Anda di halaman 1dari 2

MAHASISWA & Gerakannya Membangun Bangsa Perubahan.

Selain memiliki semangat juang membara, para aktivis kepemudaan yang sebagian besar adalah mahasiswa juga dianggap memiliki intelektualitas tinggi dan kapasitas kepribadian yang telah mapan. Namun seiring perjalanan waktu gerakan mahasiswa akhirakhir ini seperti kehilangan gregetnya, aksi-aksi penentangan terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak memihak rakyat tidak lagi mampu mengundang simpati mereka. Bahkan rakyat cenderung beranggapan mahasiswa cuma bisa ngomong dan demo melulu. Apalagi ditemukan beberapa kasus demo bayaran. Terlebih dengan ulah mahasiswa pada saat Pilkada di beberapa daerah akhir-akhir tahun ini. Belum lagi perilaku-perilaku negatif kian marak dibawa sebagian mahasiswa ke dalam lingkungan sekitar kampus,seperti tawuran, miras, judi, narkoba dan lain-lain sehingga masyarakat kian yakin akan adanya 'kemunafikan' mahasiswa. Faktor-faktor eksternal di atas semakin kompleks dengan permasalahan internal yang dihadapi oleh hampir semua organisasi pergerakan yaitu sepinya kader baru. Kader sebagai SDM organisasi memegang peranan vital menyangkut mati hidupnya organisasi. Sudah saatnya para aktivis pergerakan mengubah orientasi dengan menegedepankan nuansa gerakan intelektual (intellectual movement) selain gerakan masa dalam menuntaskan cita-cita yang diawali dengan ikrar sumpah pemuda. Secara hakiki, gerakan mahasiswa adalah gerakan intelektual jauh dari kekerasan dan daya juang radikalisme. Mengingat, gerakan ini bermuara dari kalangan akademis kampuscenderung mengedapankan rasionalitas dalam menyikapi perbagai permasalahan. Dalam perspektif penulis, gerakan intelektual akan terbangun di atasTiga Tradisi yang saat ini sudah jarang dilakukan oleh kampus sehingga mahasiswanya sangat buta dengan permasalahan yang ada di luar sana,bahkan bagi aktivis mahasiswa (MPM ,BEM ,SENAT,UKM, dan Organisasi setingkatnya ) terkadang tidak mengerti tentang permasalahan bangsanya, lalu bagimana akan bisa mencerdaskan mahasiswa yang lain dan memeberikan perubahan atau mencarikan solusi??? Tiga Tradisi Itu adalah : Tradisi Pertama, tradisi Diskusi (Discussion Tradition). Gerakan mahasiswa harus memperbanyak ruang diskusi pra-pasca gerakan. Diskusi akan membawa gerakan mahasiswa menjadi sebuah gerakan rasional dan terpercaya ciri khas gerakan mahasiswa. Lantaran itu, elemen masyarakat secara umum akan lebih menghargai isu-isu diusung oleh gerakan mahasiswa. Tradisi ini juga yang dapat mencerdaskan mahasiswa dalam menyikapi suatu permasalahan sehingga peran kita sebagai agent perubahan dapat tercermin dari pola fikir dan bentuk kegiatan yang intelektual semacam ini. Tradisi ini lah yang perlu dan sangat di butuhkan oleh mahasiswa khususnya Mahasiswa Bina Sarana Informatika baik yang aktif dalam Organisasi Kemahasiswaan maupun mahasiswa umum. Tradisi Kedua, tradisi Menulis (Writing Tradition). Aktivitas menulis merupakan salah satu gerbang menuju tradisi intelektual bagi gerakan mahasiswa. Sejak dulu sampai kini, tokoh dan intelektual bangsa Indonesia bernotabene mantan tokoh aktivis pemuda dan

mahasiswa, banyak melemparkan gagasan atau ide-ide cemerlang, kritikan tajam dan membangun wacana dalam bentuk tulisan. Tradisi ini juga tak kalah penting setelah diskusi tentang permasalahan yang sedang terjadi bentuk tulisan yang tajam dalam menyikapi persoalan ini juga akan memberikan efek yang dahsyat terhadap suatu isu, buatlah esai ataupun executive summary tentang suatu topic kajian yang dilakukan dan sampaikan hasilnya kepada pihak yang terkait. Taradisi Ketiga, tradisi Membaca (Reading Tradition). Aktualisasi isu sangat penting bagi gerakan mahasiswa dalam bergerak. Begitu cepat pergeseran berita dan opini publik, memaksa kita untuk senantiasa membaca kalau tidak akan tertinggal. Kesibukan bukan alasan tepat untuk tidak membaca, di mana atau kapan pun bisa kita luang waktu untuk membaca antri mengambil karcis, di bus, menjelang demonstrasi dan lain-lain. Mahasiswa sudah sepantasnya sering membaca buku ilmu pengetahuan dan yang memeliki nilai wawasan di dalamnya agar paham terhadap gerakan dan fungsi sebagai mahasiswa. Sungguh Miris ketika melihat mahasiswa lebih suka Nonton,Hang Out, terjebak dalam Hedonisme,dan Baca buku yang tidak memiliki nilai pendidikan yang tidak mencerminkan seorang yang intelektualitasnya tinggi. Karena mahasiwa di luar Indonesia sana sampai bisa memberikan perubahan pada negeranya karena mereka rutin mengadakan kajian dan membaca sehingga mereka paham dan solutif terhadap permasalahan bangsanya. Sudah saatnya Mahasiswa khususnya Mahasiswa Bina Sarana Informatika terbangun dan melihat dunia luar dan jadikanlah budaya tersebut menjadi sebuah budaya yang ada dilingkungan kampus kita. Jika tidak bisa secara fundamental mulailah dari hal kecil seperti mulailah menyukai tontonan yang mendidik dan memeberikan informasi yang menambah wawasan, diskusi, debat politik,ataupun diskusi tentang suatu permasalahan tertentu,namun mahasiswa sebagai kaum idealis dan intelektual hendaknya tidak berpolitik praktis dan terbeli idealisme nya dengan sejumlah materi karena hakikatnya, Suara Mahasiswa adalah Suara Rakyat dan Suara Rakyat adalah Suara Tuhan. Karena itu, peran dan tanggung jawab sebagai mahasiswa pencetus perubahan bangsa adalah menjadi satu ikatan yang tidak terpisahkan dari setiap aliran darah dan nafas perjalanan negeri ini, dengan berkontribusi sepenuh hati karena bumi dan langit negeri ini sudah rindu untuk dilukis oleh impian. Tentang esok yang lebih baik. Mari bersatu, bergerak dan berjuang untuk ibu pertiwi!!!

Anda mungkin juga menyukai