SIROSIS HEPATIS
A.
ANATOMI DAN FISIOLOGI HATI Hati adalah organ yang terbesar yang terletak di sebelah kanan
atas rongga perut di bawah diafragma. Beratnya 1.500 gr atau 2,5 % dari berat badan orang dewasa normal. Pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan persediaan darah. Hati terbagi menjadi lobus kiri dan lobus kanan yang dipisahkan oleh ligamentum falciforme, di inferior oleh fissure dinamakan dengan ligamentum teres dan di posterior oleh fissure dinamakan dengan ligamentum venosum. . Lobus kanan hati enam kali lebih besar dari lobus kirinya dan mempunyai 3 bagian utama yaitu : lobus kanan atas, lobus caudatus, dan lobus quadrates. Hati dikelilingi oleh kapsula fibrosa yang dinamakan kapsul glisson dan dibungkus peritorium pada sebagian besar keseluruhan permukaannnya Hati disuplai oleh dua pembuluh darah yaitu : Vena porta hepatica yang berasal dari lambung dan usus, yang kaya akan nutrien seperti asam amino, monosakarida, vitamin yang larut dalam air, dan mineral dan Arteri hepatica, cabang dari arteri kuliaka yang kaya akan oksigen. Untuk lebih jelasnya anatomi hati dapat dilihat pada gambar berikut :
Hati selain salah satu organ di badan kita yang terbesar , juga mempunyai fungsi yang terbanyak. Fungsi dari hati dapat dilihat sebagai organ keseluruhannya dan dapat dilihat dari sel-sel dalam hati. 1. Fungsi hati sebagai organ keseluruhannya diantaranya adalah : a. Ikut mengatur keseimbangan cairan dan elekterolit, karena semua cairan dan garam akan melewati hati sebelum ke jaringan ekstraseluler lainnya. b. Hati bersifat sebagai spons akan ikut mengatur volume darah, misalnya pada dekompensasio kordis kanan maka hati akan membesar. c. d. Sebagai alat saringan (filter). Semua makanan dan berbagai macam substansia
yang telah diserap oleh intestine akan dialirkan ke organ melalui sistema portal. 2. Fungsi dari sel-sel hati dapat dibagi a. Fungsi Sel Epitel di antaranya ialah : Sebagai pusat metabolisme di antaranya metabolisme karbohidrat, protein, lemak, empedu, Proses metabolisme akan diuraikan sendiri Sebagai alat penyimpan vitamin dan bahan hasil metabolisme. Hati menyimpan makanan
makanan tersebut tidak hanya untuk kepentingannnya sendiri tetapi untuk organ lainya juga. Sebagai alat sekresi untuk keperluan badan kita: diantaranya akan mengeluarkan glukosa, protein, factor koagulasi, enzim, empedu. Proses detoksifikasi, dimana berbagai macam toksik baik eksogen maupun endogen yang masuk ke badan akan mengalami detoksifikasi dengan cara oksidasi, reduksi, hidrolisa atau konjugasi. b. Fungsi sel kupfer sebagai sel endotel mempunyai fungsi sebagai sistem retikulo endothelial.
Sel akan menguraikan Hb menjadi bilirubin Membentuk a-globulin dan immune bodies Sebagai alat fagositosis terhadap bakteri dan
C.
Nama Usia Jenis kelamin Agama Pekerjaan Pendidikan Alamat Tanggal masuk Tanggal pengkajian Diagnosa medis Rencana terapi lamivudin untuk
: Ny. A : 48 tahun : Perempuan : Islam : Pedagang : SMA : Jalan Veteran No. X Malang : 11 Maret 2013 : 11 Maret 2013 : Sirosis Hepatis : Pemberian interferon alfa penatalaksanaan hepatitis B.
