Anda di halaman 1dari 33

InstalasiListrikRumah.

com

Home Artikel Daftar Isi About Contact

Pengawatan Meter Prabayar dan Munculnya Tulisan PERIKSA Sistem Listrik 3-Phase Published January 24, 2012 | By ILR

Penjelasan sistem 3 phase dan 1 phase Artikel ini adalah semacam sub-artikel dari artikel sebelumnya Pengawatan Meter PraBayar dan munculnya tulisan PERIKSA. Kami coba membantu sobat ILR dalam memahami fenomena munculnya arus netral pada kWh-meter, khususnya Meter PraBayar (MPB). Ada beberapa pertanyaan mengenai sistem 3-phase yang diaplikasikan pada sistem kelistrikan PLN dan mengapa kabel listrik yang disambung ke instalasi listrik rumah terdiri kabel phase dan kabel netral? Mengapa kabel phase bertegangan dan kabel netral tidak bertegangan? Dan mengapa ada arus netral yang datang dari jaringan listrik PLN? Semuanya kami coba rangkum dalam tulisan ini.

Tetapi terus terang, tulisan ini dibuat sebagai nice to know saja. Isinya tidak rumit-rumit dengan rumus atau teori yang mendalam. Walaupun begitu, kami berusaha sebaik mungkin membuatnya lebih mudah dimengerti oleh pembaca yang merasa awam soal listrik. Mudah-mudahan cukup bermanfaat dan mencerahkan. Baiklah.silahkan klik di selanjutnya Sistem 3-Phase dan 1-Phase Hampir seluruh perusahaan penyedia tenaga listrik menggunakan sistem listrik 3phase ini. Sistem ini diperkenalkan dan dipatenkan oleh Nikola Tesla pada tahun 1887 dan 1888. Sistem ini secara umum lebih ekonomis dalam penghantaran daya listrik, dibanding dengan sistem 2-phase atau 1-phase, dengan ukuran penghantar yang sama. Karena sistem 3-phase dapat menghantarkan daya listrik yang lebih besar. Dan juga peralatan listrik yang besar, seperti motor-motor listrik, lebih powerful dengan sistem ini. PLN mengaplikasikan sistem 3-phase dalam keseluruhan sistem kelistrikannya, mulai dari pembangkitan, transmisi daya hingga sistem distribusi. Oh iya, agar lebih jelas, sistem kelistrikan PLN secara umum dibagi dalam 3 bagian besar :

Sistem Pembangkitan Tenaga Listrik Terdiri dari pembangkit-pembangkit listrik yang tersebar di berbagai tempat, dengan jenis-jenisnya antara lain yang cukup banyak adalah PLTA (menggunakan sumber tenaga air), PLTU (menggunakan sumber batubara), PLTG (menggunakan sumber dari gas alam) dan PLTGU (menggunakan kombinasi antara gas alam dan uap). Pembangkit-pembangkit tersebut mengubah sumber-sumber alam tadi menjadi energi listrik. Sistem Transmisi Daya Energi listrik yang dihasilkan dari berbagai pembangkit tadi harus langsung disalurkan. Karena energi listrik sebesar itu tidak bisa disimpan dalam baterai. Karena akan butuh baterai kapasitas besar untuk menyimpan energi sebesar itu dan menjadi sangat tidak ekonomis. Sebagai gambaran, accu 12Vdc dengan kapasitas 50Ah akan menyimpan energi listrik maksimal kira-kira 600 Watt untuk pemakaian penuh selama 1 jam. Sedangkan total pemakaian daya listrik untuk jawa-bali bisa melebihi 15,000 MW (15,000,000,000 Watt). Jadi.Berapa besar baterai untuk penyimpanannya? Untuk itulah suplai energi listrik bersifat harus sesuai dengan permintaan saat itu juga, tidak ada penyimpanan. Karena itu sistem transmisi daya listrik dibangun untuk menghubungkan pembangkit-pembangkit listrik yang

tersebar tadi dan menyalurkan listriknya langsung saat itu juga ke pelanggan-pelanggan listrik. Saluran penghantarannya dikenal dengan nama SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi), SUTET (Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi) dll. Pastinya nggak asing dech dengan bentuknya yang kaya menara itu ya.. Di Jawa-Bali, sistem transmisi daya listrik ini diatur oleh P3B (Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban) Jawa-Bali yang berlokasi di daerah Gandul, Cinere, Bogor.

SistemDistribusi Daya Listrik Dari sistem transmisi daya tadi, listrik akan sampai ke pelangganpelanggannya (terutama perumahan) dengan terlebih dahulu melalui Gardu Induk dan kemudian Gardu Distribusi. Gardu Induk mengambil daya listrik dari sistem transmisi dan menyalurkan ke Gardu-gardu distribusi yang tersebar ke berbagai daerah perumahan. Dan di dalam gardu distribusi, terdapat trafo distribusi yang menyalurkan listrik langsung ke rumah-rumah dengan melewati JTR (Jaringan Tegangan Rendah), yang biasanya ditopang oleh tiang listrik.

