Anda di halaman 1dari 4

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km.

14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: humas@fk.uii.ac.id

PERILAKU DAN PROMOSI KESEHATAN , dr. H.P. Lutfi Ghazali, M.Kes Dasar-dasar Promosi Kesehatan Promosi Kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya. Dengan promosi kesehatan diharapkan masyarakat mampu mengendalikan determinan kesehatan. Partisipasi merupakan sesuatu yang penting dalam upaya promosi kesehatan. Promosi kesehatan merupakan proses komprehensif sosial dan politik, bukan hanya mencakup upaya peningkatan kemampuan dan ketrampilan individual, tetapi juga upaya yang bertujuan mengubah masyarakat, lingkungan, dan kondisi ekonomi, agar dampak negatif terhadap kesehatan individu dan masyarakat dapat dikurangi. Promosi kesehatan mempunyai 3 strategi dasar, yaitu: 1. Advokasi kesehatan1, untuk menciptakan kondisi ideal untuk sehat. Merupakan perpaduan antara aksi individu dan sosial yang dirancang untuk mendapatkan komitmen politik, dukungan kebijakan, penerimaan sosial, dan dukungan sistem untuk tujuan kesehatan atau program kesehatan. 2. Pemberdayaan masyarakat, untuk mencapai derajat kesehatan optimal. Merupakan proses yang mengantarkan masyarakat dalam mendapatkan kemampuan mengendalikan keputusan dan tindakannya dalam kesehatan. 3. Mediator bagi berbagai kepentingan dalam masyarakat di bidang kesehatan. Merupakan proses rekonsiliasi berbagai kepentingan (personal, sosial, ekonomi) dari individu dan komunitas, dan berbagai sektor (publik dan pribadi) dalam peningkatan dan perlindungan kesehatan. Strategi dasar ini didukung oleh 5 kegiatan, yaitu: 1. Membangun kebijakan publik yang berwawasan sehat Strategi ini mempunyai karakteristik berupa kebijakan yang berpihak terhadap kesehatan dan kesetaraan dalam semua area kebijakan, dan terukur dampak terhadap kesehatan. Strategi mempunyai tujuan membuat lingkungan yang mendukung setiap manusia untuk hidup sehat. Kebijakan harus membuat pilihan untuk sehat menjadi mungkin dan lebih mudah bagi setiap warga negara. Kebijakan publik dalam sektor kesehatan, harus didukung dengan komitmen setiap kebijakan publik untuk memperhitungkan dampak terhadap kesehatan. Implikasi kesehatan dari kebijakan publik seperti kebijakan tentang perumahan, lapangan pekerjaan, persamaan hak, transportasi, dan hiburan.

A combination of individual and social actions design to gain political commitment, policy support, social acceptance and systems support for a particular health goal or programme Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: humas@fk.uii.ac.id

Sebagai contoh kebijakan transportasi yang baik akan mengurangi kepadatan lalu lintas jalan, mengurangi polusi udara dan suara, mengurangi pemakaian bahan bakar karbon, dan mengurangi tekanan psikologis pengguna jalan. 2. Membuat lingkungan yang mendukung untuk sehat. Lingkungan harus melindungi manusia dari ancaman bagi kesehatannya. Lingkungan juga harus mendukung manusia untuk meningkatkan kemampuan dan mengembangkan kepercayaan diri dalam kesehatan. Hal ini meliputi tempat tinggal, komunitas lokal, rumah, tempat bekerja, fasilitas umum, termasuk akses pada sumber daya kesehatan, dan peluang untuk pemberdayaan. 3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kesehatan Partisipasi dapat dilakukan dengan menghimpun sumber daya yang ada dalam masyarakat yang dapat dijadikan modal untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengendalikan determinan kesehatan. Sehingga masyarakat dapat membuat langkah-langkah dalam meningkatkan derajat kesehatan, yang didasarkan pada penentuan prioritas masalah, pembuatan keputusan, perencanaan, dan penerapan. 4. Mengembangkan ketrampilan anggota masyarakat Setiap anggota masyarakat harus dapat mengendalikan dan mengatur hidupnya, dan mengembangkan kemampuan dalam mengubah perilaku. Halhal yang dapat dikembangkan adalah kemampuan untuk membuat keputusan dan memecahkan masalah kesehatan, berpikir kreatif dan kritis, kepercayaan diri, empati, kemampuan komunikasi, mengendalikan emosi, dan mengatasi tekanan. 5. Reorientasi pelayanan kesehatan Reorientasi dilakukan pada organisasi pelayanan kesehatan dan pembiayaan kesehatan. Sistem pelayanan kesehatan yang menfokuskan pada kebutuhan individu, harus diseimbangkan dengan kebutuhan populasi. Strategi ini melibatkan profesi kesehatan, institusi pelayanan kesehatan, dan pemerintah. Hal ini berarti harus ada keseimbangan antara upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, diagnosis, pengobatan, perawatan, dam pelayanan rehabilitasi. Pendekatan komprehensif dalam pembangunan kesehatan adalah langkah yang paling efektif, dengan mengombinasikan 3 strategi dasar dan 5 program prioritas. Partisipasi masyarakat berarti masyarakat menjadi pusat kegiatan promosi kesehatan dan proses pengambilan keputusan. Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dapat dicapai dengan kemudahan mengakses pendidikan dan informasi. Program promosi kesehatan yang menjadi prioritas di abad XXI adalah: 1. Mendorong kepedulian masyarakat pada kesehatan 2. Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan
Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: humas@fk.uii.ac.id