dan
Penatalaksanaan asites dengan tirah baring, diet rendah garam dan pemberian diuretic. 2. Keluhan utama/alasan masuk rumah sakit : Klien mengeluh mudah lelah, lemah dan perut terasa kembung. 3. Riwayat kesehatan sekarang : Sejak seminggu yang lalu klien mengeluh mual-mual dan nafsu makannya menurun, kadang diikuti perasaan sesak. Klien juga mengeluh fesesnya berwarna pucat dan air kemihnya berwarna coklat pekat seperti teh. Berdasarkan hasil inspeksi terdapat penguningan pada mata dan kulit. Terdapat edema pada kaki klien dan pembesaran abdomen akibat penumpukan cairan. Auskultasi : bising usus 5 kali/ menit di tiap kuadran. Perkusi : Terdapat pembesaran hati dengan nilai GMK : 14 cm dan GMS : 9 cm. Palpasi : nyeri tekan bagian epigastrik (+). BB : 69 kg, TB : 167 cm, dan LLA : 27 cm. Konjungtiva anemis. TD: 100/80 mmHg, Suhu: 38,20C, RR: 24 x/mnt, Nadi 100 x/mnt ireguler. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan : SGOT/SGPT meningkat, Hipoalbumin, Trombositopenia, Anemia, ECG kesan AF rapid respon ireguler, RO thorak CTR > 50%. Hasil USG Hepar terdapat kesan Serosis Hati.
Penyakit
yang
pernah
dialami
Klien
mengaku
didiagnosa mengidap hepatitis B sejak 2 tahun lalu. Sudah 1 tahun ini, klien tidak pernah kontrol kerumah sakit. Riwayat klien sering meminum jamu-jamu tradisional yang dijual di warung. Klien bekerja mulai dari jam 8 pagi sampai jam 6 malam sebagai pedagang. Kecelakaan yang pernah dialami : Keracunan : Penyakit anggota keluarga : Genogram : -
Sejak seminggu yang lalu klien mengeluh mual-mual dan nafsu makannya menurun.
Cairan
fesesnya
Klien juga mengeluh air kemihnya berwarna coklat pekat seperti teh.
Istirahat/tidur
Olahraga
Personal hygiene
Aktifitas/mobilisasi fisik
Klien bekerja mulai dari jam 8 pagi sampai jam 6 malam sebagai pedagang.
Rekreasi
9. Pemeriksaan fisik -
Keadaan umum klien : lemah Tanda-tanda vital : TD: 100/80 mmHg, Suhu: 38,20C, Inspeksi : terdapat penguningan pada mata dan kulit.
Terdapat edema pada kaki klien dan pembesaran abdomen akibat penumpukan cairan.
-
Perkusi : terdapat pembesaran hati dengan nilai GMK : Palpasi : nyeri tekan bagian epigastrik (+). Hasil tes asites (+) : terdapat penumpukan cairan di Kepala dan wajah : berdasarkan hasil inspeksi terdapat Leher : Dada/thorax : kadang diikuti perasaan sesak. Abdomen : klien mengeluh mudah lelah, lemah dan perut dan nafsu makannya menurun, pembesaran
terasa kembung. Sejak seminggu yang lalu klien mengeluh mual-mual abdomen akibat penumpukan cairan. Klien juga mengeluh fesesnya berwarna pucat dan air kemihnya berwarna coklat pekat seperti teh.
-
terdapat
edema
pada
kaki
klien.
10. Pemeriksaan diagnostik Laboratorium : SGOT/SGPT meningkat, Hipoalbumin, RO thorak : CTR > 50%. CT Scan : ECG : kesan AF rapid respon ireguler. USG : Hepar terdapat kesan Serosis Hati. Trombositopenia, Anemia.
-
11. Terapi Pemberian interferon alfa dan lamivudin untuk penatalaksanaan hepatitis B. Penatalaksanaan asites dengan tirah baring, diet rendah garam dan pemberian diuretic.
D.
Data Subyektif :
-
penguningan
mata dan kulit. Terdapat edema pada kaki klien dan pembesaran abdomen cairan.
-
akibat
penumpukan
Mengeluh dan
mudah perut
lelah, terasa
lemah
kembung.