Selengkapnya mengenai sistem tenaga listrik PLN ini akan dijelaskan pada artikel lain yang akan masuk daftar tunggu untuk rilis (Sistem Tenaga Listrik PLN). Listrik 3-phase adalah listrik AC (alternating current) yang menggunakan 3 penghantar yang mempunyai tegangan sama tetapi berbeda dalam sudut phase sebesar 120 degree. Ada 2 macam hubungan dalam koneksi 3 penghantar tadi : hubungan bintang (Y atau star) dan hubungan delta. Sesuai bentuknya, yang satu seperti huruf Y dan satu lagi seperti simbol delta. Tetapi untuk bahasan ini kita akan lebih banyak membicarakan mengenai hubungan bintang saja.

Sistem 3-Phase Hubungan Bintang dengan tegangan 380/220V

Gambar disamping adalah contoh sistem 3-phase yang dihubung bintang. Titik pertemuan dari masing-masing phase disebut dengan titik netral. Titik netral ini merupakan common dan tidak bertegangan. Ada 2 macam tegangan listrik yang dikenal dalam sistem 3-phase ini : Tegangan antar phase (Vpp : voltage phase to phase atau ada juga yang menggunakan istilah Voltage line to line) dan tegangan phase ke netral (Vpn : Voltage phase to netral atau Voltage line to netral). Sistem tegangan yang dipakai pada gambar dibawah adalah yang digunakan PLN pada trafo distribusi JTR (380V/220V), dengan titik netral ditanahkan. Pada istilah umum di Indonesia, sistem 3-phase ini lebih familiar dengan nama sistem R-S-T. karena memang umumnya menggunakan simbol R, S , T untuk tiap penghantar phasenya serta simbol N untuk penghantar netral.

Kita langsung saja pada sistem yang dipakai PLN. Seperti pada gambar tersebut, di dalam sistem JTR yang langsung ke perumahan, PLN menggunakan tegangan antar phase 380V dan tegangan phase ke netral sebesar 220V. Rumusnya seperti ini :

Vpn = Vpp/3 > 220V = 380/3

Instalasi listrik rumah akan disambungkan dengan salah satu kabel phase dan netral, maka pelanggan menerima tegangan listrik 220V. Perhatikan pada gambar dibawah ini :

Sistem Listrik 3-Phase PLN 380/220V pada Jaringan Distribusi Perumahan

Contoh 3-phase hubungan delta bisa dilihat di sisi primer dari trafo diatas (sebelah kiri). Sedangkan sisi sekunder (sebelah kiri) terhubung bintang. Hubungan delta pada umumnya tidak mempunyai netral.

Arus Netral pada sistem 3-phase Salahsatu karakteristrik sistem 3-phase adalah bila sistem 3-phase tersebut mempunyai beban yang seimbang, maka besaran arus phase di penghantar R-S-T akan sama sehingga In (arus netral) = 0 Ampere. Contohnya pada gambar diatas : Misal ketiga rumah tersebut mempunyai beban yang identik seimbang. Maka arus netral sebagai penjumlahan dari ketiga arus phase tersebut akan menjadi :

Ir + Is + It = In > Bila beban seimbang maka Ir = Is = It dan In = 0 Ampere

Kok hasilnya bisa nol? Karena sistem penjumlahannya adalah secara penjumlahan vektor, bukan dengan penjumlahan matematika biasa (jadi bukan 1+1+1=3).

Pada prakteknya, beban seimbang dari ketiga phase tadi hampir mustahil dicapai. Karena beban listrik setiap rumah belum tentu identik. Bila terjadi ketidakseimbangan beban, maka besar arus listrik setiap phase tidak sama. Akibatnya arus netral tidak lagi sebesar 0 Ampere. Semakin tidak seimbang bebannya, maka arus netral akan semakin besar. Karena sifat arus listrik adalah loop tertutup agar bisa mengalir, maka arus netral tadi akan mengalir ke instalasi listrik milik pelanggan dan melewati grounding sistem untuk masuk ke tanah, yang akhirnya mengalir balik ke titik grounding trafo kemudian kembali masuk ke instalasi listrik rumah, demikian seterusnya. Walaupun pelanggan listrik tersebut mematikan daya listrik yang masuk ke rumah, dengan MCB di kWh-meter pada posisi OFF, arus netral tetap akan mengalir.

Arus Netral ke kWh-Meter Saat Terjadi Beban 3 Phase Tidak Seimbang

Apa pengaruhnya pada Meter Prabayar? Seperti yang dijelaskan pada artikel sebelumnya Pengawatan Meter PraBayar dan munculnya tulisan PERIKSA, adanya arus netral yang tidak diinginkan ini akan membuat masalah pada Meter Prabayar (MPB) bila pengawatan pada MPB tidak benar. Karena MPB cukup peka mengukur perbedaan antara arus phase dan netralnya.

