendapatkantanahpenggantiyangjauhdaridesa (Heeren, 1979). Akibat transmigrasi penduduk, daerah transmigrasi semakin padat karena membanjirnya transmigran. Selain itu, letak daerah transmigran yang terpencil sehingga sulit untuk dicapai, dan hasrat penduduk yang ingin

bertransmigrasi menjadi masalah di daerah asal sehingga penduduk tersebut cenderungmenggunakancalo. f) Penduduk asli merasakan perasaan iri, karena fasilitas yang diberikan oleh pemerintah kepada transmigran, tetapi tidak pernah diberikan oleh pemerintah kepada penduduk asli. Penduduk merasa tidak enak dengan adanya transmigran. Dengan adanya transmigran, mereka akan menjadi minoritas didaerah mereka sendiri(Heeren,1979). g) Di daerah luar Jawa, umumnya para petani masih menggunakan sistem ladang berpindah yang membutuhkan lahan yang luas. Seharusnya mereka merubah cara berpikir mereka dalam sistem bertani. Namun, adat istiadat yang masih dipegang teguh menghambat kemerdekaan berpikir mereka. Oleh sebab itu, mereka tidak bisa menyesuaikan diri dengan perubahan zaman dan mereka mulai menjual harta harta pusaka mereka yang berupa tanah kepada orangorang di kota dan transmigran. Akibatnya, mereka tidak lagi punya usaha dan pergi dari kampungnya. Mereka mencari pekerjaan lain, diantaranya bekerja diperusahaanperusahaan pertanian.Namun,merekakalahsaingkarenapendatangbarusudahterbiasadalam menggunakan alatalat modern. Banyak diantara mereka yang menjadi pengangguranyangmengakibatkanpeningkatankriminalitas. h) Kesimpulan : Masalahmasalah yang dihadapi dalam pelaksanaan transmigrasi adalah adanya benturan budaya yang terjadi antara daerah asli dengan pendatang, adanya persengketaan tanah antara penduduk asli dan pendatang, pertambahan jumlahpendudukyangpadaawalnyahanyasedikit,menjadilebihpadat. Ikhtisar diatas sudah cukup merepresentasikan poin ketiga dari wacana diatas bahwa persoalan struktural pada aspek kependudukan yakni dampak dari transmigrasipadamasalalu(bahkantranmigrasisekaranginied) 4. Point keempat dari wacana kompas diatas adalah bahwa Indonesia kekurangan lembaga mediasi,sebagaipenengah(mediator)beragamkonfliksosialyangterjadidiIndonesia.Kami katakan bahwa komentar sosiolog Imam B Prasodjo bersesuaian dengan kenyataan yang ada.Kamiakanmerangkumbeberapacatatanyangkamikutipdarisebuahtulisandiinternet berjudul PENYELESAIAN SENGKETA TANAH MELALUIMEDIASIditulis oleh Bachtiar ConsultantProperty[12]sebagaiberikut: a) Mediasi pada intinya adalah a process of negotiations facilitated by a third person who assist disputens to pursue a mutually agreeable settlement of their conlict.

Sebagai suatu cara penyelesaian sengketa alternatif, mediasi mempunyai ciriciri yakni waktunya singkat, terstruktur, berorientasi kepada tugas, dan merupakan cara intervensi yang melibatkan peras serta para pihak secara aktif. Keberhasilan mediasi ditentukan itikad baik kedua belah pihak untuk bersamasama menemukan jalan keluaryangdisepakati b) Dapat dikatakan sengketa di bidang pertanahan tidak pernah surut, bahkan mempunyai kecenderungan untuk meningkat di dalam kompleksitas permasalahan maupunkuantitasnyaseiringdinamikadibidangekonomi,sosialdanpolitik. c) Mengingat bahwa bangsa Indonesia terkenal dengan penyelesaian masalah melalui musyawarahuntukmencapaimufakat,kiranyapemanfaatanlembagamediasidapat merupakan alternatif yang berdampak positif untuk penyelesaian sengketa pertanahan. Sejumlah lembaga gerakan pembaruan agraria dan perdesaan mendesak pemerintah untuk membentuk lembaga nasional untuk penyelesaian konflik agraria. Ada beberapa lembagamilikpemerintahyangintensdalammenanganipersoalantanahsepertiBadan Pertanahan Nasional (BPN), Komnas HAM dan bahkan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) pun aktif menyelesaikan sengketa agraria di berbagai tempat di Tanah Air, seperti di Mesuji (Lampung dan Sumatera Selatan) serta Bima (Nusa Tenggara Barat). Sedangkan lainnya, yakni berupa organisasi atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) seperti KonsorsiumpembaruanAgraria(KPA), Gerakan RakyatReformasiAgraria(GERAG)yaitu Untuk mengatasi dan menyelesaikan kasuskasus pertanahan ini di Sumatera Utara, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) , Persatuan Perjuangan Petani Indonesia (P3I), AsosiasiTaniNusantara(Astanu),dansebagainya. Agarpermasalahanpertanahaninitidakselalumenjadibaraapidikemudianhari,mau tidak mau, suka tidak suka, dan pemerintah harus mencurahkan energi maksimal untuk menangani persoalan ini. Harus ada perubahan secara struktural persoalan pertanahan, baik dari aspek legal, maupun kebijakan.Untuk dapat mempercepat proses pelaksanaan pembaruan agraria, pemerintah harus segera membentuk badan atau komite khusus pelaksanaanpercepatanreformaagraria.sejauhiniPresidenSBYmemangmemberikan respon positif dalam menyelesaikan konflik agraria ini. Bahkan Presiden memerintahkan Menkopolhukam untuk bertemu dengan Komnas HAM guna membicarakan rencana pembentukan Komite Penyelesaian Konflik Agraria. Intinya SBY menanggapi baik