-
Perkusi
Terdapat
klien dan
menurun,
kadang
fesesnya berwarna pucat dan air kemihnya berwarna coklat pekat seperti teh. - Klien mengaku didiagnosa mengidap hepatitis B sejak 2 tahun lalu. - Sudah 1 tahun ini, klien tidak pernah kontrol kerumah sakit. - Riwayat meminum tradisional warung. yang klien sering dijual di
epigastrik (+).
LLA : 27 cm.
Konjungtiva anemis.
jamu-jamu
- Klien bekerja mulai dari jam 8 pagi sampai jam 6 malam sebagai pedagang.
Keadaan
umum
klien
lemah.
meningkat,
Trombositopenia, Anemia.
-
Serosis Hati.
-
ECG
kesan
AF
rapid
respon ireguler.
No.
Data
Etiologi
Diagnosa Keperawatan
Ds :
-
Riwayat klien sering Sejak seminggu lalu klien meminum jamu-jamu tradisional yang dijual di warung. Klien mengaku didiagnosa mengaku mengidap hepatitis B sejak 2 tahun lalu. Sudah 1 tahun ini, klien tidak pernah kontrol kerumah sakit. Perkusi : Terdapat pembesaran hati klien meminum dengan nilai GMK : 14 cm dan GMS : 9
yang
didiagnosa mengidap hepatitis B sejak 2 tahun lalu. Sudah 1 tahun ini, tidak pernah kerumah
Riwayat
sering
cm. Palpasi : nyeri tekan bagian epigastrik (+). SGOT/SGPT meningkat, Hipoalbumin, Trombositopenia, Anemia, ECG kesan AF rapid respon ireguler, RO thorak CTR > 50%. Hasil USG Hepar terdapat kesan Serosis Hati. Keadaan umum klien : lemah. Sejak seminggu yang lalu klien mengeluh mual-mual dan nafsu makannya menurun. BB : 69 kg, TB : 167 cm, dan LLA : 27 cm. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Terdapat pembesaran dengan nilai GMK : 14 cm dan GMS : 9 cm. Palpasi : nyeri bagian
BB : 69 kg, TB :
klien : lemah.
-
Laboratorium
RO thorak : CTR
> 50%.
-
USG
Hepar kesan
ECG : kesan AF
rapid respon ireguler. 2 Ds : Mengeluh mudah Riwayat klien sering meminum jamu-jamu tradisional yang dijual di warung. Klien mengaku didiagnosa mengidap hepatitis B sejak 2 tahun lalu. pernah kerumah Klien bekerja mulai dari jam 8 pagi sampai jam 6 malam sebagai pedagang. klien meminum Sudah 1 tahun ini, klien tidak pernah kontrol kerumah sakit. Perkusi : Terdapat pembesaran hati dengan nilai GMK : 14 cm dan GMS : 9 cm. Keadaan umum Palpasi : nyeri tekan bagian epigastrik (+). : hati SGOT/SGPT meningkat, Hipoalbumin, Trombositopenia, Anemia, ECG kesan AF rapid respon Keletihan
didiagnosa mengidap hepatitis B sejak 2 tahun lalu. Sudah 1 tahun ini, tidak
Riwayat
sering
Laboratorium
ireguler, RO thorak CTR > 50%. Hasil USG Hepar terdapat kesan Serosis Hati. Keadaan umum klien : lemah. Mengeluh mudah lelah, lemah.
RO thorak : CTR
> 50%.
-
USG
Hepar kesan
Keletihan
ECG : kesan AF
rapid respon ireguler. 3 Ds : Perut terasa Riwayat klien sering meminum jamu-jamu tradisional yang dijual di warung. mengaku Klien mengaku didiagnosa mengidap hepatitis B sejak 2 tahun lalu. pernah kerumah Sudah 1 tahun ini, klien tidak pernah kontrol kerumah sakit. klien meminum SGOT/SGPT meningkat, Hipoalbumin, Trombositopenia, Anemia, ECG kesan Gangguan rasa nyaman
kembung. Klien
didiagnosa mengidap hepatitis B sejak 2 tahun lalu. Sudah 1 tahun ini, tidak
Riwayat
sering
Perkusi
: hati
AF rapid respon ireguler, RO thorak CTR > 50%. Hasil USG Hepar terdapat kesan Serosis Hati.