Oke dech sobatsampai disini dulu tulisannya. semoga sobat ILR menjadi lebih jelas memahami sistem kelistrikan 3 phase dan fenomena arus netralnya serta hubungannya dengan masalah pada MPB. Mudah-mudahan bermanfaat. Mohon maaf bila tulisannya malah jadi rumit dan sulit dimengerti. Bila ada pertanyaan silahkan saja. Walaupun mungkin anda awam istilah teknis, yang penting maksudnya tersampaikan . Juga mohon koreksinya bila ada yang harus diperbaiki.

Salam,

inShare 0digg Share52 Posted in Pengertian Dasar | Tagged 3 phase, instalasi listrik, instalasi listrik rumah, kWh meter, listrik, listrik prabayar, listrik rumah, listrik rumah tangga, mengenal listrik 50 Responses to Sistem Listrik 3-Phase

Rusdi: February 6, 2012 at 7:33 am thanks infonya. Reply

Narendra Winahyu: February 6, 2012 at 9:06 pm Om ILR, kalau arus masuk = arus keluar (hukum kirchoff), bearti kabel netral nya berarus dong? Tp kok gk nyetrum ya? Trus kok bisa 0 ampere padahal kan seharusnya besar arusnya sama dengan kabel phase? Reply

ILR: February 9, 2012 at 11:56 am Narendra, Hukum Kirchoff 1 : arus masuk = arus keluar. Tapi karena penjumlahannya secara vektor, maka hasilnya arus netral = 0. penjumlahan secara vektor memasukkan nilai derajat kelistrikan dari gelombang sinusoidnya. Mengenai penjumlahan vektor ini akan ditemui pada mata pelajaran fisika dan untuk hubungan dengan sistem 3 phase akan ditemui pada Dasar Tenaga Listrik. Karena itu penjumlahan dari ketiga phase tadi, bila arusnya sama, maka arus netral akan 0 A. Mudah2an jelas ya.. Salam, Reply

Narendra Winahyu: February 10, 2012 at 5:45 pm

Maaf om, bisa ditulis rumusnya yg ada penjumlahan vektornya? Reply

ILR: February 14, 2012 at 11:42 am Narendra, Kita kirim by email ya.. Salam, Reply

Narendra Winahyu: February 14, 2012 at 5:38 pm Terima Kasih om rumusnya. Om, apakah di setiap kwh meter rumah pelanggan (pra bayar maupun pasca bayar) memiliki sistem grounding? Kalau tidak, arus netral yg tidak diinginkan nya dikemanain? Lalu berapa daya yang diberikan oleh PLN pada kabel SUTR? Mohon dijelaskan ya om. Maaf om nanya terus. Kan biar pinter hehe Reply

Narendra Winahyu:

February 14, 2012 at 7:02 pm Oiya om, kan di rumah saya punya 2 MCB. Yang satu di dalam MPB dan yang satu nya lagi di dalam rumah. Nah pertanyaannya, kenapa ketika terjadi konslet atau kelebihan pengunaan daya listrik, yang ngejeplak selalu yang di dalam MPB bukan yang di dalam rumah? Kalo begitu apa gunanya MCB yg di dalam rumah? Mohon dijelaskan ya om. Trims Reply

ILR: February 16, 2012 at 5:46 pm Narendra, Coba diperiksa rating arus MCB yang di MPB dan di dalam rumah..nanti kita analisa kenapanya.. Infokan kalo dah dapet ya.. Salam, Reply

Gunawan nuswantoro: March 27, 2012 at 2:18 pm Klo menurut gue sih krn mcb yg didlm rmh amperenya lbh besar drpd yg di meteran Reply

Nalsdo: April 27, 2012 at 8:11 am Setuju dengan BGunawan teriring salam hangat kepada pemilik. Nice website Semangat Pak.. Reply

ILR: June 9, 2012 at 8:37 am Mas Gunawan, Penyebab paling sering memang seperti itu. Misal MCB di meteran ratingnya 6A, tetapi MCB di dalam rumah 10A. Karena Narendra interest utk belajar listrik, jadi kita arahkan utk berdiskusi. @Nalsdo, Salam hangat kembali. Terima kasih untuk pujiannya. Makin bersemangat nih.. Salam, Reply

Helmy:

February 15, 2012 at 7:31 am Bantu menjawab om Narendra, arus fase kan didapat dari trafo (gardu) PLN dimana rumah kita terhubung. Begitu juga arus netral, namun arahnya saja yang berbeda, karena arah arus itu merupakan loop tertutup makan arus dari fase di trafo kemudian sampe ke pelanggan dan kemudian kembali lagi ke netral. Sedangkan ground salah satu fungsinya untuk mengamankan tergangan sentuh, dengan grounding yang baik tidak akan dirasakan sengatan sengatan listrik di peralatan listrik yang kita pakai. (mohon koreksi kalau salah) Reply