rencana ini, (Ridha Saleh/Komisioner Komnas HAM, 17/05/11).[13] Kita mengharapkan dengan adanya lembaga ini mampu melakukan semangat menerapkan UndangUndang Agrariadenganbaik. 5. PointkelimamengkritisiwatakpemerintahIndonesiaditengahmaraknyaragamkonflikyang terjadi di negeri ini. Pemerintah masih sangat lamban menangani persoalan yang ada. Pemerintah hanya tersibukkan kepada permasalah permasalahan politik ketimbang permasalahanmenyangkutkesejahteraanrakyat.Dalamkasustanah,pemerintahmasihsaja berpihak kepada kelompok bermodal atau investor yang berinvestasi atau membuat perusahaan pada lahan rakyat. Kalaupun terjadi konflik seperti yang marak saat ini, pemerintah terkesan hanya mengamankan dengan menurunkan TNI atau Polri didaerah konflik. Realita yang mnyisakan pertanyaan adalah kenapa dalan pengamanan konflik oleh TNI dan Polri kerap menjatuhkan korban dan mengusung amarah rakyat yang merasa hak hak mereka disepelekan. Disini pemerintah menggunakan pola pikir pragmatis yakni melakukansesuatudemimencapaitujuanpraktis(biasanyajangkapendek). Dalam menagani kasus tranmigran dan masyarakat daerah tujuan juga kerap mendatangkan masalah. Indonesia adalah masyarakat yang majemuk. masyarakat majemuk atau masyarakat plural terdiri atas bermacam komunitas atau kelompok masyarakat yang secara kultural dan ekonomi seolah terpisah karena masingmasing memiliki tatanan yang berbeda . Masyarakat majemuk terbentuk dari dipersatukannya masyarakatmasyarakat suku bangsa oleh sistem nasional, yang biasanya dilakukan secara paksa (by force) menjadi sebuah bangsadalamwadahnegara. Bilakitaamati,terjadinyakonflikdisebabkanoleh: I. II. Adanyaperbedaanindividu,baikdalamperasaanmaupungagasan Adanya perbedaan kultural dalam masing masing komunitas masyarakat yang mungkinmenimbulkanprasangka; III. IV. Adanyakepentinganinternkomunitas,baiksecaraekonomimaupunpolitik; Adanya perubahan tata nilai sosial dalam intern maupun ekstern masing masing komunitassehinggayangsemulaserasijaditidakserasi Dari ulasan diatas tampak jelas bagaimana kondisi dan sebab muasal terjadinya konflik antara masyarakat setempat dengan komunitas trasmigran. Kita berharap semoga pemerintahmeninjauulanghukumhukumterkaitseputaswacanatransmigrasidanbersikan proporsionalsesuaidenganhukumyangberlaku.

C.Rujukan
1.

2. 3. 4. 5.

DikutipdarisebuahtulisanberjudulKONFLIKTANAHDIINDONESIAolehSuparmanMarzuki,S.H,M.Siformatpdf yangbisadiunduhdi http://ermanhukum.com/Makalah%20ER%20pdf/Pemahaman%20Rakyat%20Tentang%20Hak%20Atas%20Tana h.pdf DikutipdariAda160KonflikTanahSelama2011darisitushttp://www.kpa.or.id/?p=595 Dikutipdarisitushttp://raja1987.blogspot.com/2009/01/imparsialmengungkapdatadatakonflik.html. biasdiaksesdihttp://www.pikiranrakyat.com/node/114434

bisadiaksesdihttp://www.mediaindonesia.com/read/2012/01/11/290631/284/1/JumlahKasusKonflikAgraria Meroketdi2011 6. bisadisimakdihttp://fokus.vivanews.com/news/read/278665sengketatanahtakberujung 7. simakdihttp://sumatera.infogue.com/sumsel_urutan_ketujuh_konflik_tanah 8. disimakdihttp://www.seruu.com/investigasi/lsmdanngo/artikel/walhikonfliktanahtertinggiterjadidiprovinsi bengkululalulampung 9. simakdihttp://fokus.vivanews.com/news/read/278665sengketatanahtakberujung 10. dikutipsecarabebasdari http://organisasi.org/pengertian_macam_jenis_tujuan_transmigrasi_penduduk_mobilitas_dari_suatu_daerah_p adat_ke_pulau_sedikit_penghuni_geografi 11. bisadiaksesdisitushttp://thresajurenzy.wordpress.com/2009/05/25/pengaruhtransmigrasipendudukterhadap daerahtransmigrasi/ 12. dikutipdarihttp://bachtiarpropertydotcom.wordpress.com/2011/07/27/penyelesaiansengketatanahmelalui mediasi/ 13. diringkasdarisitushttp://hukum.kompasiana.com/2011/06/08/penyelesaianintegratifkonflikagraria/ 14. dikutiphttp://sinar_borobudur.tripod.com/artikel/lintas/atl_1.html

D.Pranalaluar SEPUTARPERSOALANAGRARIA(http://pusaka.or.id/topik/advokasi/tanah)

Anda mungkin juga menyukai