Terdapat pembesaran dengan nilai GMK : 14 cm dan GMS : 9 cm. Palpasi : nyeri bagian
Perkusi : Terdapat pembesaran hati dengan nilai GMK : 14 cm dan GMS : 9 cm. Palpasi : nyeri tekan bagian epigastrik (+). Perut terasa kembung. Gangguan rasa
Laboratorium
RO thorak : CTR
> 50%.
-
USG
Hepar kesan
nyaman
ECG : kesan AF
rapid respon ireguler. 4 Ds : Klien mengaku Riwayat klien sering meminum jamu-jamu tradisional yang dijual di warung. Klien mengaku didiagnosa mengidap hepatitis B sejak 2 tahun lalu. Kelebihan volume cairan
didiagnosa mengidap hepatitis B sejak 2 tahun lalu. Sudah 1 tahun ini, tidak pernah kerumah
klien kontrol
Sudah 1 tahun ini, klien tidak pernah kontrol kerumah sakit. SGOT/SGPT meningkat, Hipoalbumin,
sering
Trombositopenia, Anemia, ECG kesan AF rapid respon ireguler, RO thorak CTR > 50%. Hasil USG Hepar terdapat kesan Serosis Hati. Perkusi : Terdapat pembesaran hati dengan nilai GMK : 14 cm dan GMS : 9 cm. Terdapat edema pada kaki klien dan pembesaran abdomen akibat penumpukan cairan. Kelebihan volume cairan
pada kaki klien dan pembesaran abdomen akibat penumpukan cairan. Perkusi : hati
Laboratorium
RO thorak : CTR
> 50%.
-
USG
Hepar kesan
ECG : kesan AF
rapid respon ireguler. 5 Ds : Perut terasa Riwayat klien sering meminum jamu-jamu tradisional yang dijual di warung. diikuti Klien mengaku didiagnosa sejak 2 tahun lalu. Sudah 1 tahun ini, klien tidak pernah kontrol kerumah sakit. SGOT/SGPT meningkat, klien meminum Hipoalbumin, Trombositopenia, Anemia, ECG kesan AF rapid respon ireguler, RO thorak CTR > 50%. Hasil Terdapat akibat USG Hepar terdapat kesan Serosis Hati. Perkusi : Terdapat pembesaran hati : hati dengan nilai GMK : 14 cm dan GMS : 9 cm. Terdapat pembesaran abdomen akibat pernah kerumah Ketidakefektifan pola nafas
kembung. Kadang
didiagnosa mengidap hepatitis B sejak 2 tahun lalu. Sudah 1 tahun ini, tidak
Riwayat
sering
penumpukan cairan. Perut terasa kembung. Kadang diikuti perasaan sesak. RR: 24 x/mnt. Ketidakefektifan pola nafas
RO thorak : CTR
> 50%.
-
USG
Hepar kesan
ECG : kesan AF
rapid respon ireguler. 6 Ds : Klien mengaku Riwayat klien sering meminum jamu-jamu tradisional yang dijual di warung. Klien mengaku didiagnosa mengidap hepatitis B sejak 2 tahun lalu. Sudah 1 tahun ini, klien meminum klien tidak pernah kontrol kerumah sakit. SGOT/SGPT meningkat, Hipoalbumin, Perkusi : Trombositopenia, Hipertermia
didiagnosa mengidap hepatitis B sejak 2 tahun lalu. Sudah 1 tahun ini, tidak pernah kerumah
Riwayat
sering
Anemia, ECG kesan AF rapid respon ireguler, RO thorak CTR > 50%. Hasil USG Hepar terdapat : kesan Serosis Hati. Perkusi : Terdapat pembesaran hati dengan nilai GMK : 14 cm dan GMS : 9 cm. Proses inflamasi pada hepar. : Hepar kesan Suhu: 38,20C Hipertermia
Laboratorium
RO thorak : CTR
> 50%.
-
USG
ECG : kesan AF
Suhu: 38,20C
E.