ILR: February 16, 2012 at 5:43 pm Terima kasih Mas Helmy untuk penjelasannya. Hanya menambahkan saja untuk Narendra, betul yang dikatakan mas Helmy bahwa fungsi grounding adalah sebagai pengaman dari tegangan sentuh. Karena itu grounding wajib ada. Berhubungan dengan arus netral tersebut, bila tidak memiliki sistem grounding, maka arus netralnya akan kembali lagi ke trafo distribusi.lewat kabel netralnya. Mudah-mudahan clear.. Salam, Reply

Narendra Winahyu: February 28, 2012 at 5:42 pm Maaf om baru respon Maksud saya ketika terjadi ketidakseimbangan pada beban di R-S-T, kan arus menjadi 0 Ampere. Nah jika pada kWh meter tidak ada sistem grounding, maka arus yg 0 Ampere nya di kemanain? Kan nanti dapat merusak alat2 elektronik rumah tinggal dan membuat kWh meter jd ngaco? Terima Kasih sebelumnya Reply

Narendra Winahyu: February 28, 2012 at 5:45 pm Yang 0 Ampere maksudnya arus netral. Maaf lupa di ketik hehehe Reply

Helmy: March 10, 2012 at 7:41 am Mas Narendra rumahnya pake sistem 3 fase tapi netralnya tidak digrounding ya? Saran saya dipasang grounding saja mas. Kalau tidak digrounding arah arusnya kembali ke trafo lewat netral mas. Makanya arus netral 0 itu karena tidak seimbang tersebut, dan arahnya ke trafo, bukan ke peralatan mas Naren, jadi sante saja. Setahu saya tidak ada hubungan langsung antara beban tidak seimbang dengan kerusakan alat alat, Tentunya selama tegangan masih normal.

Reply

Ferry: March 10, 2012 at 9:13 pm Maaf mas, saya juga bisa dikirim rumusnya yg ada penjumlahan vektornya untuk sistem 3 phase, masih belajar jg nih, thanks before. Reply

ILR: March 20, 2012 at 5:06 pm Bro Ferry, Sudah dikirim ya sesuai permintaan. Salam, Reply

ilham: March 11, 2012 at 9:48 am Mas helmy sy nyambung prtanyaanx narendra.. Klo ga salah dr pnjlasan diatas. Jika trjdi beban tdk seimbang maka ada arus akan menyelundup masuk mlalui kwh meter, itulah sebabx maka pengkabelan yg dpake TN-C-S (menggabungkan netral & ground) pd input sblum kwh agar arus netral bs lngsung ditanahkn sblum kluar melalui output

kwh yg menuju instalasi rmh. Nah klo misalx tdk ada kabel grounding di dlm instalasi rmh kita berarti arus netral yg menyelundup tsb tentux akan masuk terlebih dahulu ke sistem instalasi rmh, setelah itu baru kembali ke trafo distribusi. jika seperti ini jalurx apabila tdk ada grounding di rmh berarti kabel netral drmh akan ada arusx krn di kwh tdk ditanahkan, nnti setelah arus dr dlm rmh kembali lg menuju trafo distribusi baru ditanahkan disitu. Apakah sudah benar sperti ini pemahaman saya. Tolong dibantu koreksi, jika ada yg salah mohon diluruskan.. Maklum lg belajar Reply

ILR: March 14, 2012 at 12:20 pm Mas Helmy dan Mas Ilham, hanya melengkapi saja untuk pertanyaan Narendra.. - Bagaimana jika kWh-meter tidak ada system grounding? Kalau seperti ini maka sistem pentanahannya menggunakan TN-C (Terra Neutral Combined, Terra = Tanah), dimana kabel netral dari PLN sebenarnya adalah gabungan antara neutral dan PE (protective earth) dalam satu penghantar. - Akan kemana arus netral 0 tsb? Apakah masuk ke dalam system instalasi listrik rumah? Tidak akan, karena tidak ada closed loop atau jalur aliran arus netral yang melewati kabel ground dan kembali ke trafo. Arus netral 0 tsb juga tidak mungkin mengalir ke penghantar phase karena nilai potensial penghantar phase lebih tinggi dari netral. Arus listrik selalu mengalir dari potential tinggi ke rendah. Jadi arus netral tidak akan merusak peralatan dan bikin kWh-meter nya ngaco. - Kalau begitu, berarti lebih baik tidak perlu ada sistem grounding utk di rumah? bisa hemat biaya. Standard sistem pentanahan untuk perumahan berdasarkan PUIL adalah TNC-S (Terra Neutral Combined Separated), dimana sistem TN-C dari PLN