3. Memperluas kemitraan dalam promosi kesehatan 4. Meningkatkan kemampuan komunitas dan kekuatan individu 5. Memelihara infrastruktur dalam promosi kesehatan2 Beberapa Terminologi
Term Penjelasan Perpaduan antara aksi individu dan sosial yang dirancang untuk mendapatkan komitmen politik, dukungan kebijakan, penerimaan sosial, dan dukungan sistem untuk tujuan kesehatan atau program kesehatan. Bentuk advokasi dapat menggunakan media massa, lobbying politik, mobilisasi komunitas, koalisi kepentingan. Unsur pokok evaluasi promosi kesehatan adalah luas cakupan kemampuan program promosi kesehatan dalam mendesak individu atau komunitas mengendalikan kesehatannya. Sangat sulit memastikan bahwa suatu keadaan adalah outcome dari promosi kesehatan. Sumber daya (manusia dan material), struktur organisasi* dan administrasi, kebijakan, regulasi dan insentif yang memudahkan upaya promosi kesehatan terhadap tantangan dan masalah kesehatan. * = puskesmas, pemerintah, sektor swasta, LSM, yayasan. Outcome promosi kesehatan adalah mengubah karakteristik dan kemampuan personal, dan/atau aksi dan norma sosial, dan/atau kebijakan publik dan pelaksanaan organisasi dalam kerangka promosi kesehatan. Outcome berdasarkan tingkatan adalah: 1. Memodifikasi faktor personal, sosial dan lingkungan 2. Mengubah determinan kesehatan 3. Mengubah status kesehatan Strategi pokok dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang masalah kesehatan, isu kesehatan penting. Media massa dan multi media dapat digunakan untuk melakukan komunikasi kesehatan, karena dapat membawa kesehatan ke agenda masyarakat, memperkuat pesan-pesan eksehatan, merangsang orang untuk mencari informasi lanjutan, dan menciptakan gaya hidup. Media tradisional dan budaya dapat digunakan pula, seperti cerita rakyat, wayang, kesenian/lagu daerah. Area: Edutainment Jurnalisme kesehatan Komunikasi interpersonal Komunikasi sosial Advokasi media Pemasaran sosial Proses berkelanjutan yang bertujuan agar masyarakat mampu mengendalikan keputusan dan upaya meningkatkan

Advokasi Untuk Kesehatan

Evaluasi Promosi Kesehatan

Infrastruktur Untuk Promosi Kesehatan

Outcome Promosi Kesehatan

Komunikasi Kesehatan

Pemberdayaan Untuk

The Jakarta Declaration on Leading Health Promotion into 21th Century, 1997

Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JL. Kaliurang Km. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584 Tel: 0274 - 898444 ext 2097 | Fax: + 2007 http://www.medicine.uii.ac.id/ | Email: humas@fk.uii.ac.id Term Kesehatan Penjelasan kesehatannya. Pemberdayaan dapat berupa proses sosial, budaya, psikologis, atau politis pada individu atau masyarakat yang... menggambarkan kebutuhan, menunjukkan perhatian, menemukan strategi untuk terlibat dalam pengambilan keputusan, dan meningkatkan upaya politik, sosial, dan budaya untuk mendapatkan kebutuhan Upaya meningkatkan kesadaran tentang kesempatan untuk belajar terlibat dalam banyak bentuk komunikasi, untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan dan mengembangkan ketrampilan hidup yang meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat. Pendidikan kesehatan tidak hanya tentang komunikasi informasi, tapi juga tentang membantu pengembangan motivasi, ketrampilan, dan kepercayaan diri, untuk melakukan upaya kesehatan. Materi yang disampaikan dalam pendidikan kesehatan, antara lain: Kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan yang mempengaruhi kesehatan Faktor risiko Perilaku berisiko Pemanfaatan sistem pelayanan kesehatan

Pendidikan Kesehatan

Referensi 1. Anonim. (2000). Health Promotion. http://www.who.int/health-promotion 2. Departemen Kesehatan RI. (1997). Deklarasi jakarta Tentang Promosi Kesehatan pada Abad 21. Jakarta: PPKM Depkes RI. 3. Dignan, M.B., Carr, P.A. (1992). Program Planning for Health Education and Promotion. 2nd ed. Philadelphia: Lea & Febiger. 4. Ewles, L., Simnett, I. (1994). Promoting Health : A Practical Guide. Emilia, O (Alih Bahasa). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 5. Liliweri A, Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan,2011,Yogyakarta: Pustaka Pelajar 6. Perkins, E.R., Simnett, I., Wright, L. (1999). Evidence-based Health Promotion. Chichester: John Wiley & Sons. 7. World Health Organization. (1998). Health Promotion Glosarry. Geneva: HPRHEP WHO.

Elearning Pendidikan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)

Anda mungkin juga menyukai