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis diakibatkan perasaan tidak nyaman pada abdomen karena proses inflamasi pada hepar. 2. Keletihan b.d gangguan metabolisme karbohidrat,lemak dan protein pada proses inflamasi di hepar. 3. Gangguan rasa nyaman b.d pembesaran hepar, penumpukan cairan di abdomen karena proses inflamasi pada hepar. 4. Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi karena gangguan metabolisme protein di hepar.
5. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan dan penekanan di diafragma akibat penumpukan cairan di abdomen. 6. Hipertermia b.d proses inflamasi pada hepar. F. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Rencana Keperawatan No Diagnosa Keperawatan 1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan diakibatkan perasaan nyaman abdomen proses pada hepar. tidak pada karena inflamasi tubuh b.d faktor biologis Tujuan dan Kriteria Hasil
-
Evaluasi
Setelah
S : Klien
dilakukan asuhan keperawatan selama jam nutrisi membaik. Kriteria klien hasil : nafsu makan klien menghabiska n yang disediakan, tidak terjadi penurunan berat badan. makanan meningkat, 3x24 status klien
klien
tentang
pentingnya nutrisi bagi klien (Rasional : nutrisi yang baik dapat proses mempercepat penyembuhan).
b. Anjurkan
O : Klien makanan
menghabiska klien tapi : n yang disediakan dan terjadi penurunan BB pada klien.
-
makan sering
sedikit (Rasional
peningkatan intraabdominal asites saluran menurunkan kapasitasnya, dengan tapi porsi sering GI
tidak
sesuai
dengan
diet
intake adekuat
klien.
d. Timbang BB klien
setiap hari (Rasional : memastikan pada klien). e. Batasi cairan 1 jam sebelum dan sesudah makan cairan (Rasional : dapat tidak terjadi penurunan BB
Pertahankan
oral :
(Rasional di
partikel mulut
dapat menambah bau dan rasa tak sedap yang menurunkan makan).
g. Batasi
dapat nafsu
yang pada
tinggi aliran
malabsorbsi lemak). 2 Keletihan gangguan metabolisme karbohidrat,lemak dan protein pada proses inflamasi di hepar. b.d Setelah
a. Pantau
tingkat klien
S : Klien secara
keletihan dapat
(Rasional : keletihan mengganggu 2x24 kemampuan fisik dan psikologis klien). b. Pantau TTV klien (Rasional : penurunan TTV mengindikasikan kelemahan adanya
jam keletihan
hasil an verbal
mengungkapk
keletihan yang dirasakan berkurang, ekspresi wajah dan dalam 120/80 mmHg, RR 370C) : N : 80-100 x/mnt, 16-20 x/mnt, S : 36klien TTV batas tampak rileks
untuk menutup mata, meluruskan kaki dan rileks (Rasional : posisi yang nyaman memudahkan relaksasi otot dan menurunkan keletihan). d. Tingkatkan tirah
mmHg, RR 370C)
-
normal, TD :
baring klien (Rasional : frekuensi istirahat yang mencukupi yang dirasakan) dapat menurunkan keletihan
Gangguan nyaman
rasa b.d
Setelah
a. Anjurkan untuk
klien
dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam terdapat peningkatan rasa nyaman pada klien. - Kriteria hasil : klien mengungkap kan secara verbal rasa nyamannya meningkat dan klien terlihat dapat mempertahan kan tirah baring.
mengungkapk an verbal ketika gangguan pada dapat dan hati dari metabolisme nyaman baring
pembesaran hepar, penumpukan cairan di abdomen karena proses inflamasi pada hepar.
nyamannya meningkat.