tadi (N dan PE digabung dlm satu penghantar) kemudian dirubah menjadi sistem TN-S saat masuk ke dalam instalasi rumah. Sistem TN-S adalah memisahkan N dan PE dalam penghantar terpisah. Jadi akan ada kabel netral dan kabel ground yang terpisah. Karena itu jadi sistem TN-C-S. - Bagaimana kalo tetap pakai sistem TN-C aja untuk rumah? apa ada pengaruhnya? Sistem TN-C kurang aman bila diaplikasikan utk perumahan dibandingkan TN-C-S. Karena penghantar PE sebagai pengaman juga merangkap sebagai penghantar daya listrik sebagai netral. Sistem TN-C jarang diaplikasikan untuk perumahan. - Jika semua perumahan tidak ada grounding, akan kemana arus netral 0? Karena trafo distribusi PLN mengunakan hubungan bintang (star connection) utk sistem 3 phase, dimana netralnya ditanahkan, maka arus netral 0 tsb akan lewat tanah menuju sistem grounding pembangkit utk membentuk closed loop. Semoga penjelasannya bisa bermanfaat dan mohon koreksi juga bila salah. Senang bisa saling belajar dan berbagi ilmu.. Salam, Reply

Rizal: March 20, 2012 at 9:21 pm Salam kenal Om ILR. Bermanfaat sekali informasi tentang listrik 3 fase. Namun ada yang saya ingin tanyakan, saya sedang meneliti mengenai penggunaan Powerline Communication, mungkin om pernah mendengarnya, dimana menggunakan arus listrik untuk mentransmit data. Saya mencoba percobaan di kampus. kampus memiliki listrik 3 fase. permasalahan yang muncul adalah pada listrik yang terhubung sefase, komunikasi lancar, namun jika dihubungkan ke listrik yang berbeda fase, tidak dapat terjadi

komunikasi. pada beberapa artikel yang saya baca, komunikasi ini tidak dapat terhubung jika terkena trafo. mengapa ini terjadi? demikian dulu om ILR. mohon pencerahan dari om ILR. makasih sebelumnya.. Reply

ILR: May 30, 2012 at 11:34 am Om Rizal, Kami pernah denger PLC (Powerline communication). Sejauh yang kami ketahui, system ini menginjeksikan frekwensi tertentu sesuai peraturan channel-nya (24-500KHz) yang membawa informasi data kepada jala-jala dengan frekwensi 50/60Hz. Pada modem-nya, terpasang kopling kapasitif yang melewatkan frekwensi yang membawa data tadi, dan menahan frekwensi listrik yang 50/60Hz. Kalo tidak salah menurut kami, memang data tadi tidak bisa lewat trafo, karena listrik yang lewat trafo adalah diinduksikan melalui medan magnet, dan medan magnetnya juga berosilasi pada frekwensi listrik-nya (50/60Hz), sedangkan frekwensi carrier yang membawa data tadi, tidak ikutan nyelip di medan magnet pada trafo, jadi terisolasi. Pada saluran hantar yang berbeda fasa, kemungkinan besar memang frekwensi tadi tidak akan bisa lewat, karena secara alami juga sebetulnya antara fasa dalam system 3 fasa kan tidak terhubung secara langsung. Pada sisi generator, terhubung di satu titik yaitu titik netralnya. Kemudian juga frekewensi tersebut melewati belitan stator, yang memiliki impedansi, resistansi, reaktansi, dimana sifat2 tadi kemungkinan besar akan mempengaruhi frekwensi carrier yang

membawa data tadi. Pada di sisi beban, antara satu fasa dengan fasa lainnya terhubung secara kelistrikan melalui beban, misalkan saja motor listrik 3 fasa yang terhubung secara delta,dimana masing2 fasa R-S-T mempunyai belitan stator yang memiliki impedansi juga. Sedangkan frekwensi itu sangat sensitive dengan induktansi dan kapasitansi. Jadi menurut kami, agar antara fasa yang satu dengan fasa yang lain, agar komunikasi data bisa berjalan sepertinya harus dipasang sejenis repeater, yang menghubungkan fasa yang satu dengan fasa lainnya untuk dapat melewatkan frekwensi carrier yang membawa data tadi. Jika melewati trafo, bisa dipasang repeater juga, yang akan membypass trafo tadi. Maksudnya begini, misalnya pada sisi primer sudah terinjeksikan frekwensi carrier yang membawa data, nahagar data bisa lewat ke sisi sekundernya, maka pada sisi primernya dipasangin modem yang akan mengambil data dari sisi primer, kemudian di sisi sekundernya juga dipasangin modem juga. Dan modem di sisi primer dan sisi sekunder dihubungkan dengan melalui suatu alat khusus (yang ini harus studi dulu). Sehingga data yang diambil oleh modem di sisi primer akan disuntikkan kembali di sisi sekunder oleh modem yang satunya lagi. Prinsip ini bisa diimplementasikan pada system tiga fasa, dengan memasang modem di tiap fasa, dan menghubungkan antara modem satu dengan yang lainnya. Btw, ini hanya sejauh pengetahuan kami mengenai PLC. Ada website sebuah konsultan yang bergerak dibidang ini : http://bpi.co.id/services/bpl/. Sepertinya akan ada banyak informasi yang lebih dalam lagi mengenai hal ini. Mudah2an ini menjadi suatu pembelajaran yang menarik. Salam, Reply

prakarsa:

March 28, 2012 at 4:00 pm permisi, saya org awam listrik, ingin bertanya : - beda sistem 1fase,2fase, dan 3fase apa pak ? apa zaman skrg semua pakai listrik 3 fase ? - apabila kabel netral tidak 0, apa kerugiannya ? terimakasih Reply

ILR: June 9, 2012 at 12:14 pm Mas Prakarsa, Merespon pertanyaannya : - beda sistem 1fase,2fase, dan 3fase apa pak ? apa zaman skrg semua pakai listrik 3 fase ? - apabila kabel netral tidak 0, apa kerugiannya ? Sistem 1 phase adalah ada 1 phase listrik dan satu neutral. 2 phase adalah 2 phase conductor bertegangan, dan 3 Phase ada 3 buah conductor bertegangan. System yang umum dipakai sekarang ini adalah 1 phase dan 3 phase. Sistem 3-phase digunakan karena cukup optimum dalam mentransmisikan daya listrik yang besar. Tegangan neutral tidak = 0, maka kemungkinan besar neutral-nya tidak ter-grounding. Tapi bila besarnya tegangan netral hanya beberapa miliVolt (mV) tidak masalah, karena kemungkinan sudah ter-grounding tapi karena grounding pun punya tahanan maka ada sedikit tegangan yang timbul. Kerugiannya, jika ada hubung singkat dari salah satu phasa ketanah, tegangan netral tsb bisa naik dan akibatnya bisa merusakkan equipment dan insulator kabel.

Mudah2an bisa dimengerti dan bermanfaat.. Salam, Reply

chepy: April 2, 2012 at 2:30 pm Infonya sangat membantu..Saya ada pertanyaan, bisakah arus netral digantikan dengan grounding? Saya dulu pernah bereksperiment fase dan grounding lampu bisa menyalamenurut om ILR bagaimana? bukankah arus netral itu juga ke grounding pada sumbernya Reply

ILR: June 9, 2012 at 8:54 pm Terima kasih Bro Chepy, Memang benar pada titik neutral di trafo distribusi PLN di-grounding. Sehingga jika kita menggunakan kabel phase dan grounding sebagai jalur penghantar, maka peralatan listrik akan menyala. Karena arus balik listrik yang seharusnya lewat penghantar netral bisa melewati penghantar grounding dengan bumi sebagai jalur kembali ke titik netral yang di-ground-kan di trafo distribusi tadi. Akan tetapi cara ini mempunyai kelemahan : 1. Tergantung dari kualitas grounding yang dibuat. 2. Tegangannya akan tidak stabil, karena akan sangat tergantung terhadap tanah, sebab tahanan tanah akan berubah2 mengikuti kelembapan tanah, jika musim hujan tahanan tanah akan turun, sebaliknya musim kemarau akan naik.

3. Dari sisi keselamatan akan sangat beresiko karena fungsi grounding sebagai pengaman tidak ada. Grounding sebagai pengaman yang tidak bertegangan akan menjadi konduktif karena dijadikan penghantar. Karena itu PUIL tidak memperbolehkan hal ini : 7.10.18 Bumi tidak boleh sekali-kali digunakan sebagai penghantar balik untuk instalasi arus kuat, untuk hal semacam itu harus digunakan penghantar tersendiri. Mudah2an penjelasannya bisa bermanfaat untuk bro cheppy. Salam, Reply

Melgy: April 8, 2012 at 10:57 am Mau naxa nich Bang np ditmpat q kejadianx satu fasax hlang justru pada netralx muncul tegangan .Tlong infox Reply

ILR: June 10, 2012 at 1:19 am Bro Melgy, Untuk kasus neutral dari PLN yang bertegangan, kami asumsikan bahwa tegangan tersebut diukur terhadap tanah. Kemungkinan besar neutral tersebut tidak diground/tidak masuk arde. Seharusnya dari trafo distribusi PLN neutralnya sudah ter-grounding/ terhubung ke

arde. Bro Melgy bisa infokan ke PLN jika benar neutralnya muncul tegangan, dimana PLN seharusnya menindaklanjuti. Salam, Reply

prasojo: April 10, 2012 at 4:24 am sebetulnya saya tidak tahu ttg listrik,,tp saya mau menanyakan!!drumah saya pake Kwh listrik dengan daya 900Watt(bukan prabayar)suatu hari saya keluar dgn skeluarga 2hari,,karena saya tinggal jadi yg brhubngan dgn listrik saya matikan semua krn takut terjadi hal2 yg tdk dInginkan,,tp kenapa saya melihat dMeteran tetap berjalan,,kenapa ya kok bsa bgtu,apa yg harus saya lakukan!!tlg kasih penjelasan..terimakasih. Reply