-
O : klien
tirah :
yang berlebihan).
b. Kolaborasi
pemberian sedatif dan antispasmodik tidak sesuai (Rasional antispasmodic sedatif yang order : dan dapat hepatotoksik
mengurangi iritabilitas traktus gastrointestinal dan gangguan rasa yang nyaman diakibatkannya).
c. Anjurkan
mengurangi natrium
yang berlebihan dapat memperparah asites yang dialami klien) 4 Kelebihan cairan gangguan mekanisme regulasi gangguan metabolisme protein di hepar. karena volume b.d - Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam status volume cairan klien membaik. - Kriteria hasil : terdapat penurunan lingkar perut sebesar 2 cm dalam 3 hari dan klien menyatakan perasaan penuh pada abdomen berkurang.
a. Batasi
asupan
klien
cairan dan natrium jika diinstruksikan (Rasional meminimalkan pembentukan dan edema).
b. Kolaborasi
: asites
berkurang.
-
terdapat diuretik, order : dan penurunan lingkar perut sebesar 2 cm dalam 3 hari.
-
pemberian protein
meningkatkan eksresi mempertahankan keseimbangan volume cairan). c. Catat : menilai intake dan
Intervensi dihentikan, dilanjutkan dengan monitoring volume cairan catat perut pada asites klien.
output cairan (Rasional efektifitas terapi dan kecukupan asupan cairan). d. Ukur lingkar perubahan pembentukan dan dan
(Rasional : memantau
penumpukan
cairan). e. Jelaskan pembatasan (Rasional meningkatkan pemahaman dan sikap kooperatif klien dalam melaksanakan pembatasan dan cairan). 5 Ketidakefektifan pola nafas b.d dan di akibat keletihan penekanan diafragma di abdomen. - Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 4x24 jam pola nafas klien berangsur membaik.
-
rasional cairan :
natrium
a. Ajarkan klien untuk sesekali posisi semifowler meninggikan tempat tekanan pada tidur mengubah tidur menjadi atau kepala klien
klien
penumpukan cairan
RR
klien rentang
dalam
Kriteria
memungkinkan pengembangan toraks dan ekspansi paru yang optimal). b. Edukasi klien unutk mengurangi aktifitas dan kebutuhan energi (Rasional : mengurangi kebutuhan metabolik dan oksigen klien). c. Bantu dan
hasil : klien menyatakan keluhan sesaknya berkurang dan RR klien dalam rentang normal 16-20 x/menit.
menjalani parasentesis dan torakosentesis : dan yang untuk cairan toraks) tindakan (Rasional parasentesis torakosentesis (tindakan dilakukan mengeluarkan dari rongga merupakan
yang menakutkan bagi klien. Bantu klien agar bekerja sama menjalani prosedur ini dengan meminimalkan resiko dan gangguan rasa nyaman).
d. Pantau pola nafas
dan kecepatan nafas klien, normalnya RR : 16-20 x/menit (Rasional : memonitor keberhasilan intervensi yang dilakukan). 6 Hipertermia proses pada hepar. b.d
-
Tujuan
S : Tidak
inflamasi
setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam tubuh kembali suhu klien
indikasi
dari
O : Suhu klien
tubuh
pemberian
interferon
dalam rentang
normal.
-
alfa
dan :
lamivudin. penyakit
normal 370C. A
36-
(Rasional
hasil : suhu tubuh normal 370C keluhan demam klien. dari dalam rentang
hepatitis B yang kronis menyebabkan inflamasi pada hepar dan peningkatan suhu tubuh secara sistemik, interferon lamivudin farmakologis penatalaksanaan Hepatitis B)
c. Kolaborasi
tidak terdapat
alfa
dan untuk
merupakan
hepatotoksik. (Rasional
kompres
pada bagian axilla dan lipat paha. (Rasional : menurunkan tubuh klien) suhu
DAFTAR PUSTAKA Nanda International. 2013. Nursing Diagnoses : Definitions And Classification 20122014. Jakarta : EGC Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. 1994. Patofisiologi, Konsep Klinis ProsesProses Penyakit. Jakarta : EGC MC, closky J dan Bulaceck. 2000. Nursing Intervension Classification (NIC). Mosby : Philadelphia Sunardi. 2006. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Sirosis Hati pada Tn. MS di Ruang Inap Irna B Lantai IV Kanan RSCM. Jakarta :FIK UI Sutadi, Sri Maryani. 2003. Sirosis Hepatis. Medan : USU