ILR: June 10, 2012 at 2:23 am Pak Prasojo, Dari penjelasannya, apakah MCB pada meteran listriknya ikut dimatikan atau OFF? Jika ya, maka ada kemungkinan sewaktu instalasi meteran pln yang disambungkan ke MCB adalah kabel neutralnya dan bukan phase. Juga ada kebocoran instalasi pada jaringan listrik dirumah sehingga ada arus yang menggalir dari phase ke tanah. Untuk memastikan apakah yang tersambung dengan MCB itu kabel neutral atau phasa adalah dengan cara memutus atau meng-offkan

MCB, kemudian kita test tiap-tiap lubang di stok kontak dengan test pen. Jika ada yang menyala, maka yang masuk ke MCB adalah neutralnya. Sedangkan untuk mengecek kebocoran arus pada instalasi bapak, dimana diperlukan pengecekan pada tiap2 sambungan kabelnya, adakah yang menyentuh tanah, atau neutral kabel ada yaag menyentuh tanah. Untuk mengubah kabel yang masuk ke MCB meter PLN, maka harus menghubungi PLN, sebab meter listrik adalah milik PLN dan dalam keadaan tersegel. Tapi jika MCB di meteran tidak OFF dan meteran tetap berjalan, maka perlu diperiksa kembali apakah benar semua peralatan listrik dimatikan dan dicabut kabel colokan dari stop kontak. Jika sudah dilakukan, maka kemungkinan lainnya adalah terjadi kebeocoran pada instalasi listrik seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Terima kasih kembali dan semoga informasi ini bisa bermanfaat. Salam, Reply

Teto: April 15, 2012 at 11:03 am Tks informasinya Oom, sangat berguna sekali. Apakah ada informasi mengenai instalasi elektrik water heater yang aman ? Apakah ada kemungkinan arus bocor lewat air yang membahayakan ? terimakasih. Teto Reply

ILR: June 10, 2012 at 11:01 am Sama-sama Om Teto, Agar instalasi electric water heater tetap aman tentunya harus sesuai dengan petunjuk pemasangan dari pembuatnya. Pada umumnya peralatan listrik seperti ini dilengkapi dengan ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) atau GPAS (Gawai Pengaman Arus Sentuh) menurut bahasa PUIL. Fungsi ELCB ini adalah memutus arus listrik bila terdeteksi adanya kebocoran arus listrik. Jadi yang harus diperhatikan dalam pemasangan water heater adalah adanya pengaman ini dan juga instalasi groundingnya. Semoga bermanfaat. Salam, Reply

nananng: May 4, 2012 at 9:38 pm aku ttp masih bingung dngn listri 3 pasmuankin harus paraktek kali yaaaheheh Reply

ILR:

June 11, 2012 at 12:10 am Kalo ingin praktek gratis, bisa sambil lihat2 gardu distribusi PLN yang ada trafo gantung-nyahe he hanya saran. Salam, Reply

Doddy Setia Graha: May 6, 2012 at 4:35 pm Salam Kenal, Saya sedang cari tulisan tentang listrik sistem 3 phase. Mohon ijin untuk dijadikan rujukan. Was Doddy Reply

ILR: June 11, 2012 at 12:34 am Salam kenal juga Pak Doddy, Silahkan pak agar bisa lebih bermanfaat. Salam, Reply

fuad:

May 19, 2012 at 12:53 pm kalau arus netral pada saluran 1 phasa disebabkan karena apa yaw? Reply

ILR: June 11, 2012 at 2:37 am Pak Fuad, Jika yang dimaksud dengan saluran 1 phase pada rumah tinggal, maka arus netralnya disebabkan karena ketidakseimbangan beban pada sistem 3-phase. Tapi jika yang dimaksud dengan saluran 1 phase dari output generator maka arus netralnya merupakan arus balik dari beban listrik. Salam, Reply

wahyu: May 21, 2012 at 2:22 pm mohon gambar pengawatan instalasi rumah tinggal Reply

ILR:

June 11, 2012 at 2:59 am Pak Wahyu, Sudah dikirim ya. Salam, Reply

bayu: May 23, 2012 at 12:24 am Salam kenal, Apakah ada pengaruhnya dengan MPB yang sekarang jika sistem pemasangan di PHB konsumen dipasang dengan sistem Tn-C-S?? Reply

ILR: June 11, 2012 at 3:50 am Salam kenal juga Pak Bayu, Jika sistem TN-C-S diterapkan pada PHB konsumen, maka terjadi penggabungan kabel netral dan ground disitu. Karena posisi penggabungan tadi terjadi setelah meter prabayar, maka akan ada arus netral dari jala2 PLN (karena ketidakseimbangan beban 3-phase) yang melewati MPB untuk mengalir ke pentanahan. Akan timbul tulisan PERIKSA pada MPB. Jadi sistem TN-C-S nya dilakukan pada terminal masuk MPB. Salam,

Reply

hant: May 25, 2012 at 9:46 pm om,.. mohon petunjuk,.. jika ingin membagi arus 3 fase dari induk ke distribusi dan terus kepemakai,.. baiknya bagaimana ya,.. dan apa yg perlu diprhatikan,.. trims Reply

ILR: June 11, 2012 at 4:09 am Dear Hant, Untuk membagi beban 3 fase yang harus diperhatikan adalah keseimbangan beban masing2 sama. Usahakan total beban masing2 phase tidak berbeda jauh. Untuk hal teknis lainnya adalah pemilihan MCB untuk panel induk dan distribusi, pemilihan ukuran kabel, wiring kabel atau pemasangan busbar, besarnya daya yang ingin disalurkan dan juga setting proteksinya. Salam, Reply

Rozi: May 30, 2012 at 4:49 pm Om, kenapa MCB di dalam MPB rumah saya selalu ngejeplak setiap ada mati listrik dari PLN (pusat) Reply

ILR: June 11, 2012 at 4:56 am Om Rozi, MPB-nya merk apa yah? Salam, Reply

sanchia janita: June 11, 2012 at 5:11 pm mau tanya mengapa motor induksi 3 phase jika phase ditukar terbalik putarannya Reply

ILR:

June 13, 2012 at 9:50 pm Sanchia, Motor induksi 3-phase bisa berputar karena adanya medan putar yang timbul dari kumparan stator, yang diberikan arus listrik 3 phase tadi. Medan putar ini kemudian menginduksi kumparan rotor yang menimbulkan medan magnet juga yang akhirnya membuat rotor bisa berputar sesuai arah putaran medan putar stator tadi. Jika kabel phase-nya ditukar maka arah putaran medan putar tadi terbalik sehingga putaran rotor akan ikut terbalik. Salam, Reply

david: June 13, 2012 at 9:07 pm sy mau tanya bagaimana cara menentukan titik r s t dari kabel pln yg masuk ke meter klo boleh tolong email sy ya thx Reply

ILR: June 19, 2012 at 9:40 am Bro David, Sudah direspon by email ya. Salam,

Reply Leave a Reply Your email address will not be published. Required fields are marked * Name * Email * Website

Comment You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong> Beritahu saya jika ada komentar terbaru lewat e-mail Notify me of new posts by email. Artikel Populer

Arde atau Grounding untuk Instalasi Listrik Rumah 30468 view(s) Bagaimana Memastikan System Grounding di Rumah Terpasang dengan Baik 15982 view(s) Pengawatan Meter Prabayar dan Munculnya Tulisan PERIKSA 15073 view(s) Kabel Listrik dan Kuat Hantar Arus 12688 view(s) Mengenal Peralatan Instalasi Listrik Rumah 12263 view(s) Sistem Listrik 3-Phase 11671 view(s) MCB sebagai Proteksi dan Pembatas Daya Listrik (2) 11321 view(s)

Mengenal Peralatan Instalasi Listrik Rumah (2) 9321 view(s) Apa dampaknya bila mesin pompa air sering start stop dalam interval yang singkat? 7783 view(s) Cara Kerja Kontrol Level Tangki Air 7423 view(s)

Artikel Terbaru

Sistem Listrik 3-Phase Pengawatan Meter Prabayar dan Munculnya Tulisan PERIKSA Faktor Koreksi Kuat Hantar Arus dan Warna Kabel Kabel Listrik dan Kuat Hantar Arus Koneksi Kabel Rangkaian Level Switch Relay Cara Kerja Kontrol Level Tangki Air MCB sebagai Proteksi dan Pembatas Daya Listrik (2) MCB sebagai Proteksi dan Pembatas Daya Listrik Apa dampaknya bila mesin pompa air sering start stop dalam interval yang singkat? Menghitung Kapasitas AC Rumah Yang Sesuai Dengan Luas Ruangan

Search for: Statistik Kategori

Artikel (17) o Instalasi&Sirkuit (9) o Keselamatan (2) o Pengertian Dasar (3) o Peralatan Listrik (3) Berita (1) Sharing (1) Tips (2)

Komentar Terbaru

taupan: Idealkah bila kabal BC arde untuk grounding di celupkan/cemplungkan ke sumur atau sungai , sisi POSITIV DAN... Fadilah: salam hari ini baru saja ada instalatur suruhan PLN pasang instalasi setelah meteran. setelah saya cek...

eka: Maaf Pak, satu lagi pertanyaan saya. Untuk rumah satu lantai apakah perlu dipasang penangkal petir? di sebelah... eka: Pak mohon bantuannya. Saya sedang membangun rumah dan awam listrik. Pertanyaan saya: 1. Untuk kabel dari Kwh... aden: bagaimana cara kita mengetahui bahwa kabel netral bertegangan?

Link Sahabat

Stroom Prabayar Teknisi Instrument

2011 InstalasiListrikRumah.com. Designed by YudiFlasheR.

Anda mungkin juga menyukai